Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilson Koven
"Efek hujan dan gempa mempengaruhi stabilitas lereng. Hujan dapat mengakibatkan terjadinya infiltrasi pada lereng yang menyebabkan turunnya tekanan air pori negatif pada lereng dan meningkatkan muka air tanah. Sedangkan gempa akan memberikan beban seismik yang menyebabkan terjadinya deformasi pada lereng. Lereng akan mengalami kondisi yang lebih kritis lagi apabila efek hujan dan gempa dikombinasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hujan yang disusul gempa pada stabilitas lereng tak jenuh. Penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis numerik, yaitu analisis rembesan untuk mengetahui perubahan tekanan air pori pada lereng dan dilanjutkan dengan analisis dinamik time history tidak linear untuk menghitung deformasi yang terjadi akibat gempa. Kurva karakteristik tanah-air yang diambil dari hasil pengukuran akan diinkorporasikan pada lapisan atas tanah tak jenuh, catatan gempa Loma Prieta (1989), dan gempa Northridge (1994) akan digunakan sebagai akselerasi gempa. Enam skenario hujan dilanjutkan gempa akan dianalisis dan dibandingkan yaitu skenario intensitas hujan tidak berubah selama tiga hari, skenario intensitas hujan meningkat bertahap dan berkurang bertahap dalam tiga hari, dan skenario intensitas hujan acak selama tiga hari.

Rain and earthquake affect the stability of the slope. Rain results in infiltration on the slope which causes a decrease in negative pore water pressure on the slope and increases the groundwater level. Meanwhile, the seismic load from earthquake causes deformation on the slopes. Slope will experience even more critical condition if the effects of rain and earthquake are combined. This study aims to determine the influence of rain followed by earthquake on the stability of the unsaturated slope. This study consists of two stages of numerical analysis, which are seepage analysis to determine changes in pore water pressure on the slope and followed by non-linear time history dynamic analysis to calculate the deformation that occurs due to the ground motion. The soil-water characteristic curve from the field measurement will be incorporated in the upper layer of unsaturated soil and the Loma Prieta (1989) and Northridge (1994) earthquakes acceleration recording will be used. Six scenarios of rainfall followed by earthquake will be analyzed and compared, which are the scenario of rain intensity not changing for three days, the scenario of rain intensity gradually increasing and decreasing gradually, and the scenario of random rain intensity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hanna Pramitha
"Salah satu aspek yang perlu diperhatikan ketika melakukan operasi pertambangan adalah kelerengan. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi, sehingga diperlukannya infrastruktur yang tepat dan aman untuk mengoptimalkan kegiatan penambangan. Fasilitas Penampungan Residu (FPR) digunakan sebagai sarana infrastruktur untuk menampung limbah hasil proses pencucian material bauksit. Air dari kolam pengendapan perlu dijaga agar tetap ditempat yang disediakan dan dapat dikendalikan, sehingga perlu dibuat tanggul di sekitar kolam. Penelitian ini dilakukan di lokasi kolam pengendapan PT. Cita Mineral Investindo Tbk site Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan membahayakan keselamatan pekerja. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan tujuan analisis lebih lanjut terkait kestabilan tanggul tersebut. Parameter atau data yang digunakan adalah tinggi air kolam, geometri lereng, dan sifat fisik serta mekanik tanah seperti unit weight, kohesi, dan sudut geser dalam. Pengujian sifat fisik dan mekanik pada penelitian ini dilakukan pada tiga titik, yaitu UP-01, UP-02, dan UP-03. Metode kesetimbangan batas digunakan dalam mendapatkan nilai faktor keamanan sehingga dapat direkomendasikan rencana desain dan spesifikasi tertentu pendukung faktor keamanan yang tidak stabil. Garis penampang pada area ini dibagi menjadi 4 penampang, yaitu A-A’, B-B’, C-C’, dan D-D’. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng, lereng A-A’ memiliki faktor keamanan yang tidak stabil, sedangkan lereng B-B’, C-C’, dan D-D’ memiliki faktor keamanan yang stabil. Rekomendasi geometri lereng stabil diberikan untuk lereng A-A’ hingga faktor keamanannya menjadi stabil. Pada kolam 4 (D-D’), kapasitas air maksimum yang ditampung adalah sebesar 110,593 m3, kolam 6 (C-C’) sebesar 1,129,613 m3, kolam 15C (A-A’) sebesar 239,027 m3, dan kolam 16 (B-B’) sebesar 103,271 m3 berdasarkan peraturan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018, di mana kapasitas maksimum air kolam 80% dari volume kolam tersebut.

