Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Orpa Saman Lebang
Abstrak :
Merokok masih merupakan masalah kesehatan hingga saat ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang untuk menjadi perokok, yaitu faktor lingkungan, perilaku dan faktor personal yang saling berinteraksi satu sama lain. Di Sulawesi Selatan usia pertama kali merokok terbanyak terdapat pada usia remaja dibawah dari 20 tahun. Penelitian ini membahas tentang gambaran perilaku merokok pada remaja di SMU Wahyu Kota Makassar Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Untuk validasi data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi sumber. Hasil studi menemukan bahwa semua informan berasal dari keluarga perokok, memiliki teman yang juga perokok, pernah melihat iklan tentang rokok dan guru yang merokok di sekolah. Selain itu, semua informan juga mengaku kalau mengetahui adanya tata tertib tentang larangan merokok bagi siswa. Namun,menurut salah satu informan yang pernah ketahuan merokok, ia tidak diberi sanksi atau peringatan dari pihak sekolah pada saat kejadian. Dilihat dari sikap semua informan mempunyai sikap yang pro terhadap rokok karena mereka mempunyai persepsi bahwa dengan merokok akan memiliki banyak teman serta dapat mengurangi stres. Ada beberapa saran yang diberikan berdasarkan penelitian diantaranya, yaitu untuk pihak sekolah agar menerapkan tata tertib sekolah tentang larangan merokok bagi siswa-siswi secara tegas dan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan melakukan razia rokok secara rutin terhadap siswa. ......Smoking is still a health problem until today. There are several factors that cause a person to become a smoker, that environmental factors, behavioral and personal factors interact with each other. In South Sulawesi age of first smoking ever found in adolescents under the age of 20 years. This study discusses the overview of smoking behavior in adolescents inWahyu high school, Makassar, South Sulawesi. This research was conducted using qualitative methods, data collection is done by in-depth interviews with the informants. As for the validitasi data using triangulation and triangulation of data sources. The study found that all the informants came from a family of smokers, have a friend who is also a smoker, never seen on cigarette advertising and teachers who smoke at school. In addition, all informants also admitted that he knew the rules about smoking ban for students. However, according to one informant who once caught smoking, he is not sanctioned or warning from the school at the time of the incident. In view of the attitude of all respondents have a pro attitude towards smoking, they perception that smoking will have a lot of friends and can reduce stress. There are some suggestions given based on such research, which is to the school to implement school rules on smoking bans for students and apply strictly No Smoking Area in school. Moreover, the school is alsoexpected to conduct regular raids againts students smoking.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Adhitya Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Tahun 2009 Pemerintah Kota Bogor menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah rumah tangga namun angka perilaku merokok di dalam rumah pada warga masih tetap tinggi. Berdasarkan data PHBS Puskesmas Sindang Barang pada tahun 2017, jumlah perilaku merokok warga di dalam rumah tertinggi di wilayah RW 07 59,47. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di dalam rumah pada perokok rumah tangga di RW 07 Kelurahan Bubulak Kota Bogor. Design penelitian yang digunakan adalah cros-sectional dengan metode cluster sampling. Sampel penelitian berjumlah 119 responden, yaitu warga RW 07 Kelurahan Bubulak Kota Bogor yang merokok di dalam rumah. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 79 warga merokok di dalam rumah. Faktor sikap, peran kerluarga, dan pengaruh psikologis memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok di dalam rumah. Oleh karena itu untuk kedepannya puskesmas dapat melakukan pembinaan kepada warga yang merokok di dalam rumah dan bekerja sama membuat suatu komunitas beranggotakan ibu rumah tangga atau anak remaja agar dapat berperan untuk menegakkan peraturan larangan merokok di dalam rumah
ABSTRACT
On 2009 the City of Bogor Government applied a No Smoking Area program in local househould, but the inhabitant smoking behavior inside the house was still pretty excessive. According to PHBS data on Community Health Center Puskesmas of Sindang Barang region on 2017, the number of inhabitant smoking behavior inside the house reached the highest rate on RW 07 59,47. This research aimed to understand what factors that indicates the smoking behavior inside the house of people on RW 07 Bubulak village, the city of Bogor. This research used cross sectional design with cluster sampling method. The amount of sample used in this research is 119 respondents, consists of active smokers inside the house of people of RW 07 Bubulak village, the city of Bogor. This research used quetionnaire method for data collecting instrument. The result of the research was 79 of all inhabitants have smoking behavior inside the house. Variables that significantly related with smoking behavior inside the house were attitude, family role, and psychological influences. With this result, Community Health Center Puskesmas should take action to give understanding for the people, and together with mothers and children, build a community that take a role to enforce people to comply on No Smoking regulation inside the house.