Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juriah Mulyanti
Abstrak :
Paduan Baja Mangan Austenit adalah salah satu baba komersial yang banyak digunakan dalam industri karena memiliki kekerasan dan ketangguhan yang cukup tinggi. Kekerasan dan ketangguhan baja sangat dipengaruhi oleh kandungan Mn dan proses perlakuan panas yang diterapkan. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kandungan Mn dalam paduan baja mangan austenit, maka dilakukan penelitian dengan membandingkan paduan baja mangan austenit dengan kandungan Mn masing-masing 10%, 11%, 12%, 13% dan 14%. Sedangkan untuk mengetahui perlakuan panas yang sesuai, dilakukan perlakuan austenisasi dengan variasi temperatur 970°C, 1010°C, 1050°C, 1090°C dan 1130°C selama 45 menit yang diilcuti pencelupan air. Proses temper dilakukan untuk separuh sampel dengan pemanasan pada temperatur 300°C selama 60 menit. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada kondisi as cast, penambahan Mn akan meningkatkan nilai kekerasan tetapi menurunkan harga impak. Pada. proses perlakuan panas, kenaikan temperatur austenisasi menyebabkan turunnya nilai kekerasan dan naiknya harga impak, sementara proses temper menyebabkan naiknya kekerasan meski tidak terlalu besar. Pada penelitian ini kekerasan dan ketangguhan yang optimum diperlihatkan pada paduan baja mangan austenit dengan kandungan 13% Mn yang mengalami perlakuan panes dengan temperatur austenisasi 970°C selama 45 menit, pencelupan air, tanpa temper.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donanta Dhaneswara
Abstrak :
ABSTRAK
Baja AISI 3215 merupakan salah satu kelas baja karbon rendah, yang penggunaannya untuk machinery steels. Dalam aplikasinya material ini mengalami gesekan dan pembebanan kejut.

Dalam penelitian ini dilakukan proses karburisasi padat dengan menggunakan media karburisasi yang berbeda, yaitu Green Petroleum Cokes dan Arang Tempurung Kelapa. Proses karburisasi dilakukan pada temperatur 890°C, 920°C dan 950°C dengan waktu tahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam.

Dengan peningkatan waktu tahan dan temperatur, secara umum harga kekerasan permukaan Baja AISI 3215 semakin meningkat dari 223 HVN menjadi 958 HVN, demikian pula untuk kedalaman kulit hasil karburisasi dari 0 Pm mencapai 1910 pm.

Dari kedua media karburisasi, ternyata media Green Petroleum Coke lebih baik jika dibandingkan dengan media Arang Tempurung Kelapa.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian
Abstrak :
Dengan latar belakang beberapa kali pengalaman mendapatkan kebocoran di sistem perpipaan pada salah satu pembangkit listrik panas bumi. Maka dilakukan uji polarisasi yang dilakukan di laboratorium untuk material: - CS A106 Gr.B : Material untuk pipa kondensat - API 5 CT/J55 : Material ?Casing? untuk sumur injeksi - Stl. 410/15% Cr : Material untuk poros pompa - SUS 316 : Material untuk sudu pompa. Dan dilakukan pula uji lapangan yang menggunakan Electrical resistant probe sebagai pembanding. Untuk pengujian terhadap produk korosi dilakukan dengan menggunakan XRD dan EDX. Hasil analisis menunjukan bahwa material baja paduan dari A106 dan J55 tidak mampu membentuk lapisan pelindung dan untuk material 316 SS dan 15% Cr. mampu membentuk lapisan pasif yang sangat besar sampai mempunyai tegangan sekitar 1100 mV Vs SCE(standard calomel electrode) pada lingkungan air kondensat yang berasal dari panas bumi. Hal ini menunjukan bahwa material 316 SS dan 15% Cr. sangat baik sekali dipakai dilingkungan tersebut. Hasil analisis sampel korosi menunjukan bahwa senyawa-senyawa yang terbentuk adalah Fe3O4 (Magnetite) dan Fe2O3 (Hematite), dan senyawa FeO(OH) (Ferric OxyHydroxide). Hal ini menunjukan bahwa adanya komponen oksigen terlarut yang ikut menyebabkan terjadinya