Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romy Lesmana
Abstrak :
Baja tahan karat telah digunakan untuk berbagai aplikasi di industri, kimia, makanan dan rumah tangga. Dalam pembuatan produk atau peralatan dari baja tahan karat, pihak manufaktur umumnya menggunakan proses pengelasan sebagai metode penyambungan utama. Permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan karat adalah terbentuknya fasa karbida yang mengendap di batas butir (sensitasi) yang akan menurunkan ketahanan korosi dan kekuatan sambungan las. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh masukan panas dan perlakuan panas terhadap karakteristik mekanis dan korosi baja tahan karat AISI 304. Dalam penelitian ini digunakan material baja tahan karat AISI 304 yang dilas dengan proses GTAW dengan variasi arus pengelasan 120, 140 dan 160A sebagai variabel masukan panas. Proses pendinginan menggunakan dua metode yaitu pendinginan lambat (udara) dan pendinginan cepat (air). Sebagian sampel pendinginan lambat akan diberikan perlakuan solution annealing pada temperatur 1100°C dengan waktu tahan 30 dan 60 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian tarik, kekerasan, lengkung, XRD dan korosi serta pengamatan makro dan mikro struktur untuk mengetahui karakteristik mekanis dan korosi hasil las baja tahan karat tersebut. Hasil pengujian menunjukkan penurunan masukan panas akan meningkatkan kekuatan sambungan las baja tahan karat. Proses pengelasan dengan laju pendinginan lambat (udara) akan menimbulkan presipitasi karbida (sensitasi) pada batas butir material stainless steel AISI 304 sedangkan laju pendinginan cepat (air) tidak menghasilkan pembentukan karbida. Fasa karbida yang terbentuk dari hasil pengelasan adalah Cr7C3. Proses solution annealing pada temperatur 1100°C yang diikuti dengan pendinginan cepat dapat melarutkan kembali fasa karbida yang terbentuk pada batas butir. Hasil uji lengkung pada sampel as welded, solution anneal dan sampel quench yang telah menjalani uji korosi intergranular tidak memperlihatkan adanya retak pada permukaan material. ......Stainless steels have been used for many industrial, chemical, food and consumer application. In the fabrication of stainless steel products or equipments, manufacturer, in general, employ welding as the principal joining method. The most frequent problems occur in welding stainless steels is carbide formation and precipitation at grain boundaries (known as sensitization) which will reduce corrosion resistance and strength of the welded joint. The aim of this research is to learn the affect of heat input and heat treatment to mechanical and corrosion characteristics of stainless steel AISI 304. In this research, AISI 304 austenitic stainless steel was welded with GTAW process using welding currents of 120, 140 and 160 A as variable for heat input. The cooling rate use two kind methods: slow cooling (air) and rapid cooling (water). Some of slow cooling samples were treated with solution annealing at temperature 1100°C and hold for 30 and 60 minutes. Further, the samples subjected to tensile, hardness, bending, XRD and corrosion testings as well as macro and micro structure examination. The results of the tests shows that reducing heat input has increased the strength of stainless steel welded joint. Slow cooling process resulted carbide precipitation (sensitization) in the grain boundary of AISI 304 austenitic stainless steel while rapid cooling process did not form carbide precipitation. The carbide formed in material are likely chromium carbides Cr7C3 type. Solution annealing process at 1100°C followed by quench has dissolved carbide formed in the grain boundary. Bending test performed to as welded, solution anneal and quench samples that have subjected to corrosion intergranular testing did not exhibit fissures at the surface of materials.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anshori Saga
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungannya pengaruh durasi (umur pakai) stainless steel AISI 409 terhadap IGC (Intergranular Corrosion) yang dapat menurunkan kualitas lasan dan pengaruh penambahan proses post weld pada proses pengelasan terhadap terbentuknya IGC (Intergranular Corrosion). Penelitian ini menggunakan uji tarik, uji kekerasan, pengamatan metalografi dan SEM, serta uji korosi dengan metode weight loss. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perpustakaan perlu dilibatkan dalam pengembangan kurikulum; materi pendidikan pemakai perpustakaan harus dikembangkan sesuai dengan komponenkomponen yang ada dalam information literacy; perpustakaan juga harus menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan literacy mahasiswa. ...... This thesis discusses the relationship influences the duration (lifetime) of stainless steel AISI 409 on the IGC (intergranular corrosion) which can degrade the quality of welds and the effect of the addition of post-weld process on the welding process of the formation of the IGC (intergranular corrosion). This study used a tensile test, hardness test, metallographic and SEM observations, as well as corrosion test by the method of weight loss. The research concludes that the library should be involved in curriculum development; library user education materials should be developed in accordance with the components were present in the information literacy; the library must also provide facilities that support improved student literacy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Yttria Mertoprawiro
Abstrak :
ABSTRAK
Inhibisi Ammonium Molibdat terhadap perilaku korosi pitting pada material baja tahan karat martensitik diinvestigasi menggunakan pengukuran elektrokimia polarisasi Siklik dan electrochemical Impedance Spectroscopy EIS .Hasil penelitian mengindikasikan Amonium Molibdat menginhibisi korosi AISI410 dan bertindak sebagai inhibitor anodik. Maksimum efisiensi inhibisi mencapai 78 dengan konsentrasi Amonium Molibdat 200ppm pada larutan 3,5 NaCl. Perilaku korosi pitting tertinggi pada larutan konsentrasi NaCl 3,5 . Hasil pengujian elektrokimia mengungkapkan Amonium Molibdat menginhibisi sebagai inhibitor anodik yang teradsorpsi secara fisika pada AISI410 dan mengikuti mode adsorpsi Langmuir.
