Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyadi Cokroharjono
Abstrak :
ABSTRAK Tanah longsor sebagai gejala alam merupakan salah satu penyebab yang bisa merusak hutan lindung pada kawasan Taman Nasional gunung Gede-Pangrango (Tamnas GEPANG). Sehingga sangat relevan, suatu penelitian untuk menentukan teknik mengidentifikasi lokasi tanah longsor potensial, agar bisa diambil sikap yang tepat. Tanah longsor berkait erat dengan stabilitas lingkungan alami. Stabilitas lingkungan alami terpengaruh oleh beberapa aspek gejala atau fenomena alami. Maka untuk mengidentifikasi potensi lokasi tanah longsor, perlu diungkap lebih dahulu gejala-gejala alami yang mempengaruhi stabilitas lingkungan. Untuk itu dikembangkan konsep Potensi Kerapuhan Lingkungan Alami (PKLA), yaitu himpunan dalam kesatuan ruang dari kekuatan, sifat, dan keadaan gejala alam yang secara potensial mempunyai daya merusak terhadap lingkungan hidup. Ada empat variabel yang secara potensial mempengaruhi stabilitas lingkungan, yaitu keterjalan lereng (XI), intensitas hujan (X2), tekstur tanah (X3), dan tutupan vegetasi (X4). Da1am rangka menelaah bahwa PKLA merupakan indikator lokasi tanah longsor potensial, dilakukan dengan pendekatan ilmu lingkungan. Pendekatan yang dikembangkan dari kombinasi pendekatan ekologi dengan pendekatan geografi ini, bertumpu pada prinsip interdisiplin, prinsip spatial, serta prinsip orientasi kedepan. Prinsip interdisiplin mengakomodasikan konsep-konsep yang ada pada geografi fisik, geologi, geomorfologi, ilmu tanah, ekologi, dan klimatologi. Prinsip spatial atau prinsip ruang menghendaki digunakannya peta sebagai alat analisis. Prinsip orientasi kedepan menghendaki dilakukannya peramalan wilayah (regional forecasting). Nilai PKLA (pkla) atau nilai kumulatifnya dihitung dengan menggunakan teori himpunan (set theory), yang aplikasinya menggunakan diagram Venn. Dengan teknik tumpang tindih {super impose), nilai-nilai PKLA (pkla) secara hierarkis dikembangkan dari PKLA (pkla) berdimensi satu, menjadi PKLA (pkla) berdimensi dua, lalu meningkat menjadi PKLA (pkla) berdimensi tiga, dan terakhir menjadi PKLA (pkla) berdimensi empat. Dari proses ini akan diperoleh jumlah konstribusi PKLA (pkla) elemen dari masing-masing dimensi terhadap pembentukan PKLA universe. Di samping itu dapat pula dihitung bobot konstribusi relatif pkla masing-masing himpunan bagian (sub-das). Ternyata hanya sub-das yang mempunyai bobot konstribusi surplus yang mempunyai potensi tanah longsor. Tanmnas GEPANG yang terbentuk oleh 40 sub-das, ternyata 26 sub-das diantaranya, mempunyai potensi tanah longsor; sepuluh sub-das mempunyai potensi tanah longsor tinggi, dua belas sub-das nempunyai potensi tanah longsor menengah, empat sub-das mempunyai potensi tanah longsor rendah. Potensi tanah longsor bisa menjadi faktual atau menjadi kenyataan bila rezim hujan menunjukkan sifatnya yang ekstrim. Ini bisa terjadi pada bulan-bulan Desember atau Januari yaitu pada saat terjadi hujan maksimum. Dan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada bulan-bulan Maret atau April yaitu pada saat hujan maksimum sekunder. Namun ada fakta lingkungan yang menarik, yaitu pada tempat-tempat di mana hujan menunjukkan peranan kuat untuk menjadikan massa tanah tidak stabil yang di satu pihak memungkinkan terjadinya longsoran,maka peranan tutupan vegetasi di tempat itu dalam menjaga kestabilan massa tanah, yang di pihak lain mencegah terjadinya longsoran juga kuat. Ini menunjukkan bahwa lingkungan alami pada hakekatnya selalu menjaga keseimbanganya sendiri. Dalam hal ini sikap mendasar yang perlu diambil adalah minimal menjaga keseimbangan yang ada. Namun lebih bijaksana bila keseirrbangan itu diubah dengan kecenderungan peranan tutupan vegetasi sebagai faktor yang menjaga kestabilan massa tanah diperkuat fungsinya. Ini berarti bahwa. wi.layah hutan lindung perlu diperluas, terutama pada sub-das - sub-das yang mempunyai potensi tanah longsor tinggi.
