Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Khoiron Nisa
Abstrak :
Kapasitas sosial kelompok untuk bertindak dalam kepentingan kolektif tergantung pada kebijakan pembangunan dari institusi. Hal ini dikarenakan institusi dapat mempengaruhi kapital sosial suatu kelompok. Program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang di dalamnya terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dan bantuan pengembangan usaha bagi petambak garam. Program PUGAR dapat mempengaruhi kapital sosial petambak garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Program PUGAR terhadap kapital sosial petambak garam di Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PUGAR mempengaruhi kapital sosial petambak garam sebesar 39,1% sedangkan 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan antara program PUGAR dan kapital sosial berada dalam kategori kuat dengan nilai koefisien (R) sebesar 0,625. Hasil uji T menunjukkan program PUGAR berpengaruh positif terhadap kapital sosial yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel program PUGAR sebesar 0,598 bernilai positif. Program PUGAR berpengaruh signifikan terhadap kapital sosial dengan tingkat kepercayaan 95%, dan nilai α = 0,05 yang dapat dilihat nilai thitung > ttabel (4,624 > 2,039513). ......Capacity of social groups to act in their collective interest depends on development policy from institution. This is because institutions can influence the social capital of a group. Peoples Salt Business Empowerment (PUGAR) Program is a program from the Ministry of Maritime and Fisheries in which is community empowerment activities and business development assistance for salt farmers. PUGAR Program can influence the social capital of salt farmers. The purpose of this research is to measure the influence of the PUGAR program on the social capital of salt farmers in Tasikharjo village, Kaliori district, Rembang regency, Central Java Province.

The aproach used in this research is quantitative with census. The technique of collecting data used questionnaires, literature studies, and observations. The data analysis technique used simple linear regression and T test. The results shows that the PUGAR program influence the social capital of salt farmers by 39.1% while 60.9% was influenced by other factors. The relationship between PUGAR program and social capital is in a strong category with a coefficient (R) of 0.625. The results of the T test shows PUGAR program has a positive effect on social capital which can be seen from the regression coefficient of the PUGAR program variable of 0.598 has positive value. The PUGAR program has a significant effect on social capital with a confidence level of 95%, and a value of α = 0.05 which can be seen as tcount > ttable (4,624> 2,039513).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ini merupakan kumpulan studi mengenai kelompok sosial.
New York: Psychology Press, 2004
302.3 PSY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Klein, Josephine, 1926-
London: Routledge and Kegan Paul, 1956
302.3 KLE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Forsyth, Donelson R.
Abstrak :
Summary: "Offering the most comprehensive treatment of groups available, Group Dynamics, 6th Edition, International Edition combines an emphasis on research, empirical studies supporting theoretical understanding of groups, and extended case studies to illustrate the application of concepts to actual groups. This best-selling book builds each chapter around a real-life case, drawing on examples from a range of disciplines including psychology, law, education, sociology, and political science. Tightly weaving concepts and familiar ideas together, the text takes readers beyond simple exposure to basic principles and research findings to a deeper understanding of each topic."