One crucial aspect to consider in mining operations is slope stability. Unstable slope conditions can impede the production process, necessitating the implementation of appropriate and secure infrastructure to optimize mining activities. Sedimentation ponds are employed as infrastructure facilities to contain waste from the bauxite washing process. The water in the sediment pond must be contained in the designated area and controlled, requiring the construction of embankments around the pond. This research was conducted at sedimentation ponds site of PT. Cita Mineral Investindo Tbk in Air Upas, Ketapang Regency, West Kalimantan. Unstable slope conditions can impede the production process, leading to unmet production targets and posing a danger to workers’ safety. Thus, this research aims to conduct further analysis regarding the stability of the embankment. Parameters or data used include groundwater levels, slope geometry, and the physical and mechanical properties of the soil, such as unit weight, cohesion, and internal friction angle. The limit equilibrium method is employed to obtain the safety factor values, allowing for the recommendation of a redesign plans and specifications to support unstable safety factors. The cross sectional area are divided into 4 sections, namely A-A’, B-B’, C-C’, and D-D’. Based on the results of the slope stability analysis, slope A-A’ has an unstable safety factor, while slopes B-B’, C-C’, and D-D’ have a stable safety factor. Recommendations for stable slope geometry are given for slope A-A’ by trial and error until the safety factor becomes stable. In D-D’, the maximum water capacity stored is 110,593 m3, 1,129,613 m3 for C-C’, 239,027 m3 for A-A’, and 103,271 m3 for B-B’ based on regulations from the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resource, Number 1827 K/30/MEM/2018, where the maximum capacity of RSF water is 80% of the RSF volume."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bibin Krissandi
"Sungai dengan berbagai macam sifat dan karakteristiknya, memungkinkan banyak penelitian dapat dilakukan mengenainya. Sesuai hukum fisika fluida, suatu massa air pada ketinggian tertentu akan melakukan pergerakan mengikuti kemiringan bidang yang dilaluinya ke tempat yang lebih rendah. Energi pergerakan massa air yang didapat dan energi potensial tersebut melakukan penggerusan pada permukaan tanah yang dilaluinya. Sehingga mengakibatkan terjadinya alur aliran. Pada wilayah hulu sungai, kelerengan cukup tinggi sehingga pergerakan massa air, akon cepat. Energi gerak tersebut mampu melakukan penggerusan yang cukup tinggi. sehingga alur aliran sungai di bagian hulu, sempit dan curam. Sedangkan di bagian hilir angkutan endapan dari aliran sudah semakin besar. sehingga energi gerak dan kemampuan gerusnya berkurang, sehingga mengakibatkan alur lebih dangkal serta bentuk alur aliran, lebardan landai.
Dengan melihat fenomena tersebut diatas maka dapat djteliti panjang maksimum yang ditimbulkan akibat massa air yang melakukan pergerakan pada ketinggian tertentu. Asumsi yang mendasari konsep tersebut adalah bahwa perbedaan ketinggian alur hulu dan hilir akan mempengaruhi kecepatan massa air, sedangkan panjang jelajah itu menurut hukum fisika tergantung pada kecepatan massa. Oleh karena itu, hipotesisnya adalah panjang suatu alur sungai merupakan fungsi dari perbedaan ketinggian hulu dan hilirnya.
