Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellys Sundiana
"Pada akhir abad ke 20, terjadi perubahan konsep dalam bidang pendidikan di Indonesia yang ditandai dengan isu peningkatan mutu pendidikan. Keadaan ini dipicu oleh keluarnya peraturan pemerintah tentang ketentuan baru sistem pendidikan dan peningkatan standar nilai UAN. Pemerintah melakukan perubahan ini tanpa menyertakan aspek spasial di lingkungan sekolah, sedangkan keberadaan ruang merupakan komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di sekolah menengah atas negeri dan swasta, menunjukkan beberapa bangunan sekolah tidak melakukan perubahan secara fisik dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Apakah kondisi ini dapat mengakomodasi proses pembelajaran dalam memenuhi target peningkatan nilai UAN setiap tahunnya? Padahal keberadaan aspek spatial di lingkungan sekolah tidak terlepas dari arsitektur yang membentuknya. Salah satu cara meningkatkan nilai UAN adalah dengan meningkatkan disiplin guru dan siswa. Berkaitan dengan aspek spatial, Foucault menyatakan bahwa konsep disiplin secara spatial diterjemahkan dalam model panoptikon. Sehingga perilaku dan proses pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem yang dikembangkan pihak penyelenggara sekolah. Namun permasalahan yang muncul, apakah sistem ini diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia guna memenuhi target peningkatan nilai UAN? Untuk itu, saya menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model studi kasus guna memahami penerapan disiplin secara spatial di sekolah. Pemilihan sampel berdasarkan sekolah unggulan menurut DIKNAS yang mampu memenuhi target peningkatan UAN. Dengan menggunakan sampel ini, saya dapat memahami konsep ruang disiplin. Berdasarkan hasil penelitian, saya berkesimpulan bahwa metode ruang disiplin panoptikon yang dikembangkan oleh Foucault, tidak menghasilkan peningkatan prestasi siswa yang tinggi. Menurut saya hal ini disebabkan karena sekolah tidak menerapkan metode ruang disiplin panoptikon dengan pengontrolan tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengontrolan yang terjadi di sekolah karena kehadiran guru secara aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Rahardjo
"Penerapan analisis komponen utama dalam menelaah struktur ruang di Kota Depok menghasilkan tiga kelompok wilayah yaitu usaha tani di sebelah barat Ciliwung, pelayanan dan industri atau perumahan yang tersebar di bagian utara.

This paper uses data from the 1999 village patential (potensi desa) to examine and measure the spatial structure. Eleven variables are analysed by principal component analysis. This study identified three types of scores of the first component, namely farmland region in the western part of the Ciliwung river, commercial activity and industrial or settlement region in the northern part of Depok Area."
Jurnal Geografi, 2002
JUGE-3-Jan2002-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Fadhilah Sofwa
"Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai salah satu bagian dari Kota Depok mengalami perkembangan permukiman yang besar menjadikan ketertarikan pedagang sayur keliling melakukan usaha di Kecamatan Sukmajaya. Pedagang sayur keliling berpindah dari pasar ke permukiman dan sebagian besar berada di perkotaan sering sekali mendirikan titik pemberhentian di tempat umum untuk menarik interaksi dengan konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan berdagang, alat fisik yang digunakan pedagang sayur keliling beragam seperti gerobak, motor, hingga mobil bak terbuka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan analisis spasial. Pengolahan data penelitian menggunakan crosstab pada hasil wawancara. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik aktivitas pedagang sayur keliling menujukkan perbedaan lokasi berhenti dan rute perjalanan pada jenis pedagang besar dan jenis pedagang tidak besar. Pola spasial yang diperoleh mengkaitkan karakteristik aktivitas pedagang sayur dengan area layanan pedagang selama berdagang yaitu, jenis permukiman teratur dan tidak teratur. Pedagang sayur keliling menunjukkan dominasi karakteristik aktivitas pedagang selama berdagang berada di area layanan permukiman teratur.

