Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hana Saffanah
"
ABSTRAKFenomena likuifaksi kerap terjadi pada tanah jenuh, lepas, dan massa jenis rendah seperti tanah berpasir. Ketika daya dukung tanah turun secara drastis, tanah berpasir memiliki kecenderungan untuk memadat dan bergerak seperti air. Perilaku tersebut menghasilkan interaksi antara pasir dan tanah lempung dimana memiliki permeabilitas yang lebih tinggi dan kadar air yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu, dibutuhkan metode yang dapat memodelkan pergerakan deformasi yang besar, yaitu metode partikel bebas salah satunya Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH). Metode SPH digunakan untuk mengetahui lapisan air yang terbentuk selama beban siklik terjadi sehingga mendekati fenomena likuifaksi. Model menggunakan material tanah lempung sebagai solid dan lapisan air sebagai fluida dengan ruang model 0,1 x 0,1 x 0,05 m. Parameter program merepresentasikan tanah lempung dengan parameter Stiffness Coefficient, volume solid, dan critical shear strength serta lapisan air dengan Damping Coefficient, volume fluida, dan viskositas. Perhitungan dilakukan dengan program Fortan dan divisualisasikan secara 2 Dimensi dan 3 Dimensi dengan Gnuplot. Keduanya dievaluasi dari pergerakan solid dan fluida serta kestabilan numerik. Pada model akhir didapatkan parameter Ks = 20.000 N/m, Ks = 53,3 Ns/m, dan x partikel = 50 mencapai kestabilan numerik dan seluruh partikel fluida dapat mengenali lapisan solid serta tidak terjadi proses disipasi fluida.
ABSTRACTThe phenomenon most often happen in saturated, loose, and low density such as sandy soils. When the bearing capacity drops, loose sand has the tendency to become compressed and behaves like liquid. This behavior generates an interaction between sandy soils and clay soils which has a higher permeability and include its water content. Therefore, it required method that can model large deformation movements, namely the free particle method, one of which is Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH). The SPH Method is used to determine the layer of water formed during cyclic load so it can approaches the liquefaction phenomenon. The model use clay soils as solid and water layers as fluid with model geometry 0,1 x 0,1 x 0,05 m. Program parameters represent clay soils with stiffness coefficient, solid volume, and critical shear strength also fluid layers with damping coefficient, fluid volume, and viscosity. The calculation is done with Fortran Program and visualized in 2 Dimension and 3 Dimension with Gnuplot. Both will be evaluated from the movement of solid and fluid also numeric stability. In the final model the parameters Ks = 20.000 N/m, Ks = 53,3 Ns/m, dan x partikel = 50 reach numeric stability and all fluid particles can recognize the solid layer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Theodore Karol Gabriel
"Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) pada mulanya dikembangkan untuk memodelkan fenomena astrofisika. SPH merupakan salah satu metode numerik berbasis partikel dimana dalam konteks aliran fluida mengibaratkan aliran fluida sebagai sekumpulan partikel-partikel yang membawa informasi. Metode SPH saat ini sedang dikembangkan dalam Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk memodelkan aliran yang semakin mendekati realita. Penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan algoritma dari penelitian-penelitan sebelumnya, yaitu: continuous flow, multiphase flow, dan Non-slip serta non-penetration condition pada boundary-nya. Penelitian ini sekaligus untuk mengevaluasi stabilitas numerik metode SPH apabila mengkonsiderasikan ketiga kondisi tersebut ke dalam perhitungan. Penelitian ini memodelkan 3 skema simulasi: kontinu multifase saluran lurus, kontinu multifase pada meander, dan kontinu multifase dengan boundary force pada saluran lurus. Namun, sebagaimana metode berbasis partikel pada umumnya, metode SPH memiliki kelemahan pada biaya komputasional yang besar untuk bisa memodelkan dengan semakin akurat. Selain itu, sensitivitas dari smoothing kernel dan nilai damping coefficient (Kd) dan non-slip coefficient (Ks) juga menjadi tantangan dalam melakukan simulasi dengan metode SPH.
Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) was originally developed to model astrophysical phenomena. SPH is a particle-based numerical method that, in the context of fluid flow, represents the flow as a collection of particles carrying physical information. Today, SPH is actively being developed in Computational Fluid Dynamics (CFD) to simulate flows that closely approximate real-world behavior. This study integrates algorithms from previous research, namely continuous flow, multiphase flow, and the no-slip boundary condition. The research also aims to evaluate the numerical stability of the SPH method when all three conditions are considered in the simulation. Three simulation schemes are modeled in this study: Continuous multiphase flow in a straight channel, Continuous multiphase flow in a meandering channel, and Continuous multiphase flow with boundary force in a straight channel. However, as with most particle-based methods, SPH has limitations, particularly its high computational cost required to achieve greater accuracy. Furthermore, sensitivity to the smoothing kernel, as well as the selection of parameters such as the damping coefficient (Kd) and the no-slip coefficient (Ks), also present significant challenges in SPH simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library