peristiwa korosi. Dari hasil semua pengujian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peristiwa penyebab seringnya terjadi kegagalan atau kebocoran di sistem perpipaan kondensat tersebut adalah akibat terjadinya peristiwa korosi dan erosi. ......Based on various experiences of leaks to the condensate piping system at one of the geothermal energy installations, a polarization test was carried out at the laboratory on the following material: - CS A106 Gr.B : used for Condensate pipe - API 5 CT/J55 : used for Casing of injection well - Stl. 410/15% Cr : used for Pump?s shaft - SUS 316 : used for Pump impeller A field test was also carried out using an electrical resistance probe for comparison and corrosion products were tested using XRD and EDX. The results of analysis showed that carbon steel alloys A106 and J55 did not form a protective layer but 316 SS and 15 % Cr grade was capable of forming a thick passive protective layer with having potential around 1100 mVVs SCE (standard calomel electrode) in an environment of condensate produced from geothermal power plant. This shows that grade 316SS and 15% Cr grades are highly suitabel for use in this environment. The result of analysis of the corrosion sample shows that the compounds formed were Fe3O4 (Magnetite) and Fe2O3 (Hematite) and FeO (OH) (Ferric OxyHydroxide). This shows that there was a dissolved Oxygen component which contributed to the occurrence of corrosion. From the results of all tests and analysis carried out, the conclusion is that repeated failure and leaks in the condensate piping system was caused by corrosion and erosion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21576
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Wijaya
Abstrak :
Pertumbuhan industri baja Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama didorong oleh ekspansi sektor infrastruktur dan konstruksi nasional. Namun, sektor ini menghadapi tantangan kompleks, seperti kenaikan biaya bahan baku, peningkatan biaya energi dan transportasi, dan persaingan ketat dari baja impor. Pandemi Covid-19 lebih lanjut mengganggu rantai pasok baja dan mengubah pola permintaan. Aksesibilitas produk baja internasional di pasar domestik berdampak signifikan pada penggunaan baja yang diproduksi secara dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan regulasi untuk mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kompetitif dalam industri ini. Meskipun terdapat potensi pertumbuhan berkelanjutan di industri baja nasional, penting untuk mengakui dan mengatasi dinamika dan tantangan yang ada. Penelitian ini menawarkan analisis komprehensif tentang industri baja, khususnya pada segmen baja lembaran di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk memproyeksikan perkembangan, tantangan, peluang, dan pergeseran dalam pasokan dan permintaan produk baja lembaran dalam negeri melalui simulasi dinamika sistem. Empat hipotesis dinamis dalam sistem diusulkan dan dianalisis secara cermat. Struktur model saat ini menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas pabrik baja dan penerapan regulasi impor produk baja menghasilkan lonjakan produksi baja flat dalam negeri. Selain itu, memberikan insentif pajak dan penyesuaian tarif muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mengatasi disparitas harga antara baja flat dan bahan baku di dalam negeri. Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan berharga bagi rekomendasi kebijakan yang bertujuan untuk memajukan kemajuan industri baja flat di Indonesia ......The growth of Indonesia's steel industry has been substantial, primarily fueled by the expansion of the national infrastructure and construction sector. However, this sector faces intricate challenges, such as rising raw material costs, increased energy and transportation expenses, and stiff competition from imported steel. The Covid-19 pandemic has further disrupted the steel supply chain and altered demand patterns. The accessibility of international steel products in the domestic market significantly impacts the utilization of domestically produced steel. The Indonesian Government has implemented various policies and regulations to promote sustainable and competitive growth to enhance the industry. While there is potential for sustainable growth in the national steel industry, it is crucial to recognize and effectively address the existing dynamics and challenges. This research offers a comprehensive analysis of the steel industry, focusing specifically on the sheet steel segment in Indonesia. The study seeks to project the trajectory of developments, challenges, opportunities, and shifts in the supply and demand for domestic sheet steel products through system dynamics simulations. Four dynamic hypotheses within the system are proposed and rigorously examined. The current model structure indicates that increasing steel mill capacity and implementing regulations on steel product imports result in a surge in domestic flat steel production. Additionally, providing tax incentives and adjusting tariffs emerges as a promising approach to mitigate price differentials between flat steel and its raw materials within the country. The findings of this research have the potential to offer valuable insights for policy recommendations aimed at advancing the progress of the flat steel industry in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqullah
Abstrak :
ABSTRAK
Pada pengelasan baja, fenomena cold cracking atau retak dingin merupakan problem yang sangat signifikan. Fenomena ini sering terjadi setelah proses pengelasan selesai. Retak ini bisa terjadi pada daerah heat affected zone (HAZ) maupun pada logam las. Secara umum, cold cracking dapat diketahui dan dinyatakan sebagai hadirnya hidrogen dan tegangan pada struktur mikro yang sensitif terhadap retak pada kondisi temperatur di bawah 150oC. Proses pengelasan pelat tebal baja paduan rendah kekuatan tinggi (high strength steel) dalam pembuatan komponen memiliki resiko yang cukup tinggi terhadap terjadinya fenomena cold cracking. Hal ini disebabkan adanya dua parameter yang saling mendukung yaitu pelat tebal dan baja paduan rendah untuk kemungkinan terbentuknya struktur mikro yang sensitif terhadap retak. Baja paduan rendah kekuatan tinggi memiliki sensitivitas terhadap retak relatif tinggi karena memiliki nilai karbon ekuivalen (CE) yang tinggi. Sedangkan pelat tebal, laju pendinginan pengelasan menjadi lebih cepat karena daya serap panas lebih besar jika dibanding dengan pelat tipis. Pengontrolan laju pendinginan menjadi faktor utama pada proses pengelasan pelat tebal baja paduan rendah kekuatan tinggi untuk mendapatkan hasil lasan yang bebas dari cold cracking. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan laju pendinginan pada proses pengelasan baja HSLA dengan tebal 40mm dengan menggunakan media pendinginan udara, blanket dan heater electric. Proses pengelasan yang digunakan Gas Metal Arc Welding (GMAW) dengan parameter pengelasan mengikuti parameter yang tercantum pada standar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cold cracking dapat dihindari dengan mengontrol waktu pendinginan pada temperatur rendah (T300- T100) agar lebih besar dari waktu pendinginan kritisnya. Penggunaan media pendinginan berupa electric heater dapat mencegah terjadinya cold cracking pada daerah HAZ lasan HSLA. Retak dapat terjadi karena adanya konsentrasi tegangan, variasi lokal kekerasan dan struktur mikro serta adanya patahan getas pada permukaan retak.