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrana Khairunnisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres dan perilaku merokok dengan efek moderasi perceived susceptibility di masa pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental dan cross-sectional dengan partisipan penelitian sebanyak 176 partisipan yang merupakan perokok aktif berusia 19- 40 tahun. Variabel pada penelitian ini diukur dengan menggunakan alat ukur COVID-19 Stressor Scale, Perceived Susceptibility in the Smoking Context, dan Heaviness of Smoking Index (HIS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres memiliki korelasi positif dan tidak signifikan dengan perilaku merokok di masa pandemi COVID-19 (r = 0,113, p > 0,05). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat peran perceived susceptibility pada hubungan stres dan perilaku merokok (b = -0,006, t = - 2,263, p < 0,05). ......This research aims to examine the relationship between stress and smoking behavior with the moderating effect of perceived susceptibility during the COVID-19 pandemic. The research design used was non-experimental and cross-sectional with 176 participants who were active smokers aged 19-40 years. The variables in this research were measured using the COVID-19 Stressor Scale, Perceived Susceptibility in the Smoking Context, and Heaviness of Smoking Index (HIS). The results of this research indicate that stress has a positive and insignificant correlation with smoking behavior during the COVID-19 pandemic (r = 0.113, p > 0.05). In addition, this research also shows that there is a role for perceived susceptibility in the relationship between stress and smoking behavior (b = -0.006, t = -2.263, p <0.05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyya Aliyah Birjaman
Abstrak :
Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah yang 72 juta penduduknya merupakan perokok aktif. Kelompok umur dengan prevalensi tertinggi ada pada kelompok remaja dan dewasa yang rentan terhadap perilaku merokok. Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk mencapai target pengurangan tembakau yang dapat berdampak signifikan pada peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan data GATS 2021 di Indonesia dengan sampel penduduk usia 15-44 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penduduk 15-44 tahun di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, larangan merokok di rumah, dan status merokok keluarga. Sedangkan umur, status ekonomi, tempat tinggal, umur pertama merokok, pengetahuan bahaya rokok, pernah mengunjungi KTR, keterpaparan media antirokok dan keterpaparan iklan rokok tidak berhubungan signifikan. Diharapkan upaya berhenti merokok yang berfokus pada pendekatan keluarga yang dapat didukung dengan adanya larangan merokok di rumah. Upaya berhenti merokok juga dapat berfokus melalui tatanan sekolah atau pendidikan dengan meningkatkan kesadaran pentingnya berhenti merokok. Pendekatan promosi kesehatan dapat difokuskan pada tatanan tempat kerja melalui pemilik usaha/wiraswasta maupun kelompok pekerja untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok pada penduduk usia 15-44 tahun. ......Indonesia is one of the middle-income countries where 72 million of the population are active smokers. The age group with the highest prevalence is teenagers and adults who are vulnerable to smoking behavior. Quitting smoking is an important step towards achieving tobacco reduction targets that can have a significant impact on health outcomes. Therefore, it is important to examine the factors associated with quit smoking. This study used GATS 2021 data in Indonesia with a sample of the population aged 15-44 years. Used a cross-sectional design with logistic regression analysis. Based on the results, the factors associated with smoking cessation are gender, education, employment status, smoking restrictions at home, and family smoking status. Age, economic status, residence, age of first smoking, knowledge of the smoking dangers, ever visited KTR, exposure to anti-smoking media and cigarette advertisements were not significantly associated. Smoking cessation efforts will focus on a family approach which can be supported by a smoking ban at home. Efforts to stop smoking can also be focused through schools or education by increasing awareness of the importance of quitting smoking. A health promotion approach in the workplace to increase the success of quitting smoking in the population aged 15-44 years.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Martin Hotlas
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari gejala semakin meningkatnya jumlah perokok di kalangan remaja menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Perilaku merokok merupakan perilaku berisiko yang dapat memicu munculnya perilaku berisiko lain yang lebih berbahaya (Lestary & Sugiharti, 2011). Baumeister & Bushman (2011) melihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengendalian diri ialah religiusitas. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara pengendalian diri terhadap perilaku merokok dengan religiusitas pada remaja laki-laki yang beragama Kristen. Penelitian ini berbentuk korelasi dan tergolong penelitian kuantitatif. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada 30 orang partisipan remaja laki-laki yang tergabung dalam komunitas remaja di HKBP Ressort Pasar Minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan di antara variabel pengendalian diri dan religiusitas dengan nilai r = .481 dan pada l.o.s .01 (p = .007), yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Diskusi dalam penelitian ini membahas mengenai alasan pengendalian diri berhubungan secara signifikan dengan religiusitas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah partisipan dan menyusun penelitian yang berbentuk perbandingan skor pengendalian diri antara remaja yang tergabung dalam komunitas religius dengan remaja yang tergabung dalam komunitas lainnya.
