Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Magdalena
Abstrak :
Latar Belakang: Pandemi COVID19 telah menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan dunia kerja diantaranya pemberlakukan bekerja dari rumah / Working from Home (WFH) bagi hampir semua pekerja perkantoran di Jakarta. Tujuan penelitian mengetahui prevalensi dan berbagai faktor risiko gangguan kualitas tidur diantaranya beban kerja mental, lingkungan kerja dan faktor sosiodemografik pada pekerja perkantoran yang bekerja dari rumah selama pandemi COVID19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain mixed method..Metode kuantitatif dilakukan dengan sampel 71 orang pekerja bagian HR. Penelitian ini menggunakan kuesioner PSQI untuk negukur ganggguan kualitas tidur, kuesioner NASA-TLX untuk menilai beban kerja dan kuesioner PHQ9 serta GAD7 untuk menentukan sample yang dieksklusi. Sementara metode kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 15 subjek yang memiliki skor PSQI tertinggi dan yang bersedia dilakukan wawancara. Hasil: Prevalensi gangguan kualitas tidur pada pekerja divisi HR perusahaan farmasi PT.X di Jakarta sebesar 40.8% dengan jenis terbanyak adalah Insomnia. Beban kerja memiliki korelasi sedang dengan gangguan kualitas tidur yaitu dengan koefisien korelasi 0.51 dimana semakin tinggi beban kerja maka kualitas tidur semakin buruk. Selain itu, Kualitas tidur juga berhubungan secara bermakna masing-masing dengan ruangan yang dipakai selama WFH (p0.028, OR 3.019 (IK 1.109-8.223), penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur (p0.005, OR 4.8 (IK 1.539-14.97), keberadaan balita di rumah (p0.022, OR 3.89 (IK 1.164-13.03) dan jumlah jam kerja harian selama WFH (p 0.024, OR 5.4 (IK 1.107-26.34) dan jenis kelamin (p 0.037, 3.26 (1.040-10.243)).Dari hasil kualitatif ditemukan beban kerja yang lebih besar dengan jam kerja lebih panjang, ruang kerja yang tidak kondusif karena kebisingan dan posisi kerja yang tidak nyaman, disertai kebiasaan perilaku sebelum tidur yang buruk dan distraksi oleh aktivitas personal disertai dialami oleh responden dengan ganggaun tidur sedang berat. Kesimpulan: Prevalensi gangguan kualitas tidur pada pekerja bagian HR perusahaan Farmasi PT.X adalah sebesar 40.8%. Beban kerja memiliki korelasi sedang dengan gangguan kualitas tidur. Faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan kualitas tidur diantaranya ruangan yang dipakai selama WFH, jumlah jam kerja, penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, balita di rumah, dan jenis kelamin. ......Background: COVID19 Pandemi has created huge changes in worklife, including implementation of Working from Home (WFH) fpr almost all office workers in Jakarta. Th purpose of this research is to investigate prevalence and risk factors of sleep quality disturbance, among others are mental workload, work environment, and sociodemographic factors among office workers working from home during pansdemic COVID19. Method: This research use mixed method.Quantitative method was done with 71 samples of workers in HR Dept. This research used PSQI questionnaire to measure disturbance of sleep quality, NASA-TLX questionnaire to measure workload, PHQ9 and GAD7 to determine excludion samples.Qualitative method was done by in-depth interviews to 15 respondents with the highest PSQI scores and who were willing to participate. Results: Prevalence of sleep quality disturbance among office workers of HR dept in pharmaceutical company PT.X in Jakarta was 40.8%, with Insomnia as the most common type. Workload has moderate correlation with sleep quality disturbance, that is with correlation coefficient 0.51,the higher the workload, the poorer the sleep quality.Besides that, sleep quality has significant association with room used during WFH (p0.028, OR 3.019 (IK 1.109-8.223),, use of electronic devices before sleeping (p0.005, OR 4.8 (IK 1.539-14.97),, existence of children under 5-years-old at home (p0.022, OR 3.89 (IK 1.164-13.03), and daily work hours during WFH (p 0.024, OR 5.4 (IK 1.107-26.34), and gender (p 0.037, 3.26 (1.040-10.243 Respondent with moderate severe sleep disorder reported increased workload, longer working hpurs, unconducive work space and poor position during working, along with poor sleep hygiene and distraction from personal family living. Conclusion: Prevelence of sleep quality disturbance among workers in HR dept of pharmaceutical company PT.X was 40.8%. Workload has moderate correlation wit sleep quality disturbance. Risk factors associated with sleep quality distuabnce are room used during WFH, number of daily workhours, use of electronic device before sleeping, children under five at home, and gender.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
Abstrak :
Kualitas tidur buruk pada lanjut usia yang diakibatkan oleh masalah tidur seperti sulit tidur dan mudah terbangun menjadi fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Caregiver sebagai pengasuh lanjut usia terkena dampak tidak langsung dari penurunan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur lanjut usia dengan care burden pada caregiver. Desain penelitian ini adalah korelatif cross-sectional, menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur lanjut usia dan Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengukur beban caregiver. Penelitian ini dilakukan pada 252 responden (126 pasang lansia dan caregiver-nya) yang dipilih dengan teknik consecutive sampling di 2 Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur sebagai pusat pelayanan lansia terpadu di komunitas. Hasil penelitian menunjukan 65,1% lansia mengalami tidur buruk, 97,6% caregiver mengalami beban fisik, 92,9% mengalami beban psikologis dan sosial, 61,9% mengalami beban finansial, tidak ada hubungan antara kualitas tidur lanjut usia dengan care burden pada caregiver, dan ada hubungan antara gender lansia dengan care burden pada caregiver. Penelitian dapat dilanjutkan untuk mencari tahu faktor yang mempengaruhi serta mengatasi masalah tidur dan beban merawat. ......Poor sleep is common among elderly. The presence of caregiver for elderly caregiver is affected indirectly by reduced sleep quality. The research aimed to determine the relationship between elderly sleep quality and care burden in caregiver. The study was correlative cross-sectional, using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to measure the quality of elderly sleep and Zarit Burden Interview (ZBI) to measure burden on caregiver. This study involved 252 respondents (126 pairs of elderly and their caregivers) recruited by consecutive sampling in 2 primary health centers in East Jakarta district. The results of the study showed 65.1% of elderly experienced poor sleep, 97.6% caregiver experienced physical burden, 92.9% experienced psychological and social burden, 61.9% experienced financial burden. There was no relationship between elderly sleep quality with care burden on caregiver and, there was relationship between elderly gender and care burden on caregiver. Therefore, finding out the factors that influence poor sleep and burden care burden will be essential for further research.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library