Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enfira Yanuaristi
Abstrak :
ABSTRAK
Kecemasan merupakan sesuatu yang alami sebagai respon dari adanya ancaman yang nyata maupun imajinatif. Nyatanya kecemasan yang sedang dapat memotivasi seseorang untuk mempelajari hal baru namun kecemasan yang berlebih membuat remaja merasa cemas, gelisah dan terganggu dengan keadaan dimana ia tidak memiliki kendali. Kecemasan sosial membuat seseorang menghindari interaksi sosial sehingga berpengaruh terhadap kegiatannya sehari-hari, dalam hal ini kegaitan sekolah yang termanifestasi pada perilaku menolak sekolah. Kecemasan sosial tinggi menimbulkan reaksi fisik yang diakibatkan oleh evaluasi performa dari lingkungan disertai dengan ketakutan akan sesuatu dan keinginan untuk menghindari situasi pemicu stress. Kecemasan sosial disebabkan oleh distorsi kognitif mengenai situasi sosial netral namun yang dianggap sebagai sesuatu yang mengancam. Dengan demikian, untuk mengurangi kecemasan sosial, distorsi kognitif yang dimiliki individu perlu diubah menjadi pikiran yang lebih menguntungkan. Intervensi psikologis yang menekankan pada pengubahan kognisi sebagai dasarnya adalah modifikasi kognitif-perilaku. Dengan penggunaan single subject A-B design, penelitian ini melibatkan satu sampel penelitian, seorang remaja berusia 13 tahun. Sampel mengikuti intervensi modifikasi kognitif-perilaku yang terdiri dari 6 sesi dengan durasi 90-180 menit/sesi. Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan kuesioner sebelum dan setelah intervensi dilakukan, terlihat adanya perubahan pola pikir subjek terhadap situasi pencetus cemas yang sebelumnya bias menjadi lebih fleksibel. Penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi modifikasi kognitif-perilaku yang disusun dalam penelitian ini tepat diberikan pada remaja yang mengalami kecemasan sosial tinggi.
ABSTRACT
Anxiety is a natural response to real or imaginative threat. The fact is moderate anxiety can motivate a person to learn new things, yet excessive and high anxiety makes adolescents feel anxious, agitated and disturbed by the circumstance which has no control. Social anxiety makes aperson avoid social interactions, thus it can influence to the daily activities and manifested in the school refusal behavior. High social anxiety will cause physical reactions from the evaluation of environmental performance was accompanied by fear of something and the desire to avoid stress triggering situation. Social anxiety caused by cognitive distortions regarding neutral social situations but it is consider to be threatening. Therefore, to reduce social anxiety, cognitive distortions of the individual need to changed into a more favorable thoughts. Psychological interventions that emphasize the conversion of cognition as essential matters is a cognitive-behavioral modification. This research is using a single subject A-B design and involve one sample, a 13 years old female adolescent. The sample attend cognitive-behavior modification intervention which consist of 6 sessions with 90-180 minutes/session. Based on measurements using questionnaires before and after the intervention has been done, the result show a changed of subject mindset to situations that trigger anxiety more flexible than before. This study concluded that the cognitive-behavioral modification interventions that arranged in this study was appropriate given to adolescents who have high social anxiety.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Oktarini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program intervensi individual dengan pendekatan kognitif perilaku dapat menurunkan kecemasan sosial pada seorang remaja berusia 12 tahun. Program intervensi pada penelitian ini disusun berdasarkan pada tiga level tujuan intervensi dengan pendekatan kognitif perilaku yang diungkapkan oleh Stallard (2005), yang terdiri dari sesi psikoedukasi (hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku), sesi identifikasi reaksi fisik yang menyertai emosi dan mempelajari keterampilan untuk mengatasi reaksi fisik tersebut, identifikasi pikiran disfungsional, menantang pikiran disfungsional, strategi mengatasi pikiran disfungsional, serta sesi praktik berbicara di depan kelas. Kecemasan sosial diukur sebelum dan sesudah pemberian program intervensi dengan menggunakan alat ukur Social Anxiety Scale for Adolescent yang dikembangkan oleh La Greca dan Lopez (1998). Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa program intervensi individual dengan pendekatan kognitif-perilaku efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan sosial pada subjek. ......This study aims to know whether individual intervention program with cognitive behavioral approach can reduce social anxiety level for a 12 years old adolescent. This program was arranged based on three level purposes of cognitive behavioral intervention approach stated by Stallard (2005). It is consists of psychoeducational session (linkage between our thinking, feeling, and behavior), identification of body respons as a sign of emotion and practice the skill to cope with it, identification of dysfunctional thought, challenge it and practice the skill to cope with it, and last is perform in front of the class. The social anxiety were measured before and after the program was applied using Social Anxiety Scale for Adolescent developed by La Greca and Lopez (1998). Based on the data obtained, it can be concluded that individual intervention program with cognitive behavioral approach is effective to reduce the social anxiety on a subject.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erynda Trihardja
