Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Falah Prasetyo Waluyo
Abstrak :
Pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Software Product Line Engineering (SPLE) mempunyai banyak manfaat seperti sedikitnya waktu dan biaya yang diperlukan untuk membuat produk perangkat lunak baru. Salah satu web framework yang mendukung pembuatan aplikasi web menggunakan metode SPLE adalah WinVMJ. WinVMJ dirancang berdasarkan pendekatan variability module for java (VMJ) dan delta oriented programming (DOP). WinVMJ menggunakan design pattern decorator pattern dan factory pattern untuk mengimplementasikan pendekatan DOP. WinVMJ merupakan framework yang baru dikembangkan sehingga banyak hal yang bisa ditingkatkan untuk membuat WinVMJ lebih baik. Salah satunya adalah Object-Relational Mapping (ORM) yang digunakan WinVMJ. Saat ini WinVMJ menggunakan ORM yang dibuat sendiri dari awal. Namun ORM ini masih sederhana, objek dari WinVMJ tidak bisa langsung dipetakan ke dalam database. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan ORM Hibernate dengan framework WinVMJ agar pengolahan data pada WinVMJ dapat dilakukan dengan mudah menggunakan ekspresi object oriented programming. Proses integrasi diawali dengan mendesain strategi pemetaan yang dapat digunakan untuk memetakan objek pada WinVMJ yang dibuat menggunakan decorator pattern. Kemudian merubah tools, script maupun struktur dari WinVMJ agar bisa kompatibel dengan ORM Hibernate. WinVMJ yang sudah diintegrasikan dengan ORM Hibernate diuji dengan mengimplementasikan studi kasus Software Product Line (SPL) Amanah menggunakan WinVMJ. WinVMJ tersebut dapat memenuhi segala keperluan untuk mengimplementasikan studi kasus SPL Amanah dengan baik. Diantaranya adalah keperluan untuk membuat endpoint create, read, update, dan delete (CRUD). Jika dibandingkan dengan framework lain, framework WinVMJ mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengakomodasi berbagai macam requirement dan varian yang ada pada SPL. ......Software development using Software Product Line Engineering (SPLE) method has many benefits, such as less time and money needed to create a new software product. One of the web frameworks that support the creation of web applications using SPLE method is WinVMJ. WinVMJ is designed based on the Variability Modules for Java (VMJ) and Delta-Oriented Programming (DOP) approach approaches. WinVMJ uses decorator pattern and factory pattern to implement the DOP approach. WinVMJ is a newly developed framework so many things could be improved to make WinVMJ better. For example, the Object-Relational Mapping (ORM) used by WinVMJ. Currently, WinVMJ uses an ORM built from scratch. However, this ORM is still primal, WinVMJ objects can’t be directly mapped into the databases. Therefore, this research aims to integrate Hibernate ORM with the WinVMJ framework so that data processing on WinVMJ can be done easily using object-oriented programming expressions. The integration process begins with designing a mapping strategy that can be used to map WinVMJ objects created using decorator pattern. Then change the tools, scripts, and structures of WinVMJ to be compatible with Hibernate ORM. The newly modified WinVMJ then tested by implementing the Amanah Software Product Line (SPL) case study using WinVMJ. The newly modified WinVMJ can meet all the needs to properly implement the SPL Amanah case study. Among them is the need to construct create, read, update, and delete (CRUD) endpoints. Compared to other frameworks, the WinVMJ framework has higher flexibility in accommodating various requirements and variants that exist in the SPL.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Baskoro Yudhoatmoko
Abstrak :
Pengembangan suatu software dalam suatu domain yang sama secara individual seringkali menyebabkan terjadinya kondisi reinventing the wheel baik terhadap requirements maupun komponen lain yang dikembangkan. Untuk meminimalisir kondisi reinventing the wheel dan meningkatkan metoda reuse maka alangkah baiknya jika requirements hingga komponen lain yang bersifat umum (common) diantara software dalam domain tersebut dapat didokumentasikan. Selain itu, requirements hingga komponen lain yang bervariasi (variable) antar software dalam domain tersebut juga diharapkan bisa terdokumentasi agar kebutuhan segmentasi pengguna tertentu dapat terpenuhi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam suatu teknik yang disebut software product line engineering atau disebut juga domain engineering. Pada teknik ini dilakukan pendefinisian dan pengembangan commonality dan variability dari suatu software product line. Software product line merupakan kumpulan aplikasi-aplikasi software yang berada dalam satu domain aplikasi yang sama. Pada penelitian