Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Immanuel Pratomojati
"Kemiringan saluran dan tebing saluran merupakan salah satu dasar perhitungan perencanaan drainase. Kemiringan dasar saluran direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengaliran secara gravitasi dengan batas kecepatan minimum tidak boleh terjadi pengendapan. Sedangkan kecepatan maksimum tidak boleh terjadi perusakan pada dasar maupun dinding saluran. Kemiringan tebing saluran dalam perencanaan dapat dilihat apakah saluran tersebut dengan pengerasan talud atau tidak. Kemiringan saluran rata-rata dipakai untuk memperhitungkan waktu konsentrasi.
Evaluasi terhadap keadaan saluran yang sudah ada dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan maupun dengan analisa data uji tanah di laboratorium. Pengamatan langsung untuk menentukan penampang saluran, kecepatan aliran. Sedangkan pengujian tanah di laboratorium memberikan informasi mengenai jenis tanah, batas-batas konsentrasi tanah dan mengetahui parameter geser tanah. Setelah diadakan penelitian terhadap saluran sekunder Ruas Tanah Baru, Depok diperoleh kesimpulan bahwa jenis tanah daerah tersebut adalah tanah inorganik kelempungan dengan mengandung pasir halus, plastisitas tinggi dengan batas cair = 56,80 Y, kemiringan tebing sangat curam dengan sudut kemiringan tebing = 56,3° yang berarti melampaui kemiringan tebing ideal hasil perhitungan adalah 33,7°. Kecepatan yang terjadi pada debit maximum = 2,27 m/det. Kemiringan rata-rata dasar saluran =0,0023. Sedangkan untuk mencapai kecepatan maksimum = 0,000867 sehingga kondisi kemiringan dasar saluran terlalu curam.
Disarankan perlu penyesuaian kemiringan tebing saluran yaitu dengan kemiringan maksimum 33,7°. Karena di sebelah kiri saluran adalah jalan raya, maka pada tebing saluran sebelah kiri perlu dibangun konstruksi penguat tebing dengan tembok penahan tanah dari bahan pasangan batu kali atau bronjong. Untuk menahan kecepatan aliran supaya sesuai dengan kecepatan maksimum yang diijinkan, kemiringan dasar saluran perlu diperkecil dengan cara tiap 50 meter ditinggikan 0,15 m supaya terjadi pengendapan pada hulu bagian yang ditinggikan. Hal ini supaya pada periode tertentu kemiringan yang diinginkan dapat tercapai."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Duncan, J. Michael
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
624.151 363 DUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Karuniawan
"Kali Cisadane adalah sebuah kali yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikan Kali Cisadane sebagai salah satu daerah yang berpotensi terhadap ancaman bencana, salah satunya adalah bencana tanah longsor. Tanah longsor berkaitan dengan stabilitas lereng yang merupakan proses alami pergerakan massa tanah dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jarak terhadap muka air tanah, sudut kemiringan lereng, nilai kuat geser tanah, dan jenis lapisan tanah penyusun tanah dengan nilai kohesi dan internal yang berbeda-beda serta sudut geser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi kerawanan bencana tanah longsor pada wilayah lokasi studi di Kali Cisadane yang digambarkan melalui nilai faktor keamanan yang divisualkan dalam bentuk peta spasial rawan bencana tanah longsor. Tahapan dari proses analisis kestabilan lereng ini dilakukan dengan menggunakan metode Mohr Coulomb yang dalam proses analisisnya menggunakan software Midas GTS Nx untuk mendapatkan nilai faktor keamanan. Nilai faktor keamanan yang diiperoleh dari hasil analiisis, kemudian dimasukkan dalam software Arcmap untuk dilakukan interpolasi titik metode Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil yang didapatkan dari interpolasi titik adalah ditemukannya titik kerawanan bencana tanah longsor di sekitar kali Cisadane pada daerah Pasir Jaya, Kota Bogor yang sama dengan lokasi bencana tanah longsor yang diuji. Meskipun begitu, hasil peta spasial yang diperoleh dengan metode yang digunakan akan akurat pada area sekitar aliran kali/sungai tetapi tidak optimal jika digunakan untuk membuat peta spasial untuk 1 wilayah tertentu.

