Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Statin adalah kelompok obat antihiperlipidemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Statin dapat menghambat kerja enzim HMG CoA reductase yang berperan dalam reaksi konverasi HMG CoA dalam sintsesis kolesterol dalam hati. Dehidrolovastatin adalah senyawa analog dari lovastatin yang nantinya digunakan untuk terapi pasien yang mempunyai kadar kolesterol darah yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan metode yang valid untuk penetapan
kadar dehidrolovastatin dalam plasma in vitro. Validasi metode analisis ini meliputi studi tentang kurva kalibrasi dan linieritas, LLOQ dan selektivitas, akurasi, presisi, perolehan kembali dan stabilitas. Metode analisis ini menggunakan KCKT Knauer dengan perangkat detektor UV 2500, kolom Kromasil ®100-5, C18, 250 x 4,6 mm.
Sistim fase terbalik ini mempunyai kondisi optimum yaitu menggunakan fase gerak asetonitril dan asam fosfat 0,1 % (75:25), laju alir 1,2 mL/menit, standar internal simvastatin dan panjang gelombang 238 nm. Sampel dengan rentang konsentrasi 0,013 - 0,200 ppm memberikan kurva kalibrasi dengan koefisien korelasi 0,998 dan LLOQ 0,013 ppm. Hasil penelitian validasi metode penetapan kadar ini memenuhi persyaratan standar.

Abstract
Statins are antihyperlipidemic drugs for lowering LDL-cholesterol level in human blood. They were designed to inhibit HMG CoA reductase in the liver so that the enzyme will not catalyze the transformation of HMG CoA into early precursor of LDL-cholesterol. Dehydrolovastatin is a kind of statins whose structure is analogous to lovastatin (its starting material). The aim of this study was to validate method for
in vitro analysis of dehidrolovastatin in plasm. The validation included studies of calibration curve and linearity, LLOQ and selectivity, accuracy, precision, recovery, and stability. Dehidrolovastatin was deteminated by Knauer ® HPLC using UV 2500
detector, Kromasil ® 100-5, C18, 250 mm, 4.6 mm i.d., column. Reversed phase was applied with the optimal condition such as mobile phase acetonitrile and phosphoric acid 0.1 % (75:25), the flow rate of 1.2 mL. minutes -1, simvastatin as internal
standard and wavelength 238 nm. Concentrations of sample ranged from 0.013 to 0.200 ppm with correlation coefficient of the calibration curves 0,998 and lower limit of quantitation was 0.013 ppm. The results of validation studies fulfilled standard criteria."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Lembaga Biomedis Direktorat Kesehatan TNI-AD, Jakarta], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
William Sanjaya
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T59243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabbath Marchend
"Statin telah diketahui dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam
darah. Statin menurunkan kandungan kolesterol dengan cara menghambat
kefja enzim HMG Co-A reduktase yang dibutuhkan pada biosintesis
kolesterol, Enzim tersebut mengkatalis reaksi perubahan p^iidrokshpmetilglutaril
Co-A menjadi asam mevalonat. Statin biasanya dihasilkan
melalui fermentasi dengan menggunakan kapang jenis Aspergillus dan
Monascus. Akan tetapl, statin yang dihasilkan dari kapang Monascm tipe
liar, kadamya masih relatif kecil. Untuk Itu dilakukan upaya peningkatan
galur untuk mendapatkan galur yang leblh potensial dafem menghasilkan
statin. Jenis Monascus yang dipakal adalah Monascus purpumus. Upaya
peningkatan galur dilakukan dengan mutasi sinar gamma (y) pada
beberapa dosis irradiasi yaitu 0,1-0,5 kGy. Seleksl mutan dilakukan
secara aoak trerdasarican pola penampakan koloni pada cawan petii dan
setelah itu dipilih dosis optimum irradiasi (dosis yang memberikan persentasi
survival terkecil) berdasarkan jumlah koloni tunggal yang terbentuk. Dosisdosis
optimum yang didapatkan adalah 0,2 ; 0,3 dan 0,4 kGy. Fermentasi
yang dilakukan terhadap Monascus purpureus tipe liar dan isolat-isolatnya
