Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadyanti Larasati
Abstrak :
Saat ini energi baru dan terbarukan sedang dalam masa pengkajian agar penggunaannya dapat lebih meluas di waktu yang akan datang. Salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang umum digunakan adalah energi surya melalui teknologi sel surya yang dapat mengonversikan energi surya menjadi energi listrik dan kemudian menjadi salah satu komponen yang menyusun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penggunaan PLTS dapat diinterkoneksikan dengan jaringan distribusi pada sistem tenaga listrik, baik itu jaringan tegangan menengah maupun jaringan tegangan rendah. Pada skripsi ini dilakukan studi interkoneksi PLTS kapasitas 3 MWp dengan sistem jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV Kota X. Studi interkoneksi yang dilakukan terdiri dari studi aliran daya dan studi gangguan hubung singkat menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0. Hasil dari studi aliran daya menunjukkan level tegangan tiap bus mengalami kenaikan sebesar 0,293%-0,926% setelah dilakukan interkoneksi dengan sistem PLTS, dengan nilai yang masih sesuai standar SPLN 1:1978 yaitu sebesar 90% hingga 105%. Selain itu, hasil dari studi gangguan hubung singkat menunjukkan nilai arus gangguan hubung singkat tiga fasa mengalami perubahan nilai yang tidak terlalu signifikan, yaitu kenaikan dengan nilai 1-37 A dan penurunan 1-5 A, dengan nilai yang masih sesuai standar pengenal komponen proteksi sebesar 25 kA. ......Currently, renewable energy is under review so that its use can be more widespread in the future. One of the renewable energy sources that are commonly used is solar energy through solar cell technology that can convert solar energy into electrical energy and then becomes one of the components that makes up the solar power plant. The use of solar power plant can be interconnected with distribution networks in electric power systems, both medium voltage networks and low voltage networks. In this study a 3 MWp capacity of solar power plant was conducted with the medium voltage network system of X City. This interconnection study consisted of power flow and short circuit studies using ETAP 12.6.0 software. The results of the power flow study show the voltage level of each bus has increased by 0.293%-0.926% after interconnection with solar power plant system, with a value that still matches the SPLN 1:1978 standard of 90% to 105%. In addition, the results of short circuit study show the value of the three phase short circuit fault current experienced a change in value that is not too significant, with an increase of 1-37 A and a decrease of 1-5 A, with a value that is still according to the protection component rating standard of 25 kA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Pradana Purnamaputra
Abstrak :

Penggunaan dan pengembangan energi baru terbarukan terus meningkat seiring waktu, salah satunya adalah energi surya. Untuk pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik, dibutuhkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tentunya menggunakan panel surya. Dalam penggunaannya, panel surya sangat bergantung terhadap cuaca dan iradiasi matahari yang berubah-ubah seiring waktu sehingga keluaran daya dari panel surya tidak selalu mencapai potensi maksimalnya. Pada sistem panel surya ini, dibutuhkan inverter untuk mengubah listrik DC yang dihasilkan panel surya menjadi listrik AC. Pemanfaatan inverter ini akan memengaruhi karakteristik hasil keluaran dari panel surya, salah satunya adalah disturbansi. Pada frekuensi rentang 9 -150 kHz, peralatan listrik dengan inverter akan menghasilkan disturbansi pada sistem. Sehingga, pada tulisan ini, penelitian dilakukan untuk mengamati karakteristik disturbansi frekuensi 9-150 kHz sistem PLTS on-grid terhadap variasi beban dan iradiasi matahari pada sistem kelistrikan di SPBU Kuningan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk penelitian disturbansi kedepannya. Dari hasil penelitian tegangan disturbansi di frekuensi 9-150 kHz yang didapat, frekuensi 18 kHz menjadi frekuensi yang paling dominan disturbansinya. Persentase kenaikan nilai disturbansi dari iradiasi matahari terendah (500 W/m2) ke iradiasi matahari tertinggi (900 W/m2) adalah sebesar 10%-12% dan persentase kenaikan nilai disturbansi dari daya beban terendah (500 W) ke daya beban tertinggi (2500 W) adalah sebesar 3% - 8%.

 


The use and development of new renewable energy continues to increase over time, one of which is solar energy. To use solar energy into electricity, a solar power plant is needed which of course uses solar panels. In its use, solar panels are very dependent on weather and solar irradiation that changes over time so that the power output of solar panels does not always reach its maximum potential. In this solar panel system, an inverter is needed to convert dc electricity produced by solar panels into ac electricity. The use of this inverter will affect the characteristics of the output of solar panels, one of which is disturbance. At a frequency range of 9-150 kHz, electrical equipment with an inverter will produce a disturbance in the system. So, in this thesis, the study was conducted to observe the characteristics of the disturbance frequency of 9-150 kHz on-grid solar system to the variation of load and solar irradiation in the electrical system at the Kuningan gas station so that it can be used as a guide for future disturbance research. From the results of the study of disturbance voltages at frequency of 9-150 kHz, the frequency of 18 kHz is the most dominant frequency of the disturbance. The percentage of increase in disturbance value from the lowest solar irradiation (500 W/m2) to the highest solar irradiation (900 W/m2) is 10%-12% and the percentage of increase in disturbance value from the lowest load power (500 W) to the highest load power (2500 W) is 3% - 8%.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library