Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Kemal Pasha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Freddy A.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Maris
Abstrak :
Stabilitas kapal merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan suatu kapal, karena dari stabilitas ini seorang perancang kapal dapat memilih bentuk dan ukuran utama kapal yang sesuai dengan fungsinya. Baik buruknya nilai stabilitas suatu kapal dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah bentuk bangunan bawah air dari kapal. Dimana dari bentuk kapal tersebut akan mempengaruhi periode oleng kapal pada saat beroperasi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bentuk kapal di bawah air terhadap stabilitas kapal, maka perlu dilakukan sebuah studi literature dengan membandingkan beberapa bentuk kapal yang berbeda. Pada studi literatur ini akan dilakukan perbandingan dengan 3 jenis kapal, jenis kapal I merupakan kapal berbentuk U dan jenis kapal II mempunyai ukuran yang sama dengan kapal I tetapi bentuknya dirubah, sedangkan untuk jenis kapal III bentuk dan ukuran utama dibuat berbeda dengan kapal I. Hasil dari penelitian tersebut yaitu perbedaan stabilitas kapal dalam hal ini periode oleng yang terjadi antara kapal I, II dan III. Dimana periode oleng kapal yang paling tinggi nilainya adalah kapal dengan jenis III, hal ini dikarenakan pada kapal III memiliki bentuk kapal yang lebih ramping dan lebar kapal yang paling besar diantara ketiga. Dari variasi 2 bentuk kapal diatas mendapatkan hasil bahwa semakin ramping bentuk suatu kapal maka nilai MK semakin besar yang mengakibatkan nilai MG juga lebih tinggi sehingga nilai periode oleng kapalnya tinggi.
Stabillity of the ship is of the most important thing in designing the ship, because of the stability a ship designer can choose form and major dimension that suitable with the function. The stability of a ship is influenced by many factors, one of them is the form the bottom part of the ship which influence the ship's rolling period when it is operated. To know how much it influence the stability of the ship, we are to do study literature by comparing various form of different ships. Three variety of ships will be compared in this study literature. The first variant is a U formed ship and the second ship variant has the same major dimensions with ship number one but has different form, while for third ship variant the form and major dimensions is made different with the first ship. Result of the research is difference of the ship's stability, in this case is rolling period that happen among ship I, II and III. And the highest rate of the rolling period is the third ship, this is because in the third ship has maller volume and the longest breadth among the three of them. The two variant of ships resulting that smaller volume of a ship causing higher metacenter rate. It is also causing MG rate so that rolling period of the ship will be high.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wijaya
Abstrak :
Potensi perikanan Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 6,4 juta ton per tahun. Akan tetapi potensi ini belum tergali dengan baik dan untuk meningkatkan produksi perikanan dibutuhkan armada penangkapan ikan yang sesuai dengan perairan di Indonesia yang mampu memenuhi potensi perikanan Indonesia. Untuk itulah ditawarkan sebuah alternatif pembuatan kapal ikan yang baru dimana kapal memiliki fish hold yang terisi air laut sehingga ikan akan tetap hidup. Alternatif yang ditawarkan adalah dengan merancang kapal Trimaran pengangkut ikan, yaitu kapal ikan yang terdiri dari 3 lambung dengan fish hold yang terisi air laut. Satu hal yang harus diperhatikan adalah masalah stabilitas sehingga kita dapat menjaga kapal agar tetap dalam kondisi stabil. Kunci untuk mendapatkan kapal yang stabil adalah dengan memastikan bahwa kapal tersebut memiliki cukup kemampuan untuk mengatasi momen yang timbul akibat factor luar selama perjalanan. Untuk menghitung satbilitas, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan untuk berbagai kondisi pemuatan selama perjalanan, untuk setiap kondisi pemuatan dilakukan analisis stabilitasnya berdasarkan kurva stabilitas. Ada dua kunci yang dapat menggambarkan karakteristik stabilitas kapal, yakni cross curve dan kurva lengan koppel. Berdasarkan perhitungan kapal ikan Trimaran memiliki stabilitas yang baik pada sudut yang kecil.