tidak menunjukkan adanya statin. Beberapa senyawa yang diperkirakan
dihasilkan pada fermentasi dari isolat Monascus purpureus dan tipe liarnya
adalah pigmen warna monascin, monascorubrin, ankaflavin, serta
rubropunctatin

Statin has been known capable of reducing cholesterol content in
blood by inhibiting HMG Co-A reductase enzyme (an enzyme which is
needed in cholesterol biosynthesis). This enzyme catalysts the formation of
mevalonic acid from p-hydroxyl- p-methylglutaryl Co-A. Statin is usually
produced from the fermentation of AspergUlus and Monascus, but the statin
yield from the fermentation of Monascus wild type is still low. Therefore, it
needs strain improvement to increase the statin production which is done by
modifying the genetics. The strain used in this experiment Is Monascus
purpureus. The strain improvement is done by mutating Monascus purpureus
wild type using gamma (y) ray in several doses. The doses used in the
irradiation are 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 and 0,5 kGy. Mutant selection is done
randomly based on the single colony pattern on petri dish. Before random
selection, the optimum doses of irradiation are needed to be determined. The
optimum doses are those which give the smallest survival fractions. Those
optimum doses are 0,2 kGy, 0,3 kGy and 0,4 kGy. Monascus purpureus wild
type and its isolates did not produce any statin under fermentation in Miyake's
medium. Several compounds which were predicted produced from
Monascus purpureus wild type and its isolates are monascin, monascorubrin,
ankaflavin and rubropunctatin
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan uji validitas dan reliabilitas kuesioner Morisky Medication Adherence Scale 8 (MMAS-8) versi bahasa Indonesia untuk mengukur kepatuhan konsumsi statin pada 40 penerbang militer di Skadron Udara Halim Perdanakusuma pada tanggal 6 April-15 Mei 2016. Hiperkolesterolemia merupakan penyebab penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan inkapasitasi dalam penerbangan. Salah satu cara untuk mengontrol hiperkolesterolemia adalah dengan minum obat antikolesterol golongan statin, namun belum ada instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan minum obat statin di kalangan penerbang militer di Indonesia. Validitas diuji dengan validitas kriteria. Reliabilitas diuji dengan konsistensi internal dan uji ulang (test-retest). Didapatkan korelasi negatif lemah dan tidak ditemukan hubungan bermakna antara antara kadar kolesterol dan tingkat kepatuhan minum statin (koefisien Spearman -0,199; p=0,218). Konsistensi internal moderat (Cronbach?s α=0,759) dengan reliabilitas tes ulang yang baik (koefisien Spearman=0,860). Hasil uji validitas dan reliabilitas MMAS 8 versi bahasa Indonesia pada penerbang militer belum dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan minum statin pada penerbang militer di Indonesia.

ABSTRACT
This study analyzed the validity and reliability of Morisky Medication Adherence Scale 8 (MMAS-8) Bahasa version to measure statin adherence among 40 military pilots in Halim Perdanakusuma Air Force Base on April 06th-May 15th 2016. Hypercholesterolemia is the cause of cardiovascular disease which lead to inflight incapacitation. One of the way to control hypercholesterolemia is using statin medication, however there has not been an instrument to measure statin adherence in military pilots in Indonesia. Validity was confirmed using crirerion-related validity. Reliability was tested for internal consistency and test-retest reliability. Negative weak correlation and no significant association between cholesterol and statin adherence level (Spearman coefficient -.199, p=0.218) was found. Moderate internal consistency and excellent test-retest reliability were found (Cronbach?s α=0.759; Spearman correlation=0.860). Validity and reliability of MMAS 8 Bahasa version has not been able to be used to measure statin adherence among military pilots in Indonesia."