ABSTRACT
Inhibisi Ammonium Molibdat terhadap perilaku korosi pitting pada material baja tahan karat martensitik diinvestigasi menggunakan pengukuran elektrokimia polarisasi Siklik dan electrochemical Impedance Spectroscopy EIS .Hasil penelitian mengindikasikan Amonium Molibdat menginhibisi korosi AISI410 dan bertindak sebagai inhibitor anodik. Maksimum efisiensi inhibisi mencapai 78 dengan konsentrasi Amonium Molibdat 200ppm pada larutan 3,5 NaCl. Perilaku korosi pitting tertinggi pada larutan konsentrasi NaCl 3,5 . Hasil pengujian elektrokimia mengungkapkan Amonium Molibdat menginhibisi sebagai inhibitor anodik yang teradsorpsi secara fisika pada AISI410 dan mengikuti mode adsorpsi Langmuir.
2017
T49097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipangkar, Leonardo
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh dari proses pengelasan perbaikan berulang terhadap evolusi struktur mikro dan sifat mekanik dari super duplex stainless steel(SDSS) UNS S32750. Enam sampel di las dengan proses pengelasan gas tungsten arc welding(GTAW). Sampel pertama disiapkan sebagai original weld(OW), kemudian daerah lasan di eksavasi dengan grinda, dan di preparasi kembali pada area yang sama yang selanjutnya di lakukan pengelasan kembali dengan variasi masukan panas, yaitu masukan panas rendah dan tinggi 1,0 and 1,75 kJ/mm. Sampel repairpertama diberi identifikasi R1-LHI & R1-HHI kemudian proses repairkedua di lakukan sama dengan proses repairpertama dengan identifikasi R2-LHI & R2 HH1 begitu juga dengan R5. Sampel-sampel tersebut selanjutnya di-uji untuk mempelajari perubahan struktur mikro, kandungan ferrit, dan sifat mekanik hasil lasan. Pengujian impak dan kekerasan dilakukan untuk mengkarakterisasi sifat mekanik hasil sambungan, stuktur mikro dan analisa patahan dari sampel impak di teliti menggunakan mikroskop optik (OM) dan Scanning Electron Microscopic-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy(SEM-EDS). Hasil penelitian proses pengelasanrepairyang berulang menunjukan terjadinya perubahan yang signifikan terhadap struktur mikro dan sifat mekanik material SDSS. Ukuran butir ferrit pada area HAZ sampel HHI terlihat lebih kasar dibandingkan LHI, mengakibatkan penurunan kekuatan impak hingga 12 J pada sampel R5. Mode patahan ulet terjadi pada sampel OW, R1-LHI, R2-LHI & R1-HHI sedangkan patahan getas terjadi pada sampel R2 HHI & R5, presipitat Cr2N dan fasa sigma juga ditemukan pada foto struktur mikro R5 dimana keduanya dapat menurunkan kekuatan impak hasil lasan. Hasil analisa kandungan ferrit menunjukan pengelasan dengan masukan panas tinggi dapat menurunkan kandungan ferrit dibandingkan dengan masukan panas yang rendah, dan nilai kekerasan rata-rata sampel R1-LHI & R2-LHI terlihat lebih tinggi dari batas kekerasan yang diperbolehkan. Secara keseluruhan pembatasan pengelasan repair hingga repair pertama dengan masukan panas yang sama menghasilkan hasil yang optimal. ......This research is performed to evaluate the effects of repeated weld-repairs on the microstructure evolution and mechanical properties of super duplex stainless steel (SDSS) UNS S32750. Six specimens were welded using gas tungsten arc welding (GTAW) process. The first specimen was prepared as original weld (OW), then weld area was ground, re-beveled on the same location and re-welded with different parameters, low and high heat input 1,0 and 1,75 kJ/mm respectively. The first repair with low heat input and high heat input were called as R1-LHI & R1-HHI and the second repairs were prepared as same as the first repairs and called as R2-LHI & R2 HH1 and also for R5. Specimens with the different condition were studied by examining the changes in microstructures, ferrite content, and the mechanical properties. Impact and hardness test were carried out to characterize the mechanical properties of welded joints, the microstructural and fractography of raptured impact specimens were investigated using optical microscopy (OM) and Scanning Electron Microscopic-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). The results showed that microstructures, mechanical properties of SDSS weldments were changing significantly as the effect of repeated repair heat cycle by differences heat input. Ferrite grain size on HHI HAZ specimen was found coarser than LHI, which affected in the reduction of impact value up to 12 J on R5 specimen. Ductile mode fracture was reported occurred on OW, R1-LHI, R2-LHI & R1-HHI and brittle fracture on R2 HHI & R5, Precipitate Cr2N and Sigma phase are also found on R5 microstructure, which may reduce the impact properties of the materials. From ferrite content report shows that welding with HHI reduced the ferrite content compare to LHI samples, and the average hardness values for R1-LHI & R2-LHI were found higher than acceptance. From the results of the examination, limited repair up to the first repair with the same heat input as the original weld was given the optimum results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lie Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
<<   1 2 3   >>