Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianturi, Srisofian
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang elemen dasar dalam ilmu pragmatik. Teori tindak tutur yang berfokus pada tindak tutur langsung pada diskusi kelompok yang digunakan oleh mahasiswa semester enam di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini mengelompokkan dan menggambarkan jenis atau bentuk, fungsi tindak tutur langsung dalam diskusi kelompok dan factor yang mempengaruhi tindak tutur. Data pada penelitian ini diambil dari ucapan-ucapan penyaji dan penanya pada diskusi kelompok dengan menggunakan Bebas Simak Libat Cakap. Subjek penelitian ini adalah 8 kelompok diskusi. Kemudian data dianalasis dengan menggunakan metode identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan penyaji yang mengaplikasikan tindak tutur langsung dapat dipersentasekan bahwa permintaan (44%) dan yang terendah adalah larangan (0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya keingitahuan mahasiswa tentang materi/topic yang dibahas dan memiliki kerjasama yang baik. Kelompok diskusi mengaplikasikan instruksi sebagai tindak tutr langsung yang paling banyak. Dapat diasumsikan bahwa penggunaan instruksi memberikan keuntungan kepada pendengar. Penggunaan permintaan dalam memberikan instruksi menjadikan instruksi lebih mudah untuk dipahami. Factor yang mempengaruhi tindak tutur dalam diskusi kelompok adalah lingkungan social, latar belakang dan peran penyaji atau pendengar ."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditya Tri Utami
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tindak tutur penolakan argumen dalam sebuah acara debat berjudul Ota Sori yang ditinajau dari strategi kesantunan. Penelitian ini dalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa penolakan argumen dalam acara Ota Sori dapat dilakukan dengan empat strategi kesantunan, yaitu secara eksplisit, menggunakan kesantunan positif, kesantunan negatif, dan secara implisit. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tindak tutur yaitu usia, status sosial, jarak sosial, gender, dan kewarganegaraan.

Abstract
This study discusses speech acts used to object an argument in a debate programme entitled ?ta S?ri, through the use of politeness strategy. This is a qualitative and descriptive research. This study argues that objecting arguments in ?ta S?ri can be done through four politeness strategies: explicitly; through positive politeness; through negative politeness; and implicitly. Factors which affect speech act variations are age, social status, social gap, gender, and nationality."
2010
S13455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Bunga Putri
"Online grooming has been a pressing issue worldwide. However, studies on online grooming are still considerably scant, and there has been a lack of thorough analysis on how persuasion and cognitive distortion interact in the language of groomers. This empirical research comparatively analyzed groomers' conversations and non-predator conversations (309.000 words in each corpus) to investigate how groomers manipulate their victims and rationalize their behaviors through directives. Frequency analysis and multiple linear regression analysis was employed to investigate the relationship between groomers’ directives usage and 21 psychological dimensions from the Linguistic Inquiry and Word Count (LIWC). These findings were then compared to non-predator conversations. The results show that groomers deliberately use specific forms of directives more than non-predators, with directives with modals of possibility being the most used (3.143 instances from a total of 7.927 instances). Additionally, results of the multiple linear regression analysis also reveal that groomers’ directives usages have positive relationship with four psychological dimensions (insight, moralization, allure, and past-focus), and negative relationship with three dimensions (causation, sexual, and present-focus). This study contributes to understanding of how language is used as a manipulation tool in online grooming. Future research should aim to incorporate corpus with real minors from different platforms, and utilize non-predator corpus that mirrors adult-to-minor conversations.

Online grooming telah menjadi masalah yang mendesak di seluruh dunia. Namun, penelitian tentang online grooming masih sangat sedikit, dan analisis komprehensif tentang bagaimana persuasi dan distorsi kognitif berinteraksi dalam bahasa groomer masih terbilang kurang. Penelitian empiris ini menganalisis percakapan groomer dan percakapan non-predator (309.000 kata dalam setiap korpus) secara komparatif untuk menyelidiki bagaimana groomer memanipulasi korban mereka dan merasionalisasi perilaku mereka melalui tindak tutur direktif. Analisis frekuensi dan analisis regresi linier majemuk digunakan untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan tindak tutur direktif oleh groomer dan 21 dimensi psikologis dari Linguistic Inquiry and Word Count (LIWC). Temuan ini kemudian dibandingkan dengan percakapan non-predator. Hasilnya menunjukkan bahwa groomer secara sengaja menggunakan bentuk-bentuk direktif tertentu lebih banyak daripada non-predator, dengan direktif dengan modalitas kemungkinan (possibility) menjadi yang paling banyak digunakan (3.143 contoh dari total 7.927 contoh). Selain itu, hasil analisis regresi linier majemuk juga menunjukkan bahwa penggunaan direktif oleh groomer memiliki hubungan positif dengan empat dimensi psikologis (insight, moralization, allure, dan past-focus), dan hubungan negatif dengan tiga dimensi (causation, sexual, dan present-focus). Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana bahasa digunakan sebagai alat manipulasi dalam online grooming. Penelitian di masa mendatang harus berupaya untuk menggunakan korpus percakapan groomer dengan anak di bawah umur dari berbagai platform, serta menggunakan korpus non-predator yang mencerminkan percakapan orang dewasa dengan anak di bawah umur."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library