Potential product from fishing in Indonesia each year can reach 6.4 million ton. But in the real condition this number can't fulfill by Indonesian, and one of major caused of it is because Indonesian lack of fishery armada, not just lack of number but also very lack of technology if we compare with the other country. For that purpose we just offer one of alternative a new kind of fishing ship that have fish hold which contain with sea water so the fish can still life after it's catch and condition would be fresh. The alternative that offers is design of Trimaran fish carrier ship, Trimaran fish carrier ship is fishing ship with three hulls, where the hull become fish hold that contain by seawater. One thing that we must concern when ship operating is stability so we can maintain ship at stable conditions. The key to having a stable vessel is making sure there is always be sufficient stability to counter the capsizing moments from the external factors during the entire voyage. To calculate the stability, the first thing is to make a prediction of loading conditions during the entire voyage, then analysis the stability depend on stability curve for every loading conditions. There are two keys that will help to determine the characteristic of ship stability, cross curve and righting arm curve. From the result of calculations, it is show that Trimaran fishing ship has good stability for small angle of heeling.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlianthino
Abstrak :
Untuk mengembangkan dunia maritim pada umumnya dan Pelayaran Rakyat pada khususnya, maka pengembangan kapal sebagai alat transportasi laut tidak dapat dipungkiri lagi. Pemerintah pun menyadari akan hal ini, dengan dikeluarkannya azas Cabotage melalui Keppres No. 5 Tahun 2005 mengenai alat transportasi laut berbendera Indonesia, diikuti dengan Undang undang Pelayaran No 17 tahun 2008 mengenai pemberdayaan alat transportasi diatas air. Maka pembuatan kapal, khususnya jenis kapal barang yang mengangkut komoditas sehari-hari dan berbagai barang lainnya sangatlah penting dan dibutuhkan. Pada penelitian ini, penulis menganalisa stabilitas dari kapal dengan lambung pelat rata yang dirancang untuk klasifikasi usaha Pelayaran Rakyat (kapal barang dengan rute pelayaran dalam negeri). Dalam penelitian ini kapal lambung pelat rata dihitung dan dianalisa stabilitasnya agar sesuai dengan kriteria IMO mengenai stabilitas kapal. Dari analisa dan perhitungan kapal lambung pelat rata ini stabil dalam berbagai kondisi pemuatan dan stabilitas awal yang bagus sesuai dengan kriteria IMO. Kecuali keadaan kapal kosong menyebabkan kapal kurang stabil, sehingga perlu adanya air ballast agar kapal kembali stabil. Dengan adanya ballast kapal kosong yang tidak stabil menjadi stabil kembali.
To develop maritime world in general, and 'Pelayaran Rakyat' in particular, so development of ship as a sea transportation is undeniable. The government also realize about it, by way of implementation of the Cabotage principality with Keppres No. 5 Tahun 2005 about Indonesian Flagged Sea Transportation Fleet, that follow by Undang-Undang Pelayaran No 17 tahun 2008 about utilizing of sea transportation fleet on the water. So, the making of ship, especially general cargo ship that carry daily commodity and other variety good is needed and important. On this research, we analyze the stability from the flat hull ship which designed for classified as Pelayaran Rakyat (general cargo ship with local sea voyage). In this research flat plate hull ship analysis and calculation must meet the stability criteria in accordance with the IMO. stability analysis and calculation show that the ship is stable in a variety of ship loading condition and initial stability is good because in accordance with IMO criteria. except at the time of the empty ship, ship does not look stable, so the boat less stable Ballast required to stabilize the ship. with the Ballast, the empty vessels that were previously unstable, become stable again.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51010
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Gunawan
Abstrak :
Alat uji stabilitas merupakan alat yang mempermudah mahasiswa dalam memahami stabilitas kapal. Pengujian dilakukan pada model kapal dengan sudut kecil yaitu tidak lebih dari 5 derajat. Prosedur pengujian dimulai dengan meletakkan beban yang sama pada startboard side dan port side masing-masing 3 buah dan kemudian memindahkan satu persatu beban ke sisi sebelahnya, lalu beban tersebut dikembalikan ke posisi awal. Penggantian dynamometer dengan clinometer digital membuat besar sudut pengujian bisa langsung terbaca. Righting arm hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari cross curve. Righting arm yang diperoleh menunjukkan pengujian dengan clinometer digital harus disempurnakan lagi.
