Ditemukan 427 dokumen yang sesuai dengan query
Nur Iman Subono
Abstrak :
Tesis ini memiliki tujuan untuk mengangkat pemikiran Erich Fromm mengenai manusia dan masyarakat dalam tradisi psikologi sosial materialis. Pemikiiran Erich Fromm ini layak untuk ditampilkan karena dua alasan utama yakni, (1) pemikiran ini bertumpu pada dua aliran besar pemikiran: Mandan dan Freudian. Ia merupakan kritik dan sintesa dan dua aliran pemikiran tersebut; (2) pemikiran ini memberikan kontribusi yang besar terhadap kejayaan Teori Kritis yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Sosial, yang kemudian lebih dikenal sebagai Mazhab Frankfurt. Yang belakangan ini kelihatannya jarang diangkat (sengaja ditenggelamkan?) dalam berbagai literatur yang ada Memang benar bahwa Erich Fromm hanya sebentar bergabung bersama Institut Penelitian Sosial, tapi tentu kita tidak bisa mengabaikan kontribusinya. Adapun permasalahan pokok yang diangkat adalah: bagaimana tinjauan kritis Fromm terhadap pemikiran Karl Marx dan Sigmund Freud yang bicara mengenai manusia dan masyarakat? Dan bagaimana pemikiran Erich Fromm sendiri, mengenai manusia dan masyarakat, dalam tradisi psikologi sosial materialis? Metode yang dipakai dalam tesis ini adalah, metode penelitian historis, deksriptif-analitis, dan komparasi-sintesis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11672
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sinaga, Nina Chrisnawati
Abstrak :
Markus dan Kitayama (1991) mengklaim bahwa self-construal merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Di sisi lain, Triandis (1995) menyatakan bahwa individualisme-kolektivisme merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di antara Para ahli untuk mengetahui dan menemukan penjelasan pasti, mana dari antara kedua konsep tersebut yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kekuatan kedua konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku individu, yang dalam penelitian ini akan diuji pada kasus memilih pasangan pada kelompok etnik Batak. Selain menggunakan self-construal dan individualisme-kolektivisme, peneliti juga menggunakan identitas etnik sebagai variabel penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Self-construal, individualisme-kolektivisme, dan identitas etnik mempengaruhi kecenderungan individu dalam memilih pasangan; (2) self-construal memiliki pengaruh dan daya prediksi paling besar dibandingkan individualisme-kolektivisme, dalam menjelaskan kecenderungan individu ketika memilih pasangan. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis yang diajukan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara self-construal laki-laki dengan selfconstrual perempuan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T 17835
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Joni P. Soebandono
Abstrak :
Program intervensi sosial ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas desa Tegalgede dan dimaksudkan sebagai pemicu suatu perubahan sosial yang terencanakan (planned social change) dengan fokus untuk menghilangkan persepsi tidak berdaya (helplessness) warga desa tersebut. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk memulai suatu proses perubahan sosial agar warga komunitas desa Tegalgede mampu keluar dari perasaan tidak berdayanya. Pemberdayaan komunitas ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Ortigas (2000) yang difokuskan melakukan intervensi untuk menghilangkan helplessness. Desa tersebut memerlukan suatu program intervensi karena desa "Tegalgede" termasuk kategori desa terisolir dan tertinggal (Inpres 1993) dan lebih dari 50% dari 1124 kepala keluarga termasuk pada kategori pra-sejahtera. Diantaranya 600 kepala keluarga dalah penerima Bantuan Langsung Tunai. Sampai saat ini desa tersebut belum pernah mempunyai suatu perencanaan pengembangan perekonomian desa, dengan fasilitas pendidikan, fasilitas umum, dan fasilitas aparat pemerintahan yang kurang memadai.
