Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Adrian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit M. Yacop
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantan Alam Rustandi
Abstrak :
Kawat SWRH 82 B merupakan kawat baja karbon tinggi yang banyak digunakan pada industri otomotif seperti untuk elemen pegas, tire cord dan lain lain. Pada proses pembentukan kawat untuk mendapatkan diameter yang diinginkan dilakukan proses penarikan. Setelah proses penarikan ini biasanya kekuatannya meningkat tetapi elongasinya menurun. Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam penarikan selanjutnya. Proses patenting merupakan proses perlakuan panas yang sering digunakan pada kawat untuk menambah elongasi dari kawat yang telah mengalami proses penarikan sebelumnya. Dalam penelitian ini, temperatur patenting yang dipakai adalah 570' C, dan 590' C dengan waktu tahan masing-masing temperatur 1, 1 1/2 dan 2 menit. Struktur akhir yang diharapkan dari proses ini adalah perlit halus disebabkan perlit halus mempunyai sifat keuletannya tinggi dengan kekuatan yang cukup besar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Susandi
Abstrak :
Pada proses pembentukan kawat. seringkali mengalami penarikan. Hal ini akan mengakibatkan kekuatan dan kekerasan kawat meningkat sedangkan elongasi dan mampu reduksinya akan menurun diakibatkan adanya pengerasan regang (strain hardening). Proses patenting merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keuletannya dengan penunman kekuatan dan kekerasan yang tidak terlalu drastis. Pada penelitian ini, temperatur patenting yang dipakai adalah 60ffC. 65(/'C dan 7(J(fC sedangkan waktu tahan masmg-masing 1, J Yz dan 2 menit. Struktur akhir yang diharaplam adalah per!it kusar karena perlit kasar mempunyai keuletan yang Tinggi dengan kekuatan dan kekerasan yang cukup tinggi. Media eel up yang digunakan adalah udara panas yung dimampatkan atau dikenal dengan nama"Air Patenting" dan dapur yang digunakan adalah JJapur "Protective Atmosphere Cunrruf". Sebagai pembanding pada proses patenfing ini adalah proses anil penuh. Ani! penuh dilakukah pada suhu austenisasi 80(/'C dan pendinginan di dalam dapur sekitar 8 Jam. Dari hasil penelitian didapal hast{ dengan proses patenting terjadi peruhahan struktur mikro dimana bentuk butir yang semula pipilt menjadi butir baru yang lebih sama sisi (equiaxed) sedangkan slruktur mikro yang dihasilkan berupa per/it kasar. Kekuatan tarik dan kekerasan menurun sedangkan keuletan dan mampu reduksinya naik. Keuletan naik dari 3, 72% menjadi lebih dari 8%.. .)semakin tinggi temperatur transjiJrmasi dan lamanya waktu penahanan mengakibatkan struktur perlit yang semakin kasar sehingga kekuatan larik dan kekerasan menurun serta keuletan dan mampu reduksinya naik diakibatkan butir dan jarak Jamel yang dihasilkan lebih besar. Sedangkan pada proses anil penuh diltasilkan struklur nukro herupa sementif yang sudah mutu; be.rbentuk speroid. Arting dengan menggzmakanlemperatur auslenisasi 80rfC dan penahanan selama lebih kurang 8 jam tidak dihasilkan struktur mikro perlit kasar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Putri Cahya Maulida
Abstrak :
Penelitian ini mengevaluasi kemampuan pembentukan lembaran jaring kawat baja tahan karat SS304 dan SS201 (mesh 8) untuk aplikasi inti komposit sandwich otomotif. Tujuan penelitian adalah menilai kesesuaian jaring kawat sebagai alternatif ringan untuk komponen otomotif berdasarkan kemampubentukannya. Pengujian non-simulatif dan simulatif dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik pembentukan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jaring kawat SS304 memiliki koefisien pengerasan regang sebesar 0,605 dan regangan total 5,2%. Pengujian simulatif menunjukkan Limiting Dome Height (LDH) 16,3 mm untuk SS304 dan 13,7 mm untuk SS201. Limiting Draw Ratio (LDR) 2,75 dan 2,7 masing-masing untuk SS304 dan SS201, menunjukkan kemampuan penarikan dalam yang lebih baik dibandingkan dengan SS304 monolitik. Meskipun jaring kawat SS304 dan