ABSTRACT
Cold cracking phenomenon is a very significant problem on steel weld. This phenomenon usually occurs after welding process finished. Crack often occurr on heat affected zone area. Generally, cold cracking is caused due to hydrogen diffuse during welding process and stress on micro structure which is susceptible to the crack at low temperature (under 150oC). Welding process on thick plate high strength low alloy steel has high risk to cold craacking phenomenon. The cooling rate of thick plate during welding will increase the absorbtion of heat compare to thin plate. On the other hand, high strength low alloy steel is susceptible to the crack due to high carbon equivalent (CE). Controlling cooling rate is the main factor on thick plate HSLA welding process in order to prevent cold cracking phenomenon. This research will be done by controllong cooling rate on welding process of HSLA steel which have thickness of 40mm and using cooling media such as air, blancket and electric heater. Welding process is carried out by using Gas Metal Arc Welding (GMAW) with welding parameter as stated on the WPS. The result showed that prevention of cold cracking can be done by controlling cooling time at low temperature (T300 - T100) in order to keep cooling time larger than critical cooling time. The use of cooling media with electric heater can prevent the cold cracking at the HAZ of HSLA weldment. Crack can be found on the weldment due to the present of stress concentration, local variation of hardness and micro structure and present of brittle fracture on the crack surface.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susilahadi
Abstrak :
Tesis ini berbasis pada penelitian full-scaled dari sambungan balok-kolom ( beam-column joint) eksterior. Baik balok maupun kolom keduannya merupakan penampang komposit dari penampang kotak baja (di bagian luar) serta beton tanpa tulangan di bagian dalam. Tidak dipasang shear connector pada balok maupun kolom komposit ini. Kolom berdimensi (500x500x3200)mm, sedang balok berdimensi (300x500x2300)mm. Tebal pelat baja 4mm dan mutu baja fy=270 MPa. Beton yang digunakan adalah fc?=33 MPa. Balok dan kolom dihubungkan dengan pelat setebal 16 mm yang dipasang pada sisi atas dan sisi bawah balok dengan alat sambung las. Benda uji dirancang untuk mengalami kehancuran lentur pada titik sejauh 30 cm dari muka kolom. Uji beban dengan menggunakan beban quasi-static berkapasitas 100 ton dengan kemampuan simpangan maksimum sebesar +30/-30 cm. Leleh pertama terjadi pada beban lateral 20 ton dalam simpangan 22 mm. Daktilitas sambungan sebesar 5,93. ......The thesis is based on full-scalled exterior joint. Beam and column are composite sections consisted of steel plate ( out side) and conctrete without reinforced ( inner side). There are no shear connector in the beam and column. The dimension of column is 500x500x3200 mm and the beam is 300x500x2300mm. The thickness of the plate is 4 mm ( fy=270 MPa). Beam and column are joined by 16mm thickness of plate steel in both upper side and lower side of beam by welding. The sample is designed to be bending-collapsed in 30 cm away from the column face. Loading test is performed by quasi-static load of 100 tf capacity actuator with +30/-30 cm maximum displacement. First yielding is occurred in 20 tf lateral force and 22mm lateral displacement. Ductility of the joint is 5.93.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29603
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Putri Nasaruddin Siradz
Abstrak :
Baja paduan rendah (high strength low alloy steel) atau baja HSLA memiliki aplikasi luas termasuk dalam industri alat berat untuk komponen bucket tooth pada excavator. Bucket tooth dikirim ke konsumen dalam keadaan tanpa cacat namun saat diterima, produk mengalami retak yang diindikasikan sebagai delay crack. Delay crack diduga terjadi akibat terjadinya transformasi isotermal pada austenit sisa yang bersifat metastabil sehingga menghasilkan tegangan sisa dan terjadi inisiasi retak selama masa pengiriman. Penelitian ini berfokus pada proses perlakuan panas yang dilakukan, khususnya pada tahap austenisasi. Austenisasi dilakukan selama 28 menit dengan variabel temperatur 850oC, 870oC, 900oC, dan 926oC. Karakterisasi yang dilakukan yaitu metalografi, pengujian kekerasan mikro dan makro, serta pengujian kuantitatif fasa austenit sisa menggunakan program image analyzer. Mikrostruktur yang dihasilkan berupa tempered martensite. Nilai kekerasan baja naik dengan meningkatnya temperatur austenisasi sampai temperatur 900oC kemudian turun pada 926oC. Jumlah austenit sisa menurun dengan naiknya temperatur austenisasi sampai temperatur 900oC kemudian naik pada temperatur 926oC. Temperatur austenisasi paling optimal dengan nilai kekerasan tertinggi dan persentase jumlah austenit sisa terendah pada 900oC. Jika jumlah austenit sisa rendah, maka kemungkinan terjadi transformasi isotermal pada temperatur ruang dari austenite sisa menjadi fasa