Sukmajaya District, Depok City, as one part of Depok City, is experiencing large residential development, making itinerant vegetable traders interested in doing business in Sukmajaya District. Itinerant vegetable traders move from markets to residential areas and are mostly located in urban areas, often setting up stopping points in public places to attract interaction with consumers. In carrying out trading activities, the physical equipment used by mobile vegetable traders varies, such as carts, motorbikes, and even pickup trucks. This research uses qualitative methods with descriptive analysis and spatial analysis. Processing research data using crosstabs on interview results. The research results prove that the characteristics of mobile vegetable traders' activities show differences in stopping locations and travel routes for large and non-large traders. The spatial patterns obtained link the characteristics of vegetable traders' activities with the traders' service areas during trading, namely, regular and irregular settlement types. Itinerant vegetable traders show the dominant characteristics of trader activity as long as they trade in regular residential service areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Termites are a group of invertebrates abundant in forested habitats. In this study, we conduct an inventory and spatial
analysis of the termite fauna of the UI campus. The survey records the presence of six termite species (Coptotermes
curvignathus, Schedorhinotermes javanicus, Macrotermes gilvus, Microtermes insperatus, Odontotermes grandiceps,
and Odontotermes javanicus), most of which had been reported by previous studies. The spatial analysis of termite nest
distribution suggests a random scattering of termite nests in the UI campus."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
"Variable Rate Technology (VRT) offers an opportunity to improve production efficiency by allowing input applications to fluctuate in response to spatial variations in soil characteristics and nutrient levels. Society may also benefit from reduced negative externalities, such as surface and groundwater contamination, from input applications. Using a dynamic spatial model, this study examines how the interaction among variability, spatial autocorrelation, and mean level of soil fertility affects optimal sampling density and the economic gains from VRT. VRT was found to be profitable under selected conditions, and the optimal grid size will vary with these conditions. In the case where variability and mean fertility levels are significantly high associated with low spatial autocorrelation, VRT produces greater net returns than Uniform Rate Technology (URT), even with the smallest grid size to base the input application decisions. Results also demonstrate that optimal grid size increases with increased spatial autocorrelation."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kurniawan
"Pulau Untung Jawa adalah pulau dengan peruntukan fungsi pulau sebagai pulau pemukiman dalam gugusan Kepulauan Seribu. Namun diluar itu, terdapat aset pariwisata yang telah dikembangkan oleh masyarakat sekitar berupa pantai yang menjadi atraksi utama. Adanya jumlah fasilitas primer yang berjumlah lebih dari satu memungkinkan penggunaan tanah untuk pembangunan fasilitas penunjang pariwisata ada yng mengelompok dan tidak mengelompok. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan fungsi fasilitas. Dari hasil dan embahasan didapatkan fakta bahwa pola ruang wisata pantai di Pulau Untung Jawa mempunyai bentuk yang serupa dengan pola yang digambarkan oleh Lavery dan Barret dan dicirikan dengan adanya tiga zona penggunaan tanah yang berbeda karakteristik dari jenis fasilitas yang ada.

Untung Jawa Island is a part of Kepulauan Seribu which is fuctioning as a setelment of civil society. Biside that, the place is a tourism asset that had develop by Untung Jawa civil as the most attractive object. With the number of primary faciliy that more than one are possible to build a tourism stuff, that could be a cluster or not. The research can prove that the spatial pattern of Untung Jawa Beach tourism have a similar form with Lavery?s and Barret?s pattern and has three zones landuse which is different characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
GEO.027/08 Kur p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alaudin Murad Oli`i
"Cekungan air tanah (CAT) Bandung - Soreang yang terletak di pedalaman Jawa telah mengalami perkembangan wilayah yang pesat, pada sisi lain mengalami degradasi lingkungan yang terindikasi dari penurunan muka tanah di beberapa lokasi. Melalui analisis spasial penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan karakteristik wilayah yang mengalami penurunan muka tanah terkait dengan sebaran sumur bor, sebaran gedung bertingkat, perubahan kedalaman muka air tanah dalam, kondisi litologi dan hidrogeologi serta penggunaan tanah. Wilayah yang mengalami penurunan muka tanah memiliki karakteristik akifer dengan aliran air melalui ruang antar butir dengan produktif sedang dan dengan penyebaran yang luas, memiliki jenis penggunaan tanah perkampungan dan industri, serta sumur bor dan gedung bertingkat memiliki kecenderungan pengaruh terhadap terjadinya penurunan muka tanah.

Underground Water Basin Bandung-Soreang which is located at deep inside on Java Island have been experience for rapid development region, in other side the environment have been degradated which is indicated from land subsidence in several location. Through the spatial analysis, this research try to revealed the characteristic of region which experienced landsubsidence in term of the spread of drill well, the spread of multistoried building, decreasing of piezometric surface, litology and hidrogeology condition, and landuse. The characteristic of landsubsidence region experienced of decreasing of piezometric surface, with akuifer water flow through the space within grain, average productive and have a wide spread, type landuse of landuse are residence and industry, a long with drill wells and multistoried building there are preference influence to landsubsidence phenomenon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34063
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Casmito
"Skripsi ini membahas variasi keruangan industri manufaktur di Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk menjelaskan pola persebaran industri berdasarkan persamaan dan perbedaan industri dalam ruang. Persamaan dan perbedaan industri tersebut dilihat dari potensi dan kinerjanya sedangkan untuk menjelaskan keruangannya digunakan tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi industri. Untuk melihat potensi dan kinerja industri digunakan metode location quotient dan shift share. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari potensinya, jenis industri di Kabupaten Tegal yang berorientasi pada bahan baku, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah. Sedangkan jenis industri yang berorientasi pasar, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif tinggi. Ditinjau dari kinerjanya, sebagian besar jenis industri yang berdaya saing penuh berada di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah.