Peta yang dipakai untuk membuk+ikan hipotesa ini adalah peta topografi yang dibuat sekitar tahun 50-an. Mungkin panjang sungai saat ini sudah tidak sesuai dengan peneli+ian ini, mengingat banyak pengaruh eksogen yang telah mempengaruhi ketinggian hulu dan hilir potongan alur sungai. Ketinggian dan panjang tiap potongan alur sungai saat ini terjadi perubahan dari yang tertera di peta tahun 1950. Akan tetapi dengan berdasarkan peta tersebut saja, cukup untuk dapat dilakukan suatu prediksi mengenai perilaku umum suatu sungai utama."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kannaya Shania
"Pada umumnya kelongsoran yang kerap terjadi adalah kelongsoran jenis rotasi, dikarenakan tidak umumnya keruntuhan jenis translasi pada lereng tak terhingga terjadi, menimbulkan pertanyaan apakah kondisi ini dapat dianalisis menggunakan software berbasis finite element method dengan analisis strength reduction method dan bagaimana sensitivitas nilai faktor keamanan terhadap geometrik lereng dan tingkat kekasaran mesh yang digunakan. Software yang digunakan adalah MIDAS GTS dengan masukan yang lebih kompleks dan PLAXIS 2D yang memiliki masukan sederhana dan praktis dalam menghasilkan mesh namun dengan pilihan terbatas. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah membandingkan dan membuktikan sensitivitas terhadap geometrik lereng dan kerapatan mesh, sehingga diperoleh hasil perbandingan berupa faktor keamanan. Menganalisis keluaran yang diperoleh apakah pada setiap software dapat membentuk bidang runtuh kritis atau slip surface berbentuk bidang translasi. Ragam model geometri lereng tak terhingga yang digunakan pada MIDAS GTS 2D, 3D dan PLAXIS 2D sama, dengan parameter tanah yang tetap atau tidak berubah untuk semua model geometri.

In general, landslides that often occur are rotational type slides, because translational failures on infinity slopes do not generally occur, which raises the question of whether this condition can be analyzed using software based on the finite element method with strength reduction method analysis and how sensitive the value of the safety factor is to the slope geometry. and the level of roughness of the mesh used. The software used is MIDAS GTS with more complex input and PLAXIS 2D which has simple and practical input in generating mesh but with limited options. Therefore, the purpose of this study is to compare and prove the sensitivity to slope geometry and mesh density, so that the comparison results are obtained in the form of a safety factor. Analyzing the output obtained whether each software can form a critical failure plane or slip surface in the form of a translational plane. The range of infinite slope geometry models used in MIDAS GTS 2D, 3D and PLAXIS 2D is the same, with the soil parameters being fixed or not changing for all geometry models."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Agus Yahya
"Perluasan urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan infrastruktur di Indonesia telah menyebabkan perubahan signifikan pada lanskap fisik, memengaruhi stabilitas lereng dan meningkatkan risiko tanah longsor. Selain itu, kenaikan tekanan air pada tanah khususnya pada daerah tanah yang tidak jenuh air dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Oleh karena itu, pengetahuan kelembaban tanah pada suatu daerah merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui stabilitas lereng. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pemantauan kelembaban tanah real-time berbasis IoT dengan integrasi sistem data streaming dan implementasi model machine learning guna mengantisipasi dan mengurangi risiko tanah longsor. Pengembangan sistem dibagi menjadi dua bagian utama: pengembangan infrastruktur sistem data streaming untuk mengintegrasikan aliran data dari berbagai perangkat IoT, dan implementasi model pembelajaran mesin untuk prediksi kelembaban tanah dan daya hisap tanah. Sistem data streaming memungkinkan data dari sensor tersimpan ke database dan tervisualisasikan melalui antarmuka web yang ramah pengguna secara real-time, sedangkan model pembelajaran mesin mampu memperkirakan kondisi tanah di area yang belum terpantau sensor, untuk melakukan inspeksi prefailure secara efektif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu mendistribusikan data dari 500 sensor dengan latensi kurang dari 1 detik, menunjukkan skalabilitas yang baik dengan penggunaan CPU yang rendah dan stabil, memastikan respons yang cepat dan efisien dalam pemantauan kondisi tanah. Selain itu, sistem juga telah mampu melakukan prediksi menggunakan algoritma pembelajaran mesin konvensional dan tradisional yang memanfaatkan beberapa fitur cuaca ataupun hanya dengan menggunakan interpolasi spasial dengan baik walaupun akurasi bukan menjadi fokus utama penelitian ini.

