Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nababan, Christoffel
Abstrak :
Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mengetahui kerentanan suatu lereng terhadap longsor yang mungkin terjadi melalui nilai faktor keamanan (FK) pada lereng. Analisis kestabilan lereng pada penelitian ini menggunakan Hoek-Brown failure criterion untuk mengetahui nilai dari kondisi batuan dan diskontinuitas yang ada di wilayah pertambangan batu bara terbuka PT. Arutmin Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai FK pada bagian highwall di tiga blok dengan kondisi aktual dan desain akhir dengan menggunakan aplikasi Slope/W dengan menggunakan metode perhitungan Morgenstern-Price. Nilai FK yang didapat pada kondisi desain akhir dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar nilai FK yang telah ditentukan oleh PT. Arutmin Indonesia yaitu 1,250. Nilai FK pada kondisi desain akhir yang melebihi standar akan dianalisis kembali dengan melakukan optimasi. Optimasi pada kondisi desain akhir dilakukandengan tujuan mengurangi penggalian terhadap material yang tidak diperlukan, sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk perusahaan dalam melakukan pertambangan. Optimasi dilakukan dengan mengurangi lebar bench awal 10 m menjadi 8 m dan didapatkan nilai FK yang mendekati nilai standar yang telah ditentukan. Lereng yang dioptimasi menjadi lebih tegak, hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sudut kemiringan lereng lebih besar 3o pada blok X dan 2o pada blok Y dan Z. Hasil optimasi ini dapat menjadi rekomendasi lereng bagi perusahaan dalam proses pertambangan.
Slope stability analysis is conducted to determine the vulnerability of a slope to landslides that may occur through the value of the safety factor (FS) on the slope. Slope stability analysis in this study uses the Hoek-Brown failure criterion to determine the value of rock conditions and discontinuities in the open coal mining area of PT. Arutmin Indonesia. This research was conducted to determine the FS value in the highwall section in three blocks with the actual conditions and final design using the Slope/W application using the Morgenstern-Price calculation method. FS values obtained in the final design conditions in this study were higher than the FS standard values determined by PT. Arutmin Indonesia is 1,250. FS values in the final design conditions that exceed the standard will be analyzed again by doing optimization. Optimization in the final design conditions is carried out with the aim of reducing excavation of material that is not needed, so that it can be a recommendation for companies in mining. Optimization is done by reducing the initial bench width of 10m to 8m and obtained FS values close to predetermined standard values. Optimized slopes become more upright, this is indicated by the change in slope angle greater than 3o in blocks X and 2o in blocks Y and Z. The results of this optimization can be a slope recommendation for companies in the mining process.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Haryadi
Abstrak :
Curug Batu Templek merupakan salah satu situs warisan geologi yang berpotensi dalam menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung karena akses yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan keberadaan air terjun yang indah. Lokasi Curug Batu Templek berada di Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Curug Templek merupakan salah satu calon geosite yang masuk ke dalam daftar proyek Geopark Sunda. Daerah Cimenyan, Kabupaten Bandung adalah daerah yang rawan terjadinya bencana longsor. Penyebab utama bencana longsor pada Daerah Cimenyan disebabkan oleh morfologi Kota Bandung yang dilewati oleh beberapa struktur geologi, curah hujan yang tinggi, dan kemiringan lereng yang sangat curam. Kestabilan lereng merupakan aspek penting dalam menjamin keamanan dan kenyamanan calon pengunjung Curug Templek, oleh sebab itu dilakukan analisis kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng pada curug ini dilakukan untuk mengetahui nilai faktor keamanan dari lereng dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR), Geological Strength Index (GSI) dan metode kesetimbangan batas serta Slope Mass Rating (SMR) untuk menentukan nilai faktor keamanan. Selain untuk mengetahui nilai faktor keamanan, penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis serta probabilitas terjadinya longsor dengan menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik. Hasil penelitian kualitas massa batuan didapatkan bahwa, kualitas massa