lain juga menjadi lebih sedikit sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya delay crack. ......High strength low alloy steel has a wide application range, including the heavy equipment industry as material for bucket tooth of excavator. Bucket tooth was shipped to a consumer without any defects but when received, the product has a crack which was indicated as delayed crack. Delayed crack was suspected to happen because the retained austenite experienced isothermal transformation resulting in residual stress and crack initiation during the shipping period. This research focuses on the austenitizing stage of heat treatment process. Austenitizing was carried out for 28 minutes on 850oC, 870oC, 900oC and 926oC. The characterization conducted was metallogaphy, micro and macro hardness testing and retained austenite phase quantification using an image analyzer. The microstructure produced was tempered martensite. The hardness of steel increased with the rise of austenitizing temperature until 900oC, then it decreased at 926oC. The retained austenite amount of steel decreased with the rise of austenitizing temperature until 900oC, then it increased at 926oC. The optimum austenitizing temperature is at 900oC. With low amount of retained austenite, the possibility of isothermal transformation in room temperature of the retained austenite to other phases becomes less so it reduces the likelihood of delayed crack.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Tri Utami
Abstrak :
Sambungan kunci geser merupakan bagian dari jembatan pracetak segmental yang memiliki peranan penting untuk mentransfer gaya-gaya dari suatu segmen jembatann ke segmen lainnya. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan besar beban potensi kegagalan yang dihasilkan dari beberapa variasi kunci geser baja bermutu sedang. Pemodelan numerik dengan metode elemen hingga dilakukan untuk mendapatkan beban potensi retak yang dihasilkan dari variasi tersebut. Pemodelan dilakukan dengan melakukan analisis secara nonlinier dengan menggunakan software ANSYS. Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa variasi yang menghasilkan beban potensi retak pada beton terbesar pada variasi pemberian gaya prategang sebesar 3.45 MPa yaitu 144.690 kN dan variasi yang menghasilkan beban potensi leleh pada sambungan kunci geser terbesar pada variasi jumlah sambungan kunci geser sebesar 3 kunci geser yaitu 1480.300 kN. Dan, dapat diketahui bahwa beton yang akan mengalami beban potensi kegagalan terlebih dahulu dibandingkan dengan sambungan kunci geser. ......Shear key connection is a part of the segmental precast bridge, which has an important role to transfer the forces from one segment to another segment of the bridge. The purpose of this study is to obtain the potential failure load from several variation of medium-grade steel shear key. To fulfill the purpose of this study, numerical simulation with finite element method is used for the modelling method. For this study, the analysis is using nonlinier analysis with software ANSYS. The result of modeling shows that medium-grade steel shear with the variation of the prestressed forces 3.45 MPa is the highest load related to the potential cracking load on the concrete with a value of 144.690 kN and the variation of the amount of 3 shear keys connection is the highest load related to the potential yielding load on the shear key with 1480.300 kN. And, the result of modeling shows that the concrete will be failure and experiences the potential failure load first compared to shear key connection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annida Jihan Maulida
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini dilakukan proses pembentukan lapisan karbida kromium pada material baja SUJ 2 sebagai perlakuan permukaan dengan metode pack cementation menggunakan campuran serbuk berupa FeCr, Al2O3, dan NH4Cl dengan komposisi masing-masing sebanyak 60 , 37 , dan 3 . Proses TRD dilakukan didalam vacuum furnace dengan temperatur 980 dengan variasi waktu tahan selama 4, 6, dan 8 jam untuk dipelajari pengaruhnya terhadap sifat mekanik dan fisik material. Hasil dari pengamatan menggunakan mikroskop optik menunjukkan adanya peningkatan ketebalan lapisan seiring dengan penambahan waktu tahan. Pada substrat juga ditemukan fasa yang terbentuk berupa pearlite, cementite. Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan morfologi lapisan yang cukup baik yang dibuktikan dari tidak terbentuknya banyak porositas. Karakterisasi XRD menunjukkan senyawa karbida kromium dalam lapisan berada dalam bentuk Cr23C6 dan Cr7C3. Pada pengujian kekerasan mikro Vickers didapat hasil dengan kekerasan sebesar 1738.62, 1738.72, dan 1739.64 HV untuk setiap variabel, masuk kedalam spesifikasi kekerasan aplikasi pin silent chain sebesar 1700 HV dan laju aus yang didapat menurun seiring dengan kenaikan kekerasan, dimana untuk masing-masing waktu tahan sebesar 0.000698, 0.000658, dan 0.000627 mm3/m.