Cisadane River, located in West Java Province, is an area with complex natural conditions, making it susceptible to disasters, one of which is landslides. Landslides are related to slope stability, which is the natural process of mass soil movement from higher to lower areas. Slope stability is influenced by several factors, such as the distance to the groundwater table, slope angle, soil shear strength, and the type of soil layer with different cohesion values and internal friction angles. The aim of this study is to identify landslide hazard locations in the Cisadane River area by using safety factor values visualized in the form of a spatial landslide hazard map.The slope stability analysis process was carried out using the Mohr Coulomb method, with Midas GTS NX software used for the analysis to obtain safety factor values. The safety factor values obtained from the analysis were then input into Arcmap software for point interpolation using the Inverse Distance Weighted (IDW) method. The results of the point interpolation revealed landslide hazard points around the Cisadane River in the Pasir Jaya area, Bogor City, which coincide with the tested landslide disaster locations. However, the spatial map results obtained using this method will be accurate for areas around river flows but not optimal for creating spatial maps for larger areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawan Irkhamni
"Kota Bogor memiliki julukan sebagai Kota Hujan karena tingkat curah hujannya tinggi. Akibatnya, Kota Bogor mengalami cukup banyak bencana tanah longsor. Salah satu upaya dalam mitigasi bencana tanah longsorUntuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mendeteksi wilayah yang termasuk dalam kategori bahaya bencana tanah longsor, dibuatlah peta bahaya bencana tanah longsor. Peta ini dibuat berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng secara dua dimensi menggunakan perangkat lunak GTS NX. Hasil pada peta spasial bahaya bencana tanah longsor menunjukkan adanya bahaya bencana tanah longsor pada suatu titik di sepanjang area objek penelitian.

Bogor City has high level of rainfall. As a result, Bogor City suffered many landslides. To help the government and the community in evaluating areas that fall into the landslide hazard category, a landslide hazard map has been created. This map was created based on the results of a two-dimensional slope stability analysis using GTS NX software. The results on the spatial map of landslide hazards show that there is a landslide hazard at a point along the research object area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Camelia
"Jalan Tol Indralaya-Prabumulih merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang sedang dibangun oleh PT. Hutama Karya Infrastruktur. Pembangunan JTTS ini nantinya akan menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera. Dalam pembangunan jalan tol tentunya perlu memperhatikan aspek kestabilan lereng yang ditinjau secara geologi teknik, terutama pada pekerjaan konstruksi lereng galian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah gaya-gaya dari luar yang memicu getaran seperti gempa bumi dan pembebanan di sekitar lereng. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai faktor keamanan lereng pada STA 52+950 L dan STA 52+950 R JTTS Simpang Indralaya-Prabumulih dengan dan tanpa pengaruh gempa bumi serta penambahan beban. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan metode kesetimbangan batas melalui software Geostudio 11.3. Berdasarkan model desain awal didapatkan nilai faktor keamanan lereng tanpa pengaruh gempa menunjukkan kondisi stabil (FS>1,25), sedangkan pada kondisi gempa nilai FS tergolong kritis. Pada keadaan gempa dan penambahan beban dengan gempa secara bersamaan, lereng STA 52+950 L memiliki nilai FS=1,183 dan FS=1,141, sedangkan lereng STA 52+950 R memiliki nilai FS=1,156 dan FS=1,147. Oleh karena itu diperlukan rekomendasi desain baru dengan mengubah geometri lereng untuk mencegah terjadinya longsor pada daerah penelitian. Pengubahan geometri lereng dilakukan dengan membuat penanggaan (benching) agar sudut lereng secara keseluruhan menjadi lebih landai. Nilai faktor keamanan lereng dengan rekomendasi desain baru pada kondisi gempa menjadi tergolong stabil dengan FS>1,25. Selain itu sudut lereng secara keseluruhan juga mengalami penurunan dari 25° menjadi 20° untuk STA 52+950 L, dan 28° menjadi 20° untuk STA 52+950 R.

