Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cintia Fajri Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Tahapan usia remaja identik dengan pembentukan identitas diri pada tugas perkembangan sosial dimana keluarga sebagai lingkungan sosial utama bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP Taruna Bhakti Depok menggunakan desain deskriptif korelatif. Penelitian ini menggunakan 293 sampel yang terdiri dari kelas VII dan VIII SMP dengan teknik pemilihan sampel proportioned stratified random sampling. Instrumen pola asuh yang digunakan diadaptasi dari penelitian Mashoedi dan instrumen perkembangan sosial disusun oleh peneliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja p < 0,005 . Oleh karena itu, diharapkan agar mahasiswa, pelayanan dan profesi keperawatan dapat bekerja sama dengan instansi terkait dalam memberikan edukasi serta motivasi kepada orang tua dalam meningkatkan peran terhadap perkembangan sosial remaja.
ABSTRACT
The stage of adolescence is identical with the self identity building in the task of social development whereas family plays role as the main social community for them. This research aims to understand the relationship between parenting pattern and the social development of adolescents in SMP Taruna Bhakti Depok by using correlative descriptive design. This study uses 293 research samples consisting of class VII and VIII SMP with sample selection technique proportioned stratified random sampling. The parenting pattern instruments are adapted from Mahshodie rsquo s while the research and adolescent social development questionnaire compiled by researcher. The result of the analysis shows that there is a relationship between parenting pattern and adolescent social development p 0,005 . Therefore, it is expected that students, services and nursing professions can work together with school agencies to be able to provide education and advocacy to parents related to the role of parenting to the social development of adolescents.
2017
S68745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awwalisa Sarfinah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat besaran kontribusi perceived social support terhadap subjective well-being pada remaja panti asuhan di Jakarta. Remaja panti asuhan dipilih karena mereka menghadapi kondisi kehidupan yang berbeda dengan remaja secara umum. Partisipan dalam penelitian ini adalah 130 remaja berusia 11 ndash; 21 tahun yang berasal dari 11 panti di Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan meminta partisipan untuk mengisi kuesioner perceived social support dan subjective well-being. Perceived social support diukur dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang dikembangkan oleh Gregory D. Zimet 1988 . Subjective well-being diukur dengan menggunakan dua alat ukur yang berbeda. Alat ukur Satisfaction With Life Scale yang disusun oleh Ed Diener 1985 digunakan untuk mengukur komponen kognitif kepuasan hidup. Alat ukur Positive Affect and Negative Affect Schedule PANAS yang dikembangkan oleh Watson, Clark, Tellegan 1988 digunakan untuk mengukur afeksi positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceieved social support berkontribusi secara signifikan terhadap komponen afeksi positif subjective well-being R2 = 0,146, p = 0,000, namun tidak berkontribusi secara signifikan terhadap komponen kognitif kepuasan hidup subjective well-being R2 = 0,019, p = 0,328 dan terhadap komponen afeksi negatif subjective well-being R2 = 0,027, p = 0,478. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perceived social support yang dimiliki oleh remaja panti asuhan, maka semakin tinggi juga afeksi positif subjective well-being yang dimilikinya.
This research paper is conducted to investigate the contribution of perceived social support in subjective well being among the orphanage adolescents in Jakarta. The adolescent orphanages are selected because they have different living conditions with adolescents in general. The research subjects are 130 adolescents between 11 ndash 21 years old who lived in 11 orphanage in Jakarta. The data is collected by asking participants to fill out perceived social support and subjective well being questionnaires. Perceived social support was measured by Multiple Scale of Perceived Social Support constructed by Gregory D. Zimet 1988. Subjective well being was measured using two different instruments. Cognitive component life stastisfaction of subjective well being was measured by Satisfaction With Life Scale constructed by Ed Diener 1985. Affective component positive and negative affection was measured by Positive Affect and Negative Affect Schedule PANAS constructed by Watson, Clark, Tellegan 1988 . The result of this research showed that perceived social support has significantly contributed to positive affect component of subjective well being R2 0,146, p 0,000 but perceived social support has no significant contribution to cognitive component or life satisfaction R2 0,019, p 0, 0,328 and negative affect component of subjective well being R2 0,027, p 0,478. These results indicate that the higher perceived social support they feel, the higher positive affect of subjective well being they have.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Maryati
Abstrak :
Penggunaan ponsel pintar berlebihan dapat menyebabkan Phantom Vibration Syndrome sehingga memicu masalah kesehatan jiwa seperti kecemasan dan interaksi sosial pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan Phantom Vibration Syndrome dengan tingkat kecemasan dan interaksi sosial remaja. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi bersifat cross-sectional dengan 64 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2019 yang dipilih melalui teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan online dengan instrumen penelitian Phantom Vibration Syndrome, Hamilton Anxiety Rating Scale, dan interaksi sosial. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara Phantom Vibration Syndrome dengan tingkat kecemasan (p=0,015), sedangkan uji Chi-Square juga menunjukkan ada hubungan antara Phantom Vibration Syndrome dengan interaksi sosial (p=0,026). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Phantom Vibration Syndrome berhubungan dengan tingkat kecemasan dan interaksi sosial. Phantom Vibration Syndrome dapat dicegah dengan membatasi penggunaan ponsel dan jika sudah terjadi kecemasan dapat dilakukan teknik relaksasi dan melakukan belajar secara berkelompok untuk meningkatkan interaksi sosial remaja. ...... The excessive use of smartphones can cause Phantom Vibration Syndrome that triggers mental health problems such as anxiety and social interaction issue. This study was conducted to identify the relationship between Phantom Vibration Syndrome with anxiety levels and social interaction in adolescents. Descriptive correlative with cross-sectional study used with 64 students of the Faculty of Nursing at the University of Indonesia batch 2019 through Simple Random Sampling. The data were collected online by using three instruments, including Phantom Vibration Syndrome, Hamilton Anxiety Rating Scale, and social interaction. This study was found that Phantom Vibration Syndrome associated with anxiety and social interaction. Spearman correlation test showed a relationship between Phantom Vibration Syndrome and anxiety level (p=0.015). Meanwhile, chi-Square test also found a relationship between Phantom Vibration Syndrome and social interaction (p=0.026). Phantom Vibration Syndrome can be prevented by limiting smartphone usage. If anxiety has occurred, relaxation techniques can be used and group study can be useful to improve adolescent social interaction.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library