Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laily Rizkike Nenoningtyas
"ABSTRAK
Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan tersirat dalam sebuah ilokusinya. Mempelajari tindak tutur memang sangat penting agar dapat memahami berbagai ujaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif dalam dialog percakapan karakter utama pada film About A Girl karya Mark Monheim (2015). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi tuturan ekspresif yang paling banyak terlihat dalam film ini adalah menyatakan sikap marah dan permintaan maaf, sedangkan bentuk tuturan yang terdapat film ini adalah tujuh tindak tutur langsung literal dan tujuh tindak tutur tidak langsung literal.

ABSTRACT
Expressive speech act is to tell or to say the attitude of the speaker psychologically to the implicit situation in illocution. Expressive speech art is important in daily life and also in literature to understand various statements. This research is being intended to describe forms and functions of expressive speech art in the dialogs between two main characters in a movie About a Girl by Mark Monheim (2015). The research method is qualitative method. The result of this research shows that the most function of expressive speech act in this film is angry statements and apologies. the speech act form in this film are seven literal direct speech acts and seven literal indirect acts.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Divia Ayu Ghasani
"Artikel ini membahas kritik yang disampaikan oleh Charles De Gaulle dalam pidatonya di Inggris pada 18 Juni 1940. Pidato yang terkenal dengan sebutan LAppel du 18 Juin disampaikan setelah pendudukan Jerman di Prancis serta kekalahan di Maginot. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis wacana kritis. Teori analisis wacana kritis oleh Teun A. Van Dijk digunakan untuk menganalisis tiga aspek yang membentuk wacana yakni dimensi sosial, kognisi sosial dan teks pidatonya itu sendiri. Untuk teks pidatonya digunakan teori isotopi yang merupakan aspek leksikon atau pilihan kata dari analisis teks dari Van Dijk. Hasilnya adalah bahwa ada keterkaitan yang erat antara dimensi sosial, kognisi sosial dan teks yang diproduksi dan bahwa ditemukan adanya lima jenis kritik, yakni : kritik terhadap para pemimpin militer golongan tua, gencatan senjata, tokoh-tokoh politik, taktik dan fasilitas perang Prancis dan Pemerintahan Vichy.

This article discusses the criticism made by Charles De Gaulle in his English address on June 18, 1940. The famous speech LAppel du 18 Juin was delivered after the German occupation of France and the defeat at Maginot. This research uses a qualitative approach and critical discourse analysis method. The theory of critical discourse analysis by Teun A. Van Dijk is used to analyze three aspects that make up the discourse namely the social dimension, social cognition and the text of the speech itself. For his speech text isotopi theory which is a lexicon or word choice aspect of the text analysis from Van Dijk. The result is that there is a close relationship between social dimensions, social cognition and the text produced and that five types of criticism have been found, namely: criticism of old-fashioned military leaders, truce, political figures, tactics and facilities of the French war and the Vichy Government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Azyyati
"Penelitian ini mengkaji tuturan protes dalam poster partisipan yang dilihat sebagai tindak tutur dalam kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018. Tindak tutur sebagai bagian dari situasi ujar tidak terlepas dari aspek-aspek situasi ujar lainnya yaitu konteks, tujuan, dan peserta tuturan. Strategi tindak tutur protes kemudian digunakan untuk menyelaraskan tindak tutur protes dengan aspek-aspek lainnya tersebut. Selain itu, definisi Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan interseksional atau kegiatan yang memiliki beragam situasi ujar, juga sebagai kegiatan yang berasal dari Amerika Serikat, membuat strategi tindak tutur protes diperlukan dalam kegiatan Women`s March Jakarta 2018. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam pembahasannya, penelitian ini mengidentifikasi dan memaparkan strategi tindak tutur protes yang bertolak dari klasifikasi situasi ujar. Identifikasi strategi protes yang dibahas melingkupi identifikasi unsur-unsur yang membangun strategi tindak tutur yaitu kelangsungan dan ketaklangsungan tuturan, ilokusi, hingga pemarkah linguistik yang terdiri dari pilihan kata, pilihan pronomina, dan struktur sintaksis. Sementara itu, pemaparan strategi tindak tutur menjelaskan kekuatan daya ilokusi yang dihasilkan setiap strategi. Melalui identifikasi dan pemaparan strategi tindak tutur protes diketahui bahwa terdapat strategi yang memiliki daya ilokusi yang kuat sehingga strategi menjadi efektif dan membuat tindak tutur protes berhasil, dan sebaliknya. Strategi tindak tutur protes pada akhirnya juga menjelaskan eksistensi kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan yang tidak terlepas dari kegiatan induk di Amerika Serikat meskipun memiliki tujuannya sendiri.