Ship stability testing device is a kind of device that help student in understanding ship stability. Experiment is done to the model with small angle degree which is not greater than 5 degrees. Procedure experiment is start by putting three weights on start board side and port side. Then weights are moved to opposite side one by one and then it moves back to origin position. Changing dynamometer with clinometer make experiment result can read instantly. Righting arm which is result of experiment then compared with calculation from cross curve. The result shows that inclining test experiment using clinometer need improvement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50999
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Andre Yohanes Hamonangan
Abstrak :
Adalah hal mutlak faktor keselamatan bagi setiap alat transportasi, tidak terlepas dengan armada transportasi air yaitu kapal. Salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam keselamatan adalah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula yang disebut stabilitas kapal. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui nilai MG sin? atau lengan Koppel kapal model milik Teknik Perkapalan DTM FTUI serta sebagai referensi modul pengujian stabilitas statis kapal model pada lab kapal Teknik Perkapalan DTM FTUI. Metode yang dilakukan adalah menggambar kembali desain dari kapal model dengan menggunakan sofrtware Auto Cad 2006 dan Maxsurf PRO. Setelah dilakukan perhitunngan Hydrostatic Curve dan Cross Curve maka dilakukan inclining experiment. Hasil yang didapat adalah nilai stabilitas statis kapal model DTM FTUI untuk setiap variasi draft yang menunjukan bahwa stabilitas kapal pada kondisi draft maksimum lebih baik daripada kapal kosong. ......Safety factor is absolute matter for every transportation , doesn't loose with water transportation fleet that is ship. One of the big influential factor in ship safety is ability to returns to position at first that called ship stability. Testing is meant to determine MG sin? value or righting arm model ship property of Naval Architecture Department DTM FTUI also used for reference testing static stability model ship in shipping lab. With using by using sofrtware Auto Cad 2006 and Maxsurf Pro to redraw model ship property of Naval Architecture Department DTM FTUI. After done calculate Hydrostatic Curve and Cross Curve than doing inclining experiment. Result that got model ship static stability righting arm value of Naval Architecture Department DTM FTUI for every variation of draft that demoes that ship stability in condition draft of maximum better than empty ship.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51014
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Cahya Firdaus
Abstrak :
Kapal pelat datar adalah sebuah kapal yang lambungnya disusun oleh pelat-pelat datar. Dengan diaplikasikannya diamond plate pada kapal pelat datar ini, diharapkan dapat mengurangi nilai tahanan gesek maupun tahanan total pada kapal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dimensi optimum dari diamond plate dengan menggunakan pelat tebal 6 mm dan 8 mm. Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisa kekuatan, pengujian struktur mikro dan makro untuk mengetahui kekuatan dan perubahan struktur dari logam setelah pengelasan. Dimensi didapat dengan melakukan pengukuran jarak antar HAZ menggunakan measuring microscope. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa dimensi optimum untuk diamond plate untuk pelat tebal 6 mm lebih besar sekitar 2% - 9% dibandingkan pelat tebal 8 mm. Namun hal ini bukanlah patokan, karena dilihat dari hasil foto makro, hasil lasan pada pelat tebal 8 mm kurang memenuhi syarat dibanding pelat 6 mm. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada percobaan ini belum sepenuhnya efektif dalam menentukan dimensi diamond plate. ......Flat Hull ship is a ship that its hull composed by flat plates. The implementation of diamond plate on a flat hull ship is expected to reduce the frictional resistance or total resistance of the ship. The purpose of this study to determine the optimum dimensions of the diamond plate with 6 mm and 8 mm plate thickness. The method used is to analyze the strength, microstructure and macro tests to determine the strength and structural changes of the metal after welding. Dimensions obtained by measuring the distance between the HAZ using a measuring microscope. The results of testing showed that the optimum dimensions for the diamond plate with 6 mm plate thickness is larger about 2% - 9% compared to 8 mm thick plate. However this is not the final benchmark, as seen from the results of the macro picture, the welds in 8 mm thick plate is less qualified than 6 mm plate. This suggests that the results of measurements in this experiment has not been fully effective in determining the dimensions of diamond plate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1947