ABSTRACT Potential Natural Environment Fragility As An Indicator For Potential Landslide Location:The case of Mount Gede-Pangrango National ParkAs a natural phenomenon, landslide is one of the causes which is capable of damaging the protected forest in the area of Mount Gede-Pangrango National Park {Tamnas GEPANG). It is so relevant that a research should be conducted for discover a technique of identifying the potential landslide location in order to be to take correct measures. Landslide is closely related to natural environment stability. Several indicative aspects or natural phenomena influence the natural environment stability. Therefore, in order to identify potential landslide location, it is necessary to reveal the national-phenomena, which influence the environment stability. Therefore, a concept of Potential Natural Environment Fragility - (PNEF), whish is a system of power, character, and a state of natural phenomena having potentially damaging force against environment, is developed. There are four variables viz.; slope steepness (X1), rainfall intensity (X2), soil texture (X3), and vegetation covering (X4). In analyzing that PNEF is used as an indicator for potential landslide location, an approach using environmental science is conducted. The approach, which is developed from ecological a geography cal approach, is based-on interdisciplinary principles, spatial principle, and future-oriented principle. The interdisciplinary principle constitutes concepts prevailing in physical geography, geology, geomorphology, pedology, ecology and climatology. The spatial principle needs the use of maps as means of analysis. The future-oriented principle calls for regional forecasting complementation. M EE' value or its cumulative value is calculated by using a set theory whose application uses Venn's Diagram- By employing superimpose technique, the PNEF values are hierarchically developed from PNEF of one dimension to PNEF of two dimension, then increased to PNEF of three dimension, and finally to PNEF of four dimension. From this process, total contribution of elemental PNEF from respective dimension to the formation of universal PNE will be obtained. Apart from that, the relative contribution quality of PNEF from each sub catchments area can be calculated. It appears that only sub-catchments area having the surplus contribution quality- has landslide potential. GEPANG National Park comprising 40-sub catchments area, 26 out of with have landslide potential. The have high landslide potential; the other twelve have medium, and the other four low landslide potential. The landslide potential may turn into reality when rainfall shows its extreme characteristics. Under the circumstances it can hap pen in the month of December or January when the rainfall reaches its peak. And more likely, it can take place in the month of March or April at the time when the rainfall is at its secondary maxi nun. Nevertheless, there is an-interesting environmental feature, that at places where on the hand rainfall plays an important role in forming unstable mass of land, landslide is likely occur, but on the other hand the vegetation covering at the identical places keeps the stability of the mass of land and thus prevents landslide-probability. This shows that natural environment, properly speaking, always keeps its own equilibrium. For this reason, a fundamental attitude towards this particular case necessarily to be taken is at least to keep the existing equilibrium. However, it will be recommendable if the equilibrium is altered to an inclination that the role of vegetation covering as a functional factor which preserves-the land mass stability is stimulated. Consequently, it means that protected forest areas should be enlarged, especially in the catchments areas which have high landslide potential.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Rakasiwi
2007
T39426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Irawan
Abstrak :

ABSTRAK
Pada masa mendatang, pengembangan wilayah/perkotaan di DKI Jakarta bertendensi ke arah Utara Pengembangan kota Jakarta yang bergerak ke arah Utara dengan cara melakukan reklamasi, diharapkan akan mampu membantu mengatasi permasalahan kecenderungan perkembangan kota yang selama ini bergerak ke arah Selatan.