ABSTRACT<>br> In this study, the formation of chromium carbide layer on SUJ 2 tool steel substrate as a surface treatment by thermo reactive diffusion process with pack cementation method was observed. The powder used are Al2O3, NH4Cl, and FeCr as carbide forming elements with the composition of 37 , 3 , 60 for each. TRD process performed in rotating vacuum furnace for 4, 6, and 8 hours on 980oC. The result shows time variation effect on the carbide layer. Microstructure of SUJ2 after TRD process observed by Optical Microscope shows the layer thickness increases as the increasing of holding time. The microstructure phase identified as pearlite and cementite. The morphology of carbide layer observed with SEM shows a smooth and dense layer with almost no porosity formed. Cr23C6 and Cr7C3 found on the layer by XRD and microhardness obtained using Vickers hardness testing for each samples are 1738.62, 1738.72, and 1739.64 HV. The wear rates are inversely proportional with the hardness value where the values are 0.000698, 0.000658, and 0.000627 mm3 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fawazul
Abstrak :
ABSTRAK
Thermal Reactive Deposition TRD dengan metode pack cementation dan Ferrovanadium sebagai carbide former telah dilakukan untuk membentuk lapisan karbida pada baja perkakas SUJ2. Penelitian ini menganalisis pengaruh penambahan serbuk FeV daur ulang kepada serbuk FeV baru terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Dilakukan pengujian X-Ray Fluorescence untuk mengetahui komposisi unsur kimia yang terkandung pada kedua jenis serbuk agar dapat melakukan analisis perhitungan untuk menentukan penambahan serbuk sisa FeV terhadap serbuk baru FeV. Analisis perhitungan menghasilkan 4 variasi rasio serbuk FeV yang akan diteliti yaitu serbuk FeV baru 100 ; serbuk sisa FeV 100 ; serbuk baru FeV : serbuk sisa FeV 50 :50 ; serbuk baru FeV : serbuk sisa FeV 25 :75 . Hasil analisis mikroskop elektron SEM dan mikroskop optik OM menunjukkan lapisan karbida terbentuk pada setiap sampel memiliki ketebalan lapisan relatif sama yaitu sekitar 18 . Hasil lapisan dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X XRD menunjukkan terdapat senyawa vanadium karbida pada lapisan tersebut. Pengujian kekerasan dan keausan sampel diperoleh nilai yang relatif sama yaitu sekitar 1800 HV dan 3 x 10-5 mm3/m. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan serbuk sisa FeV terhadap serbuk baru FeV dapat dilakukan karena hasil pengujian dengan berbagai rasio memiliki hasil yang relatif sama dan nilai kekerasan masuk ke spesifikasi aplikasi rantai sebesar 1700 HV
ABSTRACT<>br> Thermal Reactive Deposition TRD by pack cementation method and Ferrovanadium as carbide former has been examined to form the carbide layer on SUJ2 tool steel. In this study, effect of addition recycled FeV powder to new FeV powder to the product quality. Calculation analysis resulted 4 variations of FeV powder ratio to be studied i.e. 100 new FeV powder 100 recycled FeV powder new powder FeV recycled FeV powder 50 50 New FeV powder recycled FeV powder 25 75 . Electron microscope SEM and optical microscope OM analysis showed that the carbide layer formed in each sample had the same relative layer thickness of about 18 . X ray diffraction XRD characterized showing that there were a vanadium carbide compound in the formed layer. Hardness test and wear test resulted a relatively similar hardness value of about 1800 HV and 3x10 5 mm3 m. It can be concluded that the use of recycled FeV powder to the new FeV powder can be applied because the test results with various ratios that have been done have relatively similar results and meet the hardness application specification of 1700 HV.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>