Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satia Nisa Firdhauzi
Abstrak :
Daerah Gunung Patuha terletak 50 km sebelah selatan Kota Bandung dan merupakan hulu dari sungai terpanjang di Jawa Barat, Sungai Citarum. Penggunaan lahan di daerah Gunung Patuha didominasi oleh perkebunan teh, sawah dan berbagai komoditas pertanian seperti kopi, jagung, daun bawang, dan kacang-kacangan. Pertanian dan perkebunan di lokasi lereng curam membutuhkan metode konservasi tanah yang tepat untuk mengurangi tingkat erosi dan menghindari ancaman tanah longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola spasial dan temporal konservasi tanah diterapkan oleh petani dari 1990 hingga 2018 dan memproyeksikannya ke 2036 hingga memahami dampak yang mungkin terjadi di masa depan. Metode yang digunakan untuk memodelkan perubahan di penggunaan lahan pertanian adalah Cellular Automata - Markov Chain oleh berbagai faktor pendorong, seperti jarak dari jalan, sungai, pemukiman, hutan, dan kemiringan persen. Skenarionya yang digunakan dalam analisis adalah skenario Business as Usual (BAU). Kemiringan dan mengemudi lainnya Faktor tersebut kemudian dikorelasikan dengan lahan pertanian untuk mengidentifikasi metode konservasi tanah dan kemudian divalidasi oleh survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di Gunung Patuha area pada tahun 1990, 2000 dan 2018 mengalami perubahan signifikan, perkebunan dan pertanian tanah mendominasi setiap tahun. Pola spasial metode konservasi tanah dilakukan oleh masyarakat terkait erat dengan kondisi lereng dan perubahan lahan pertanian dan jenis komoditas yang ditanam oleh petani. Pertanian lereng <15% mengadopsi bahan kimia dan metode konservasi vegetatif, sedangkan lahan pertanian di lereng> 15% mengadopsi mekanik, metode konservasi vegetatif, dan kimia. Pada 2036 perkebunan dan lahan pertanian diperkirakan meningkat, sehingga lahan yang dilestarikan pada tahun 2036 juga meningkat.
The Mount Patuha area is located 50 km south of Bandung City and is upstream from the longest river in West Java, the Citarum River. Land use in the Mount Patuha area is dominated by tea plantations, rice fields and various agricultural commodities such as coffee, corn, leeks, and beans. Agriculture and plantations on steep slope locations require appropriate soil conservation methods to reduce erosion rates and avoid the threat of landslides. The purpose of this study is to identify the spatial and temporal patterns of soil conservation applied by farmers from 1990 to 2018 and project them to 2036 to understand the impacts that might occur in the future. The method used to model changes in agricultural land use is Cellular Automata - Markov Chain by various driving factors, such as distance from roads, rivers, settlements, forests, and percent slope. The scenario The analysis used is the Business as Usual (BAU) scenario. Slope and other driving factors are then correlated with agricultural land to identify soil conservation methods and then validated by field surveys. The results showed that land use in the Mount Patuha area in 1990, 2000 and 2018 underwent significant changes, plantation and agricultural land dominated every year. The spatial pattern of soil conservation methods carried out by the community is closely related to slope conditions and changes in agricultural land and the types of commodities planted by farmers. Slope farming <15% adopts chemicals and vegetative conservation methods, while slope farming> 15% adopts mechanics, vegetative conservation methods, and chemistry. In 2036 plantations and agricultural land are expected to increase, so that the land conserved in 2036 also increase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putro Adhi Widyasa
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan tanah Daerah Aliran DA Ci Leungsi hulu yang terdapat diKabupaten Bogor Jawa Barat selalu mengalami perkembangan dari tahun ketahun disebabkan oleh meningkatnya aktivitas manusia yang berdampak padaterjadinya degradasi lahan seperti erosi. Erosi tanah di Pulau Jawa diperkirakanmenelan kerugian US 400 juta per tahun. Penelitian ini bertujuan untukmengestimasi laju erosi dengan menggunakan persamaan Modify Universal SoilLoss Equation MUSLE yang sudah terintegrasi pada pemodelan Soil and WaterAssessment Tool SWAT . SWAT dapat memberikan hasil simulasi yang berbasispada karakteristik fisik daerah berupa Unit Respon Hidrologi URH yangmempertimbangkan parameter iklim seperti curah hujan, suhu, radiasi matahari,kelembaban dan kecepatan angin. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju erositertinggi pada wilayah hulu sub-DAS 15 Ci Janggel dengan kontribusi erosi 184ton/ha/tahun atau termasuk dalam klasifikasi erosi berat. Sedangkan rata-rata lajuerosi pada daerah penelitian termasuk ke dalam klasifikasi erosi sedang.Tingginya laju erosi terjadi pada karakteristik daerah dengan kemiringan lereng25-45 , jenis tanah clay loam, dan penggunaan tanah pertanian lahan kering.Hubungan karakteristik fisik DAS dan laju erosi ditunjukkan dengan semakinheterogen nilai URH di sub-DAS maka nilai laju erosinya cenderung semakinrendahKata Kunci: DAS, Laju Erosi, Karakteristik fisik DAS ,Pemodelan, SWAT
ABSTRACT
Land use of upper watersheds Cileungsi located in Bogor, West Java has alwaysprogressing from year to year due to increased human activities that have animpact on land degradation such as erosion. Soil erosion in Java estimated loss ofUS 400 million per year. This study aim to estimate of erosion rate by using theModify Universal Soil Loss Equation MUSLE is already integrated in themodeling Soil and Water Assessment Tool SWAT . SWAT can providesimulation results based on the physical characteristics of the HydrologicalResponse Unit HRU is considering climate parameters such as rainfall,temperature, solar radiation, humidity and wind speed. The results showed that thehighest rate of erosion on the upstream sub basin 15 Ci Janggel to contribute toerosion 184 tonnes ha year or included in the classification of heavy erosion.While the average rate of erosion in areas including research into the classificationof medium erosion. The high rate of erosion occurs on the characteristics of thearea with 25 45 of slope, clay loam soils, land use and agricultural drylands.Relationships and physical characteristics of the watershed erosion is shown bythe heterogeneous HRU value in the sub watershed erosion rate tends to be lKeowkeywords Erosion rate, Modelling, Physical characteristics of the watershed, SWAT, Watershed
2017
S68988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahra Syafira Oktaviani
Abstrak :