Indralaya-Prabumulih Toll Road is part of the Trans Sumatra Toll Road (JTTS) which is being built by PT. Hutama Karya Infrastruktur. The construction of JTTS will connect cities on Sumatra. In the construction of toll roads, it is necessary to pay attention to aspects of slope stability which are reviewed from a geological engineering perspective, especially in excavation slope. One of the factors that affect the stability of the slope is external forces that trigger vibrations such as earthquakes and loading around the slope. Therefore this study was conducted to analyze the safety factor of the slopes at STA 52+950 L and STA 52+950 R JTTS Indralaya–Prabumulih intersection with and without the influence of earthquakes and surcharge loads. Slope stability analysis was carried out using the limit equilibrium method through Geostudio 11.3. Based on the initial design model, the safety factor of the slope without the influence of the earthquake shows a stable condition (FS> 1.25), while in earthquake conditions the FS value is classified as critical. In earthquake condition and the addition of traffic loads with the earthquake simultaneously, the slope at STA 52+950 L has safety factor values FS=1.183 and FS=1.141, while the slope at STA 52+950 R has safety factor values FS=1.156 and FS=1.147. Therefore a new design recommendation is needed by changing the slope geometry to prevent landslides in the study area. Changing the geometry of the slope is done by making benches so that the overall angle of the slope becomes more gentle. The value of the slope factor of safety with the recommendation of a new design in earthquake conditions is classified as stable with FS> 1.25. In addition, the overall slope angle also decreased from 25° to 20° for STA 52+950 L, and 28° to 20° for STA 52+950 R."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hartanto
"

Bendungan Raknamo merupakan tipe bendungan zonal urugan random batu dengan inti tegak, dilengkapi dengan instrumentasi tekanan air pori berupa pisometer. Tekanan air pori menjadi salah satu parameter penting dalam evaluasi stabiltas lereng bendungan, terutama pada bendungan urugan. Penentuan besaran tekanan air pori dapat dilakukan dengan menggunakan pemodelan numerik, hitungan dan bacaan aktual menggunakan instrumentasi pisometer. Instrumentasi pengukur tekanan air pori dipasang pada saat pelaksanaan konstruksi, mulai dibaca dari awal pemasangannya sampai dengan tahapan operasi bendungan. Jika dibandingkan, nilai tekanan air pori pada tahapan desain berbeda dengan kondisi saat operasi, baik pada kondisi pembebanan normal (tanpa gempa) serta pembebanan menggunakan koefisien gempa pseudostatic pada kondisi muka air normal pada el. +104,00 m. Tekanan air pori saat operasi lebih tinggi dibandingkan perkiraan tekanan air pori tahapan desain. Rasio tekanan air pori yang terukur dari awal konstruksisampai dengan Februari 2021 rata-rata dibawah 0,2.

Dalam studi ini membahas bagaimana tekanan air pori pada bendungan urugan zonal terbentuk dan mempengaruhi stabiltas lereng bendungan.

 


Raknamo dam is zonal fill dam with clay core, equipped with some pisometeer to monitoring pore water pressure. Pore ​​water pressure is one of the important parameters in evaluating dam slope stability. Measurement of pore water pressure can be carried out using a numerical model, calculations and actual readings using instrumentation such as piezometer. The piezometer was installed at the time of construction, starting to be read from the beginning of installation up to the dam operation stage (recent years). When compared, the value of pore water pressure at the design stage is different from the conditions during operation, both under normal loading conditions (without earthquakes) and loading using earthquake coefficient pseudostatic at normal water level conditions at el. +104.00 m. The pore water pressure at operation is higher than the design stage pore pressure estimate. The pore water pressure ratio measured from the start of construction to February 2021 is on average below 0.2.

