Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risna Sagitasari
Abstrak :
Latar belakang: Awak kapal tunda rentan mengalami kelelahan karena selama 24 jam berada pada lingkungan kerja baik dalam kondisi kerja maupun istirahat. Terdapat tingkat insiden perairan yang tinggi yang melibatkan kapal tunda di perairan Sungai Mahakam. Belum ada penelitian yang menilai kelelahan di kalangan awak kapal tunda. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan jumlah jam kerja terhadap tingkat kelelahan pada awak kapal tunda serta faktor-faktor lain yang berhubungan.Metode: Dengan menggunakan desain potong lintang komparasi, 127 awak kapal tunda diukur tingkat kelelahan dengan alat pengukur waktu reaksi dan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja KAUPK2 . Faktor risiko kelelahan yang diukur: usia, status perkawinan, jabatan, durasi berlayar, masa kerja, pola kerja sistem dinas jaga , kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, konsumsi alkohol, jumlah jam tidur, jumlah jam kerja, kualitas tidur dengan Pittsburg Sleep Quality Index PSQI , tingkat stress yang berhubungan dengan konflik kerja-keluarga dengan Work Family Conflict Scale WFCS .Hasil: Kelelahan kerja didapatkan pada 40,2 dari responden. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan dengan jumlah jam kerja terutama jika pekerja bekerja lebih dari 72 jam/minggu OR: 13,64, 95 CI 4,54-40,93 , dengan kualitas tidur yang buruk OR:4,11, 95 CI 1,21-14,01 serta jabatan OR: 0,30, 95 CI 0,09-0,98 .Kesimpulan: Jumlah jam kerja, kualitas tidur dan jabatan berhubungan secara independen dengan tingkat kelelahan kerja awak kapal tunda. Kata kunci: Kelelahan, awak kapal tunda, jumlah jam kerja, kualitas tidur, jabatan
Background Tugboat crews are subjected to fatigue because of their 24 hours stayed in working environment even in resting time. There were high marine incidences in Mahakam River related to tug boats. Research on fatigue on tugboat never been done. This study aims to analyze association between working hours and fatigue in tug boat crews and other possible related factor.Method In comparative cross sectional study, 127 tug boat crews were measured fatigue level using reaction timer and instrument questionnaire for subjective feelings of fatigue at work KAUPK2 . Other factors determined are age, marital status, rank position, duration on board, years of service, watch system, smoking habit, coffee and alcohol consumption, hours of sleep, working hours, sleep quality using Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and level of stress related to work family conflict using Work Family Conflict Scale WCFS .Results There are 40.2 subject experienced fatigue which were associated with long working hours particularly that exceeded 72 hours week OR 13.64, 95 CI 4.54 40.93 , sleep quality OR 4.11, 95 CI 1.21 14.01 , and rating OR 0.30, 95 CI 0.09 0.98 .Conclusion Working hours, sleep quality and rating were associated with fatigue on tug boat crews.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marinda Navy Septiana
Abstrak :
ABSTRAK
Gangguan pola tidur dapat dialami oleh lanjut usia. Akibat dari gangguan pola tidur ini kuantitas maupun kualitas tidur lansia menjadi terganggu. Lansia yang memiliki kualitas tidur yang buruk akan mempengaruhi aktivitas sehari-harinya seperti penurunan produktivitas, kurang bersemangat, hingga penurunan kualitas hidup. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia yang memiliki masalah keperawatan gangguan pola tidur di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia dengan menggunakan asuhan keperawatan aromaterapi. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah inhalasi aromaterapi lavender pada waktu lansia tidur di malam hari. Evaluasi hasil implementasi inhalasi aromaterapi lavender ini menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Hasil implementasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan skor PSQI dari skor 16-12 kualitas tidur buruk menjadi 4-5 kualitas tidur baik . Karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan pihak panti untuk masalah gangguan pola tidur pada lansia dalam meningkatkan kualitas tidur lansia.
ABSTRACT
Disturbed sleep pattern can be experienced on elderly. As a result, the quantity and the quality of sleep on elderly becomes poor. Elderly with disturbed sleep pattern can effect the daily activities such as productivity decreased, lackluster, and also the quality of life decreased. The purpose of this study is to analyze the nursing care of disturbed sleep pattern on elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas. One of the nursing care method that used to increase the quality of sleep is using aromatheraphy. The main nursing intervention is inhalation lavender aromatheraphy during sleep time. The quality of sleep evaluated with Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . The results showed that there was a decreased score of PSQI from a score 16-12 poor quality of sleep to 4-5 good quality of sleep . This study expected to improve the services for elderly with disturbed sleep pattern to increase the quality of sleep at Panti Sosial Tresna Werdha in Jakarta.
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Indrarini
Abstrak :
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien PGTA mengalami kualitas tidur yang buruk, sementara asuhan terhadap masalah tidur masih belum optimal. Analisis dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan selama empat hari perawatan kepada pasien kelolaan di ruang rawat inap penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik pada pasien PGTA yang mengalami gangguan pola tidur.. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, serta penilaian menggunakan kuesioner kualitas tidur PSQI sebelum dan sesudah terapi musik klasik diberikan. Hasil evaluasi menunjukkan terjadinya penurunan tekanan darah, nadi, pernapasan serta perbaikan skor PSQI setelah terapi musik diberikan. Karya ilmiah ini menyarankan bahwa terapi musik perlu diberikan kepada pasien PGTA yang mengalami gangguan pola tidur sebagai media relaksasi yang efektif untuk mempromosikan tidur yang berkualitas.
Various studies show that the majority of ESRD patients experience poor sleep quality, while care for sleep problems is still not optimal. The analysis was carried out on nursing care given for four days of care to managed patients in the inpatient ward of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This case study aims to determine the effectiveness of music therapy in ESRD patients who experience impaired sleep patterns. Evaluations were carried out by measuring blood pressure, pulse, breathing, and evaluating using the PSQI sleep quality questionnaire before and after classical music therapy was given. Evaluation results showed a decrease in blood pressure, pulse, breathing and improvement in PSQI scores after music therapy was given. This scientific work suggests that music therapy needs to be given to ESRD patients who experience impaired sleep patterns as an effective relaxation media to improve sleep quality.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library