batuan penyusun Curug Batu Templek sangat bagus. Hasil analisis longsor menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik didapatkan bahwa probabilitas terjadinya longsor yang berjenis non circular dengan litologi berupa andesit dan tipe longsorannya adalah toppling dengan kemungkinan terjadinya adalah 30%. Hasil dari analisis kestabilan lereng menggunakan metode deterministik kesetimbangan batas didapatkan nilai faktor keamanan di atas angka 1 yang menunjukkan bahwa lereng tersebut stabil dan data Slope Mass Rating (SMR) termasuk kelas I yaitu sangat stabil dan kemungkinan slope failure-nya sangat kecil. ......Curug Batu Templek is one of the geological heritage sites with potential to attract both local and international tourists due to its accessible location by vehicles and the presence of a beautiful waterfall. Curug Batu Templek is located in Cikadut Village, Cimenyan District, Bandung Regency, West Java Province. Curug Templek is one of the candidate geosites listed in the Geopark Sunda project. The Cimenyan area, in the Bandung Regency, is prone to landslides. The main causes of landslides in the Cimenyan area are attributed to the morphology of the Bandung City, which is traversed by several geological structures, high rainfall, and very steep slope inclinations. Slope stability is a crucial aspect in ensuring the safety and comfort of potential visitors to Curug Templek; therefore, slope stability analysis is conducted. The slope stability analysis for this waterfall is performed to determine the safety factor of the slope using the Rock Mass Rating (RMR) method, Geological Strength Index (GSI), and limit equilibrium methods, as well as the Slope Mass Rating (SMR) to determine the safety factor value. In addition to determining the safety factor value, this research aims to identify the type and probability of landslides using petrological, petrographic, and kinematic analysis methods. The research reveals that the quality of the rock mass forming Curug Batu Templek is very good. The landslide analysis using petrological, petrographic, and kinematic methods indicates a 30% probability of a non-circular landslide occurring with andesite lithology, and the landslide type is identified as toppling. The deterministic limit equilibrium analysis of slope stability yields safety factor values above 1, indicating that the slope is stable. The Slope Mass Rating (SMR) data classifies it as class I, meaning it is very stable, and the likelihood of slope failure is very low.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bibin Krissandi
Abstrak :
ABSTRAK
Sungai dengan berbagai macam sifat dan karakteristiknya, memungkinkan banyak penelitian dapat dilakukan mengenainya. Sesuai hukum fisika fluida, suatu massa air pada ketinggian tertentu akan melakukan pergerakan mengikuti kemiringan bidang yang dilaluinya ke tempat yang lebih rendah. Energi pergerakan massa air yang didapat dan energi potensial tersebut melakukan penggerusan pada permukaan tanah yang dilaluinya. Sehingga mengakibatkan terjadinya alur aliran. Pada wilayah hulu sungai, kelerengan cukup tinggi sehingga pergerakan massa air, akon cepat. Energi gerak tersebut mampu melakukan penggerusan yang cukup tinggi. sehingga alur aliran sungai di bagian hulu, sempit dan curam. Sedangkan di bagian hilir angkutan endapan dari aliran sudah semakin besar. sehingga energi gerak dan kemampuan gerusnya berkurang, sehingga mengakibatkan alur lebih dangkal serta bentuk alur aliran, lebardan landai.

Dengan melihat fenomena tersebut diatas maka dapat djteliti panjang maksimum yang ditimbulkan akibat massa air yang melakukan pergerakan pada ketinggian tertentu. Asumsi yang mendasari konsep tersebut adalah bahwa perbedaan ketinggian alur hulu dan hilir akan mempengaruhi kecepatan massa air, sedangkan panjang jelajah itu menurut hukum fisika tergantung pada kecepatan massa. Oleh karena itu, hipotesisnya adalah panjang suatu alur sungai merupakan fungsi dari perbedaan ketinggian hulu dan hilirnya.

Peta yang dipakai untuk membuk+ikan hipotesa ini adalah peta topografi yang dibuat sekitar tahun 50-an. Mungkin panjang sungai saat ini sudah tidak sesuai dengan peneli+ian ini, mengingat banyak pengaruh eksogen yang telah mempengaruhi ketinggian hulu dan hilir potongan alur sungai. Ketinggian dan panjang tiap potongan alur sungai saat ini terjadi perubahan dari yang tertera di peta tahun 1950. Akan tetapi dengan berdasarkan peta tersebut saja, cukup untuk dapat dilakukan suatu prediksi mengenai perilaku umum suatu sungai utama.