This study discusses how the pore water pressure in the zonal fill dam is formed and influence the slope stability of the dam.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nakita Virginia Fury
"Formasi Warukin merupakan salah satu formasi di Kalimantan yang memiliki sumber daya batubara yang signifikan, yang menarik perhatian perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan pertambangan. Salah satu pengendalian risiko dari kegiatan tambang adalah merancang lereng tambang yang stabil dengan mempertimbangkan kualitas massa batuan dibawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas massa batuan, tipe kegagalan lereng, dan kondisi kestabilan lereng pada daerah penelitian. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada lereng Highwall Blok 118 Pit X, PT Arutmin Indonesia di Kecamatan Satui, Kalimantan Selatan dengan metode analisis probabilistik. Pengambilan data dilakukan dengan metode scanline. Tahap pengolahan data untuk menghasilkan nilai Faktor Keamanan (FK) dan Probabilitas Kelongsoran (PK) dengan bantuan perangkat lunak Slide 6.0 berdasarkan metode kesetimbangan batas. Parameter masukkan yang digunakan adalah kohesi dan sudut geser dalam. Pengolahan data tersebut menghasilkan kualitas massa batuan pada Highwall Pit X didominasi oleh massa batuan tipe fair rock mass dan good rock mass. Tipe kegagalan lereng yang terjadi pada Blok 118 Pit X adalah longsoran busur atau circular to planar failure. Longsoran busur yang terjadi di daerah penelitian disebabkan oleh orientasi bidang diskontinuitas yang acak dan spasi antar bidang diskontinuitas yang rapat. Analisis kestabilan lereng pada kondisi aktual lereng highwall Blok 118 dengan metode Janbu menghasilkan nilai FK sebesar 0,952 dengan PK 100%, yang menggambarkan keadaan lereng yang tidak aman. Hasil analisis kestabilan lereng pada rencana desain lereng Highwall Blok 118 dengan metode Janbu menunjukkan nilai FK rata-rata sebesar 1,189 dengan PK 0-1% menggambarkan keadaan lereng kritis yang rentan terhadap terjadinya longsor. berdasarkan hal tersebut, dihasilkan sketsa rekomendasi desain dengan melandaikan lereng pada elevasi 30 sampai -10 dan menambah lebar bench pada elevasi -70 sampai -125. Analisis kestabilan lereng pada sketsa rekomendasi menghasilkan nilai FK rata-rata 2,368 dan 2,434 dengan nilai PK 0%.

The Warukin Formation is one of the significant coal bearing formation in Kalimantan, which attracts the attention of mining companies to carry out mining activities. One of the risk controls from mining activities is to design stable mine slopes by considering the quality of the rock mass below. This study aims to analyze the rock mass quality, slope failure type, and slope stability conditions in the study area. Slope stability analysis was carried out on the Highwall Block 118 Pit X slope, PT Arutmin Indonesia in Satui District, South Kalimantan using a probabilistic analysis method. Data collection was carried out using the scanline method. The data processing stage is to produce Factor of Safety (FoS) and Probability of Failure (PoF) values with the help of Slide 6.0 software based on the limit equilibrium method. The input parameters used are cohesion and internal shear angle. The data processing resulted in rock mass quality at Highwall Pit X dominated by fair rock mass and good rock mass types. The type of slope failure that occurred in Block 118 Pit X was circular to planar failure. Arc avalanches that occur in the study area are caused by the random orientation of the discontinuity planes and the spacing between the discontinuity planes which are dense. Slope stability analysis on the actual conditions of the Block 118 highwall slope using the Janbu method yielded an FoS value of 0.952 with a PoF of 100%, which describes an unsafe slope condition. The results of the slope stability analysis on the Highwall Block 118 slope design plan using the Janbu method show an average FoS value of 1.189 with a PoF of 0-1% describing a critical slope condition that is prone to landslides. Based on this, a design recommendation sketch is produced by sloping the slope at an elevation of 30 to -10 and increasing the width of the bench at an elevation of -70 to -125. Slope stability analysis on the recommendation sketch yielded an average FoS value of 2.368 and 2.434 with a PoF value of 0%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Abdulhaq
"Pada pembangunan jalan tol ini, untuk memaksimalkan penggunaan lahan maka dibuat jalur melewati bukit dan membelah bukit yang menyebabkan terbentuknya lereng-lereng. Lereng-lereng yang terbentuk mempunyai potensi longsor jika tidak direkayasa sebaik mungkin. Penelitian ini dilakukan pada daerah konstruksi jalan tol oleh PT. Wijaya Karya Tbk. di Legok Kaler hingga Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan kondisi geologi teknik, menganalisa kondisi kestabilan lereng pada daerah penelitian serta membandingkan dua cara perhitungan metode analisis kesetimbangan batas yaitu Bishop dan Morgenstern & Price terhadap nilai faktor keamanan yang didapat. Peta geomorfologi pada daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan yaitu satuan perbukitan-perbukitan tinggi vulkanik agak curam-curam dan satuan perbukitan tinggi vulkanik datar-agak curam. Kondisi geologi teknik dibagi menjadi empat yaitu satuan tanah pasir lanauan plastisitas tinggi (SMH), satuan tanah pasir lanauan plastisitas rendah (SML), satuan batuan tuff lapuk rendah-sedang, dan satuan batuan breksi tuff lapuk rendah. Hasil analisis kestabilan lereng di daerah penelitian menunjukkan nilai faktor keamanan sebesar 1,319 dengan metode Bishop dan 1,444 dengan metode Morgenstern & Price.