Metode pendekatan dalam mengembangkan program intervensi ini dilakukan melelui metode kualitatif, dan sebagai tahap awal dengan pengembangan agen perubahan yang terdiri dari tokoh muda desa di komunitas desa Tegalgede untuk berperan sebagai fasilitator bagi warga desa lainnya, dan menggunakan koperasi sebagai sarana pengembangan sarana perekonomian desa tersebut. Pelaksanaannya dilakukan dengan kunjungan, pertemuan tatap-muka langsung dan komunikasi secara teratur dan konsisten yang terencanakan, dan difokuskan pada pengembangan kapasitas dari warga desa sebagai upaya menumbuhkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara koiektif. Tahap awal dari perubahan sosial yang dilaksanakan selama 4 bulan (November 2005-Maret 2006) ini berhasil dengan terbentuknya kelompok agen perubahan yang telah berfungsi dengan balk, dan juga didirikannya dua koperasi di Tegalgede. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari warga, tetapi masih diperlukan tahap lanjutan dari program intervensi untuk memelihara hasil yang sudah dicapai dan mengembangkannya dengan alat dan manual 1 panduan yang jauh lebih lengkap.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18284
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Melati Putri Pertiwi
Abstrak :
Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh keanggotaan partisipan dalam sebuah kelompok tertentu, keanggotaan media massa, dan status ingroup (sebagai minoritas)-outgroup (sebagai mayoritas atau minoritas) terhadap hostile media bias. Hostile media bias adalah sebuah fenomena di mana individu yang merupakan anggota kelompok tertentu berpersepsi bahwa berita yang menayangkan konflik kelompoknya dengan kelompok lawan adalah mendukung kelompok lawan dan menyerang kelompoknya sendiri. Penelitian ini terdiri dari dua studi dengan latar belakang konflik intra-religious antara organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dengan organisasi Islam Majelis Tafsir Al-Quran (MTA). Studi pertama berusaha untuk melihat pengaruh keanggotaan partisipan dan keanggotaan media massa terhadap hostile media bias. Studi kedua berusaha untuk melihat pengaruh status ingroup-outgroup dan keanggotaan media massa terhadap hostile media bias.
Hasil penelitian Studi 1 mengkonfirmasi hipotesis, yaitu ?keanggotaan partisipan? dan "keanggotaan media" berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias untuk kedua kota (Solo dan Jakarta). Hasil penelitian Studi 2 menunjukkan bahwa status ingroup (minortas)-outgroup (minoritas atau mayoritas) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias. Namun Studi 2 berhasil menemukan bahwa keanggotaan media massa dalam kelompok tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap hostile media bias.
......This research studied deeper about the influence of participant membership in certain communities, mass media membership, and ingroup (as minority) ? outgroup (as majority or minority) status toward hostile media bias. This research consisted of two studies with the conflict background of intra-religious between Nahdlatul Ulama Islamic Organisation (NU) and Majelis Tafsir Al-Quran Islamic Organisation (MTA). The first study strived to observe the influence of participant membership and mass media membership toward hostile media bias. The second study strived to observe the influence of ingroup-outgroup and mass media membership toward hostile media bias.
The result of the first study confirmed hypothesis ?participant membership and mass media membership had significant influence toward hostile media bias for both cities Solo and Jakarta?. The result of the second study confirmed hypothesis ?ingroup (as minority) ?outgroup (as majority or minority) status didn?t have significant influence toward hostile media bias. Nevertheless, the second study managed to find out that mass media membership in certain communities had significant influence toward hostile media bias.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41801
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Chairunnisa Murniati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh jenis peketjaan dan tempat ketja perempuan kawin terhadap jumlah anak lahir hidup berdasarkan data SDKI 2007. Perempuan kawin pada penelitian ini adalah perempuan status kawin yang berusia 15-49 tahun pada saat survei dilakuk:an. Selain jenis peketjaan dan tempat ketja, variabel bebas lain yang digunakan adalah pendidikan, lama status kawin dan status pemakaian kontrasepsi.