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Teguh Waskito
Abstrak :
Penggunaan kapal lambung banyak (multi hull) sebagai moda transportasi laut mulai berkembang pesat pada masa sekarang ini dan tampaknya akan semakin berkembang di masa yang akan datang. Kapal pentamaran dengan lima lambung adalah pengembangan dari kapal-kapal multi hull katamaran, trimaran dan tetramaran. Penentuan jumlah lambung pada kapal-kapal multi hull akan memberikan karakteristik yang berbeda-beda. Kapal pentamaran baru-baru ini mulai banyak dikembangkan di Eropa sebagai angkutan barang (High Speed Cargo Ship), Angkutan penumpang (High Speed Ferry), Angkutan pasukan (Sea lift), kapal patroli (Combatant), dan kapal-kapal cepat lainnya. Pengembangan penelitian kapal lambung banyak (multi hull) terkait dengan salah satu usaha pengurangan hambatan kapal dengan cara memodifikasi bentuk lambung yang merupakan contoh kontrol pasif hambatan, dimana kontrol pasif dapat memberikan persentase pengurangan hambatan yang relatif tinggi. Karakteristik kapal pentamaran yang dapat memiliki hambatan jauh lebih kecil pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan kapal monohull akan memberikan keuntungan efisiensi bahan bakar, waktu, dan biaya operasional dalam pelayarannya. Hal-hal yang membuat kapal pentamaran mulai berkembang pesat sebagai moda transportasi laut adalah karena tersedianya area geladak yang lebih luas, hambatan total yang lebih rendah pada kecepatan tinggi dibanding kapal monohull, stabilitas dan olah gerak yang sangat baik sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan. Pada umumnya sarat air kapal multi hull lebih rendah dengan displacement yang sama dengan monohull sehingga memberikan keuntungan terhadap pengaruh hambatan gelombang dan cocok untuk kapal-kapal cepat. Penelitian mengenai hambatan pada kapal pentamaran masih menjadi tantangan yang besar bagi para peneliti dalam menentukan karakteristik yang akurat mengenai interaksi yang terjadi pada masing-masing lambung kapal, sehingga masih terus dikembangkan konfigurasi yang tepat untuk mendapatkan interferensi hambatan gelombang dan viskos yang menghasilkan hambatan terendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak side hull I secara melintang dan membujur terhadap hambatan total kapal model pentamaran asimetris dengan metodologi pengujian tarik dan pendekatan CFD. Hasil kajian secara eksperimen dan prediksi CFD menunjukkan bahwa variasi jarak side hull I secara melintang dan membujur berpengaruh signifikan terhadap komponen hambatan kapal model pentamaran. Secara umum pengaruh jarak melintang menunjukkan bahwa semakin dekat jarak lambung dengan lambung lainnya akan memberikan interferensi hambatan yang tinggi, sedangkan pengaruh jarak membujur secara umum menunjukkan posisi side hull I dengan jarak melintang yang optimal akan memberikan interferensi hambatan terendah pada posisi relatif ditengah secara membujur. Akan tetapi, konfigurasi lain secara melintang dan membujur bisa saja menimbulkan interferensi rendah karena dipengaruhi juga oleh nilai Froude number nya. ......An application of multi hull ship as marine transportation began to grow rapidly at the present and seems to be growing in the future. Pentamaran with five ships hull is the development of multi-hull catamaran, trimaran and tetramaran. Determination the number of hull in multi hull ships will give different characteristics. pentamaran recently started to be developed in Europe as freight transportation (High Speed Cargo Ship), passenger freight (High Speed Ferry), sea lift, patrol boats (Combatant), and other high speed craft. Development of research in a multi hull ship associated with one of the efforts to reduce hull resistance by modifying the ship hull form which is an example of passive control, which can provide a passive control percentage reductions of hull resistance are relatively high. Characteristics pentamaran that can have much lower resistance at high speed compared to monohull will give fuel consumption, time, and operating costs efficiency. Advantages that make