Belmont, CA: Wadsworth and Cengage Learning, 2014
302.3 FOR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Liswebmi
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Lestari
Abstrak :
Ruang berkumpul atau ruang komunal warga di Rusunawa dapat dilihat sebagai teritori yang di kontrol dan dikuasai oleh kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan kebutuhannya. Teritorialitas yang merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis, bersangkutan dengan kebutuhan interaksi sosial warga. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi terciptanya teritori dan mengetahui apa yang penghuni lakukan untuk menciptakan teritori tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, kebutuhan derajat privasi dan fitur desain peran penting dalam menciptakan teritori yang kemudian dapat menghadirkan ruang interaksi sosial bagi warga Rusunawa. ...... Gathering spaces or communal spaces of Rusunawa residents can be seen as territory that controlled and managed by particular social groups based on their needs. Territoriality which is the effort of social groups to claim a geographical area, involved the social interaction needs of residents. This thesis aims to identify what lies behind the creation of territory and know what residents do to create the territory. Based on the theoretical review and analysis of case studies, the need for degree of privacy and design features are play the significant role in creating territory which then can present social interaction space for Rusunawa residents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Siswoyo
Abstrak :
Salah satu pokok permasalahan yang masih tetap aktual untuk dibahas dalam rangka memahami masyarakat di lingkungan perkotaan adalah : masih adakah komunitas lokal di lingkungan perkotaan ?, atau tegasnya, masih adakah ikatan-ikatan lokal di antara warga kota ? Pertanyaan ini menarik perhatian, karena dari beberapa studi dan hasil penelitian yang sempat penulis pelajari menunjukkan bahwa di lingkungan perkotaan terdapat kecenderungan berkembangnya komunitas jenis tertentu yang tidak lagi berhubungan dengan aspek lokal. Komunitas jenis ini lazim disebut dengan community without locality atau community without propinquity. Malahan, Marx Abrahamson (1980 : 145-161), menunjukkan bahwa komunitas lokal di lingkungan perkotaan tersebut sudah sedemikian langkanya dan menunjukkan gejala semakin memudar. Bahkan ia lalu berpendapat bahwa studi lebih lanjut mengenai komunitas lokal di lingkungan perkotaan adalah tidak diperlukan lagi, sebab tidak lagi memiliki relevansi sosiologis sesuai dengan perkembangan struktur sosial masyarakat perkotaan yang lebih didiominasi oleh kelas elite minority yang cenderung menjalankan kekuasaan secara monolithic. Pertanyaan itu menjadi lebih menarik apabila dikaitkan dengan salah satu azas pembangunan yang berlaku di Indonesia; yaitu azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan. Tekanan azas ini adalah partisipasi sebesar-besarnya dart seluruh rakyat secara bergotong-royong dalam semangat kekeluargaan untuk melaksanakan pembangunan. Azas monolitik adalah azas yang sangat dihindari. Orientasi program pembangunan yang sering dicanangkan oleh Pemerintah adalah Community Oriented Program, yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama rakyat. Secara garis besar, community oriented program dapat diterjemahkan sebagai program yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya setempat secara bersama-sama atau melibatkan semua anggota masyarakat setempat itu; hasilnya pun untuk kepentingan bersama, sekaligus untuk melestarikan kebersamaan itu. Apabila komunitas itu secara harafiah diartikan sebagai kebersamaan diantara warga dalam satu kesatuan sosial, maka keberhasilan pembangunan selama ini tentulah melestarikan keberadaan kebersamaan tersebut. Kenyataannya memang demikian. Sense of community selalu dicanangkan sebagai norma yang harus diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata bagi semua anggota masyararakat, back sebagai warga lingkungan ketetanggan, lingkungan Rukun Tetangga (RT), lingkungan Rukun Warga (RW) lingkungan pasar, lingkungan Kelurahan, lingkungan profesi, dan seterusnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
T6738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yuanita
Abstrak :
ABSTRAK