The rapid expansion of urbanization and infrastructure growth in Indonesia has significantly altered the physical landscape, affecting slope stability and increasing the risk of landslides. Additionally, increased water pressure in soil, particularly in unsaturated soil areas, can lead to landslides. Therefore, knowledge of soil moisture in an area is crucial for understanding slope stability. This study aims to develop a real-time soil moisture monitoring system based on IoT, integrating a data streaming system and implementing machine learning models to anticipate and mitigate landslide risks. The development of the system is divided into two main parts: the development of a data streaming system infrastructure to integrate data flows from various IoT devices, and the implementation of machine learning models to predict soil moisture and soil suction. The data streaming system allows sensor data to be stored in a database and visualized through a user-friendly web interface in real-time, while the machine learning models can estimate soil conditions in areas not monitored by sensors to effectively conduct pre-failure inspections. Test results show that the system can distribute data from 500 sensors with a latency of less than 1 second, demonstrating good scalability with low and stable CPU usage, ensuring quick and efficient soil condition monitoring. Furthermore, the system can also perform predictions using both conventional and traditional machine learning algorithms that utilize several weather features or solely rely on spatial interpolation, although accuracy is not the main focus of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Soplantila
"Perluasan urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan infrastruktur di Indonesia telah menyebabkan perubahan signifikan pada lanskap fisik, memengaruhi stabilitas lereng dan meningkatkan risiko tanah longsor. Selain itu, kenaikan tekanan air pada tanah khususnya pada daerah tanah yang tidak jenuh air dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Oleh karena itu, pengetahuan kelembaban tanah pada suatu daerah merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui stabilitas lereng. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pemantauan kelembaban tanah real-time berbasis IoT dengan integrasi sistem data streaming dan implementasi model machine learning guna mengantisipasi dan mengurangi risiko tanah longsor. Pengembangan sistem dibagi menjadi dua bagian utama: pengembangan infrastruktur sistem data streaming untuk mengintegrasikan aliran data dari berbagai perangkat IoT, dan implementasi model pembelajaran mesin untuk prediksi kelembaban tanah dan daya hisap tanah. Sistem data streaming memungkinkan data dari sensor tersimpan ke database dan tervisualisasikan melalui antarmuka web yang ramah pengguna secara real-time, sedangkan model pembelajaran mesin mampu memperkirakan kondisi tanah di area yang belum terpantau sensor, untuk melakukan inspeksi prefailure secara efektif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu mendistribusikan data dari 500 sensor dengan latensi kurang dari 1 detik, menunjukkan skalabilitas yang baik dengan penggunaan CPU yang rendah dan stabil, memastikan respons yang cepat dan efisien dalam pemantauan kondisi tanah. Selain itu, sistem juga telah mampu melakukan prediksi menggunakan algoritma pembelajaran mesin konvensional dan tradisional yang memanfaatkan beberapa fitur cuaca ataupun hanya dengan menggunakan interpolasi spasial dengan baik walaupun akurasi bukan menjadi fokus utama penelitian ini.

