Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Sriyani
Abstrak :
Kebun Raya Bogor merupakan destinasi wisata alam yang bermuatan ilmu pengetahuan di Bogor. Penyampaian informasi melalui lanskap lingusitik di kawasan Kebun Raya Bogor menjadi penting untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara.  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kecenderungan penggunaan bahasa di ruang publik Taman Nepenthes Kebun Raya Bogor. Data penelitian berjumlah 30 yang dibagi menjadi tiga kategori. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan data terbanyak dari kategori informasi dan edukasi di tempat penelitian sebanyak 19 LL. Pemakaian bahasa cenderung bahasa Indonesia sebagai bahasa utama pada kategori tersebut. Terdapat alih kode dan campur kode pada LL. Istilah ilmiah juga ditemukan pada teks sebagai edukasi kepada pengunjung mengenai tanaman Nepenthes. Terdapat beberapa pemakaian kata pada LL yang belum sesuai dengan KBBI. Oleh karena itu, pengelola Kebun Raya Bogor perlu meningkatkan kualitas LL, khususnya dalam aspek pemakaian bahasa Indonesia.  ......Bogor Botanical Gardens is a natural tourist destination that contains science in Bogor. The delivery of information through linguistic landscapes in the Bogor Botanical Gardens area is important for national and international tourists. This research aims to explain trends in language use in public spaces at Nepenthes Park, Bogor Botanical Gardens. There are 40 data research divided into four categories. The research methods applied in this research are quantitative and qualitative methods. The research results showed that the most data obtained from the information and education category at the research site was 19 LL. Language use tends bahasa Indonesian as the main language in this category. There is code switching and code mixing in LL. Scientific terms are also found in the text to educate visitors about the Nepenthes plant. There are several uses of words in the LL that are not in accordance with the KBBI. In conclusion, the management of the Bogor Botanical Gardens needs to improve the quality of LL, especially in the aspect of using the bahasa Indonesian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Radhita Zahra Issaura
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai lanskap linguistik di Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan. Little Tokyo lekat dengan nuansa Jepang, terutama pada papan nama tempat, papan pemberitahuan, papan peringatan, dan menu makanan. Bahasa yang terdapat pada penanda publik di Little Tokyo pun bervariasi sehingga terjadinya fenomena bahasa yang multilingual memungkinkan bahasa asing memiliki prestise yang tinggi. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Teori Landry dan Bourhis (1997), serta Janet Holmes (2013) menjadi acuan dan implementasi pada penelitian ini. Data dikumpulkan melalui dokumentasi lanskap dan didukung dengan wawancara. Berdasarkan hasil identifikasi, sebanyak 391 data LL tersebar dengan didominasi oleh tanda privat sebanyak 378 data, sedangkan tanda pemerintah hanya berjumlah 13 data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan ekabahasa, dwibahasa, dan multibahasa pada LL di Little Tokyo. Penggunaan multibahasa ditemukan sebanyak 165 (42,20%) data, yang menandakan bahwa penggunaan multibahasa merupakan fenomena paling umum digunakan jika dibandingkan dengan penggunaan ekabahasa dan dwibahasa. Hal ini karena dominasi penggunaan multibahasa di Little Tokyo disebabkan oleh penduduk yang heterogen dan pengaruh budaya Jepang sehingga bahasa yang digunakan pada ruang publik di sana menggunakan lebih dari satu bahasa. Sementara itu, ditinjau dari sikap bahasa masyarakat, terdapat kecenderungan dominasi penggunaan bahasa asing dalam LL, yang mengindikasikan adanya fenomena ketidaksetiaan terhadap bahasa lokal oleh para pembuat LL di Little Tokyo. ......This study discusses the linguistic landscape in Little Tokyo, Blok M, South Jakarta. Little Tokyo is closely associated with Japanese nuances, especially on place name signs, notice boards, warning signs, and food menus. The languages found on public signage in Little Tokyo are varied, leading to a multilingual language phenomenon that allows foreign languages to have high prestige. The methods used in this study are qualitative and quantitative. The theories of Landry and Bourhis (1997), as well as Janet Holmes (2013), are referenced and implemented in this study. Data were collected through landscape documentation and supported by interviews. Based on the identification results, a total of 391 LL (Linguistic Landscape) data points were found, dominated by 378 private signs, while government signs only amounted to 13. The study results show that there is the use of monolingual, bilingual, and multilingual languages in the LL of Little Tokyo. Multilingual use was found in 165 (42.20%) data points. This indicates that multilingual use is the most common phenomenon compared to monolingual and bilingual use. This is because the dominance of multilingual usage in Little Tokyo is caused by the heterogeneous population and the influence of Japanese culture, so that the language used in public spaces there involves more than one language. Meanwhile, from the perspective of community language attitudes, there is a tendency for the dominance of foreign language use in LL, indicating a phenomenon of disloyalty to the local language by the creators of LL in Little Tokyo.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Maulida Az Zahra