ABSTRACT
The increasing number of smokers among teenagers become the problems in this study. Smoking behavior is risky behavior that could trigger another more dangerous risky behaviors (Lestary & Sugiharti, 2011). The emergence of risky behavior can be prevented by increasing self-control (Gerrard et al., 2008). Baumeister & Bushman (2011) saw that one of the factors that affect self-control is religiosity. This study wanted to see the correlation between self-control for smoking behavior and religiosity in Christian male adolescents. This study is correlational and quantitative method. Data obtained through questionnaires that circulated directly to 30 participants who are members of Christian youth community in HKBP Ressort Pasar Minggu. The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between the variables, self-control and religiosity, with r = .481 and l.o.s .01 (p = .007), which means that Ha was accepted and Ho was rejected. The discussions of this study are about the explanations of self-control significantly correlated with religiosity. Future studies are recommended to increase the number of participants and develop comparison research about self-control and religiosity between adolescents who are members of religious community and adolescents who are members of nonreligious commu
2016
S63361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Rizqiana
Abstrak :
Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa prevalensi merokok pada usia 10-18 tahun pada tahun 2023 di Indonesia mencapai 7,4%. Tingkat merokok pada remaja dapat dikurangi dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data Survei Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta dengan menggunakan desain studi cross-sectional yang dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan lingkungan keluarga merokok (p=0,0001), pola asuh negatif (p=0,0001), dan tekanan teman sebaya (p= 0,0001) dengan perilaku merokok pada siswa, sedangkan pada self-esteem tidak terdapat hubungan dengan perilaku merokok pada siswa (p=0,582). Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok siswa perempuan, sedangkan pada laki-laki terdapat hubungan lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok. Selain itu, terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan self-esteem dengan perilaku merokok pada siswa. Oleh karena itu, disarankan untuk mengadakan layanan konseling dan program peer educator/peer counselor pada siswa. ......The prevalence of smoking among 10-18 years old in Indonesia reach 7,4% in 2023. Understanding the factors associated with smoking behavior can reduce smoking rates in adolescents. The purpose of this study is to determine the relationship between self-esteem, smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior among high school students in DKI Jakarta in 2023. This study uses data from the Adolescent Behavior Survey of High School Students in DKI Jakarta using a cross-sectional study design that was analyzed univariate, bivariate, and stratified. The results of the study showed a relationship between smoking family environment (p=0,0001), negative parenting (p=0,0001), and peer pressure (p=0,0001) with smoking behavior among students. Meanwhile, self-esteem (p=0,582) is not related to smoking behavior among students. Stratified analysis shows a relationship between self-esteem, smoking family environment, and peer pressure with smoking behavior among female students, while among male students, there is a relationship between smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior. Apart from that, negative parenting influences the relationship between peer pressure and smoking behavior among students. Meanwhile, there was no influence of negative parenting on the relationship between self-esteem and smoking behavior among students. Therefore, it is recommended to provide counseling services and peer educator/peer counselor programs for students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Puspitaria
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai smoking abstinence self-efficacy dan perilaku sehat pada mahasiswa perokok di Universitas Indonesia. Adapun perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, diet sehat, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) untuk mengukur smoking abstinence self-efficacy dan alat ukur Perilaku Sehat untuk mengukur perilaku sehat. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Universitas Indonesia (UI) dan terkumpul sebanyak 151 data dari partisipan yang diperoleh melalui teknik nonrandom sampling. Berdasarkan analisis deskriptif dan perbandingan terhadap rata-rata hipotetik, diketahui bahwa mahasiswa perokok di UI memiliki smoking abstinence self-efficacy yang rendah. Sedangkan, perilaku sehat pada mahasiswa perokok di UI secara umum cukup tinggi. Berdasarkan masing-masing jenis perilaku sehatnya, aktivitas fisik, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol tergolong tinggi, sedangkan diet sehat merupakan satu-satunya jenis perilaku sehat yang tergolong rendah. ...... This study aims to find the description of smoking abstinence self-efficacy and health behavior among smoker students of Universitas Indonesia. The type of health behavior that measured in this study is physical activity, healthy dietary, keep in healthy weight, and not drinking alcohol. This study is a quantitative research using Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) for measuring smoking abstinence self-efficacy and Perilaku Sehat questionnaire for measuring health behavior. The participant of this study is smoker students in Universitas Indonesia (UI) and 151 data were collected from participants using nonrandom sampling technique. Based on descriptive analysis and compared to hypothetical means, found that smoking abstinence self-efficay in smoker students in UI is low and the health behavior is high. Based on each type of the health behavior, smoker students in UI are high in physical activity, keep in healthy weight, and not drinking alcohol, whereas healthy dietary is low.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library