This research examines the speech of protest which is classified as speech act in Women`s March Jakarta 2018. The speech act is uttered in written form on the poster of participants. As speech act is embodied in speech situation, speech act is inseparable from other aspects of speech situation; context of utterance, goal of utterance, and participants of utterance. Therefore, strategy is needed for speech act to be aligned with the other aspects. Besides, the definition of Women`s March Jakarta 2018 as an intersectional protest or protest with varied speech situations, also as a protest originated from United States, makes the strategy essential for the speech act of protest in Women`s March Jakarta 2018. This research uses qualitative method. In the discussion, the strategy was identified and explained. Identification of the strategy of protest speech act encompassed elements that construct the strategy. It involved direct and indirect speech act, illocution, and sub-strategy which is comprised of the choice of words, the choice of pronouns, and syntactical structures. Then, the explanation included the degree of strength of illocutionary force since each strategy deliver varied strength of illocutionary force. Through the discussion, it is understood that there are strategies which produce strong illocutionary force and eventually contribute to the successful speech act of protest, and vice versa. Furthermore, the discussion of the strategy of speech act protest can also explain the existence of Women`s March Jakarta 2018 as a protest activity that cannot be divorced from its origin even though it also has their own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Haristianti
"Kesantunan berbahasa sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, tindak tutur yang mengancam muka mitra tutur tidak dapat dihindari pada beberapa situasi tertentu, salah satunya tindak tutur menghina yang penuh konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi tindak tutur menghina yang dituturkan tokoh film animasi al-Riḥlah dengan menggunakan teori strategi Face-Threatening Acts (FTA) atau Tindakan Mengancam Muka oleh Brown dan Levinson 1987. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1) teknik simak bebas libat cakap; 2) transkripsi; dan 3) catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan teknik analisis padan ekstralingual dan disajikan melalui metode informal. Penelitian ini menemukan 20 tindak tutur menghina yang terdiri dari 1) 16 tindak tutur menghina yang termasuk dalam kategori strategi langsung tanpa basa-basi (bald on-record) dan 2) terdapat 4 tindak tutur menghina yang menggunakan strategi tidak langsung (off record) berupa pertanyaan retorik, ironi (al-Sikhriyyah), dan menggantikan mitra tutur (displace Hearer) yang digunakan oleh para tokoh film animasi al-Riḥlah untuk menghina.

Language politeness is necessary for social life. However, speech acts threatening Hearer’s face are unavoidable in some specific situations, one of which is insulting speech acts full of conflict. This research aimed to investigate the insulting speech acts strategy from al-Riḥlah animated movie characters and used Brown and Levinson’s Face-Threatening Acts (FTA) strategies theory. This study is qualitative research with a descriptive-analytical method. The data collecting techniques comprised 1) uninvolved conversation observation; 2) transcription; and 3) note-taking. Furthermore, the data were analyzed using the extra lingual equivalent analysis method and presented by informal methods. The result showed 20 insulting speech acts comprising 1) 16 insulting speech acts in the bald on-record strategy category and 2) 4 insulting speech acts in the off-record strategy comprised of rhetorical questions, irony (al-Sikhriyyah), and displace Hearer, which is used by al-Riḥlah animated movie characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Yasmin Pratiwi
"Bahasa anak muda bersifat dinamis dan terus berkembang seiring perkembangan zaman. Di Jepang, salah satu kata yang mengalami perkembangan tersebut adalah kata egui. Kata egui awalnya bermakna ‘intens’ dan ‘brutal’. Makna awal kata egui tersebut, mulanya digunakan dalam konteks ujaran yang negatif. Namun, akhir-akhir ini kata egui juga digunakan dalam konteks ujaran yang positif, sehingga tampaknya kata egui mengalami perluasan makna. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perluasan makna kata egui dalam wakamono kotoba (bahasa anak muda Jepang). Sumber data penelitian ini diambil dari ujaran-ujaran di media sosial Twitter. Untuk membantu analisis makna egui, disebarkan kuesioner kepada penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menemukan bahwa kata egui dapat memiliki makna sugoi, totemo, kakkoii, dan kawaii. Walaupun begitu, makna awal kata egui seperti kitsui, mugoi, tsurai, serta mazui juga masih tetap digunakan. Selain itu, dalam penggunaannya, kata egui dapat digunakan sebagai adjektiva, interjeksi, dan adverbia

