Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahardhika Annisa Tuzzuhro
Abstrak :
Keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi menengah ke bawah cenderung kurang memiliki pemahaman pengasuhan yang positif sehingga berisiko menghambat pencapaian perkembangan anak, khususnya pada periode kritis usia anak 3-5 tahun. Diperlukan intervensi untuk meningkatkan pemahaman pengasuhan positif, salah satunya dengan psikoedukasi. Studi ini bertujuan untuk melihat efektivitas psikoedukasi sebagai metode intervensi dalam meningkatkan pemahaman pengasuhan positif. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Subjek penelitian adalah 14 orang ibu berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah. Psikoedukasi dilakukan selama tiga sesi secara daring. Pengukuran pemahaman mengenai pengasuhan positif dilakukan sebanyak tiga kali, yakni sebelum psikoedukasi, segera setelah psikoedukasi selesai dan 10 hari setelah intervensi. Analisis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan adanya perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah psikoedukasi diberikan (p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman mengenai pengasuhan positif yang dimiliki oleh ibu setelah mengikuti psikoedukasi. Sementara itu, terdapat penurunan pemahaman ibu setelah 10 hari dilakukan intervensi. Penelitian ini terbatas hanya pada ranah kognitif saja, disarankan agar dapat ditingkatkan ke ranah afektif hingga psikomotor. ......Families in middle-to-low socioeconomic status tend to have less comprehension about positive parenting, which may hinder child optimal development, especially in critical age i.e. 3 to 5 year old. Psychoeducation is one of interventions which is needed to improve comprehension of positive parenting to children. This study aims to find the effectiveness of psychoeducation in improving comprehension of positive parenting. This study design is one group pretest-posttest design. Subjects of this study are 14 mothers with middle-to-low socioeconomic status background. The psychoeducation was held for three sessions through video conference. The data were collected 3 times, before the intervention, immediately after the intervention, and 2 weeks after the intervention. Data analysis using Wilcoxon Signed-Rank Test shows significant score difference between before and after psychoeducation was provided (p < 0,05). This indicates increasing score of positive parenting related understanding in mothers after attending the psychoeducation. However, there was derivation score of mothers' comprehension in 10 days after the intervention. This study limited to cognitive area, next can be elevated into affective or psychomotor area.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadang Ryan Dewantoro
Abstrak :
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, nafas pendek, nyeri dada, hemoptosis, penurunan berat badan, keringat malam, dan kelelahan. Penyakit ini menyerang 0,4% populasi di Indonesia. Keterlambatan diagnosis berhubungan langsung terhadap penyebaran dan komplikasi pasien. Penelitian ini berupaya untuk menemukan hubungan antara tingkat sosioekonomi dengan keterlambatan diagnosis pasien tuberkulosis di Jakarta Timur mewakili daerah urban dan Tasikmalaya mewakili daerah rural. Penelitian ini menggunakan studi potong Iintang dengan jumlah sampel Jakarta Timur sebanyak 103 dan Tasikrnalaya sebanyak 93. Data didapatkan melalui wawancara dan rekam medis pasien. Pada penelitian ini, ditemukan perbedaan yang signifikan pada tingkat sosioekonomi antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan tersebut terdiri dari perbedaan pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan kepemilikan asuransi. Penelitian ini juga menemukan perbedaan yang signifikan pada keterlambatan diagnosis antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan ini dapat ditemui baik pada keterlambatan diagnosis oleh tenaga kesehatan ataupun keterlambatan diagnosis oleh pasien. Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signiftkan antara keterlambatan diagnosis dengan sosioekonomi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yundiarto
Abstrak :
Pendahuluan : Data Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi anak gemuk usia sekolah dasar di Jakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 (12,8%) hingga tahun 2013 (30,1%) dimana termasuk didalamnya 14% yang sudah tergolong obesitas. Status sosioekonomi orang tua dapat mempengaruhi faktor lingkungan (seperti pola makan, aktivitas fisik, dan perilaku sedentari) yang dapat menjadi penyebab obesitas pada anak. Metode : Penelitian dilakukan pada 63 anak di SDN 01 Menteng Jakarta Pusat dengan metode cross-sectional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak. Hasil : Hasil penelitian menujukkan secara keseluruhan 23,18% anak mengalami obesitas. Berdasarkan data status sosioekonomi orang tua, didapatkan bahwa 38,1% anak memiliki orang tua dengan status sosioekonomi yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak (p-value < 0,05). Diskusi : Status sosioekonomi orang tua berhubungan dengan perilaku sedentari dan pola makan anak sehingga mempengaruhi status obesitas pada anak. ......Introduction : Riskesdas shows that the prevalence of overweight and obese in primary school age children had been increasing significantly from 2010 (12.8%) until 2013 (30.1%). Out of 30.1% of children weighed above standard in 2013, 14% had been classified as obese. Parent?s socioeconomic status might affect environmental factors (i.e. diet, physical activity, and sedentary behavior) that cause childhood obesity. Method : This research was conducted on 63 students in SDN 01 Menteng, Central Jakarta, with cross-sectional method to determine the association between parent?s socioeconomic status and childhood obesity. Result : The result showed that the prevalence of obese children was 23.18.