Abstrak :
Kecemasan sosial pada anak usia sekolah perlu mendapatkan penanganan. Penelitian ini menggunakan desain single-case untuk mendapatkan gambaran penerapan intervensi Theraplay dalam mengatasi masalah kecemasan sosial dan Parent-Child Relational Problems pada anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan masalah kecemasan sosial dan didiagnosis parent-child relational problems, bersama dengan kedua orangtuanya. Sesi terapi dilakukan sebanyak delapan sesi selama ±60 menit setiap sesinya. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah kecemasan sosial pada K sudah dapat diatasi namun belum sepenuhnya. Berdasarkan Child?s Behavior Checklist, terjadi penurunan skor pada skala masalah perilaku internalizing dan pada aspek anxious/depressed. Berdasarkan Social Anxiety Scale for Children Revised, terjadi penurunan skor total dan skor pada komponen fear of negative evaluation. Interaksi orangtua-anak yang teramati melalui Marschack Interaction Method pada dimensi structure, engagement, nurture, dan challenge meningkat lebih positif.
Social anxiety in middle childhood needs immediate treatment. This study conducted a single-case research in order to get an overview of the application of Theraplay in treating child?s social anxiety and parent-child relational problems. A nine year old girl with social anxiety and is diagnosed with parent-child relational problems was selected as participant along with her parents. A total of eight treatment sessions for ±60 minutes each were conducted in this study. The result indicated that Theraplay could be applied to treat social anxiety in child with parent-child relational problems. The score of internalizing and anxious/depressed problem scales in Child?s Behavior Checklist were decreased. The total score and the score of fear of negative evaluation component in Social Anxiety Scale for Children Revised was decreased as well. Parent-child interaction, measured with Marschack Interaction Method, was found to increase according to its four dimensions, which is structure, engagement, nurture, and challenge.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Tala Harimukthi
Abstrak :
Individu dewasa muda yang mengalami gangguan kecemasan sosial memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri yang besar. Selain itu, individu juga lebih sering mengkritik diri secara negatif dibandingkan menerima dirinya. Self-compassion menjadi sesuatu yang penting untuk mereka agar dapat berbelas kasih terhadap dirinya sendiri dan menghadapi situasi-situasi yang membuat tidak nyaman serta menakutkan. Self-compassion merupakan sikap diri yang positif secara emosional dapat melindungi diri akibat adanya penilaian diri yang negatif, kritik diri negatif, isolasi diri, dan ruminasi. Penelitian ini menggunakan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) untuk meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda yang mengalami kecemasan sosial. ACT menggunakan metode paparan (exposure) dan experiential avoidance. Penelitian ini merupakan quasi experiment research dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Terdapat keterbatasan penelitian sehingga pada kelompok eksperimen hanya ada tiga partisipan yang dapat menyelesaikan intervensi hingga selesai, begitupun pada kelompok kontrol hanya ada tiga partisipan yang mengisi pre-test dan post-test. Partisipan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan self-compassion berdasarkan skor pada Self-Compassion Scale (SCS) dan penurunan kecemasan sosial berdasarkan skor Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), yang tidak dialami oleh partisipan pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menemukan bahwa ACT dapat meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda dan menurunkan kecemasan sosialnya. Teknik ACT yang paling bermanfaat bagi partisipan adalah mindfulness. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah gaya pengasuhan orangtua yang mengkritik anak akan menimbulkan kecemasan sosial. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa individu yang memiliki self-compassion tinggi akan terhindar dari perundungan karena individu mampu memposisikan diirnya dengan baik. Penjelasan hasil penelitian dapat dilihat secara lengkap pada bagian diskusi. ......Young adult with social anxiety disorder has a negative self-criticsm to theirselves than to accept. Self-compassion is a construct to help to caring, loving, and being compassion to self. Compassion help them to be warmth and kind to self in social situation that fear them. Self-compassion is an emotional positive attitude that can keep itself from what in the negative situation, negative self-criticsm, self-isolation, and rumination. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) is used in this study for enhancing self-compassion among young adulthood with social anxiety. ACT aim to help individual with social anxiety to exposure to social experiences they avoid. This research is quasi experiment research with pretest-posttest nonequivalent control group design with three participants on each experiment and control group. The scores of Self-Compassion Scale (SCS) were increased and Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) were decreased on experimental group. One of technique on ACT which help participants is mindfulness. Another result from this study are parental criticism would make people being social anxiety, people with high selfcompassion would avoid from bullying. The explanation of the results of this study can be seen in detail in the discussion section.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The third edition of Social anxiety : clinical, developmental, and social perspectives integrates examinations of social anxiety, shyness, and embarrassment with the research on social anxiety disorder subtypes, biological theories and cognitive-behavioral or pharmacological treatment outcome studies. Clinicians, social and developmental psychologists and behavioral geneticists have all conducted research over the past ten years which is essential to furthering our understanding and treatment of social anxiety disorders. This book weaves together research findings gathered by renowned minds across these various disciplines, and deals with both theory and research. It explores what constitutes social anxiety, assesses the condition and its relationship to other psychological disorders, exploring the biological basis and treatment approaches as well. Coverage includes key issues not discussed fully by other books, including related disorders in adults and children, relationship to social competence and assertiveness, perfectionism, social skills deficit hypothesis, comparison between pharmacological and psychosocial treatments, and potential mediators of change in the treatment of social anxiety disorder. From the Author: Although social anxiety disorder (social phobia) is widely researched topic in psychiatry, other disciplines, such as social and developmental psychology, have independently been studying the same phenomena for many years. Yet, there has been very little cross-discipline communication and integration. The main objective of the book is to integrate the findings on social anxiety from various disciplines, including clinical psychology, psychiatry, social psychology, neuroscience, and developmental psychology.
London: Academic Press, 2014
e20427698
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pradani Sugiyanto Putri
Abstrak :
Individu dengan kecemasan sosial menggunakan jejaring sosial sebagai perilaku aman untuk menurunkan risiko mendapat penilaian negatif dari orang lain dan untuk memenuhi kebutuhan akan relasi sosial yang tidak terpenuhi dari interaksi tatap muka. Individu merasa mendapat keuntungan dari perilakunya dan berusaha mengulang perilaku penggunaan jejaring sosialnya agar kembali mendapat keuntungan yang sama. Hal ini mengarahkan individu dalam mengembangkan penggunaan jejaring sosial yang berlebihan dan bermasalah yang dinamakan dengan adiksi jejaring sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi cognitive-behavioral therapy CBT dalam menurunkan tingkat adiksi jejaring sosial dan kecemasan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan satu kelompok disertai dengan pre-test dan post-test. Partisipan dalam penelitian ini diperoleh melalui purposive samping. Partisipan mengikuti lima sesi intervensi individual serta satu sesi pra-sesi dan satu sesi follow up. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif menggunakan adaptasi alat ukur Internet Addiction Test IAT dan Social Interaction Anxiety Scale SIAS serta data kualitatif tentang perubahan kognisi dan perilaku partisipan sebelum dan setelah mengikuti intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi CBT dapat menurunkan tingkat adiksi jejaring sosial dan kecemasan sosial pada partisipan. Partisipan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol penggunaan jejaring sosialnya dan lebih nyaman untuk berinteraksi tatap muka dengan orang lain. Seiring kenyamanan partisipan untuk berinteraksi tatap muka, penggunaan jejaring sosial semakin menurun karena partisipan merasa kebutuhannya akan relasi sosial sudah terpenuhi di dunia nyata.Kata kunci: Adiksi jejaring sosial, Kecemasan sosial, Terapi kognitif-perilaku, CBT. ......Someone with social anxiety use social networking sites as safety behaviors to reduce the risk of getting negative evaluation from others and to fulfill need of social relationship. The individual get benefit from their behavior and they repeat the behavior to get the same reinforcement. This process leads individuals to develop the excessive and problematic use of social networking sites that called as social networking sites addiction. This study aimed to identify effectiveness of cognitive behavioral therapy CBT to reduce the level of social networking sites addiction and social anxiety. This study was a quasi experimental study with one group pre test and post test design. Participants in the intervention participated in five individual sessions, preceded by a pre session and followed by a follow up session. Analysis was conducted by comparing quantitative data obtained by adaptation of Internet Addiction Test IAT and Social Interaction Anxiety Scale SIAS and qualitative data showing changes in participants rsquo cognition and behavior before and after the intervention. This study showed that the intervention can successfully decrease level of social networking sites addiction and social anxiety. Participants showed increased ability in controlling the use of social networking sites and more comfortable to interact face to face with others. When participants feel comfortable in interacting face to face with others, then the use of social networking sites decreases, because the need of social relationships have been fulfilled in the real world.Key words Social networking sites addiction, social anxiety, cognitive behavioral therapy, CBT