The languange of young people is dynamic and continues to develop with the times. In Japan, one of the words that has experienced this development is the word egui. The word egui originally meant ‘intense’ and ‘brutal’. The initial meaning of the word egui, was originally used in a negative context of speech. However, lately the word egui is also used in a positive context of speech, so it seems that the word egui has other meanings. Based on this, the meaning of egui is broadening. Thus, the purpose of this study is to explain the broadening meaning of the word egui in wakamono kotoba (Japanese youth language). The data sources in this study were taken from speeches on Twitter. To help analyze the meaning of egui, a questionnaire was distributed to native Japanese speakers. The result of the study found that the word egui can have the meanings of sugoi, totemo, kakkoii, and kawaii. Even so, the initial meaning of egui such as kitsui, mugoi, tsurai, and mazui are still used. In addition, in its use, the word egui can be used as an adjective, interjection, and adverb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purlilaiceu
"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tindak tutur asertif dan ekspresif serta impikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sumber data penelitian ini yaitu tindak tutur asertif dan ekspresif peserta diskusi pada gelar wicara Indonesia Lawyers Club TV One. Pendekatan penelitian yang ditetapkan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi melalui video youtube, simak, catat. Adapun teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Haberman dengan langkah mereduksi data atau melakukan transkrip video, menyajikan data, dan menganalisis serta menarik simpulan. Hasil pembahasan pada penelitian ini diperoleh bahwa tindak tutur asertif yang sering muncul adalah bentuk menyatakan dan mengungkapkan pendapat diikuti dengan mengusulkan, mengeluh dan melaporkan. Adapun tindak tutur ekspresif yang sering muncul dalam gelar wicara yaitu berterima kasih, memuji, meminta maaf, mengkritik, dan mengucapkan selamat. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XII pada materi teks editorial atau opini."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul Alrista Darajat
"Skripsi ini membahas korelasi penguasaan verba lampau mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia penutur Jawa dengan kesalahan pelafalan verba lampau Penelitian ini adalah perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif analisis Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu membaca lisan naskah dan berbicara langsung Hasil dari penelitian ini menggambarkan adanya perbedaan penguasaan pelafalan verba lampau pada bentuk teratur regular dan tidak teratur irregular serta pada saat membaca lisan dan berbicara langsung Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi pada saat membaca lisan dan berbicara langsung

The focus of this study is to find the correlation between Javanese speaking English Department Students rsquo past verbs speech proficiency and past verbs speech errors This research uses a mixture of qualitative and quantitative approach with descriptive analytical method The data are collected through two steps which are speech reading and spontaneous speech The results show that there is a difference between past verbs speech proficiency during oral reading and direct speaking tasks This happens because of the different condition between oral reading and direct speaking tasks
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Mawaddah Amini
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai aspek pragmatik yang terdapat dalam film Belanda Hoe Duur Was De Suiker 2013 . Aspek tersebut adalah tindak tutur dari kedua tokoh utama dalam film Hoe Duur Was De Suiker 2013 yang bernama Sarith dan Mini-Mini. Tindak tutur digunakan dalam suatu percakapan agar penutur dan mitra tuturnya dapat mencapai tujuan dari tindak tutur tersebut. Penulis menganalisis hal ini karena penulis ingin mengetahui apakah makna interaksi yang terjadi antara kedua tokoh dapat tersampaikan dengan baik berdasarkan tindak tuturnya atau tidak. Setelah diamati, di dalam film tersebut hanya terdapat 16 percakapan antara Sarith dan Mini-Mini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur oleh Austin Searle. Penulis hanya akan memasukkan percakapan yang memiliki unsur ilokusi direktif. Setelah dianalisis, dari 16 percakapan yang ada di dalam film tersebut, hanya 9 percakapan yang megandung unsur ilokusi direktif. Dari 9 percakapan tersebut, hanya terdapat satu percakapan yang tidak berhasil dilakukan oleh penutur, yaitu Sarith dan mitra tuturnya, yaitu Mini-Mini.