tesis ini dilakukan software product line engineering pada domain sistem informasi akademik perguruan tinggi. Hanya saja pada penelitian ini dibatasi pada pendefinisian commonality dan variability requirements dari domain sistem informasi akademik perguruan tinggi (atau hanya melakukan sub-proses domain requirements engineering dari proses domain engineering dari software product line engineering). Pada pendefinisian commonality dan variability requirements digunakan existing requirements dari sistem informasi akademik perguruan tinggi yang sudah ada. Sistem informasi akademik tersebut adalah sistem informasi akademik Universitas Indonesia, Universitas Riau dan STT PLN. Metode yang digunakan untuk mendefinisikan adalah Application-Requirements Matrix dan kemudian dimodelkan dengan menggunakan Feature-Oriented Domain Analysis. Menurut Bockle, Pohl dan Linden dalam bukunya [Bockle et al, 2005] bahwa mendapatkan jumlah commonality sebanyak mungkin adalah penting agar mengurangi jumlah variability untuk kebutuhan minimum aplikasi. Hasil dari penelitian tesis ini berupa definisi commonality dan variability requirements untuk software product line sistem informasi akademik perguruan tinggi. Namun, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa jumlah commonality requirements lebih sedikit jumlahnya dibanding variability requirements-nya. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan kompleksitas requirements dari ketiga data dalam penelitian ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian tesis ini merupakan awal dari penelitian lanjutan bidang software product line engineering, khususnya untuk domain sistem informasi akademik perguruan tinggi.
The development of individual softwares in a certain domain tends to reinvent the wheel of things like the software requirements or other components being develop. In order to minimalize the tendency of reinventing the wheel and to improve the reusability of requirements and other components in software development, it would wise if those common requirements and other components were documentated. In order to accommodate the need of certain segmentated user, the commonality and variability requirements are needed to be explore. The way to do all those things is called software product line engineering (also known as domain engineering). This technique is a way to define the commonality and variability of a software product line. A software product line is a set of software which has the same software domain. In this thesis research, the research of software product line engineering is focused in the domain of university`s academic information system. The limitation of this research is that in this research is only defining the commonality and variability requirements of university`s academic information system software product line. This process is part of the domain requirement engineering sub-process of the domain engineering process in software product line engineering. To define the commonality and variability requirements, the existing requirements from the existing university`s academic information system are being used as research subject. Those requirements are from University of Indonesia`s, University of Riau`s and STT PLN`s academic information systems. The method to define the commonality and variability requirements is called Application-Requirements Matrix and the result is modeled using Feature-Oriented Domain Analysis. According to Bockle, Pohl and Linden in their book [Bockle et al, 2005], having commonality requirements as much as possible are important because it would decrease the amount of variability requirements to build a minimum requirements application. The result of this thesis research is the definition of commonality and variability requirements of university`s academic information system. In the result of this research, it shows that the amounts of commonality requirements are less than the amount of the variability requirements. This happens due to the major differences of the requirements complexity from the three data used in this research. Last but not least, the result of this research is hoped to be the beginning of researches in software product line engineering especially in the domain of university`s academic information system.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Naufal Pioscha
Abstrak :
Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah paradigma untuk membuat aplikasi menggunakan platform dan memiliki keleluasaan dalam melakukan kustomisasi. Saat ini, lab RSE (Reliable Software Engineering) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sudah membuat perangkat untuk pembuatan aplikasi web dengan menggunakan konsep SPLE bernama SPLELive. Pada SPLELive, sudah terdapat generator tampilan (frontend generator) yang akan melakukan automasi pembuatan tampilan aplikasi web dengan kustomisasi yang dipilih. Tampilan yang dihasilkan dari frontend generator SPLELive akan dimodelkan menggunakan Interaction Flow Modeling Language (IFML) untuk memudahkan automasi pembuatan tampilan. Penelitian ini menambahkan konsep Redux pada frontend generator SPLELive yang menghasilkan kode tampilan dengan framework React. Kode tampilan tersebut dihasilkan dengan menggunakan model IFML sebagai input dari frontend generator. Pada frontend generator, model IFML akan dirubah menjadi kode React dengan aturan transformasi yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Saat proses perubahan tersebut, akan ditambahkan konsep Redux pada aturan transformasi sehingga akan menghasilkan kode React dengan konsep Redux. Untuk menguji hasil kode tampilan, penelitian ini akan membandingkan kode React yang sudah ditambahkan Redux dan yang tidak menggunakan Redux. Berdasarkan perbandingan kedua hasil kode tampilan, penelitian ini sudah berhasil membuat kode tampilan yang memiliki pengaturan state (state management) pada komponen dan pemeliharaan kode (maintainability code) yang lebih baik. ......Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm for making software using platforms and having flexibility in customization. RSE (Reliable Software Engineering) Lab Faculty of Computer Science Universitas Indonesia already creates tools for automatically making web applications with customization. In SPLELive tools, there is a frontend generator that automatically makes user interface with customization that was chosen before. The user interface produced by frontend generator SPLELive will be modeled by Interaction Flow Modeling Language (IFML) to make it easier to build. This research will develop frontend generator tools SPLELive, which provides code with framework React by adding Redux. That code is generated from the frontend generator that uses IFML as an input. In the frontend generator, IFML Model will transform to React code with transformation rule that already made by previous research. During the transformation process, the transformation rule will add the Redux concept to make React code with the Redux concept. To test the generated user interface’s code, the code that uses React with Redux and without Redux will be compared. Based on the comparison between the two results, this research successfully makes the user interface that has better state management and maintainability code.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alsabila Shakina Prasetyo
Abstrak :

Software Product Line Engineering (SPLE) memberi kemampuan mengembangkan aplikasi software berskala massal yang disesuaikan secara individu. Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) adalah platform yang menggunakan pendekatan SPLE untuk membuat sistem informasi bagi organisasi sosial sesuai kebutuhannya. Namun, sistem informasi tersebut belum ditunjang dengan pelatihan yang memadai untuk sumber daya manusia (SDM)-nya. Jika sistem informasi yang dihasilkan AISCO ingin memberikan pelatihan untuk pengguna, perlu ada suatu rancangan pembelajaran sebagai aset dalam mengembangkan produk sistem informasi AISCO. Rancangan pembelajaran yang diterapkan perlu ikut serta melakukan pendekatan SPLE agar bisa digunakan dalam product line AISCO. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan rancangan pembelajaran progresif pada sistem informasi terkait perkembangan kematangan pengguna sebagai organisasi non-profit dengan pendekatan SPLE. Hasil penelitian adalah fitur learning tools sebagai bentuk nyata rancangan pembelajaran progresif yang diimplementasikan pada produk sistem informasi AISCO sesuai kebutuhan penggunanya.

 


Software Product Line Engineering (SPLE) grants the ability to develop mass-scale software applications that are tailored individually. Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) is a platform that uses the SPLE approach to develop information systems for charity organizations. However, the information systems have not been supported by adequate training for their human resources (HR). If the information system produced by AISCO wants to provide training for its users, it needs a learning method as an asset in developing the information system. The learning method should use SPLE approach so that it can be used in the product line. This research aims to apply a progressive learning method for AISCO’s information system regarding user maturity level as a non-profit organization with SPLE approach. The results of this research are learning tools as the tangible form of the progressive learning method used by AISCO’s information system according to the needs of its users.