n the construction of this toll road, to maximize land use, a route was made to pass through the hill and divide the hill which causes the formation of slopes. The slopes that are formed have the potential for landslides if not engineered as well as possible. This research was conducted in the toll road construction area by PT. Wijaya Karya Tbk. in Legok Kaler to Paseh, Sumedang Regency, West Java. The purpose of this study was to map engineering geological conditions, analyze slope stability conditions in the study area and compare the two methods of calculating the boundary equilibrium analysis method, namely Bishop and Morgenstern & Price against the obtained safety factor values. The geomorphological map in the study area is divided into two units, namely the high volcanic hills unit is rather steep and the high volcanic hills unit is flat-rather steep. The engineering geological conditions are divided into four, namely high plasticity silty sand soil units (SMH), low plasticity silty sand soil units (SML), low-medium weathered tuff rock units, and low weathered tuff breccia rock units. The results of the analysis of slope stability in the study area showed a factor of safety of 1.319 with the Bishop method and 1.444 with the Morgenstern & Price method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Feby Lidya
"Metode yang digunakan dalam analisis stabilitas lereng semakin berkembang menyebabkan terdapat lebih dari satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis stabilitas lereng. Saat ini, Limit Equilibrium Method (LEM) dan Finite Element Method (FEM) menjadi metode analisis stabilitas lereng yang paling umum digunakan. Hal tersebut mendasari pertanyaan apakah terdapat perbedaan dari metode tersebut dan bagaimana pengaruh dari hasil analisis stabilitas lereng menggunakan metode tersebut pada permodelan longsor translasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan hasil faktor keamanan dan gambar pola kelongsoran dari penggunaan FEM dengan software MIDAS GTS NX dan LEM dengan software GeoStudio. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat sensitivitas kedua metode tersebut terhadap pengaruh dari variasi parameter tanah permodelan longsor translasi. Penelitian perbandingan hasil faktor kemanan terhadap kedua metode dilakukan dengan mensimulasikan metode LEM dan FEM yang terdapat pada kedua software. Hasil perbandingan metode FEM dan LEM untuk permodelan lereng translasi memiliki hasil yang berbeda. LEM memberikan hasil faktor keamanan yang lebih kecil daripada FEM dan nilainya lebih dekat dengan perhitungan manual. Software MIDAS GTS NX menunjukan sensitivitas yang lebih tinggi daripada software GeoStudio. Dari penelitian ini, untuk analisis stabilitas lereng translasi direkomendasikan untuk menggunakan GeoStudio metode Janbu atau metode Morgenstern-Price untuk hasil faktor keamanan yang lebih optimal.