Abstrak :
Lanskap linguistik (LL), yaitu kajian bahasa yang terdapat di ruang publik. LL menjadi salah satu kajian yang terbilang masih baru dan dapat diklasifikasikan ke dalam subbidang sosiolinguistik. Dalam perwujudannya, LL dapat ditemukan di berbagai tempat umum. Salah satunya, yaitu di Stasiun Mass Rapid Transportation Dukuh Atas (SM-DA) sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD). Dengan adanya jalur integrasi antarmoda transportasi di SM-DA, hal itu memunculkan keragaman bahasa yang digunakan oleh masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini membahas LL multilingual yang terdapat dalam SM-DA melalui pendekatan sosiolinguistik. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif-kualitatif. Sementara itu, hasil penelitiannya ditemukan identitas lokal di dalam stasiun. Terdapat pula empat variasi bahasa yang digunakan di dalam LL tersebut , antara lain 1) bahasa Indonesia-Inggris, 2) bahasa Indonesia-Betawi, 3) bahasa Indonesia, dan 4) bahasa Inggris. ......Linguistic Landscape (LL) refers to the study of languages present in public spaces. LL stands as a relatively nascent field and can be classified within the subdomain of sociolinguistics. In its manifestation, LL can be observed in various public locations, one of which is the Dukuh Atas Mass Rapid Transportation Station (SM-DA), recognized as a Transit Oriented Development (TOD) area. The presence of intermodal transportation integration at SM-DA has fostered linguistic diversity among the surrounding populace. This research delves into the multilingual LL present within SM-DA employing a sociolinguistic approach. The research methodology adopted is descriptive-qualitative. Concurrently, the findings unearthed a local identity within the station. Furthermore, four language variations were identified within this LL, encompassing 1) Indonesian-English, 2) Indonesian-Betawi, 3) Indonesian, and 4) English.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Bisyir
Abstrak :
Lanskap linguistik berkaitan dengan bagaimana sebuah bahasa ditampilkan, dikelola, dan dimanifestasikan di ruang publik. Salah satu ruang publik yang menjadi ruang bagi lanskap adalah stasiun kereta. Stasiun Manggarai merupakan stasiun kereta di Jakarta Selatan yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi. Peran lanskap linguistik menjadi sangat penting untuk mengorganisasi lingkungan stasiun dan menyampaikan informasi serta arahan bagi para pengguna jasa layanan kereta. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kecenderungan pelaku, penggunaan bahasa, dan efektivitas kalimat yang ditunjukkan lanskap-lanskap di Stasiun Manggarai. Data penelitian dibagi atas dua kelompok, yakni data visual statis sebanyak 86 dan data visual dinamis sebanyak 26. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori pendekatan Gorter, Ben-Rafael dkk., Utorodewo dkk., dan Malabar sebagai pisau analisisnya. Hasil penelitian memperlihatkan pelaku otoritas publik mendominasi data lanskap visual statis. Adapun pada data lanskap visual dinamis menunjukkan agregasi yang berimbang antara otoritas publik dan swasta. Variasi penggunaan bahasa Indonesia-Inggris secara bilingual paling banyak digunakan di antara kedua kelompok data. Sementara analisis terhadap kalimatnya menunjukkan secara umum telah efektif, tetapi terdapat beberapa lanskap yang perlu perhatian lebih dalam kesalahan penulisan kosakata bahasa Indonesianya. ......The linguistic landscape is concerned with how language is displayed, managed and manifested in public spaces. One of the public spaces that become a space for landscape is the train station. Manggarai Station is a train station in South Jakarta that has very high mobility. The role of linguistic landscape becomes very important to organize the station environment and convey information and directions for train service users. This study aims to describe the tendency of actors, language use, and sentence effectiveness shown by the landscapes at Manggarai Station. The research data is divided into two groups, namely 86 static visual data and 26 dynamic visual data. This research uses a qualitative descriptive method with the Gorter, Ben-Rafael et al., Utorodewo et al., and Malabar approach theories as the analytical knife. The results showed that public authority actors dominated the static visual landscape data. The dynamic visual landscape data shows a balanced aggregation between public and private authorities. Variations in the use of Indonesian-English bilingually are most widely used between the two data groups. While the analysis of the sentences shows that they are generally effective, there are some landscapes that need more attention in the Indonesian vocabulary writing errors.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library