Sesuai dengan konsep pengendalian banjir DKI Jakarta, sungai-sungai yang berhulu di wilayah Jawa Barat dan alurnya melintasi wilayah DKI, berubah fungsi menjadi bagian dari sistem drainase kota. Sistern drainase wilayah DKI tidak dapat dipisahkan dari sistem drainase alamiahnya, yang terdiri dari sungai-sungai yang mengalir melalui wilayah DKI dan bennuara di Teluk Jakarta

Wilayah DKI Jakarta termasuk dalam DAS Sistem Aliran Cengkareng Drain yang meliputi sebagian wilayah DKI, sebagian Tangerang dan sebagian wilayah Bogor. Pada saat sekarang ini, wllayah DKI sebagian besar sudah berubah menjadi daerah pemukiman dan perkantoran sedangkan di wilayah Tangerang dan

Bogor sedang terjadi perubahan tata guna Iahan dari daerah yang hijau menjadi pemukiman. Perubahan tata guna lahan dari daerah yang hijau menjadi daerah pemukiman menyebabkan erosi yang tenjadi semakin besar akibat dari permukaan tanah yang tidak terlindung.

Perkiraan erosi yang terjadi pada suatu DAS dapat diketahui dengan menggunakan Metode USLE ( Universal Soil Loss Equation ). Dalam menggunakan Metode USLE ini dibutuhkan data - data mengenai curah hujan, jenis tanah, panjang sungai, jenis tata guna Iahan dan kemiringan lereng.

Lahan pada DAS yang bermacam-macam fungsinya mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap besarnya erosi. Tata guna lahan yang berubah secara cepat dari lahan yang semula berupa hutan menjadi sawah, kebun dan akhirnya menjadi daerah pemukiman pada saat sekarang ini sebagai akibat dari pertambahan penduduk, telah menyebabkan erosi yang terjadi Iebih besar dibandingkan dengan erosi yang terjadi di waktu lampau.

Skripsi ini membahas mengenai perkiraan erosi yang terjadi akibat perubahan tata guna lahan dengan menggunakan Metode USLE.
1997
S34657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pada tanah-tanah berlereng erosi menjadi persoalan yang serius dimana kemiringan dan panjang lereng adalah dau unsur lereng yang berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Jika kecepatan aliran meningkat dua kali ,maka jumlah butir-butir tanah yang tersangkut menjadi 32 kali lipat ,bila panjang lereng menjadi dua kali lipat , maka umumnya erosi yang terjadi akan meningkat 1,5 kali......
