Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Suhendra
Abstrak :
Tesis ini membahas kajian model bisnis jual beli listrik on-grid yang sejalan dengan regulasi dan kondisi di Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan bisa membangkitkan minat masyarakat atau swasta untuk membangun dan meringankan beban PLN yang memiliki keterbatasan dalam penyediaan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia. Tesis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan berbagai batasan untuk memberikan kejelasan atas cakupannya. Beberapa kajian dilakukan atas model bisnis PLTS dan perubahannya yang mungkin dilakukan untuk model bisnis yang lebih prospek. Dengan memakai Perangkat Evaluasi Model Bisnis (PEMB) dan menerapkan Strategi Samudera Biru, diajukan perubahan model bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia, meliputi penghapusan power wheeling, regulasi atas TKDN dalam tahap rantai suplai, infrastruktur menjadi tanggung jawab PLN, tingkat inflasi (inflation rate) perlu dihitung dalam model finansial, asuransi untuk menggantikan extra account yang harus disetor pengembang, FiT yang perlu berlaku untuk semua kementerian dengan acuan tarif plafon, atribut pasar seperti kredit energi terbarukan surya (S-REC/solar renewable energy credits) yang perlu diregulasikan dan pembebasan lahan yang diharapkan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Perubahan model bisnis harus terus dilakukan sejalan dengan perubahan kondisi, baik itu kondisi ekonomi, teknis dan infrastruktur maupun regulasi. ......This tesis is discussing about the power purchase business model review on which in line with regulations and conditions in Indonesia for distributed PV Solar Power Generation and is expected to generate public or private interest to build and ease the burden of PLN that have limitations in providing electricity to the entire people in Indonesia. This tesis is a qualitative descriptive study with a variety of constraints to provide clarity on the scope. Some review is conducted on the solar PV model business and its changes that may be applied for more prospective business model. Using the Business Model Evaluation Tools (BMET) and applying Blue Ocean Strategy, it is proposed that business model change can be thrived in Indonesia include the elimination of power wheeling, regulation of local content in the stage of the supply chain, infrastucture become the responsibility of PLN, inflation rate should be calculated in financial model, insurance to replace the extra accounts that must be paid by the developer, feed-in tariff need for all ministries with ceiling tariff as reference, regulations for market atributes like solar renewable energy credits (SREC) and land acquisition become the responsibility of local government. Business model change shall be done in line with the conditions change, by the economic condition, technical concerns, infrastructure and regulation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Sary
Abstrak :
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin berkembang selain didorong oleh potensi energi surya yang melimpah juga didorong oleh harga modul surya yang semakin turun. PLTS Apung merupakan salah satu teknologi PLTS yang memiliki potensi besar di Indonesia, karena 2/3 luas Indonesia adalah perairan. Melihat perkembangan dan potensi PLTS Apung di Indonesia, perlu dibuat standar nasional karena masih banyak tantangan dalam penerapannya seperti ketidakpastian dampaknya terhadap lingkungan, kompleksitas dalam perancangan dan pengoperasian PLTS Apung di atas air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas kebutuhan Standar Nasional PLTS apung di Indonesia sehingga hasilnya akan dibuat rekomendasi kerangka standar nasional. Terdapat 3 kriteria tujuan standardisasi nasional yaitu Jaminan Mutu, efisiensi dan perlindungan konsumen, produsen dan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode SWOT untuk mengetahui kelemahan dan tantangan PLTS Apung di Indonesia dan metode AHP untuk menentukan urutan prioritas kebutuhan Standar Nasional PLTS apung, sehingga hasilnya akan digunakan untuk menyusun rekomendasi standar. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai referensi dalam mendukung program pengembangan PLTS Terapung di Indonesia sehingga memudahkan pemerintah dan pemangku kepentingan menentukan strategi dan arah kebijakan. Dari hasil analisis AHP diperoleh kesimpulan bahwa prioritas standar nasional PLTS apung yang dibutuhkan di Indonesia saat ini adalah standar kajian kelayakan, sistem design dan ketahanan dan keamanan komponen, sehingga rekomendasi kerangka standar nasional dibahas dalam penelitian ini.  ...... Solar power plant technology is growing rapidly, apart from being driven by the abundant potential of solar energy, it is also driven by the decreasing price of solar modules. Floating PLTS is one of the solar power plant technologies that have great potential in Indonesia, because 2/3 of Indonesia's area is water. Seeing the development and potential of floating solar power plants in Indonesia, it is necessary to make a national standard because there are still many challenges in its implementation such as the uncertainty of its impact on the environment, complexity in the design and operation of floating solar power plants on water. This study aims to determine the priority needs of the National Standard for floating solar power plant in Indonesia so that the results will be made recommendations for the national standard framework. There are 3 criteria for national standardization, namely Quality Assurance, efficiency, and protection of consumers, producers, and the environment. Therefore, this study uses the SWOT method to determine the weaknesses and challenges of Solar power plants in Indonesia and the AHP method to determine the order of priority for the needs of the National Standard for PV mini-grid, so that the results will be used to develop standard recommendations. The results of this research will be used as a reference in supporting the Floating solar power plant program in Indonesia, making it easier for the government and stakeholders to determine strategies and policy directions. From the results of the AHP analysis, it was concluded that the priority national standards for floating solar power plants needed in Indonesia today are standards for feasibility studies, system design, and component resilience and safety, so that recommendations for the national standard framework are discussed in this study. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Ramadhani
Abstrak :
Saat ini, pertumbuhan populasi dan aktifitas bisnis di dalam suatu kota menciptakan permasalahn baru, yaitu pergerakan dari penduduk itu sendiri. Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT), yang termasuk di dalam transportasi public dengan jalur khusus terus membuktikan bahwa transportasi umum jenis ini sangat efektif dan efisien dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan mengurangi tingkat kemacetan serta menciptakan lingkungan yang lebih hijau. Akan tetapi, MRT membutuhkan daya listrik dalam jumlah yang relative besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sebuah studi dibuat. Studi ini memiliki metode dengan melakukan simulasi seberapa besar potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat dibangun dalam fasilitas MRT Jakarta dan melakukan analisis dari aspek keteknikan, ekonomi, regulasi, dan strategi dari perusahaan tersebut. Hasilnya adalah PLTS sebesar 451,2 kWp dapat dibangun di atas Bangunan Workshop MRT Jakarta, memiliki Net Present Value (NPV) sebesar Rp 648.247.150. Adapun Biaya Kapasitas akibat instalasi PLTS dapat dihindarkan dengan melakukan skema Business to Business (B2B) dengan Perusahaan Utilitas Listrik Indonesia. ......Nowadays, the growth of population and business activities in a city is creating a new problem, which is the movement of the people itself. Mass Rapid Transit (MRT), which included in public transportation with a dedicated lane continues to prove that this kind of public transportation is effective and efficient to solve that problem by reducing congestion and creating a greener environment. However, MRT requires electrical power in a relatively big number. To meet this requirement and support a greener environment, a study is conducted. The method of this study is to simulate on how much potentially a solar power plant can be built on Jakarta MRT facility and conduct an analysis on engineering, economic, regulation, and strategic of the Company itself. The result is a 451.2 kWp Solar Power Plant could be built on the Workshop Building on Jakarta MRT, has NPV of Rp 648.247.150. The Cost of Capacity Charge could be avoided by giving the Power Utility Company of Indonesia a Business to Business (B2B) scheme.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Prakasa Anom Putra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aspek ekonomi berbagai konfigurasi proses tenaga surya terkonsentrasi diterapkan di Nusa Tenggara. Penggunaan sistem penyimpanan energi diteliti penerapannya terhadap tenaga surya yang dikonsentrasikan karena penggunaannya pada sumber energi yang berselang, seperti energi surya, dinilai mampu mengatasi permasalahan pasokan dan permintaan energi listrik. Sistem tangki ganda (panas dan dingin) menjadi yang konvensional pada tenaga surya terkonsentrasi, sementara tangki jenis termoklin masih berada dalam tahap penelitian.. Penelitian ini akan dilakukan dengan menyimulasikan enam jenis skenario pembangkitan dengan kedua jenis tangki tersebut dan skenario tanpa menggunakan sistem penyimpanan energi. Skenario dilakukan dengan menjalankan siklus termodinamika Rankine dan Brayton. Seluruh data yang berkaitan akan menggunakan data yang tersedia di Nusa Tenggara Timur dengan WACC sebesar 10% dan umur guna proyek selama 25 tahun. Hasil penelitian menyatakan bahwa di penerapan siklus Brayton menghasilkan energi lebih besar, tetapi efisiensi keseluruhannya kecil dibandingkan siklus Rankine. Hal tersebut menuntun kepada lebih besarnya LCOE skenario yang menjalankan siklus Brayton dibandingkan siklus Rankine. Penggunaan tangki jenis termoklin mampu untuk menekan biaya investasi, sehingga sistem yang menggunakan sistem tangki termoklin memperoleh LCOE lebih rendah dibandingkan dengan sistem tangki. Di antara semua jenis skenario, sistem yang menjalankan sistem tangki termoklin dengan siklus Rankine mampu menghasilkan LCOE paling rendah. Hasil LCOE tersebut sebanding dengan LCOE sumber energi lain di Indonesia. ......This study aims to determine how the economic aspects of various configurations of concentrated solar power processes are applied in Nusa Tenggara. The employment of energy storage systems is investigated for its application to concentrated solar power because its use in intermittent energy