Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henry Hendarwin
Abstrak :
Sistem akuisisi data Electroencephalography (EEG) telah dikembangkan. menggunakan Analog Front End (AFE) ADS1299 EEGFE-PDK berbasis Raspberry Pi. Sistem ini merupakan kelanjutan dari sistem yang dikembangkan sebelumnya, dengan menambahkan fitur Relative Power Ratio (RPR), komunikasi Local Area Networking (LAN) dan GUI (Graphical User Interface). Fitur RPR perlu dipahami Karakteristik sinyal EEG. ADS 1299 memiliki beberapa keunggulan diantaranya Akuisisi data secara simultan, resolusi 24 bit, membutuhkan daya <0,2 mW dan noise <1 μV. Sistem akuisisi data ini terdiri dari 4 unit AFE yang dikonfigurasi secara daisy rantai. Komunikasi antara AFE dan Raspberry Pi menggunakan periferal serial antarmuka (SPI) dengan format RDATA. Bahasa pemrograman C digunakan untuk komunikasi antara Raspberry dengan AFE dan Matlab digunakan untuk pemrosesan sinyal. Data dari Raspberry ditransfer melalui LAN ke Personal Computer (PC). Kemudian disaring menggunakan Butterworth order 5. Data EEG dan perhitungan RPR ditampilkan secara real-time. Perhitungan dilakukan dengan Fast Fourier Transforms (FFT) dan Power Spectral Density (PSD). Sistem ini telah dievaluasi dengan menggunakan simulator EEG (NETECH Mini-Sim EEG) yang menghasilkan sinyal listrik sinusoidal dengan frekuensi 2 Hz, 5 Hz, dan amplitudo tegangan 30, 50 μV. Dengan perbandingan rata-rata FWHM (Full Width at Half Maximum) didapatkan untuk frekuensi 2Hz di sistem akuisisi tersebut memperoleh nilai 4 Hz, dan dalam Neurostyle 4 Hz. Di frekuensi 5 Hz, rata-rata nilai FWHM yang diperoleh untuk sistem akuisisi yang dibuat adalah 13 Hz dan Neurostyle pada 14 Hz. ...... The systems have been developed to obtain Electroencephalography (EEG) data using the Raspberry Pi based Analog Front End (AFE) ADS1299 EEGFE-PDK. This system is a continuation of a previously developed system, supported by Relative Power Ratio (RPR) features, Local Area Networking (LAN) and GUI (Graphical User Interface) features. EPR. ADS 1299 has several advantages that can be taken from simultaneous data, 24 bit resolution, requires power <0.2 mW and noise <1 μV. This data acquisition system consists of 4 AFE units completed by daisy chains. Communication between AFE and Raspberry Pi uses a serial peripheral interface (SPI) with RDATA format. C programming language is used for communication between Raspberries and AFE and MATLAB is used for signal implementation. Data from Raspberry is transferred via LAN to Personal Computer (PC). Then filtered using Butterworth order 5. EEG data and realtime calculations. The calculations are carried out by Fast Fourier Transforms (FFT) and Power Spectral Density (PSD). This system has been evaluated using an EEG simulator (NETECH Mini-Sim EEG) which produces sinusoidal electrical signals with a frequency of 2 Hz, 5 Hz, and a amplitude of 30, 50 μV. With the average change in FWHM (Full Width at Half Maximum) obtained for the 2Hz frequency in the acquisition system a value of 4 Hz is obtained, and in Neurostyle it is 4 Hz. At a frequency of 5 Hz, the average FWHM value obtained for the acquisition system is 13 Hz and Neurostyle is 14 Hz.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Dwi Pradnyana
Abstrak :


ABSTRAK
Akusisi sinyal adalah hal yang penting dalam teknologi modern. Compressive sensing dapat membuat proses akusisi sinyal atau data lebih cepat dan efektif. Compressive sensing memungkinkan jumlah pengukuran atau sampling yang jauh lebih sedikit dibandingkan sinyal asli. Compressive sensing digunakan secara luas pada berbagai bidang, seperti radar, kamera, pencitraan medis, seismic imaging, cognitive radio hingga wireless sensor network WSN . Hal penting dalam compressive sensing adalah memilih matriks proyeksi dan kamus basis sparse yang memenuhi Restricted Isometry Property RIP . Namun pengujian RIP sulit untuk dilakukan sehingga digunakan parameter lain yang lebih mudah untuk dihitung, yaitu mutual coherence. Berbeda dengan RIP, mutual coherence memerikan jaminan rekonstruksi yang lebih lemah. Sehingga dilakukan analisis hubungan antara mutual coherence terhadap hasil rekonstruksi citra. Didapatkan bahwa pada sistem kompresi, mutual coherence memiliki hubungan yang kuat terhadap citra hasil rekonstruksi. Sedangkan pada sistem pencitraan ECVT, mutual coherence hanya memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap citra hasil ECVT.
ABSTRAK
In modern technology, signal acquisition is important. Compressive sensing can make the process of acquiring signals or data to be more quickly and effectively. Compressive sensing allows a much smaller number of measurements or sampling than the original signal. Compressive sensing is widely used in various fields, such as radar, cameras, medical imaging, seismic imaging, cognitive radio to wireless sensor networks WSN . An important point in compressive sensing is to choose a projection matrix and a dictionary that meets Restricted Isometry Property RIP . But RIP testing is difficult to do, so that other parameter is used because it is easier to calculate, namely mutual coherence. Unlike RIP, mutual coherence only provides a weaker reconstruction guarantee. So that this research do analysis of relation between mutual coherence and reconstructed image. It was found that in the compression system, mutual coherence has a strong relationship to the reconstructed image. While in ECVT imaging systems, mutual coherence has only a very weak relationship to the ECVT image results.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwinto P. Nugroho
Abstrak :
Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak simulasi modulator-demodulator VA-Differential Quadrature Phase Shift Keying yang bertujuan untuk mengetahui proses modulasi yang terjadi pada modulator serta unjuk kerja demodulator dalam mendemodulasikan sinyal lU4-DQPSK yang telah dipengaruhi oleh fa-tor pengganggu, yaitu Additive White Gaussian Noise (AWGN) dan fading Rayleigh. Demodulator yang digunakan adalah demodulator deteksi koheren dengan dekoder diferensial. Simulasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman Borland Delphi for Windows. Analisa proses modulasi dan demodulasi dilakukan dengan mengamati bentuk bentuk sinyal yang terjadi pada setiap tahapan proses. Dari uji coba simulasi maka dapat dianalisa karakteristik unjuk kerja demodulator deteksi koheren dengan dekoder diferensial, yaitu berupa laju kesalahan bit atau Bit Error Rate (BER) sebagai fimgsi dari perbandiungan energi tiap bit terhadap kepadatan noise, .EyN,. Selain itu dianalisa jugs perbandingan unjuk kerja demodulator antara kanal yang tidak dipengaruhi fading Rayleigh dengan kanal yang dipengaruhi fading Rayleigh. Dari analisa hasil simulasi tersebut dapat diketahui bahwa fading Rayleigh menyebabkan penurunan unjuk kerja demodulator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanmugan, K. Sam
New York: John Wiley & Sons, 1979
621.380 43 SHA r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library