Teori mengacu pada apakah jumlah anak menghambat peketjaan. Compatible apabila tidak menghambat peketjaan sedangkan incompatible apabila menghambat peketjaan. Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif, jumlah anak tidak menghambat peketjaan sales dan agricultural sehingga cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup yang lebih banyak sedangkan professional dan industrial yang umurnnya beketja di luar rumah jumlah anak menghambat peketjaan sehingga dapat disimpulkan bahwa teori compatibility masih berlaku berdasarkan data SDKI 2007. Pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan jumlah anak lahir hidup. Perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai jumlah anak lahir hidup yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Berdasarkan lama status kawin, perempuan dengan lama pernikahan lebih dari 10 tahun cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih dari 2. Berdasarkan status pemakaian kontrasepsi, perempuan menggunakan alat kontrasepsi ketika sudah memiliki 1 s.d 2 anak ataupun lebih dari 2 anak. Berdasarkan analisis inferensial dengan metode Ordered Choice Model, terlihat bahwa jenis peketjaan dan tempat ketja mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah anak lahir hidup dan pengaruhnya tersebuf·tergantung pada pendidikan, lama status kawin dan status pemakaian kontrasepsi.
The aim of this research is to study the influence of women's occupation and where women work on the number of children ever born (CEB) using the 2007 Indonesia Demographic Health Survey. The analysis is conducted on married women aged 15-49 years at the time of survey. The other independent variables are education, duration of marriage and the use of contraceptions.
According to theory, higher number of children may hamper women to work. Work and children are compatible when the number of children does not hamper women to work while on the other hand they are incompatible when children hamper women to work. Based on descriptive analysis, women who work as sales and agricultural workers tend to have more CEB than women who do not work while women who work as professional and industrial workers who usually work outside. home tend to have less children than women who do not work. This proves that compatibility theory is valid. According to education, the level of education has an inverse relationship with the number of CEB. Higher educated women has lower CEB compared to less educated women. Based on the duration of marriage, women who have married more than 10 years tend to have more than two CEB. The result also shows that women use contraceptives when they have 1-2 and more than 2 CEB. Regression results show that women's occupation and where women work have significant influence on CEB and depend on women's education, duration of marriage and contraceptive use.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T31636
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Irgahayu Madhina
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tanggung jawab dan peran defender (pembela korban) dalam bullying pada siswa SD. Pengukuran tanggung jawab menggunakan alat ukur yang dikonstruksi oleh Sukiat (1993) dan pengukuran peran defender menggunakan alat ukur peran defender yang dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian mengenai reaksi bystander oleh Rigby (2008), hasil penelitian mengenai alasan menjadi defender oleh Beane (2008), dan kriteria defender yang dikemukakan oleh Beane (2008). Partisipan berjumlah 135 siswa yang berasal dari dua sekolah dasar di kota Cilegon, dengan karakterisitik usia 10-12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tanggung jawab dan peran defender dalam bullying pada siswa SD sebesar 0,532 yang signifikan pada l.o.s. 0,01 (nilai p = 0,000). Artinya, semakin tinggi tanggung jawab yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi tingkat peran defender yang dimiliki.
......This study was conducted to examine the relationship between responsibility and the role of defender in bullying incidence among elementary school students. The measurement of responsibility was conducted using measuring instruments constructed by Sukiat (1993). The measurement of the role of defender was conducted using measuring instrument constructed by the researcher based on bystander reaction study result by Rigby (2008); reasons being defender study result by Beane (2008); and defender criteria set out by Beane (2008). Total participants of this study was 135 students from two elementary schools in Cilegon with age characteristic of 10-12 years. The results of this study indicate that there is a significant positive relations between responsibility and the role of defender in bullying incidence among elementary school students with 0.532 which is significant at l.o.s. 0.01 (p value = 0.000). It means that the higher the responsibility held by the students, the higher their level of defending roles.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47768
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
London: Sage, 1996
302.05 APP
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kearl, Michael C.
Boston: Allyn and Bacon, 1992
302 KEA s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lubis, M. Rajab
Jakarta: Pustaka Widyasarana, 1995
302 LUB p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sarlito Wirawan Sarwono
Jakarta: Rajawali, 1991
302 SAR t
Buku Teks Universitas Indonesia Library