Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sona Pribady
Abstrak :
ABSTRAK
Politik sebagai salah satu dimensi realitas memberikan sebuah tempat bagi berlangsungnya proses pengelolaan terhadap sistem kehidupan bersama. Politik tidak dapat lagi dipandang sebagai dimensi yang berlandaskan pada sebuah fondasi yang utuh dan tetap, yang mengatasi berbagai dimensi kehidupan lainnya, sehingga mengucilkan posisi politik sebagai sub-sistem. Pengucilan ini membuat politik kehilangan otonominya karena ia harus selalu berbasiskan fondasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui pemikiran politik Ernesto Laclau, skripsi ini mencoba menunjukan bahwa betapa politik adalah sebuah dimensi yang memiliki otonomi relatif, yang berlandaskan pada fondasi yang tidak tetap. Posisi ini membuat model pemikiran politik kontemporer lebih bercorak disensual daripada konsensual, dan lebih memberikan tempat terhadap pluralitas di dalam sistem kehidupan bersama. Dengan membedakan antara The Politic dan The Political, ketidakmungkinan dari totalitas politik dalam mengelola sistem kehidupan bersama menjadi dapat ditunjukan. Paradoks antara kedua hal tersebut adalah sebuah ketegangan yang berdiri sebagai batas terluar dari antara masing-masing mereka. Pemikiran politik kontemporer yang bercorak post-foundastionalist dalam mengatasi permasalahan pluralitas pada sistem kehidupan bersama, tidak menghilangkan dimensi etis dalam proses konstitusinya. Keberadaan dimensi etis ini, sebagai sebuah momen etis, tidak mengurangi otonomi dari politik melainkan justru berdiri sebagai batas terluar dari politik. Momen etis disini memungkinkan proses aktivasi dimensi The Political, yang kemudian memiliki potensi dalam mengintervensi The Politic.
Abstract
As one sphere in reality, politic gives a place for the process of maintaining the social system. Politics can not be assumed as a dimension which founded by a single totalized sphere of life, which has the supreme power to solve every social problems, and makes politic inferior as a subsystem. It makes the politic loss its autonomy caused it must following the pattern of its foundation which have been taken place before. Through Ernesto Laclau?s political thought, the author try to showing the politic as a dimension which always having its relative autonomy and founded by unstable foundation. This position make the contemporary political thought?s model tends to form a dissentient conception instead of consentient, and giving a place for plurality in social system. By separating The Politic and The Political, the impossibility of politic as totality in maintaining the social system can be showed. The paradoxal relation between them is a tension which makes a conceptual frontier for each of them. Post-Foundational political thought, when trying to solve the problem of plurality, was not dismiss ethical dimension in their process of constitution. The presence of ethical dimension, as ethical moment, does not diminish political?s autonomy, but take a stand as its frontier. Ethical moment gives the activation process of The Political possible, whereupon make it potent to interventing The Politic.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43571
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Daniel P.
Abstrak :
Ernesto Laclau membuka cakrawala baru dalam memahami yang-politis, saat politik dipahami semata-mata sebagai perkara administrasi, birokrasi dan teknokrasi. “Politik” direduksi menjadi sekadar “politik kepentingan”, artinya pencapaian kepentingan berbeda-beda yang ditentukan sebelumnya dan terpisah dari kemungkinan artikulasinya dalam diskursus-diskursus alternatif yang berkompetisi satu sama lain. Dengan cara berpikir demikian, maka konflik, antagonisme, relasi kekuasaan, bentuk-bentuk subordinasi, dan represi yang menjadi kekhasan wilayah politik menjadi hilang. Menurut Laclau, yang-politis hanya bisa dipahami di dalam logika populisme. Laclau memosisikan populisme justru sebagai jalan paling baik untuk memahami pembentukan ontologis dari yang-politik. Yang-politis hanya bisa dipahami dalam logika populisme. Laclau memahami populisme sebagai usaha unifikasi simbolik kelompok di seputar individu bagai suatu yang inheren untuk membentuk kesatuan “orang-orang”.  ......Ernesto Laclau has opened up a new horizon in understanding the concept of the political in a system that understood politics merely as administrative, bureaucratic and technocratic issues. The term “politics” has been reduced merely to ‘political interest’, which means that achieving these interests is different and determined in advance and separated from its possible articulation among competing discourses. Therefore, according to this reasoning, the specific characteristics of the political arena, namely conflicts, antagonisms, power relations, forms of subordination and repression, disappear from the equation. According to Laclau, the political can be understood only through the logic of populism. Laclau viewed populism as the best way to understand the ontological formation of the political. For Laclau, the symbolic unification of the group around an individuality is inherent to the formation of a “people”.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Erich
Yogyakarta: IRCiSoD, 2020
128 FRO g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library