%. Based on parent socioeconomic status data, the prevalence of children with high parent?s socioeconomic status was 38.1%. The analysis showed that there was significant association between parent?s socioeconomic status with childhood obesity (p-value < 0.05). Discussion : Parent's socioeconomic status associated with sedentary behaviour and diet of their child that determine childhood obesity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Dian Valentina
Abstrak :
kripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang dapat mengakibatkan kolesterol tinggi dengan menggunakan fundamental causes. Studi-studi sebelumnya telah membahas kolesterol tinggi dengan data IFLS, tetapi masih belum menekankan pada faktor sosial. Kemudian, beberapa studi mengenai faktor sosial yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi sudah pernah dibahas, tetapi bukan dalam konteks Indonesia. Kalaupun ada studi yang membahas kolesterol tinggi dengan faktor sosial masih belum menggunakan data sebesar IFLS. Untuk itu penelitian ini berupaya mengidentifikasi faktor sosial ekonomi: stres, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi. Diduga faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan pilihan makanan yang sembarangan dan tidak adanya akses sumber daya sehingga dapat mengakibatkan kolesterol tinggi. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder IFLS gelombang 5 tahun 204/205. dengan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini seluruh responden laki-laki dan perempuan yang tercatat dalam surveiĀ  IFLS 2014/2015. Peneliti menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan data, analisis bivariat dengan chi-squard dan analisis multivariat dengan model regresi logistik biner. Penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres dengan kategori tinggi, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin lebih mungkin mengidap kolesterol tinggi. ......This thesis aims to identify socioeconomic factors that can lead to high cholesterol by using fundamental causes. Previous studies have discussed high cholesterol with IFLS data but have not emphasized social factors. Then several studies on social factors that influence high cholesterol have been discussed, but not in the Indonesian context. Even if there are studies that examine high cholesterol with social factors, they still need to use data as large as IFLS. For this reason, this study seeks to identify socioeconomic factors: stress, unemployment, home ownership, and gender, which affect high cholesterol. It is suspected that these factors can lead to indiscriminate food choices and lack of access to resources, leading to high cholesterol. This study uses secondary data analysis of batch 5 IFLS 2014/2015 with cross-sectionals. The sample in this study were all male and female respondents recorded in the 2014/2015 IFLS survey. Researchers used univariate analysis to describe the data, bivariate analysis with crosstab and chi-square, and multivariate analysis with binary logistic regression models. This research was conducted by binary logistic regression analysis. The study results showed that those with high-stress levels were more likely to have high cholesterol. However, unemployment, home ownership, and gender variables show the opposite result. Workers, homeowners, and women are more likely to have high cholesterol.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriah Hanika Adzania
Abstrak :
Latar Belakang: Sampah elektronik merupakan sampah yang berasal dari peralatan elektronik dan tergolong ke dalam limbah bahan berbahaya dan beracun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini salah satunya terkait dengan faktor demografi dan sosioekonomi. semakin tinggi status sosioekonomi penduduk wilayah tersebut turut berkontribusi menghasilkan polutan serta sampah yang dapat memberikan dampak ke lingkungan dan manusia. DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi, usia produktif tinggi, dan sosioekonomi tinggi sehingga timbulan sampah elektronik dapat sebanding dengan keadaan tersebut. Tujuan: Menganalisis hubungan faktor-faktor sosioekonomi dan demografi dengan timbulan sampah elektronik di DKI Jakarta. Metode: Desain studi korelasi dengan unit analisis kecamatan di Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 44. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik, dan Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Data akan diolah menggunakan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis spasial, kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil: yang berpengaruh terhadap timbulan sampah elektronik di Provinsi DKI Jakarta yaitu jenis kelamin (p = 0.036, r = 0.316) dan tingkat pendidikan (p = 0.038, r = 0.313). Sedangkan pola spasial terjadi pada variabel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan permukiman kumuh dengan timbulan sampah elektronik. ......Background: Electronic waste is increasing every year that comes from electronic equipment and classified as hazardous and toxic waste. Higher socioeconomic status of the population can contribute to increase pollutants and waste that can impact on the environment and humans. DKI Jakarta has the highest population density, high productive age, and high socioeconomic status so that can be linear with the generation of electronic waste. Objective: To analyze the relationship between socioeconomic and demographic factors with electronic waste generation. Methods: Ecology study (correlation study) with 44 sub-districts as analysis units in DKI Jakarta Province . The data used are secondary data from DKI Jakarta Environment Agency, Central Statistics Agency, and Open Data from the DKI Jakarta Government. Data will be processed using univariate analysis, bivariate analysis, and spatial analysis, then the data will be displayed in tables and figures. Results: variables that affect the generation of electronic waste in DKI Jakarta Province are gender (p = 0.036, r = 0.316) and education level (p = 0.038, r = 0.313). While the spatial pattern occurs in the variables of gender, age, education level, employment status, and slum settlements with electronic waste generation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Afrianto
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan program transmigrasi bedol desa dari Wonogiri ke Sawahlunto/Sijunjung tahun 1976-1994. Fokus dalam penulisan ini adalah pada kehidupan sosio-ekonomi transmigran Wonogiri di Sawahlunto/Sijunjung. Pada tahun 1976, pemerintah melaksanakan program transmigrasi pada daerah Wonogiri karena akan dibangun Waduk Gajah Mungkur. Pembangunan waduk ini menyebabkan 3.200 kepala keluarga harus dipindahkan ke Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Program transmigrasi ini adalah program transmigrasi pertama di Indonesia yang menggabungkan konsep resettlement dan konsep pola terpadu. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan data yang diperoleh, pelaksanaan program transmigrasi telah berdampak pada perbaikan kehidupan sosio-ekonomi transmigran pada daerah Sawahlunto/Sijunjung.
ABSTRACT
This thesis discusses about the implementation of Transmigrasi Bedol Desa program from Wonogiri to Sawahlunto/Sijunjung from the year of 1976 until 1994. This writing focuses on the sosioeconomic life of transmigran from Wonogiri in Sawahlunto/Sijunjung. In 1976, the government implemented the transmigrasi program to the area of Wonogiri because Gajah Mungkur Reservoir was about to be built. The building process of this reservoir resulted in the migration of 3.200 families to Sawahlunto/Sijunjung. This program is the first transmigrasi program in Indonesia which combines the concepts of resettlement and pola terpadu. This research uses historical methods, which are heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Based on data acquired, the implementation of transmigrasi program has affected the improvement of sosioeconomic life of the transmigran in Sawahlunto/Sijunjung.
2015
S60182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okada, Gen
Abstrak :
In brazil, where covid-19 was discovered in late february 2020, the outbreak has since exploded. Behind this lies a serious socioeconomic problem that has persinted since colonial times.
Tokyo: Center for Asian and Pacific Studies, Seikei University, 2022
915 RAPS 47 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Adi Pramono
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang ?Pengaruh Pendidikan Orang Tua, Sosio Ekonomi Keluarga dan Lingkungan Pendidikan terhadap Risiko Anak Putus Sekolah di Kota Bekasi dalam Perspektif Ketahanan Keluarga?. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan observasi dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan terhadap risiko anak putus sekolah di Kota Bekasi dalam perspektif ketahanan keluarga. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat sangat kuat antara pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama- sama dengan risiko anak putus sekolah dengan nilai r sebesar 0,986. Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama-sama terhadap risiko anak putus sekolah adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,973 dan F hitung sebesar 1123,294. Hal ini berarti 97,3 % risiko anak putus sekolah dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, lingkungan pendidikan dan 2,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan, jika pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan ditingkatkan, maka dapat mengurangi risiko anak putus sekolah dan kesempatan melanjutkan pendidikan menjadi lebih besar.