 

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tolhas Parulian Jonathan
Abstrak :
Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan suatu paradigma untuk menghasilkan berbagai perangkat lunak dengan variasi fitur yang berbeda-beda. Produk perangkat lunak yang dihasilkan dengan paradigma SPLE membutuhkan autentikasi dan otorisasi agar pengguna dapat dikenali dan dibatasi aksesnya untuk setiap fitur. Penelitian sebelumnya telah mengembangkan autentikasi pada perangkat lunak bagian front-end menggunakan diagram Interaction Flow Modeling Language (IFML) dan IFML UI Generator Plugin, namun belum terdapat fungsionalitas untuk mengelola data pengguna dan membatasi akses pengguna yang terhubung dari front-end ke back-end. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian ini akan mengembangkan lima halaman autentikasi dan otorisasi, halaman autentikasi terdiri dari halaman login, register, dan lupa password, halaman otorisasi terdiri dari manajemen pengguna dan manajemen role. Penelitian ini memodifikasi halaman login dari pengembangan sebelumnya, dan menambahkan halaman register, forgot password, manajemen pengguna, dan manajemen role. Penelitian ini akan memodifikasi diagram IFML dan UI Generator agar dapat menyediakan halaman autentikasi untuk mengidentifikasi pengguna dan halaman otorisasi untuk membatasi akses pengguna berdasarkan role. Selain itu, pengembangan autentikasi dan otorisasi juga dilakukan di bagian back-end pada library Auth Variability Modules for Java (VMJ) yang akan digunakan pada framework WinVMJ, untuk membuat bagian back-end berdasarkan paradigma SPLE. Pengembangan bagian back-end pada penelitian sebelumnya telah menyediakan penyimpanan data pengguna dan role, namun dibutuhkan modifikasi untuk memenuhi kebutuhan login, manajemen pengguna, manajemen role, serta pembatasan akses pengguna. Modifikasi dilakukan pada library Auth VMJ agar dapat memberikan fungsionalitas menambah, membaca, mengubah, dan menghapus data pengguna serta role pada suatu perangkat lunak. Produk yang dihasilkan akan dievaluasi melalui perbandingan dengan pengembangan sebelumnya serta dilakukan pengujian pembatasan akses fitur-fitur produk. Secara umum, penelitian ini berhasil menyediakan autentikasi dan otorisasi pada bagian front-end dan back-end perangkat lunak yang dikembangkan dengan paradigma SPLE. ......Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm that can be used to produce various software with feature variations. Software developed based on SPLE paradigm requires authentication and authorization to identify and restrict users to access each feature. Previous research has developed authentication in the front-end side using Interaction Flow Modeling Language (IFML) diagram and IFML UI Generator Plugin, but there are issues with managing user data and restricting user access. Based on these issues, this research will develop five authentication and authorization pages, authentication pages consist of login page, register, and forgot password, authorization pages consist of user management and role management. This research modifies login page from previous research, and add register page, forgot password, user management, and role management. This research will modify IFML diagram and UI Generator to implement authentication pages to identify user and authorization pages to restrict user based on role. On the other side, authentication and authorization development is also carried out on the back-end side using Variability Modules for Java (VMJ) Auth Library. VMJ Auth Library will be used in WinVMJ framework, to create back-end based on SPLE paradigm. Previous research on back-end authentication has provided user and role databases, but modifications are still needed to support login, manage user data, manage role data, and restrict user access. Modifications are made to the VMJ Auth Library, to provide functionality for adding, reading, changing, and deleting user and role data. The resulting product will be evaluated through comparison with the previous development and testing of access restrictions on product features. In general, this research successfully implements authentication and authorization on front-end and back-end that developed based on SPLE paradigm.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Karyadiputera
Abstrak :