The focus of this study is to explain the spatial variation of manufacturing industry in Tegal Regency. The purpose of it is to explain the manufacturing industry distribution pattern based on the sameness and difference (variation) in space. For explaining the variation is used the manufacturing industry potention and performance. The accessibility and agglomeration rate is used to explain the manufacturing industry space aspect. Location quotient and shift share analysis for measuring the manufacturing industry potention and performance. This research is descriptive and use spatial approach.
The result of this research is showing that based on the manufacturing industry potention, most of resources-based industry is base and located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively while the market-based industry is base and located in the region with high accessibility and agglomeration rate relatively. Based on the manufacturing industry performance, most of industry which have full competitiveness is located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34132
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Suria Darma
"Rencana peruntukan setiap ruang di suatu daerah sudah ditentukan berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Namun demikian, banyak kasus dilaporkan dimana terjadi penyimpangan satu peruntukan ruang dengan peruntukan ruang lainnya sering terjadi. Salah satu penyebab tumpang tindih tersebut adalah sistem informasi peruntukan ruang yang tidak memadai. Secara umum, keadaan sistem informasi keruangan yang ada sekarang (as-is system) pada setiap instansi adalah sebagai berikut: 1) Pihak publik susah melakukan pencarian dan akses terhadap data yang ada pada berbagai instansi, sehingga publik tidak bisa melakukan verifikasi peruntukan ruang suatu wilayah yang berpotensi mengalami tumpang tindih satu sama lain, 2) Masing-masing instansi mengumpulkan data sendiri-sendiri tanpa mengetahui data apa yang sudah ada pada instansi lain (redundant effort on data collection), dan 3) Data yang ada tidak kompatibel sehingga menghambat pertukaran data. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan membangun Sistem Informasi Sinkronisasi Ruang Berbasis Web yang bisa membantu stakeholder melakukan sharing distributed data geospasial (misalnya kawasan hutan lindung, kawasan industri, dan lain-lain). Disamping itu stake holder juga bisa melakukan overlay berbagai peta tematik tersebut untuk mengetahui daerah-daerah yang tumpang tindih. Melalui sistem informasi ini semua stakeholder bisa melakukan verifikasi keruangan setiap saat melalui internet dan melakukan revisi jika ada potensi untuk terjadinya tumpang tindih ruang. Metodologi yang digunakan untuk requirement determination adalah dengan melakukan observasi, studi literatur dan peraturan pemerinthan. Sedangkan untuk logical physical modeling analisis dan desain Sistem Informasi Sinkronisasi Ruang (SINKRON) digunakan Unified Modeling Language (UML) Version 2.0. Dalam mendukung interoperability dari sistem maka digunakan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC) web service. Desain Sistem Informasi Sinkronisasi Ruang (SINKRON) berbasis web map service dengan open standar interoperability dari Open Geospatial Consortium (OGC) web service mampu menyediakan platform bagi sharing distributed data geospasial. Disamping itu, melalui desain sistem yang interoperable, publik bisa melakukan overlay multi layer peta on the fly dari multi sources. Dengan demikian publik tidak perlu melakukan deployment software GIS komersial untuk bisa melakukan analisis keruangan sederhana.

Spatial utilization plan has been established for all regions based on regional spatial planning map (Peta Rencana Tata Ruang Wilayah). Nevertheless, many problems have been reported, where deviation between spatial utilization plan and actual utilization occurred. The reason for this overlap is mainly caused by lack of reliable spatial information system. Existing spatial information systems in Indonesia are characterized by the following conditions: 1) Public has difficulty to search and to access geospatial data distributed among various institutions. As a consequence, people unable to verify potential overlap on spatial utilization in a certain region, 2) Un-organized geospatial data caused redundant effort on data collection, 3 Different geospatial data format prohibiting data sharing among institutions. Development of web based spatial information system is expected to minimize these problems. Observations, literature and regulation analysis were carried out to determine system requirements. Meanwhile, Unified Modeling Language (UML) Version 2.0 was applied for logical and physical modeling. To support interoperability of distributed access mechanism, open standard of Open Geospatial Consortium (OGC) web service was implemented. Distinct features of the systems are: 1) Sharing mechanism of distributed geospatial data using web map service, and 2) Overlay multi map layers on the fly without additional deployment of commercial GIS software."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One of service demand in wireless communication through air is service that base on multimedia with big capacity, high velocity, flexible , and small error. Nevertheless , known that the availability of bandwidth is limited, besides, the big bandwith can cause selective fading. Adaptive MIMO Switch (AMS) and adaptive Modulation (AM) technique are implemented to handle this problem. The principle of AMS technique is switching between Space Time Block Code (STBC) and Spatial Multiplexing (SM). While adaptive modulation is to change signal constellation (mapper) that used. AMS technique and adaptive modulation works due to feedback contains Channel State Information that represented with EB/No parameter. Coalition from both adaptive technique, hopefully can upgrade data rate with guarantee the qualities is still well-kept. In this research, AMS technique and adaptive modulation implemented in MIMO-OFDM mobile WiMAX (IEEE 802, 16e) system. The result of this research, MIMO OFDM system use AM+AMS give the performance improvement equal to kurang lebih 0,5 (data rate) and kurang lebih 1,5 dB (gain) to AM or AMS."
620 JURTEL 14:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>