Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doni Sri Putra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui besarnya multiplier sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional, mengetahui perubahan nilai tambah pada faktor produksi, pendapatan rumah tangga (institusi) dan sektor produksi dengan adanya injeksi pada sektor kehutanan melalui Hutan tanaman rakyat serta mengidentifikasikan seluruh jaringan yang berisi jalur yang menghubungkan pengaruh sektor kehutanan pada sektor lainnya dalam suatu sistem sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan analisis pengganda Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Tahun 2005. Berdasarkan analisis pengganda neraca, sektor kehutanan akan berdampak terhadap perekonomian nasional. Dari 54 sektor yang terdapat dalam Tabel SNSE, terdapat lima sektor yang memiliki angka pengganda neraca terbesar yang disebabkan oleh meningkatnya sektor kehutanan di bidang kayu adalah sektor kehutanan hasil hutan kayu itu sendiri, sektor perdagangan, sektor bukan tenaga kerja (modal), sektor Konstruksi, dan sektor perusahaan. Berdasarkan hasil analisis simulasi dampak, maka simulasi dampak (injeksi HTR pada sektor kehutanan kayu) memiliki nilai tambah terhadap perekonomian nasional. Terhadap blok faktor produksi persentasi peningkatan nilai tambah rumah tangga lebih tinggi dari faktor produksi bukan tenaga kerja (modal), dengan demikian maka kegiatan HTR di sektor kehutanan mampu menyerap tenaga kerja (pro job). Terhadap blok institusi Persentase pertambahan pada institusi rumah tangga lebih besar dari pada persentase pertambahan pada perusahaan dan pemerintah, rumah tangga yang mengalami peningkatan nilai tambah tertinggi adalah rumah tangga pertanian di pedesaan yang sebagian besar merupakan rumah tangga miskin (pro poor). Terhadap blok sektor produksi secara agregat simulasi dampak mampu meningkatkan nilai tambah sektor produksi dengan demikian maka kegiatan HTR di sektor kehutanan mampu meninkatkan output di sektor produksi nasional sehingga akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) atau dengan kata lain merupakan program pro growth. Berdasarkan analisa jalur maka blok faktor produksi memiliki pengaruh global terbesar dari kegiatan hutan tanaman rakyat pada sektor kehutanan dibandingkan dengan blok institusi maupun blok sektor produksi. ......This study aims to Knowing the magnitude multiplier forestry sector to the national economy, knowing the change in value added in production factors, household income (institutions) and the production sector with the injection in the forestry sector through the Forest people plant and to identify the entire network that contains a path that connects the influence forestry sector on other sectors in an economic social system. This study uses a multiplier analysis of Social Accounting Mattrix(SAM) in 2005. Based on the balance sheet multiplier analysis, the forestry sector will have an impact on the national economy. Of the 54 sectors listed in Table SAM, there are five sectors that have the greatest multiplier balance caused by increasing the forestry sector in the field of wood is wood forest products forestry sector itself, the trade sector, the sector is not labor (capital), Construction sector, and corporate sector. Based on the results of simulation analysis of the impact, the simulation of the impact (HTR injection on wood forestry sector) have added value to the national economy. On The percentage of input blocks increase domestic value added is higher than the factors of production rather than labor (capital), so the HTR activities in the forestry sector can absorb labor (pro job). On The percentage of institutional blockadded in domestic institutions is greater than the percentage increase in the company and the government, households that experienced the highest increase in value-added agricultural households in rural areas most of which are poor households (pro poor). On the block in the aggregate production sector capable of simulating the impact of increasing the value-added production sectors so the HTR activities in the forestry sector is able increase output in the national production sector that will increase the gross domestic product (GDP) or in other words is a pro growth program. Based on the analysis of the block of input lines have the greatest global impact of forest plantation activities of the people in the forestry sector compared with blocks of institutional and block the production sector. other sectors before getting to the sector which is influenced.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Romadhon
Abstrak :