pentamaran began to grow rapidly as a mode of sea transportation is due to the availability of a broader area of the deck, the lower the total resistance at higher speeds than monohull, stability and excellent seakeeping so as to provide comfort and safety. Generally, multi-hull draft is lower with the same displacement monohull thus giving advantage to the effects of wave resistance and suitable for high speed craft. Research on resistance pentamaran remains a major challenge for researchers in determining the exact characteristics of the interactions that occur in each hull, so it is still being developed better configuration to get the waves and the viscous resistance interference that produces the lowest resistance. This study aimed to determine the effect of variations in the separation and staggered of side hull I to the total resistance pentamaran asymmetric model by towing tank test and CFD prediction. The results of an experimental study and CFD predictions show that the variations within the side hull I transversely and longitudinally have a significant effect to the resistance components of pentamaran models. Generally, the influence of the separation hull indicates that the closer the distance the hull with the other side will give a high interference resistance, while the influence of staggered hull generally indicates the position of side hull I in optimal distance transversely will give the lowest resistance to interference middle longitudinally relative positions. However, other configurations are separation and staggered hull could lead to low interference as it is influenced also by the value of its Froude number.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Nur Utomo
Abstrak :
Menyadari tren pembelian kapal feri bekas dari luar negeri untuk dioperasikan di Indonesia dengan mengabaikan aspek stabilitas kapal ketika memodifikasi dan pemindahan operasi kapal ke rute pelayaran baru yang hanya mementingkan masalah bisnis menjadi hal sangat penting dipertimbangkan sebagai salahsatu penyebab kecelakaan kapal tenggelam. Salah satu hal yang mempengaruhi stabilitas kapal adalah pengaruh ketinggian gelombang yang ada dilautan. Oleh karena itu penting dilakukannya analisa stabilitas kapal terhadap ketinggian gelombang mengacu pada persyaratan International Maritime Organization (IMO). Hasil analisis menunjukan semakin tinggi ketinggian gelombang yang diberikan terhadap suatu kapal maka kapal pun akan merespon dengan semakin tingginya besaran maksimum lengan penegak dengan berupaya mempertahankan sudut maksimum lengan penegak berada untuk mendekati posisi stabil. Kriteria stabilitas berdasarkan perhitungan stabilitas yang mengacu pada IMO A.749 (18) menyatakan bahwa ada satu poin yang tidak memenuhi standar persyaratan yaitu sudut maksimum lengan penegak yang kurang dari 25ᵒ. Selebihnya kapal ini memenuhi standarisasi stabilitas yang telah ditetapkan oleh IMO, baik itu kriteria tambahan untuk kapal penumpang. Faktor kenyamanan pun tak luput diperhatikan dimana rolling period kapal ini tidak memenuhi batas minimum kenyamanan kapal penumpang yaitu 8 second. ...... Aware of trends in the purchase of former ferry from abroad to operate in Indonesia by ignoring aspects of the ship’s stability when modifying and operating the ship transfer to the new route which is only concerned with the bussiness aspects become very important things considered as one of the main causes of the accident the ship sank. One of the things that affect the stability of the ship is the influence of the waveheight in the ocean. Therefore it is important to do ship stability analysis of waveheight refers to the requirements of the International Maritime Organization (IMO). Results of analysis showed the higher height of waves given to a ship, then the ship will respond by increasing the maximum magnitude of the enforcement arm strives to maintain the maximum angle it to approach the enforcement arm is stable. Stability criterion based on calculation of calculation of stability which refers to IMO A.749 (18) states that there is one point that does not meet the standard requirements of enforcement arm of the maximum angle of less than 25ᵒ. This meets the standars of the rest of the ship’s stability set by the IMO, whether additional criteria for passanger ships. The comfort factor is not escaped note where the rolling period this ship does not meet minimum passenger ship’s convenience limit that is 8 second.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>