SS201 memiliki kemampuan pembentukan yang memadai, SS304 menonjol dalam uji penarikan dalam karena pengerasan regang dan anisotropi yang lebih baik. ......This study evaluates the formability of stainless steel wire mesh sheets SS304 and SS201 (mesh 8) for automotive sandwich composite core applications. The research aims to assess the suitability of wire mesh as a lightweight alternative for automotive components based on its formability. Non-simulative and simulative tests were conducted to evaluate forming characteristics. Test results show that SS304 wire mesh has a strain hardening exponent (n-value) of 0.605 and a total elongation of 5.2%. Simulative testing reveals a Limiting Dome Height (LDH) of 16.3 mm for SS304 and 13.7 mm for SS201. The Limiting Draw Ratio (LDR) is 2.75 and 2.7 respectively for SS304 and SS201, indicating better deep drawing capability compared to monolithic SS304. Despite both SS304 and SS201 exhibiting adequate formability, SS304 stands out in deep drawing tests due to its superior strain hardening and better anisotropic properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Media Nofri
Abstrak :
Penelitian yang manggunakan beberapa sample kawat baja karbnn rendah tipa K5 1005 Q C = 0,08 1 ], K5 1008 ( C = 0,10 i ) dan K5 1015 ( 0 = 0,10 % ), bertujuan untuk menyelidiki pangarun aifat deformasi Ferrit dan pearlit yang tarkandung dalam material (sample) sehagai akibat dari proaes penarikan dingin (cold drawing). Untuk mengindentifikasi sifat deformasi tersehut diatas, dilakukan beherapa pengujian terhadap berbagai ukuran diameter kawat haail penarikan. Pengujian-pengujian tersebut adalah : Uji metallografi, Uji Kekerasan dan Uji Tarik. Dari hasil panelitian tarlihatbahwa besarnya kadar karbon sangat berpengaruh terhadp sifat-sifat mekanis dari material yang diuji, karena kawat baja tipa KS 1015 (C= 0,18 %) mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan kawat baja tipe lain. Dan juga terlihat bahwa semakin_besar tingkat drawing strain (reduksi), maka semakin tinggi pula kekuatan tariknya. Sebaliknya, keliatan (ductility) akan manurun seiring dengan kanaikan drawing strain. Selain itu juga didapatkan hubungan antara deformasi makroskopik d) clan mikroakopik (Ed ), dima-na terlihat bahwa dangan meningkatnya e;d akan mengakibatkan harga (Ed)candarung mendekati kaadaan deformasi humogan. Sementara, dari uji kekaraaan nampak bahwa aemakin besar drawing strain, make makin bartambah nilai kakerasannya. Terlihat pula bahwa fasa P adalah yang paling keras, kemudian berturut-turut disusul oleh fase (alpha) + P dan fase (alpha). Dan akhirnya, akibat meningkatnya drawing strain, maka ratio kekerasan fase P terhadap fase (alpha) cenderung mendekati harga yang sama (H p/h (alpha)=1). Dengan kata lain kecepatan kenaikan kekerasan fase (alpha) lebih tinggi dari fase P).
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Katili, Sari
Abstrak :
Pengujian relaksasi-tegangan tarik adalah pengujian yang bertujuan untuk melihat ketahanan (performance) suatu bahan terhadap pengaruh waktu dan temperatur. Pengujian ini termasuk satu "rumpun" dengan pengujian creep.

Pengujian relaksasi-tegangan tarik pada PC (Prestressed Concrete) Wire bertujuan untuk melihat pengaruh pengujian relaksasi-tegangan tarik terhadap PC Wire diameter 7 mm yang diproduksi di Indonesia.

Hasil penelitian secara mikro dengan pendekatan terhadap grafik distribusi kekerasan bahan, terlihat gejala perilaku deformasi elastis-plastis yaitu adanya pengaruh kerapatan dislokasi dan deformasi elastis-plastis. Dan hasil perlakuan anil stress-relieve akan memperlambat kecepatan relaksasi tegangan. Pada komposisi kimia, dimana pengaruh unsur Mn dan Si memperlambat kecepatan relaksasi tegangan. Sedangkan pengaruh unsur S dan P memberikan efek yang sebaliknya.

Produksi PC Wire yang dibuat di Indonesia didapatkan hasil bahwa PC Wire PT I memiliki kecepatan relaksasi-tegangan yang rendah di banding dengan PT S untuk diameter 7 mm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library