2016
T46639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Zahara
"Edema miokardium dapat menyebabkan disfungsi miokardium. Pada operasi bedah pintas arteri koroner (BPAK), proses inflamasi dan reperfusion injury menyebabkan edema miokardium. Berbagai cara telah dilakukan untuk menghambat edema miokardium namun belum ada yang terbukti efektif. Statin merupakan obat yang memiliki efek pleiotropik sebagai anti inflamasi. Penelitian pada subjek hewan menunjukkan bahwa statin dapat mengurangi edema miokardium. Sebagai respons terhadap kondisi stress, jantung mengeluarkan berbagai sitokin seperti follistatin-like 1 (FSTL1). FSTL1 berperan dalam proses edema miokardium. Untuk mengurangi edema miokardium pasien BPAK dilakukan pemberian Atorvastatin 80 mg selama 2 minggu sebelum operasi.
Penelitian dilakukan secara uji klinis tersamar ganda pada pasien berusia 40–65 tahun yang menjalani operasi BPAK. Dilakukan dari Februari 2017 hingga Maret 2018 di rumah sakit jantung dan pembukuh darah Harapan Kita. Subjek penelitian diacak ke dalam dua kelompok, kelompok Atorvastatin dosis 80 mg dan Atorvastatin dosis 10 mg. Pemeriksaan edema miokardium dilakukan dengan MRI pada hari ke-6 pascaoperasi. Pemeriksaan FSTL1, PKA, PKB dan hs-CRP diambil dari plasma darah 1 hari sebelum operasi, hari ke-1 dan hari ke-6 pasca operasi. Parameter MRI yang dinilai adalah nilai T2 relaxation time.
Sebanyak 20 pasien termasuk dalam kelompok Atorvastatin 80 mg dan 20 pasien dalam kelompok Atorvastatin 10 mg. Terdapat 7 subjek yang drop out. Pemeriksaan MRI mendapatkan nilai T2 relaxation time yang lebih rendah pada kelompok Atorvastatin 80 mg (50,11 ms vs. 59,03 ms, p = 0,01). Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara FSTL1 dengan T2 relaxation time. Pemeriksaan FSTL1, PKA dan PKB tidak berbeda secara bermakna antara kedua kelompok sedangkan kadar hs-CRP lebih rendah serta bermakna secara statitistik pada kelompok Atorvastatin 80 mg.
Simpulan: Pemberian Atorvastatin dosis 80 mg dapat menurunkan kejadian edema miokardium pasca BPAK dan menunjukkan efek antiinflamasi yang lebih baik dari pada Atorvastatin 10 mg.

Myocardial edema can cause myocardial dysfunction in many pathological states. During coronary artery bypass surgery (CABG), there is inflammatory system activation as well as reperfusion injury which can produce myocardial edema. Many efforts has been applied in order to prevent those process but none has proven effective. Statin is a drug with many pleiotropic effects as anti inflammatory. Animal study revealed that statin can decrease myocardial edema, In response to stress conditions, heart produced many cytokines, such as follistatin-like 1 (FSTL1). FSTL1 has a principal role in reducing myocardial edema. This study tried to find the effectiveness of Atorvastatin 80 mg, also known as high dose statin, in decreasing myocardial edema after CABG surgery.
Double blinded clinical trial was performed, in patients 40–65 years of age who underwent CABG surgery. This study was conducted from February 2017 until March 2018 at National Cardiovascular Centre Harapan Kita. Subjects were randomized and divided in two groups, high dose Atorvastatin (80 mg) and low dose atorvasatin (10 mg). Myocardial edema evaluation using magnetic resonance imaging (MRI) was done in day-6 after surgery. FSTL1, PKA, PKB, and hs-CRP were evaluated before surgery, day-1 after surgery, and day-6 after surgery. T2 relaxation time was used as the MRI parameter of myocardial edema.