JJJ 25:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Eki Ayubi
Abstrak :
Laju erosi disebabkan oleh adanya perubahan tata guna lahan di Kali CBL, erosi tanah kemudian berpotensi terjadinya pengendapan atau penggerusan, hal ini akan memberikan dampak pada Kali CBL. Perlu adanya analisis pengaruh tata guna lahan terhadap potensi pengendapan/penggerusan pada Kali CBL yang dibantu dengan aplikasi HEC-RAS 4.1, kemudian hasilnya dijadikan acuan dalam mengevaluasi dampak. Diawali dengan identifikasi input HEC-RAS, kemudian mencari lalu mengolah data primer dan sekunder, lalu data diinput ke dalam HEC-RAS, dan akhirnya dilakukan simulasi untuk kondisi eksisting dan RTRW, masing-masing sebanyak 7 kali untuk persamaan angkutan sedimen yang berbeda. Hasil simulasi dianalisis pada Sediment Spatial Plot yang paling sesuai dengan teori keseimbangan dinamis di sungai dan kecepatan jatuh (Fall Velocity), kemudian didapat 2 persamaan angkutan sedimen adalah persamaan Laursen (Copeland) dan Toffaleti. Keduanya menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dimana dari kondisi Eksisting ke RTRW mengalami kenaikan elevasi rata-rata sebesar 0.044 (Laursen) dan 0.047 (Toffaleti) cm per satu meter jarak saluran dalam setahun, hasil ini dievaluasi, dan disimpulkan bahwa dampak terhadap Kali CBL masih terbilang kecil karena tidak mengubah dimensi saluran secara signifikan, namun perlu adanya perhatian dan pengelolaan tata guna lahan kedepannya agar dampak yang ditimbulkan tidak lebih besar. ......The erosion rate is caused by land use changes in CBL river, soil erosion then has the potential for deposition or erosion, this will have an impact on CBL River. It is necessary to analyze the effect of land use changes on the potential for deposition or erosion in CBL river assisted by application of HEC-RAS 4.1 which is the results are used as a reference in evaluating the impact. Firstly identifying the inputs of HEC-RAS, processing primary and secondary data, the data is inputted into HEC-RAS, and run the simulation for existing and RTRW conditions, each conditions is simulate 7 times for different transport function. The simulation results is Sediment Spatial Plot which is determined by the results that more matched the theory of dynamic equilibrium and falling velocity, then obtained 2 Transport Function are Laursen (Copeland) and Toffaleti. where the average elevation increases is 0.044 (Laursen) and 0.047 (Toffaleti) cm/meter channel distance in a year, these results then concluded that the impact on Kali CBL is still small because it doesn’t change the dimensions of the channel significantly, but it needs attention and management of future land use so that the impact is not greater.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Adjie Rivanda
Abstrak :
Erosi merupakan salah satu proses geomorfologi yang berperan dalam perkembangan bentuklahan. Peristiwa erosi dikendalikan oleh kekuatan eksogen melalui agen geomorfologi. Laju erosi tanah pada setiap ekosistem berbeda-beda tergantung seberapa kuat faktor erosi mempengaruhi kondisi tanah. Laju erosi akan sangat berbahaya jika erosi terjadi pada erosi yang besar dan pada daerah yang luas. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya aktivitas manusia dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui laju erosi tanah dan variabel-variabelnya agar dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan pembangunan dan agar tidak merugikan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan luasan erosi tanah yang terjadi di DA Ci Lutung dan seberapa besar erosinya serta untuk mengetahui seberapa efektif konservasi tanah terhadap erosi yang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) sebagai persamaan untuk menentukan besarnya erosi dan sebaran erosi di DA Ci Lutung.
Erosion is one of the geomorphological processes that play a role in the development of landforms. Erosion events are controlled by exogenous forces through geomorphological agents. The rate of soil erosion in each ecosystem varies depending on how strongly erosion factors affect soil conditions. The rate of erosion will be very dangerous if erosion occurs in large erosion and over large areas. This will result in disruption of human activities and harm the community. Therefore, it is important to know the rate of soil erosion and its variables so that it can be used in carrying out development and so as not to harm the community. The purpose of this study was to map the extent of soil erosion that occurred in the Ci Lutung DA and the extent of the erosion and to find out how effective soil conservation was against erosion that occurred. In this study, the RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) method was used as an equation to determine the magnitude of erosion and the distribution of erosion in the Ci Lutung DA.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holy, Milos
New York : Pergamon Press, 1980.