Karbon organik tanah merupakan sifat kimiawi yang penting di dalam tanah karena berperan sebagai sumber nutrisi untuk tanaman, menahan laju erosi, dan menentukan produktivitas tanah dan tanaman. Informasi kandungan karbon organik tanah pada berbagai lanskap yang berbeda di sebuah daerah aliran sungai (DAS)  dapat menjadi indikator penting proses erosi yang terjadi pada lapisan tanah. Laju erosi yang tinggi adalah isu utama di DAS Cirasea, yang merupakan bagian dari sub DAS Citarum hulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor tekstur tanah, topografi, dan penggunaan lahan terhadap variasi kandungan karbon organik tanah. Kandungan karbon organik tanah diperoleh dari pengambilan sampel tanah terganggu pada 60 lokasi dengan menggunakan metode stratified random sampling dan uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan ketinggian dan fraksi clay memiliki kontribusi besar terhadap kandungan TOC, POC, dan DOC. Persebaran kandungan karbon organik tanah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian dan menurunnya persentase lereng dan fraksi clay. Penggunaan lahan berpengaruh sebagai sumber kandungan karbon organik dalam tanah dengan persebaran kandungan karbon organik kelas tinggi sebagian besar berada pada penggunaan lahan perkebunan dan kelas rendah di tegalan dan sawah.

 


Soil organic carbon is an important chemical characteristic in the soil because it acts as a source of nutrients for plants, restrains the rate of erosion, and determines soil and plant productivity. Information on soil organic carbon content in different landscapes in a watershed (DAS) can be an important indicator of erosion in the soil. High erosion rates are the main issue in the Cirasea watershed, which is part of the upstream Citarum watershed. The purpose of this study was to analyze the effect of soil texture, topography, and land use factors on variations in soil organic carbon content. Soil organic carbon content was obtained from disturbed soil sampling at 60 locations using stratified random sampling and laboratory tests. The results showed elevation and clay fraction had a major contribution to the contents of TOC, POC, and DOC. The distribution of soil organic carbon content tends to increase with increasing elevation and decreasing slope percentage and clay fraction. Land use is influential as a source of organic carbon contents in soils with the distribution of high classes organic carbon content mostly in plantation and low classes in fields and rice fields.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library