The method used in the analysis to increase growth causes there to be more than one that can be used in the slope. Currently, Limit Equilibrium Method (LEM) and Finite Element Method (FEM) are the most commonly used slope analysis methods. In that case, are there any differences between these differences and what is the effect of the results of the question analysis using the method on translational landslide modeling. The purpose of this study was to compare the results of the safety factor and slide pattern images from the use of FEM with MIDAS GTS NX software and LEM with GeoStudio software. In addition, this study aims to examine the sensitivity of the two methods to the effect of variations in soil parameters in translational landslide modeling. Comparative research on the results of the safety factor against the second method was carried out by simulating the LEM and FEM methods contained in the second software. The results of the comparison of FEM and LEM methods for translational slope modeling have different results. LEM gives a smaller safety result than FEM and its value is closer to manual calculation. The MIDAS GTS NX software shows higher sensitivity than the GeoStudio software. From this research, for slope safety analysis, it is recommended to use GeoStudio Janbu’s method or Morgenstern-Price’s method for optimal safety factor results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faya Diba Pradiastri
"Kegiatan awal dari penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah pengupasan lapisan tanah penutup. Lapisan tanah penutup tersebut akan dipindahkan pada suatu area penimbunan yang disebut dengan area disposal. Lapisan tanah penutup yang dipindahkan tersebut akan ditimbun menjadi lereng disposal. Penentuan area disposal dan rancangan desain lereng disposal harus direncanakan secara tepat guna untuk menghindari keruntuhan dan amblasan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan penghambatan proses penambangan. Untuk menghindari risiko yang akan terjadi, pada penelitian ini dilakukan analisis daya dukung tanah pada area disposal untuk mengetahui nilai daya dukung tanah yang diizinkan dan perencanaan desain lereng disposal untuk mengetahui geometri lereng yang menghasilkan nilai faktor keamanan lereng yang stabil. Nilai daya dukung tanah dan desain lereng stabil dihasilkan dari beberapa metode pengujian diantaranya adalah uji mekanika tanah, uji daya dukung tanah dan analisis kestabilan lereng. Sampel yang digunakan untuk analisis adalah 5 sampel yang terdiri dari 4 sampel tanah base yang diambil di setiap kedalaman 50 cm dan 1 sampel material overburden. Nilai daya dukung tanah yang didapatkan dari kedalaman 0-2 m adalah >375 ton/m2 untuk fondasi memanjang. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis kestabilan lereng didapatkan sudut kemiringan 17° dengan nilai FK statis 2,501 dan FK dinamis 1,114 merupakan desain yang direkomendasikan sebagai desain lereng yang paling stabil. Desain lereng stabil memiliki ketinggian lereng 15 m yang menghasilkan beban persatuan luas adalah 18 ton/m2 sehingga material overburden bisa langsung ditimbun pada kedalaman 0-0,5 meter.

The initial activity of coal mining using the open pit method is stripping the overburden. This overburden will be moved to an area called the disposal area. The overburden layer will be piled into a disposal slope. Determining the disposal area and designing the disposal slope must be planned appropriately to avoid collapse and subsidence which can result in work accidents and hinder the mining process. To avoid risks that will occur, in this research an analysis of the soil bearing capacity in the disposal area was carried out to determine the allowable soil bearing capacity value and disposal slope design planning to determine the slope geometry that produces a stable slope safety factor value. Soil bearing capacity values and stable slope designs are produced from several test methods including soil mechanics tests, soil bearing capacity tests and slope stability analysis. The samples used for analysis were 5 samples consisting of 4 base soil samples taken at a depth of 50 cm and 1 overburden material sample. The soil bearing capacity value obtained from a depth of 0-2 m is >375 tons/m2 for continuous foundation. Based on the simulation results and slope stability analysis, it was found that the slope angle was 17° with a static FS value of 2,501 and a dynamic FS of 1.114 is the recommended design as the most stable slope design. The stable slope design has a slope height of 15 m which produces a unit area load of 18 tons/m2 so that overburden material can be directly buried at a depth of 0-0.5 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>