Perkembangan ekonomi dan teknologi menuntut ketersediaan tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang memadai. Data Produk Domestik Bruto (PDB) serta Sakemas tahun 2003 dan 2006 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap kenaikan l persen pertumbuhan ekonomi membutuhkan pekerja berpendidikan Sl ke atas sebesar 2,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak ketersediaan tenaga kerja berpendidikan Sl ke atas. Karena untuk menghasilkan pekerja berpendidikan tinggi memerlukan pembiayaan yang cukup besar, maka subsidi pendidikan menjadi suatu hal yang tidak dapat guna mendukuug pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi di masa akan datang. Pemerintah Indonesia telah lama mencanangkan subsidi pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Perubahan sasaran subsidi pendidikan terus berlangsung sesuai dengan proses berjalannya waktu. Indonesia pernah mencanangkan wajib belajar 6 tahun, kemudian bergeser menjadi wajib belajar 9 tahun, bahkan saat ini masyarakat sudah menuntut supaya dana pendidikan mencapai 20 persen dari APBN/APBD. Dibeberapa daerah kaya, 20 persen anggaran untuk pendidikan telah terealisasi. Social Accounting Matrix (SAM) Indonesia tahun 2006 digunakan untuk mentransformasi pembahan alokasi anggaran subsidi pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah, guna meningkatkan pendapatan rumah tangga yang pada akhirnya akan mendorong rumah tangga mengalokasikan dananya untuk biaya pendidikan tinggi. Sedangkan alur subsidi pendidikan dirunut dengan menggunakan Structural Path Analysis (SPA). Analisis dampak dari tabel SAM tahun 2006 menunjukkan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi naik sebesar 1 persen akan menyediakan kesempatan kerja berpendidikan Sl ke atas sebanyak 24| ribu ekivalen tenaga kerja (EIK). Apabila dilihat pertumbuhannya, maka setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan meminta pekerja berpendidikan S1 ke atas sebesar 4,l2 persen. Apabila golongan rumah tangga secara desil berdasarkan jumlah penduduk, maka 10 persen rumah tangga golongan paling bawah hanya menikmati pendapatan rumah tangga secara keseluruhan sebesar Rp 35,1 triliun. Untuk 10 persen golongan rumah tangga paling kaya menikmati pendapatan rumah tangga sebesar Rp 1.075,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa gap pendapatan antara rumah tangga 10 persen termiskin dengan rumah tangga 10 persen terkaya sebesar 1 banding 31. Hasil simulasi subsidi pendidikan menunjukkan bahwa apabila subsidi pendidikan diberikan secara merata ke seluruh rumah tangga, melalui fasilitas pendidikan, maka pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan meningkat sebesar l4 persen. Jika subsidi pendidikan hanya diberikan untuk rumah tangga golongan bawah, maka pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan meningkat sebesar 13 persen
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hersanto Suryo Raharjo
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi saat ini dimana Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Padahal di sisi lain, Indonesia bukanlah pemilik cadangan batubara terbesar dan diperkirakan kebutuhan batubara untuk keperluan domestik akan meningkat di masa mendatang. Untuk itu diperlukan kebijakan untuk menahan laju ekspor batubara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan pengenaan bea keluar batubara terhadap sektor produksi, faktor produksi dan distribusi pendapatan rumah tangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian menggunakan analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) tahun 2008 sebagai kerangka kerja dan kerangka analisis. Untuk menghitung dampak tersebut penulis menggunakan multiplier analysis. Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa pengenaan bea keluar pada sektor pertambangan batubara akan memberikan peningkatan pendapatan sektor produksi, faktor produksi dan institusi rumah tangga. ......This research is conducted based on current condition of Indonesia as the second largest coal exporter, next to Australia. While on the other hand, Indonesia does not own the largest coal reserve and at the same time prediction of domestic needs shows the rise in the future. Therefore the policy to restrain coal export is necessary. The objective of this study is to find out the impact of imposing coal export tax to the production sector, production factor, as well as distribution of household income. In order to achieve these objectives, the 2008 Social Accounting Matrix analysis is applied as the analytical framework. To calculate these impacts, multiplier analysis is implemented in this study. Result of calculation as well as analysis show that imposition of export tax on coal mining sector will triger the rise on the income in production sector, improve the income in production factor and eventually improve the household income.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library