The rapid expansion of urbanization and infrastructure growth in Indonesia has significantly altered the physical landscape, affecting slope stability and increasing the risk of landslides. Additionally, increased water pressure in soil, particularly in unsaturated soil areas, can lead to landslides. Therefore, knowledge of soil moisture in an area is crucial for understanding slope stability. This study aims to develop a real-time soil moisture monitoring system based on IoT, integrating a data streaming system and implementing machine learning models to anticipate and mitigate landslide risks. The development of the system is divided into two main parts: the development of a data streaming system infrastructure to integrate data flows from various IoT devices, and the implementation of machine learning models to predict soil moisture and soil suction. The data streaming system allows sensor data to be stored in a database and visualized through a user-friendly web interface in real-time, while the machine learning models can estimate soil conditions in areas not monitored by sensors to effectively conduct pre-failure inspections. Test results show that the system can distribute data from 500 sensors with a latency of less than 1 second, demonstrating good scalability with low and stable CPU usage, ensuring quick and efficient soil condition monitoring. Furthermore, the system can also perform predictions using both conventional and traditional machine learning algorithms that utilize several weather features or solely rely on spatial interpolation, although accuracy is not the main focus of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nauvaldi Arfan
"Bencana tanah longsor merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan bebas hambatan yang dibangun diatas bumi. Tanah longsor pada pembangunan infrastruktur dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal yang dapat membuat tanah menjadi labil. Sebelum mengidentifikasi longsoran, diperlukan adanya penyelidikan geologi teknik agar dapat diketahui penyebab longsor pada Proyek Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Fase II STA 20+575. Dalam menyelidiki longsor pada daerah penelitian akan dilakukan penyelidikan geologi teknik permukaan disertai dengan pengujian mekanika tanah pada sampel terganggu dan analisis kestabilan lereng untuk mengetahui nilai keamanan lereng (SF) serta nilai kuat geser tanah pada saat terjadi longsor. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan pendekatan elemen hingga pada program PLAXIS 2D 8.2. Penyelidikan geologi teknik menunjukan daerah penelitian memiliki lahan asal perbukitan yang tersusun oleh batuan vulkanik lapuk. Hasil pemetaan geologi teknik menunjukan daerah penelitian tersusun atas 2 satuan geologi teknik, yaitu Satuan Tanah Lanau Plastisitas Tinggi (MH) dan Satuan Breksi Tufa Lapuk Sedang. Berdasarkan tingkat pelapukan batuan, batuan tanah pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 5 zona, yaitu SWZ, MWZ, HWZ, CWZ, dan RSZ. Hasil analisis SF lereng sebelum longsor menunjukan nilai SF = 1.133 (kritis) yang disebabkan oleh 3 hal, yaitu sifat tanah ekspansif, penurunan nilai kuat geser tanah, dan curah hujan sedang pada daerah penelitian. Untuk menangani longsor diperlukan perkuatan struktur agar lebih efisien dengan perkuatan struktur tiang bor (bored pile) dan pasangan batu (stone masonry) pada kaki lereng. Hasil SF lereng setelah diberi perkuatan struktur menunjukan angka SF = 1.449.

Landslide disaster is one of the problems that often occur in highway construction projects built on earth. Landslides in infrastructure development can be influenced by internal and external factors that can make the soil unstable. Before identifying a landslide, it is necessary to conduct a geological engineering investigation to determine the cause of the landslide in the Cisumdawu Highway Project Phase II STA 20+575. In investigating landslides in the research area, surface engineering geological investigation will be carried out accompanied by testing of soil mechanics on disturbed samples and slope stability analysis to determine the slope safety factor (SF) also the value of soil shear strength during landslides. Slope stability analysis was carried out using the finite element approach in PLAXIS 2D 8.2 program. Engineering geological investigations show that the research area has hilly origins composed of weathered volcanic rocks. The results of the engineering geological mapping show that the research area is composed of 2 engineering geological units, namely the High Plasticity Silt Soil Unit (MH) and the Medium Weathered Tuff Breccia Unit. Based on the level of rock weathering, the soil rocks in the study area can be divided into 5 zones, namely SWZ, MWZ, HWZ, CWZ, and RSZ. The results of the SF analysis of the slope before the landslide showed the SF value = 1,133 (critical) which was caused by 3 things, namely expansive soil properties, decreased soil shear strength, and moderate rainfall in the study area. To deal with landslides, it is necessary to strengthen the slopes with structural reinforcement using bored pile and stone masonry at the foot of the slope. The results of the SF slope after being given structural reinforcement show the number SF = 1.449."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library