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Veda Sekar Kinanti
Abstrak :
Setiap tahunnya, banyak mahasiswa baru di Indonesia dari berbagai daerah yang merantau ke kota Jakarta untuk menempuh pendidikan tinggi. Adaptasi sosial yang harus dilakukan mahasiswa tahun pertama yang merantau agar dapat sukses menjalani perkuliahan dapat menjadi tekanan tersendiri jika tidak ditangani dengan baik karena berisiko mengakibatkan kecemasan sosial yang memiliki dampak negatif, tidak hanya terhadap performa akademis tetapi juga terhadap well-being secara umum. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa self- compassion merupakan kekuatan psikologis yang mampu membantu mencegah dan menangani kecemasan sosial pada individu, namun penelitian yang membahas hubungan langsung antar keduanya masih sangat minim. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antar keduanya. Analisis korelasi pearson menunjukkan bahwa self-compassion berkorelasi negatif signifikan dengan kecemasan sosial (r=-0,541, p<0,01, two-tailed), dengan effect size yang large. Komponen-komponen self-compassion, yaitu self-kindness vs. self-judgment (r = -0,443, p<0,01, two-tailed) , common humanity vs. isolation (r=-0,446, p<0,01, two-tailed), dan mindfulness vs. over-identification (r =-0,416, p<0,01, two-tailed), juga ditemukan berkorelasi negatif signifikan dengan kecemasan sosial dengan effect size yang medium
Every year, many college freshmen in Indonesia from various regions migrate to Jakarta to pursue higher education. The social adaptation that must be done by college freshmen who migrate to be successful in college can be a distress if not handled properly because it risks causing social anxiety which has negative impacts, not only on academic performance but also on their well-being in general. Previous research states that self-compassion is a psychological strength that can help prevent and deal with social anxiety in individuals, but researches that address the direct relationship between the two is still very minimal. Quantitative research was conducted to see the relationship between the two. Pearson correlation analysis shows that self-compassion has a significant negative correlation with social anxiety (r=-0,541, p<0,01, two-tailed), with a large effect size. Components of self-compassion, which are self-kindness vs. self-judgment (r = -0,443, p<0,01, two-tailed), common humanity vs. isolation (r=-0,446, p<0,01, two-tailed), and mindfulness vs. over-identification (r =-0,416, p<0,01, two-tailed),was found negatively correlated significantly with social anxiety with medium effect size.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Celine Marvela
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna dari tahun ke tahun, dampak penggunaan Facebook telah menjadi topik yang menarik perhatian peneliti selama satu dekade terakhir. Kami bertujuan meneliti korelasi antara penggunaan Facebook dengan persepsi harga-diri, citra tubuh dan kecemasan sosial diantara 852 partisipan menggunakan Pearson’s r. Data dikumpulkan melalui survey online yang dibagikan secara masal. Skala tujuh-poin Likert digunakan untuk keseluruhan 19 item dalam kuesioner kami, yang diadaptasi dari empat skala berbeda untuk mengukur keempat variable yang terlibat. Kemudian, kami menganalisa data yang kami peroleh menggunakan SPSS dan penemuan hasil dibahas. Bertentangan dengan hipotesis kami, kami menemukan bahwa penggunaan Facebook memiliki korelasi positif dengan persepsi harga-diri (r = .14) dan korelasi negatif dengan kecemasan sosial (r = .07). Sementara itu korelasi dengan citra tubuh tidak signifikan (r = .01). Penemuan hasil kami tidak sesuai dengan sebagian besar literatur yang sudah ada dalam topik serupa, dan dapat menjadi potensi minat teoretis untuk penelitian selanjutnya di masa depan. ...... With increasing number of users throughout the years, impacts of Facebook use across various domains have been a topic of interest for the last decade. We aim to investigate the correlation between Facebook use and self-esteem, body satisfaction and social anxiety by calculating Pearson’s r within 852 participants. Data was gathered via online survey dissemination. A 7-point Likert scale was used for all the 19 items in the questionaire, which were adapted from four different scales to measure the four variables. Data was then analysed using SPSS and results were discussed. Against our hypotheses, Facebook use was found to be positively correlated with self-esteem (r = .14) and negatively correlated with social anxiety (r = .07). Meanwhile its correlation with body image satisfaction was found to be non-significant (r = -.01). Our results are did not align with most of the existing literature on similar topics, providing potential theoretical interest for future research.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library