ABSTRACT
The focus of this study is pragmatic aspects which appears in a Dutch Movie Hoe Duur Was de Suiker 2013 . The Speech Act which is used by the two main characters in the movie named Sarith and Mini Mini, will be analyzed through this study. In a conversation, Speech Act is used so that speakers and partners can achieve the purpose of the Speech Act. The purpose of this study is to know the meaning of the interactions that occur between the two main characters are conveyed properly or not. The method of this study is descriptive qualitative using The Speech Act Theory by Austin Searle. Once observed, the two main characters contains only 16 conversation in the movie. From 16 conversations, only 9 of them has elements of directive illocutionary. The result shows that from 9 conversations, there is only one conversation that is not successfully carried out by the speakers Sarith and partners Mini Mini ."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Mahmuda
"ABSTRAK
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan sesuatu yang kasar merupakan hal yang lazim saat ini, bahkan bagi remaja. Fenomena ini sudah ditampilkan dalam banyak film, seperti The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 adalah sebuah film komedi-drama tentang perjuangan Nadine, tokoh utama, dalam tumbuh dewasa, terutama ketika dia merasa tidak ada siapa-siapa di sisinya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Nadine mengutarakan kekasaran melalui penggunaan bahasanya dalam percakapan. Percakapan tersebut dianalisis menggunakan model ketidaksantunan Culpeper, maksim percakapan Grice, dan teori tindak tutur Austin. Data dianalisis untuk menentukan strategi dan maksim yang digunakan, serta tindak tuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana strategi ketidaksantunan dan maksim digunakan, dan tujuannya dalam ujaran tertentu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada makna yang tersembunyi dan tujuan dari ujaran yang menggunakan strategi ketidaksantunan dan melanggar maksim pada konteks tertentu. Dengan menganalisis percakapan-percakapan tersebut, terbukti bahwa kekasaran dalam bahasa bukan hanya sekedar kekasaran, tetapi juga mempunyai makna tersembunyi dan tujuan dalam setiap konteks.

ABSTRACT
Nowadays, using language to utter rudeness is prevalent, even for teenagers. This phenomenon has been included into many films, such is The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 is a coming of age comedy drama film about the struggle of growing up for Nadine, the main character, especially when she feels that there is no one on her side. This study focuses on how Nadine utters the rudeness through her language. Her utterances are analyzed with Culpeper rsquo s impoliteness model, Grice rsquo s conversational maxims, and Austin rsquo s speech act. The data are analyzed by determining the strategy and maxims used and the speech acts behind them. This study aims to determine to what extent the impoliteness strategy and the conversational maxims are used as well as their purpose in certain utterances. The findings of the study show that there are underlying meanings and purposes to the utterances which use the impoliteness strategy and flout the conversational maxims in certain context. By analyzing the conversations, it is evident that the rudeness in the language is not merely rudeness, but it rather has underlying meanings and purposes in each context. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lyona Anjaly Arsyfany
"Penelitian ini membahas tindak tutur harapan dalam bahasa Korea dari drama yang berjudul Hospital Playlist. Korpus data penelitian diambil dari tuturan tokoh utamanya sebagai seorang dokter yang menyajikan interaksi dan relasi interpersonal antara dokter-pasien. Tindak tutur harapan mencakup ungkapan motivasi, doa, dukungan, dan penghiburan yang diungkapkan oleh dokter kepada pasien. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana bentuk dan fungsi penyampaian tindak tutur harapan bahasa Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk dan fungsi tindak tutur harapan bahasa Korea. Dari hasil penelitian, ditemukan 30 data yang dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk tindak tutur harapan, yaitu tuturan berdoa sebanyak 7 data dan tuturan dukungan sebanyak 23 data. Berdasarkan hasil analisis data temuan, tuturan dukungan mendominasi sebagai bentuk tindak tutur harapan yang ada di dalam drama. Penggunaan kata choeseoneul dahada sebagai bentuk tuturan dukungan banyak ditemukan dalam drama, mencapai 11 dari 23 data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokter selaku penutur sering menyatakan tekad untuk memberikan dukungan penuh kepada pasien selaku mitra tuturnya. Fungsi tindak tutur harapan yang banyak ditemukan adalah untuk mengekspresikan keinginan atau kejadian di masa depan. Hal ini menggambarkan bagaimana dokter membentuk ekspektasi yang positif terhadap keadaan atau tindakan pasien.

This study discusses the speech act of hope in Korean from a drama entitled Hospital Playlist. The data corpus is taken from the main character's speech as a doctor who presents the interaction and interpersonal relationship between doctor-patient. The speech acts of hope include expressions of motivation, prayer, support, and comfort doctors express to patients. Therefore, the study question focuses on how the form and function of the delivery of Korean hope speech acts. This study uses a qualitative approach and a descriptive analysis method. This study aims to explain the form and function of Korean hope speech acts. From the study results, 30 pieces of data were found, divided into 2 (two) forms of speech acts of hope, namely praying speech, as much as 7 data, and support speech as much as 23 data. Based on the results of data analysis, support speech dominates as a form of speech acts of hope in the drama. The use of the word choeseoneul dahada as a form of supportive speech is found in the drama, reaching 11 out of 23 data. The results showed that the doctor as the speaker often expressed the determination to provide full support to the patient as his speech partner. The function of the speech act of hope that is mostly found is to express wishes or future events. This describes how doctors form positive expectations of the patient's situation or actions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>