sources, such as solar energy, is able to overcome problems of supply and demand for electrical energy. The double tank system (hot and cold) is becoming the conventional one on concentrated solar power, while the thermocline type tank is still in the research stage. This research will be carried out by simulating six scenarios by incorporating both types of tanks, without using energy storage systems, and is running with Rankine and Brayton thermodynamic generation cycles. All related data will use Nusa Tenggara Timur availability with WACC of 10% and 25 project lifetimes. The results of the study state that the application of the Brayton cycle produces more energy, yet the overall efficiency is lower than the Rankine cycle. This leads to a larger LCOE of scenarios running the Brayton cycle than the Rankine cycle. The use of a thermocline tank can reduce investment costs so that a system using a thermocline tank system obtains a lower LCOE than the double tank system. Among all types of scenarios, the system with thermocline tank and Rankine cycle were able to produce the lowest LCOE. The results of the LCOE are comparable to the LCOE of other energy sources in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Sofianita
Abstrak :

Penelitian ini mempelajari analisis ekonomi dan potensi dampak lingkungan penggunaan PLTS dan PLTB yang diyakini tidak menghasilkan emisi selama memproduksi listrik. Untuk analisis ekonomi menggunakan metode LCC dan LCOE. Metode LCA digunakan untuk menghitung potensi dampak lingkungan dari sistem PLTS dan PLTB off grid menggunakan baterai. Hasil penelitian untuk analisis ekonomi menyebutkan biaya LCC PLTS lebih rendah dibanding PLTB, dengan biaya LCC PLTS sebesar Rp 724.448.306, sedangkan biaya LCC PLTB Rp 1.834.313.012. LCOE dari PLTS juga lebih rendah dibanding PLTB, dengan LCOE PLTS sebesar Rp 2.542/kWh, sedangkan biaya LCOE PLTB Rp 6.445/kWh. Potensi dampak lingkungan pada PLTS dan PLTB di Kampung Bungin menggunakan software Simapro menggunakan metode CML IA, didapatkan kategori GWP PLTS 0.09 kg CO2 eq/kWh dan GWP PLTB 0.176 kg CO2 eq/kWh. EBT yang sesuai di Kampung Bungin berdasarkan analisa ekonomi dengan biaya LCOE yang rendah dan analisa berdasarkan potensi dampak lingkungan adalah PLTS.


This study studied economic analysis and the potential environmental impacts of using solar power plants and power plants which are believed to produce no emissions during electricity production. For economic analysis use the LCC and LCOE methods. The LCA method is used to calculate the potential environmental impact of the solar power plant and off grid wind turbine power plant systems using batteries. The results of the study for economic analysis stated that the cost of LCC solar power plant was lower than wind turbine power plant, with the cost of LCC solar power plant amounting to Rp 724,448,306, while the cost of LCC wind turbine power plant was Rp. LCOE from solar power plant is also lower than PLTB, with LCOE solar power plant of Rp 2,542 / kWh, while LCOE wind turbine power plant costs Rp 6.445 / kWh. Potential environmental impacts on solar power plant and wind turbine power plant in Bungin Village using Simapro software using the CML IA method, obtained GWP solar power plant category 0.09 kg CO2 eq / kWh and GWP PLTB 0.176 kg CO2 eq / kWh. The appropriate renewable energy in Bungin Village is based on economic analysis with low LCOE costs and analysis based on potential environmental impacts is solar power plant.

2019
T53322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Felim
Abstrak :
Beban kapal Tugboat disuplai dengan menggunakan generator dimana menggunakan genset sebagai penggerak utamanya sehingga menggunakan bahan bakar, dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar sehingga dapat memulai gerakan “Go Green”. Karena negara Indonesia juga memiliki potensi PLTS yang cukup tinggi karena merupakan negara tropis maka dipilih sebagai sumber energi listrik sekunder untuk kapal. Dengan menggunakan PLTS maka akan menghemat bahan bakar serta dapat menghemat biaya harian dimana terutama pada siang hari PLTS dapat mensuplai energi listrik ke kapal yang dapat disimpan ke baterai dahulu. Simulasi desain panel surya ini menggunakan perangkat lunak ETAP. Serta dalam simulasi tersebut melakukan analisa aliran daya dan analisa hubung singkat. Dimana dengan menggunakan panel surya dapat mengurangi COE dari 3928 sebelum menggunakan panel surya namun setelah menggunakan panel surya COE menjadi 3068. ......Generator is use to supply Tugboat ship’s electrical loads which generator need fuel to generate electricity, in purpose of reducing the use of fuel with the “Go Green” movement. Indonesia is known as tropical country which has high potential of solar panel energy to generate electricity, which is why solar panel is selected to become secondary power source for the ship. By using solar panel it will reduce amount of fuel used and reduce fuel cost expecially at noon solar panel can supply electricity directly to load or charge battery which can be used later. Solar panel study design is conducted using ETAP software. In the simulation, load flow analysis and short circuit analysis are going to be used. By using solar panel, which can lead to reduce energy cost from COE of 3928 without using solar panel system into COE of 3068 with solar panel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library