631.45 HOL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikri Arzi
Abstrak :
Erosi yang melebihi batas ambang merupakan ancaman bagi keseimbangan ekosistem di permukaan bumi. Kemunduran sifat fisik tanah dan sedimentasi merupakan salah satu akibat dari erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana erosi di bentuk muka bumi berupa unit-unit geomorfologi di komplekngunung intrusive Sanggabuana. Prediksi erosi dalam penelitian ini menggunakan metode USLE. Parameter yang digunakan yaitu erosivitas (R), erodibilitas (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), vegetasi (C), dan konservasi (P). Hasil penelitian ini yaitu vegetasi (C) berupa hutan: bambu, mahoni, puspa, jeng-jeng; dan sawah tadah hujan/irigasi: padi; dengan konservasi (P) tanah umumnya teras bangku memiliki prediksi erosi yang normal dan ringan. Sementara vegetasi (C) kebun/perkebunan: pisang, singkong, kelapa, jati; tegalan/ladang: tanaman campuran; dan semak/belukar; dengan konservasi tanah (P) umumnya berupa pengelolaan tanah di lereng dan tanah tanpa tindakan konservasi memiliki prediksi erosi berat dan sangat berat. Lereng (LS), curah hujan (R), dan jenis tanah (K) terlindungi nilai indeks C dan P yang rendah sehingga menyebabkannerosi ringan di wilayah penelitian. Prediksi erosi sangat berat terluas di wilayah penelitian terdapat di dataran intrusive vulkanik sebesar 929,24 ha atau 15,61% dari luas unit-unit geomorfologi tersebut dan prediksi erosi sangat berat dengan persentase terbesar di masing-masing unit-unit geomorfologi terdapat di dataran teras alluvial muda yaitu 23,52% atau 60,94 ha dari luas wilayah unit geomorfologi tersebut.
Erosion that has exceed the threshold is a threat to the ecosystem balance in the earths surface. Deterioration of physical properties of soil and sediment is one result of erosion. This research aims to determine how the erosion in the earth form of geomorphologic units in the complex of the Sanggabuana intrusive mountain. Prediction in this research using USLE method. The parameters used are erosivity (R), erodibility (K), length and slope (LS), vegetation (C), and soil conservation (P). The result of this research is in the form vegetation (C) of forest: bamboo, mahogany, puspa, jeng-jeng; and rain/irrigated field: rice; with soil conservation (P) bench terraces generally have predicted normal and low erosion. While vegetation (C) gardens/estates: bananas, cassava, coconut, teak; moor/farm: a mixture of land management; and soil conservation (P) land on the slopes and without conservation measures have predicted heavy and very heavy erosion. Slope (LS), rainfall (R), and soil type (K) are influenced by C and P which have low index makes low erosion in the research area. Very severe erosion predictions contained in the widest in research area found in the intrusive volcanic plains are 929,24 hectares or 15,61% of geomorphologic units of the region and very severe erosion predictions with the largest percentage in geomorphologic units found in the younger alluvial terrace plains are 23,52% or 60,94 hectares of geomorphologic units of the region.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1379
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusta Gunawan
Abstrak :
Soil erosion is a crucial environmental problem in the Manjunto watershed, Bengkulu Province, Indonesia. It has economic implications and environmental consequences. Assessment of potential soil erosion rate is useful in designing soil conservation strategies within the framework of integrated watershed management. Information obtained from Remote Sensing (RS) and Geographic Information System (GIS) framework supports decision makers in preparing more accurate spatial maps in less time and cost. The aim of this research is to assess the average annual rate of potential soil erosion in Manjunto watershed for each soil mapping unit using remote sensing data, namely Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and Slope. The NDVI value obtained from satellite imagery processing while slope value obtained from Digital Elevation Model-Shuttle Radar Topographic Mission (DEM-SRTM) processing. The results showed that the eroded catchment area increased significantly. The average annual rate of potential soil erosion in Manjunto watershed in the year 2000 amounted to 3.00 tons ha- 1 year-1, while in the year 2009 there was a significant increase to 27.03 ton ha-1year-1. The levels of erosion hazard in soil mapping unit numbers 41, 42 and 47 are classified in the very heavy category. Soil mapping unit numbers 41, 42 and 47 should be a first priority in soil and water conservation activities.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2013
UI-IJTECH 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mataburu, Ilham B.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T39433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>