This thesis discusses about ?The Effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience?. This Research using quantitative method by observation and surveys. The results showed that there is a significant effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience. Correlation analysis showed there was a positive relationship at a very strong level of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education in common with dropout children by r value 0.986. From the results of the regression analysis also showed that the effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education jointly against dropout children is positively and significantly to the value of R Square 0.973 and F count of 1123,294. This means that 97,3% dropout children affected by Parent Educational Background, Family Socio Economic, Environmental Education and 2,7% affected by other factors. According with the analysis can be concluded that if The Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education enhanced accordingly can be reduced Children Dropout risk and the continuing education opportunities will be even greater.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Fandil
Abstrak :
ABSTRAK
Hepatitis sampai saat ini menjadi permasalahan kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya pengendalian hepatitis sudah dilaksanakan oleh semua pihak; pemerintah, masyarakat, lembaga non pemerintah, bahkan lembaga atau badan internasional. Kenyataan dijumpai prevalensi hepatitis masih belum sesuai harapan. Riset ini mengkaji korelasi/hubungan atau pengaruh faktor-faktor; kelembagaan, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi dan perilaku sehat masyarakat terhadap angka prevalensi hepatitis. Riset mengkaji data hasil kegiatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan korelasi studi ekologi. Analisis pembacaan data level individu hasil survei Riskedas dinaikkan ke tingkat wilayah/kelompok. Ada hubungan prevalensi hepatitis dengan faktor kelembagaan dari sisi dukungan program pengendalian penyakit berkorelasi negatif sangat kuat (r-0,77) dengan pengaruh 18%. Pengawasan kesehatan tempat fasilitas umum sebagai faktor sanitasi lingkungan memiliki pengaruh 31,06% dan korelasinya negatif kuat (r-0,56). Persentase jumlah penduduk miskin sebagai faktor sosial ekonomi berpengaruh 19,04% berkorelasi yang lemah (r 0,44). Proporsi perilaku benar buang air besar penduduk sebagai representasi faktor perilaku sehat masyarakat hanya berpengaruh 18% dengan korelasi negatif yang lemah (r-0,42). Secara bersama-sama pengaruh empat faktor tersebut pada prevalensi hepatitis adalah 84,5% signifikansi 0,000. Keempat faktor membentuk model prediktif prevalensi hepatitis = 1,078-0,782*Lembaga -0,001Sanitasi +0,003Miskin -0,005Prilaku. Guna kepentingan kebijakan program pengendalian hepatitis yang lebih optimum, maka perlu sinergi penguatan kegiatan kelembagaan, sanitasi tempat fasilitas umum, pemberdayaan sosial ekonomi dan gerakan menuju perilaku hibup sehat.
ABSTRACT
Hepatitis has become a health problem in the world, including in Indonesia. Various efforts to control hepatitis have been carried out by all parties; government, community, non-governmental institutions, even international institutions or bodies. The fact is that the prevalence of hepatitis is still not as expected. This research examines the correlation/relationship or influence of factors; institutional, environmental sanitation, socioeconomic and public health behavior towards hepatitis prevalence. Research examines data on the results of the Basic Health Research (Riskesdas) in 2018. This study uses a quantitative approach with the correlation of ecological studies. Analysis of the reading of individual level data from the Riskedas survey was raised to the regional/group level. There is a correlation between the prevalence of hepatitis and institutional factors in terms of supporting a disease control program with a very strong negative correlation (r -0.77) with an effect of 18%. Health supervision in public facilities as a factor of environmental sanitation has an effect of 31.06% and the correlation is strongly negative (r -0.56). The percentage of the number of poor people as a socioeconomic factor influencing 19.04% has a weak correlation (r 0.44). The proportion of the population's correct bowel behavior as a representation of public health behavioral factors only affects 18% with a weak negative correlation (r -0.42). Together the influence of these four factors on the prevalence of hepatitis was 84.5% significance of 0,000. These four factors form a predictive model of hepatitis prevalence = 1,078-0,782*Institution -0,001*Sanitation + 0.003*Poor 0.005*Behavior. In the interest of more optimal hepatitis control program policies, it is necessary to synergize the strengthening of institutional activities, sanitation of public facilities, socio-economic empowerment and movement towards healthy hibup behavior.
2019
T55407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryanto, SG.
Jakarta: LD FE UI, 1986
312.9 SUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>