Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumartojo, Shanti
New York: Routledge, 2019
304.23 SUM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asyraf Muhammad
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas produksi ruang sosial dalam skala urban yang melibatkan sejarah akan urbanisme tersebut. Studi kasus untuk skripsi ini berlokasi pada Jl. Raya Pekojan, yang termasuk dari kawasan Kampung Pekojan, Jakarta Barat. Pembahasan studi kasus meliputi bagaimana produksi ruang sosial dapat terjadi pada kawasan bersejarah Pekojan, dengan mempertimbangkan bahwa kawasan Pekojan memiliki nilai intrinsik tersendiri dalam aspek historis. Oleh karena itu, penelitian tidak hanya membahas tentang bagaimana individu-individu manusia di dalamnya bekerja secara keruangan, tetapi juga mempertimbangkan latar belakangnya sebagai salah satu situs bersejarah yang sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Konsep produksi ruang sosial yang diterapkan pada studi kasus kawasan Pekojan ini tidak hanya sebagai alat untuk mengidentifikasi bagaimana proses produksi ruang sosial tersebut terjadi, tetapi juga dapat menjelaskan bagaimana hasil dari proses produksi tersebut memengaruhi perubahan sosial yang ada pada kawasan Pekojan.


ABSTRACT
This paper discusses how a social space can be produced, especially in a scope of historical urban scape. The case study for this paper will be located at Jl. Raya Pekojan, which is the main integral part of Pekojan district as the whole. The explanation of this case study will include how a social space can be produced while considering that the case study has a lot of historical value within it. Thus, this research will not only describe how an individual human works in a socio-spatial way, but will also consider the historical fact behind, even since the colonial of Dutch-Indie era. The applied concept of the production of space will not only work as a tool for deciphering a socio-spatial condition, but also can explain about what kind of social change has had happened in a such long period of time.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Arifin
"Pada tahun 2009, kota Tangerang Selatan secara resmi dinyatakan sebagai kota. Kebutuhan untuk menjadi kota yang mandiri membuat Kota Tangerang Selatan menarik banyak pengembang berharap pengembang dapat memperoleh keuntungan dalam pengembangan ini. Di tengah perkembangan yang luas ini penduduk asli Kota Tangerang Selatan menjadi penonton perkembangan yang luas, mereka adalah orang-orang dari Desa Cilenggang. Posisi mereka perlahan-lahan dipindahkan di daerah asal mereka. Identitas mereka perlahan menjadi hilang terutama di tingkat remaja. Remaja ini terutama pada usia 16-19 sekarang, tetapi sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota, ketika mereka masih di usia anak-anak mereka menggunakan Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Dan sekarang mereka masih menggunakan ruang Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Para remaja ini berada pada tahap pencarian jati diri, mereka yang menggunakan tempat itu akan diteliti dan terungkap perilakunya ketika mereka menggunakan tempat itu. Studi ini melakukan pengamatan terhadap sekelompok remaja di sekolah menengah menggunakan metode wawancara dan pemetaan ruang yang digunakan oleh remaja untuk memahami pola penggunaan ruang yang biasanya mereka gunakan. Studi ini mengungkapkan perilaku remaja ini dan tanggapan mereka terhadap ruang berkumpul mereka dan bagaimana mereka mengantisipasi hilangnya ruang yang biasanya mereka gunakan, remaja ini mengubah ruang mereka sebagai area berkumpul.

In 2009, South Tangerang city was officially declared as a city. The need to become an independent city make South Tangerang City attracts many developers hoping the developer could make a profit in this development. In the middle of this vast development native people of South Tangerang City became a spectator of the vast development, they are people of Cilenggang Village. Their position is slowly displaced in their original area. Their identity slowly becomes gone because of the confusion of the space in South Tangerang City itself, especially in the adolescent level. These adolescents mainly in the age of 16-19 now, but before the South Tangerang City before it becomes a city, when they are still in kids age that used the Village of Cilenggang as their play area. And now they still using the space of Village of Cilenggang as their play area. These adolescents that in the phase of searching their true identity that using the place will be researched and will be revealed their behavior as they used the place. This study conducted an observation of a group of adolescents in high school using interviewing method and mapping of the space used by the adolescents to understand their usage pattern of space that they usually use. This study reveals these adolescents behavior and their responses towards the new space and how they anticipate the loss of the space that they usually were used, these adolescents are changing their space as for play area. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library