Metode Clone-and-Own merupakan metode yang umum digunakan dalam pengembangan software. Clone-and-Own merupakan cara pengembangan yang menerapkan teknik kloning terhadap software yang sudah ada dan dimodifikasi dengan menambahkan atau mengurangi modul di softwaretersebut. Terdapat alternatif untuk metode Clone-and-Own, yaitu Software Product Line Engineering atau SPLE. Metode SPLE digunakan pada framework seperti WinVMJ. WinVMJ merupakan framework yang menggunakan bahasa Java dan berbasis Variability Modules for Java. Penelitian ini akan membandingkan metode Clone-and-Own dan SPLE dengan mengimplementasikan modul notifikasi di aplikasi Amanah yang menggunakan framework WinVMJ. Tujuan dari modul notifikasi adalah untuk memberikan pemberitahuan kepada pengguna saat terjadi perubahan dari suatu fitur. Modul ini juga akan memiliki pengaturan yang bertujuan agar pengguna dapat menentukan jenis notifikasi yang diterima, sehingga pengguna hanya mendapatkan notifikasi yang diinginkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode SPLE lebih baik daripada Clone-and-Own di mana metode SPLE memiliki efisiensi yang lebih baik dari segi line of code yang digunakan dalam pengembangan aplikasi. ......Clone-and-Own is a method that is commonly used in developing software. Clone-and-Own is a development method that works by cloning an existing software and modifying it by adding or removing modules in that software. An alternative method of it is Software Product Line Engineering or SPLE. SPLE method is used on frameworks like WinVMJ. WinVMJ is a framework that uses Java programming language. WinVMJ is based on Variability Modules for Java. This research will compare Clone-and-Own and SPLE methods by implementing notification module in Amanah app that uses WinVMJ framework. This module's purpose is to notify users of content changes in a feature. This module will also have a configuration to make users decide which kind of notifications will be received, so users will only get needed notifications. This research concludes that SPLE method is better than Clone-and-Own. SPLE method has better efficiency in terms of line of code for developing software.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Afifah
Abstrak :
Perusahaan manufaktur memiliki persamaan umum dalam mengelola SCM, tetapi masing-masing perusahaan memiliki karakteristik berbeda (variabilitas) dalam proses bisnisnya. Untuk melayani kebutuhan IT perusahaan pada domain yang sama tetapi memiliki karakteristik yang berbeda, saat ini pengembang perangkat lunak harus membuat penyesuaian dengan standar yang ada atau memulai proses pengembangan perangkat lunak baru sehingga cenderung membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. SPLE (Software Product Line Engineering) adalah suatu paradigma pengembangan perangkat lunak yang menawarkan solusi lebih efektif untuk perangkat lunak yang memiliki unsur kesamaan (commonality) dan varian (variability) tersebut. SPLE dalam hal ini mampu menghasilkan artefak yang dapat digunakan kembali untuk menghasilkan banyak varian produk perangkat lunak. Namun, hingga saat ini belum ditemukan standar baku yang dapat digunakan ketika akan mengimplementasi pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan SPLE. Salah satu standar yang dibutuhkan tersebut adalah bagaimana proses dokumentasi secara eksplisit dan analisis kebutuhan fitur yang akan dikembangkan secara software product lines pada Domain Requirement Engineering SPLE. Karya ini menyusun penerapan Requirement Engineering dengan cara SPLE, termasuk pemodelan variabilitas SPLE menggunakan Orthogonal Variability Modeling (OVM) dan menghubungkannya dengan model use case yang dimodifikasi. Hasil dari pekerjaan ini berupa usulan langkah-langkah penerapan SPLE untuk implementasi pembuatan sistem dengan pendekatan SPLE yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses Internal Supply Chain Management. ......Manufacturing companies have a common pattern in managing supply chain, but each company has different characteristics (variability) in its business process. To serve the needs of companies in the same domain but have different characteristics, currently software developers have to make customizations to existing standard software or initiate a new software development process which tends to require a lot of time and excessive cost. On the other hand, Software Product Line Engineering (SPLE) is a software development paradigm which proposes more effective solution for this matters. In this case, SPLE is able to produce a reusable artefacts that can be used to derive many variants of software products. However, recent studies shows that there is no existing standard available when it comes to how to implement this approach. One of that required standard includes how to analyse and create explicit documentation of its system needs which falls under Domain Requirement Engineering within SPLE framework. This work compiles the variability model of SPLE, models the variability using Orthogonal Variability Modeling (OVM) and linked it to modified use case model. The result of this work is a concrete guidance to implement the software product line engineering approach to serve manufacture especially for its internal Supply Chain Management processes.