Pertambahan penduduk yang sangat besar di kota menyebabkan semakin sempitnya lahan yeng tersedia untuk pemukiman. Oleh karena itu pembangunan rumah susun merupakan alteraatif terbaik untuk pembangunan pemukiman di perkotaan. Kehidupan penghuni rumah susun berbeda dengan penghuni di lingkungan perumahan biasa yang tidak bertingkat. Salah satu ciri yang menonjol pada penghuni rumah susun adalah kebersamaan penghuni. Setiap penghuni rumah susun tidak dapat menghindarkan diri dari hak dan kewajibannya terhadap pemilikan bersama atas fasilitas bersama yang tersedia, seperti tangga bersama, koridor, pipa-pipa saluran, taman, sarana jalan, lampu penerangan, dan sebagainya. Fasilitas bersama tersebut merupakan milik mereka bersama yang digunakan dan dipelihara secara bersama pula. Pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun merupakan hal yang penting. Fasilitas yang tidak terpelihara akan menjadi kotor dan rusak, serta dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi penghuninya, misalnya dapat membuat penghuni merasa tidak betah. Oleh karena itu perlu adanya partisipasi dari para penghuni dalam memeiihara fasilitas bersama di rumah susun. Menurut White (1981) partisipasi terdiri atas tiga dimensi yaitu : dimensi pengambilan keputusan, dimensi kontribusi, dan dimensi turut menikmati hasil kegiatan (p. 18). Dalam literatur disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi seseorang adalah kohesi kelompok (Festinger et al., 1963; Johnson & Johnson, 1994; Kuppuswamy, 1979). Yang dimaksud dengan kohesi kelompok yaitu sejauh mana anggota-anggota suatu kelompok merasa tertarik satu sama lain sehingga mereka ingin tetap bersama dalam kelompok itu. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut; 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? Penelitian yang bersfat deskriptif ini dilakukan di rumah susun Klender, Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah para penghuni rumah susun yang dikelompokkan berdasarkan blok dan jenis kelamin. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kohesi kelompok dan kuesioner partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan digunakan rumus korelasi Kendall-tau (x). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun. 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun. Ada beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kohesi kelompok berhubungan dengan dimensi pengambilan keputusan dan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengelolaan rumah susun disarankan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung timbulnya kohesi kelompok, serta melibatkan para penghuni dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan keija sama di antara mereka. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya adalah melakukan penelitian serupa secara kontinyu mulai dari proses pengambilan keputusan, palaksanaan kegiatan, sampai pada evaluasi kegiatan yang melibatkan partisipasi penghuni rumah susun.
1997
S2577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Habitrisna Padmanagara
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang memiliki hubungan dan peranan positif dalam suatu komunitas Piaggio yang berada di daerah JABODETABEK.Dalam penelitian ini model ?anteseden dan konsekuensi dari partisipasi dalam komunitas? yang digambarkan oleh (Bagozzi, 2006), digunakan sebagai referensi utama oleh peneliti. Terdapat beberapa variabel yang akan dianalisis, misalnya; Brand Identification, Group Behavior, Perceived Behavioral Control, dan Brand related Behavior. Untuk mengolah data menggunakan metode analisis regresi berganda, digunakan perangkat lunak SPSS 11.5 for Windows. Hasil dari regresi menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki pengaruh positif terhadap variabel lain dalam komunitas Piaggio. Salah satu hasil yang cukup penting yaitu, ditunjukkan bahwa Brand Identification memiliki pengaruh positif yang sangat signifikan terhadap Brand Related Behavior dibandingkan pengaruh Group Behavior terhadap Brand Related Behavior. Penulis mengharapkan pihak manajerial Piaggio dapat meningkatkan social identity dan brand identification dari komunitas Piaggio di Indonesia dengan cara, menginisiasi dan mensponsori berbagai aktivitas gathering seperti yang disarankan oleh penulis. ......This academic research discusses several factors that mightly have positive relation and impacts toward Piaggio communities in JABODETABEK region (Indonesia). In this research, ?Antecedents and purchase consequences of customer participation in small group brand communities? model which is described by (Bagozzi, 2006) is used as the main reference. There are several variables that are going to be analyzed, such as Brand Identification, Group Behavior, Perceived Behavioral Control, and Brand related Behavior. To process the data using multiple regression method, SPSS 11.5 software for windows is operated. The result shows that there are some variables that have positive impact to the other variables of Piaggio community. One important remark is that Brand Identification gives more impact positively to Brand Related Behavior when comparing with Group Behavior. It is expected that the managerial team of Piaggio in Indonesia can strengthen the social identity of Piaggio consumens and its brand identification through initiating and sponsoring several gathering activities as suggested by the writer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burn, Shawn Meghan
Wadsworth: California, 2004
302.3 BUR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>