There were 20 patients treated with Atorvastatin 80 mg and 20 patients at Atorvastatin 10 mg. There were 7 subject who dropped out. MRI evaluation found lower T2 relaxation time in high dose group (50,11ms vs. 59,03 ms, p = 0,01). There was no significant correlation between FSTL1 and T2 relaxation time. FTSL1, PKA and PKB in both groups were not statistically different but hs-CRP value was statistically lower in high dose group.
Conclusion: Atorvastatin 80 mg can decrease the incidence of myocardial edema after CABG surgery and shows a better anti-inflammatory effect than Atorvastatin 10 mg. The correlation between statin and FSTL1 in term of myocardial edema has not been defined yet.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Nurhikmah
"Dislipidemia merupakan suatu keadaan ketidakseimbangan profil lipid dalam tubuh dan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit arterosklerotik. Pemberian statin sebagai pilihan utama dalam terapi dislipidemia, terbukti aman namun berpotensi menyebabkan masalah terkait obat yang mempengaruhi efektivitas dan keamanan pengobatan. Masalah terkait obat dapat dikurangi dan diselesaikan melalui kegiatan pemantauan terapi obat oleh apoteker dengan memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pasien dislipidemia rawat inap, mengidentifikasi masalah terkait obat pada pasien dislipidemia rawat inap dan menganalisis pengaruh pemberian informasi dan rekomendasi oleh apoteker terhadap perubahan jumlah masalah terkait obat statin pada pasien dislipidemia rawat inap. Penelitian dilakukan dengan desain pre eksperimental sebelum dan sesudah intervensi secara prospektif yang melibatkan 102 pasien rawat inap dislipidemia. Pemantauan terapi obat dilakukan selama pasien di rawat inap dan diidentifikasi masalah terkait obat menggunakan klasifikasi PCNE versi 9,00 Bahasa Indonesia, data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi dan rekomendasi oleh apoteker terhadap perubahan jumlah masalah terkait obat. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masalah terkait obat yang terjadi pada 102 pasien dislipidemia rawat inap yang teridentifikasi dan dilakukan intervensi sebanyak 307 masalah, terdiri dari 83% masalah keamanan pengobatan dan 17% masalah efektivitas pengobatan, masalah keamanan pengobatan yang terjadi adalah interaksi obat potensial. Pemberian informasi dan rekomendasi oleh apoteker berpengaruh secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dapat menurunkan jumlah masalah terkait obat sebesar 90%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa informasi dan rekomendasi yang diberikan oleh apoteker dapat menurunkan jumlah masalah terkait obat pada pasien dislipidemia rawat inap.

Dyslipidemia is a condition of imbalance in the lipid profile in the body and is one of the risk factors for atherosclerotic disease. Giving statins as the main choice in dyslipidemia therapy has been proven safe but has the potential to cause drug-related problems that affect the effectiveness and safety of treatment. Drug-related problems can be reduced and resolved through drug therapy monitoring activities by pharmacists by providing recommendations for problems that occur. This study aims to describe the characteristics of inpatients with dyslipidemia, identify drug-related problems in inpatients with dyslipidemia and analyze the effect of providing information and recommendations by pharmacists on changes in the number of statin drug-related problems in inpatients with dyslipidemia. The study was conducted with a pre-experimental pre-post design prospectively involving 102 inpatients with dyslipidemia. Drug therapy monitoring was carried out while the patient was hospitalized and drug-related problems were identified using the PCNE classification version 9.00 Indonesian, the data obtained will be analyzed statistically to see the effect of providing information and recommendations by pharmacists on changes in the number of drug-related problems. The results of the study showed that drug-related problems that occurred in 102 hospitalized dyslipidemia patients who were identified and intervened were 307 problems, consisting of 83% medication safety problems and 17% medication effectiveness problems, the medication safety problems that occurred were potential drug interactions. The provision of information and recommendations by pharmacists had a significant effect (p-value 0.000 <0.05) and could reduce the number of drug-related problems by 90%. The conclusion of this study shows that information and recommendations provided by pharmacists can reduce the number of drug-related problems in hospitalized dyslipidemia patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library