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudio Yosafat
Abstrak :
Kebutuhan masyarakat terhadap sebuah produk berbasis website sangat bervariasi. Soft- ware Product Line Engineering merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi variasi kebutuhan tersebut. SPLE akan melihat persamaan dan variasi dari ke- butuhan pengguna untuk menghasilkan berbagai macam software yang sesuai dengan ke- butuhan pengguna. Software yang sudah dibangun akan melalui tahapan deployment agar dapat diakses secara luas. Terdapat sebuah penelitian yang membantu proses deploy- ment produk SPLE. Namun, produk-produk yang dibangun menggunakan hasil peneli- tian tersebut belum dijalankan di dalam sebuah isolated environment. Hal tersebut dapat menghasilkan beberapa masalah ketika sedang dilakukan maintenance atau konfigurasi pada salah satu produk sehingga dapat mempengaruhi produk lainnya. Penelitian ini akan melakukan eksperimen terhadap deployment produk SPLELive yang dibangun menggu- nakan metode SPLE untuk melalui proses deployment menggunakan Docker. Docker De- ployment pada penelitian ini akan melalui tiga buah proses dan setiap proses dijalankan pada server yang berbeda. Server 1 digunakan untuk proses membangun Docker Im- age produk SPLELive, Server 2 digunakan untuk proses penyimpanan Docker Image menggunakan Docker Registry, dan Server 3 digunakan untuk proses menjalankan pro- duk SPLELive di dalam sebuah Docker Container. Pembangunan Docker Image pada Server 1 akan menggunakan metode Multi-Stage Build untuk mengoptimalkan ukuran Docker Image produk SPLELive. Melalui proses Docker Deployment, produk SPLELive yang dibangun akan berjalan dalam sebuah isolated environment dan dapat meningkatkan portability dari produk SPLELive. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Docker Deployment dapat diterapkan pada SPLE. ......People’s needs for a website-based product vary widely. Software Product Line Engineer- ing is a solution that can be used to meet these variations in requirements. SPLE will look at the similarities and differences of user needs to produce various kinds of software ac- cording to user needs. Software that has been built will go through the deployment stage so that it can be widely accessed. There is a study that helps the SPLE product deploy- ment process. However, the results of this research have not yet been run in an isolated environment. This can result in several problems when it is being carried out maintenance or configuration of one product to affect other products. This research will conduct ex- periments on the deployment of SPLELive products built using the SPLE method to go through the deployment process using Docker. Docker Deployment in this study will go through three processes, and each process is run on a different server. Server 1 is used for building Docker Image SPLELive products, Server 2 is used for the Docker Image storage process using the Docker Registry, and Server 3 is used for the process of running SPLELive products in a Docker Container. Docker Image development on Server 1 will use the Multi-Stage Build method to optimize the Docker Image size for SPLELive prod- ucts. Through the Docker Deployment process, the SPLELive products that are built will run in an isolated environment and can increase the portability of the SPLELive products. This research is expected to prove that Docker Deployment can be applied to SPLE.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rhizadi
Abstrak :