2001
S34794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hanna Pramitha
Abstrak :
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan ketika melakukan operasi pertambangan adalah kelerengan. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi, sehingga diperlukannya infrastruktur yang tepat dan aman untuk mengoptimalkan kegiatan penambangan. Fasilitas Penampungan Residu (FPR) digunakan sebagai sarana infrastruktur untuk menampung limbah hasil proses pencucian material bauksit. Air dari kolam pengendapan perlu dijaga agar tetap ditempat yang disediakan dan dapat dikendalikan, sehingga perlu dibuat tanggul di sekitar kolam. Penelitian ini dilakukan di lokasi kolam pengendapan PT. Cita Mineral Investindo Tbk site Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan membahayakan keselamatan pekerja. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan tujuan analisis lebih lanjut terkait kestabilan tanggul tersebut. Parameter atau data yang digunakan adalah tinggi air kolam, geometri lereng, dan sifat fisik serta mekanik tanah seperti unit weight, kohesi, dan sudut geser dalam. Pengujian sifat fisik dan mekanik pada penelitian ini dilakukan pada tiga titik, yaitu UP-01, UP-02, dan UP-03. Metode kesetimbangan batas digunakan dalam mendapatkan nilai faktor keamanan sehingga dapat direkomendasikan rencana desain dan spesifikasi tertentu pendukung faktor keamanan yang tidak stabil. Garis penampang pada area ini dibagi menjadi 4 penampang, yaitu A-A’, B-B’, C-C’, dan D-D’. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng, lereng A-A’ memiliki faktor keamanan yang tidak stabil, sedangkan lereng B-B’, C-C’, dan D-D’ memiliki faktor keamanan yang stabil. Rekomendasi geometri lereng stabil diberikan untuk lereng A-A’ hingga faktor keamanannya menjadi stabil. Pada kolam 4 (D-D’), kapasitas air maksimum yang ditampung adalah sebesar 110,593 m3, kolam 6 (C-C’) sebesar 1,129,613 m3, kolam 15C (A-A’) sebesar 239,027 m3, dan kolam 16 (B-B’) sebesar 103,271 m3 berdasarkan peraturan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018, di mana kapasitas maksimum air kolam 80% dari volume kolam tersebut. ......One crucial aspect to consider in mining operations is slope stability. Unstable slope conditions can impede the production process, necessitating the implementation of appropriate and secure infrastructure to optimize mining activities. Sedimentation ponds are employed as infrastructure facilities to contain waste from the bauxite washing process. The water in the sediment pond must be contained in the designated area and controlled, requiring the construction of embankments around the pond. This research was conducted at sedimentation ponds site of PT. Cita Mineral Investindo Tbk in Air Upas, Ketapang Regency, West Kalimantan. Unstable slope conditions can impede the production process, leading to unmet production targets and posing a danger to workers’ safety. Thus, this research aims to conduct further analysis regarding the stability of the embankment. Parameters or data used include groundwater levels, slope geometry, and the physical and mechanical properties of the soil, such as unit weight, cohesion, and internal friction angle. The limit equilibrium method is employed to obtain the safety factor values, allowing for the recommendation of a redesign plans and specifications to support unstable safety factors. The cross sectional area are divided into 4 sections, namely A-A’, B-B’, C-C’, and D-D’. Based on the results of the slope stability analysis, slope A-A’ has an unstable safety factor, while slopes B-B’, C-C’, and D-D’ have a stable safety factor. Recommendations for stable slope geometry are given for slope A-A’ by trial and error until the safety factor becomes stable. In D-D’, the maximum water capacity stored is 110,593 m3, 1,129,613 m3 for C-C’, 239,027 m3 for A-A’, and 103,271 m3 for B-B’ based on regulations from the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resource, Number 1827 K/30/MEM/2018, where the maximum capacity of RSF water is 80% of the RSF volume.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insan Kamil
Abstrak :
ABSTRAK
Isu terbesar di abad ini adalah tentang berubahan iklim dan pemanasan global. Efek dari perubahan iklim adalah perubahan dari musim yang biasanya menjadi tidak terprediksi dengan baik di dunia, diamana bias terjadi kondisi ekstrim seperti hujan yang sangat lebat maupun kekeringan yang panjang, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap muka air tanah. Untuk mendapatkan dan mngetahui secara baik fase secara fisika dari nilai kohesi dari tanah dan kestabilan terhadap lereng akibat dari infiltrasi air dan naiknya muka air tanah maka dibuatlah model untuk mendapatkan nilai kemanan berdasarkan variasi nilai kohesi dan kemiringan menggunakan model numeric Flac 3D. Dan hasil digambarkan dalam fariasi angka keamaan berdasarkan total kohesi dan variasi kemiringan dalam kondisi tidak jenuh.
Abstract
Recently, one of the biggest challenges in this century is climate change and global warming. The climate change effect has changed that condition from the regular season to be unpredictable season on the word, where the more extreme conditions such as heavy rain falls and droughts. So To find out and well understanding the physical phases of value of cohesion of soil and slope stability due to water infiltration and rising water table we make the several models to fine FoS due to variation of cohesion and variation of inclination by using software Flac3d. And the result illustrated some of FoS in variation of total cohesion and variation of inclination angle for unsaturated condition.
2011
T31563
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Christ Anugrah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library