The approach of software product line engineering produces multiple application variant based on their commonality and variability. We need to collect information regarding the application variants for them to have an automatically produced compatible database to conduct their business processes. In this research, we try to define adaptive database which tries to bypass the process of information collecting. Adaptive database itself is defined through combining the definition of adaptive in software product line and previous approaches which generates a compatible relational database schema for each generated application variant from software product line. To implement adaptive database in software product line, MongoDB is used. Using MongoDB, an application variant is expected to be able to directly use MongoDB database without any previous information collecting and automated generation of any properties which make a database compatible. In this research, we have implemented MongoDB for software product line using Model-View-Controller (MVC) framework with the basis of Abstract Behavioral Specification (ABS). However, we found several factors which hinder the process of having an adaptive database in the ABS MVC Framework for software product line ......Software product line (SPL) memodelkan aplikasi dalam sebuah domain bisnis berdasarkan commonality dan variability. Berdasarkan permodelan ini, proses engineering sebuah varian aplikasi dapat diotomasi. Dalam proses engineering, proses pembuatan database dari sebuah aplikasi juga diperlukan otomasi. Salah solusi dari hal ini, adalah penggunaan adaptive database. Pada adaptive database, penyesuaian kebutuhan terkait data dari aplikasi menjadi lebih fleksibel karena dilakukan saat runtime. Teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan adaptive database pada SPL adalah MongoDB. Dalam implementasinya, kami menggunakan MongoDB pada sebuah Model-View-Controller (MVC) framework dengan basis Abstract Behavioral Specification (ABS) untuk memodelkan SPL. Dalam prosesnya, ada beberapa temuan yang menghambat adaptive database untuk dapat digunakan pada ABS MVC Framework.
Depok: Fakultas Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvy Fitriani
Abstrak :
Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) adalah sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi sebagai website generator bagi organisasi-organsisasi amal. AISCO dikembangkan dengan konsep software product line engineering (SPLE), yakni sebuah pendekatan pembuatan software berdasarkan aspek kesamaan (commonality) dan perbedaan yang dapat diperkirakan (variability). SPLE dapat diwujudkan salah satunya dengan menggunakan konsep delta oriented programming pada bahasa pemodelan Abstract Behavioral Specification (ABS). ABS telah digunakan oleh Laboratorium Reliable Software Engineering (Lab RSE) untuk membuat web framework dengan basis Java dan Erlang OTP. Saat ini, backend AISCO telah dikembangkan dengan ABS web framework berbasis Java. Namun, penelitian sebelumnya menyatakan bahwa memori yang digunakan oleh Erlang lebih kecil dibandingkan Java. Sehingga, AISCO perlu dimigrasikan ke ABS web framework berbasis Erlang OTP. Akan tetapi, untuk melakukan migrasi tersebut dibutuhkan beberapa perbaikan pada ABS web framework berbasis Erlang OTP serta perubahan pada kode ABS. Penelitian ini akan membahas tentang perbaikan yang dilakukan pada framework tersebut dan perubahan yang dibuat untuk melakukan migrasi AISCO. Hasil dari penelitian ini adalah backend AISCO hasil ABS web framework berbasis Erlang OTP dengan penggunaan memori yang lebih rendah dan telah diintegrasikan ke bagian frontend. ......Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) is a web-based application which aims as a website generator for charity organization. AISCO was developed with software product line engineering (SPLE), which is an approach to create software based on aspect of similarity (commonality) and predictable differences (variability). SPLE can be realized using delta oriented programming in Abstract Behavioral Specification (ABS) modeling language. ABS has been used by Reliable Software Engineering Laboratory (Lab RSE) to create Java and Erlang OTP based web framework. Currently, AISCO backend has been developed with the Java based. However, previous research stated that memory used by Erlang was smaller than Java. So, AISCO needs to be migrated to the Erlang OTP based. However, to perform migration, some improvements are needed to the Erlang OTP based as well as changes to ABS code. This research will discuss improvements made to the framework and changes created to perform AISCO migration. The result of this research is AISCO backend from Erlang OTP based with lower memory usage and has been integrated into AISCO frontend.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>