Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Osi Dela Samilia
"ABSTRAK
Peperangan identik dengan kekerasan dan korban-korbannya. Tidak hanya kekerasan yang menimbulkan luka pada fisik, tetapi juga kekerasan yang mengganggu mental atau yang keduanya berujung pada kematian. Cerpen El Verdugo karya Honor de Balzac merupakan salah satu cerpen yang mengangkat tema kekerasan. Cerpen ini menceritakan kekerasan yang dialami para tokoh dengan menggunakan latar perang antara Inggris, Prancis, dan Spanyol pada tahun 1800-an. Artikel ini akan membahas bentuk-bentuk kekerasan dalam teks dan penggambaran sosok algojo dengan pendekatan tekstual dan sosiologis.
ABSTRACT
Wars in an area are identical with violence and its victims. Not only does violence cause physical injury, but also mental disturbing violence or both leads to death. El Verdugo by Honor de Balzac is one of the short stories that using violence theme. This story tells of the violence experienced by the characters during the war between England, France and Spain in the 1800s. This article will discuss the forms of violence in the text and the depiction of the executioner with a textual and sociological approach."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Kusuma Wardhani
"Artikel ini membahas konsep pesimisme dalam cerpen Garçon, Un Bock! karya Guy de Maupassant yang berdasarkan pada pemikiran pesimisArthur Schopenhauer. Data primer dihimpun dari cerpen Garçon, Un Bock! berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran pesimis. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang pesimisme yang disampaikan oleh Arthur Schopenhauer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! memiliki ciri-ciri yang sama dengan konsep pesimisme seperti yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer. Maka, dapat disimpulkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! mengandung penulisan pesmistis

This article focuses on pessimism in Guy de Maupassant’s Garçon, Un Bock! based on the context of pessimism by Arthur Schopenhauer. Variety of texts gathered from Garçon, Un Bock!, specifically those contained pessimism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of pessimism delivered by Arthur Schopenhauer. The result shows that Garçon, Un Bock! has the similar characteristics as the concept of pessimism written by Arthur Schopenhauer. Thus, it can be concluded that Garçon, Un Bock! is a form of pessimism writing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
"ABSTRAK
Ada beberapa titik tolak yang menjadi dasar permasalahan kami. Dari awal telah ditekankan bahwa banyak hal yang belum digarap dengan baik dalam kesusastraan Indonesia modern. Teori-teori mengenai sastra Indonesia modern belu banyak ditulis, padahal sebagai alat kerja unsur tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Dalam kutipan artikel yang muncul baru-baru ini, Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia yang Relevan (Esten 1989), kekosongan tersebut dibahas kembali.Semua penulis dalam kumpulan esai tersebut sependapat bahwa kesusastraan Indonesia membutuhkan teori sastra Indonesia modern yang mandiri. Tetapi tidak semuanya sependapat untuk mulai dengan meminjam teori Barat. Banyak yang menolak dengan alasan bahwa setiap kesusastraan memilikipuitikannya masing-masing. Umar Junus, yang telah memperkenalkan beberapa pendekatan modern, seperti strukturalisme dan semiotik, adalah salah satu toko sastrayang menyetujui peminjaman teori Barat.
Dalam pada itu kami melihat bahwa kesusastraan Perancis yang perkembangannya tidak pernah terputus selama ratusan tahun, menawarkan sejumlah teori yang kami butuhkan. Misalnya teori mengenai cerita fantastik dan teori-teori lain untuk membahas dan menafsirkannya denga n cara yang lebih objektif. Selain itu karya-karya fantastik yang disajikan dengan sangat indah patut pula diperkenalkan pada khalayak pembaca dan pengarang Indonesia untuk melihat kemungkinan cara pengolahannya yang kreatif, sungguh-sungguh dan rapi.
Berdaarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian kami dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. membuktikan bahwa keenam cerita pendek yang disebutkan dalam korpus memiliki ciri-ciri cerita fantastik pada tatarn semantik dan struktural.
2. membuktikan bahwa keenam cerita pendek tersebut dapat diklarifikasikn ke dalam cerita fntastique-strange, fantastique pur atau fantastique perveilleux. di balik tujuan untuk mrngidentifikasi subjenis yang terkandung dalam keenam karya tersebut, ada pula tujuan untuk memperlihatkan variasi bentuk cerita fantastik.
3. Memperlihatkan bahwa keenam cerita pendek tetap menunjukkan titil-titik kesamaan ditinjau dari dimensi psikoanalisa.
4. Menjabarkan perbedaan-perbedaan antara keenam cerita yang berlatar belakang dua budaya yang amat berbeda tersebut, untuk melihat kekhasan cerita fantastik Indonesia, atau setidaknya, jalan yang menuju ke arah itu, dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan tujuan itu.
Perlu kiranya ditambahkan, bahwa fokus penelitian berada pada butir (1) dan (2). Butir (3) dan (4) hanya merupakan tambahan, emacam 'hasil sampingan' yang diduga akan diperoleh akibat penelitian yang dilakukan.

1-9 Korpus Penelitian

Membicarakan tiga karya sastra Perancis yang amat
terkenal dengan tiga karya Indonesia yang tidak terkenal
mungkin dianggap tidak pada tempatnya oleh beberapa ahli
sastra. Pada dasarnya karya sastra sebagai ungkapan budaya
dari dua negara yang berbeda tidak dapat dibandingkan.
Mengenai hal itu dirasa oerlu untuk menegaskan bahwa
penelitian ini sepenuhnya bersifat teknis dan sama sekali
tidak bertujuan memberi penilaian estetik.

Pilihan atas korpus didasarkan pada praduga bahwa karya-
karya tersebut mengandung konvensi cerita fantastik sesuai
dengan teori Todorov mengenai jenis tersebut. Dengan kata
Iain, karya-karya yang dipilih dianggap dapat menjadi
ilustrasi teori ahli sastra tersebut yang menekankan bentuk-
bentuk yang berbeda dalam dunia oerita fantastik.
Pertimbangan lain adalah segi tema. Pokok permasalahan mimpi
dan firasat kematian merupakan tema yang sangat universal dan
banyak diolah di Indonesia. Selain itu, tema Venus akan
mengingatkan pembaca Indonesia pada Durga.

Karya-karya yang merupakan korpus disertasi ini adalah sebagai berikut:
1. Djolmane, karya Prosper Mérimée tersebut ditulis
menjelang kematiannya. Cerita tersebut pertama muncul dalam
majalah Moniteur Universel pada tanggal 9, 15, dan 11 Januari
1873. Yang digunakan sebagai korpus dalam disertasi ini
terdapat dalam antologi berjudul Romans et Nouvelles yang
diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée
1951b.)
2. Kepanjanqannya, ditulis oleh Rijono Pratikto di tahun
1954, diterbitkan dalam majalah Kisah, Tahun II No: 3, 1954,
sebuah majalah sastra Indonesia (Pratikto 1954).
3. L'Intersigne, karya Villiers de L'lale-Adam,
yang diselesaikan pada tahun 1868, dan diterbitkan untuk
pertama kali dalam Revue des Lettres et des Arts. Teks yang
digunakan sebagai korpus terdapat dalam Nouveaux Countes
Cruels, diterbitkan oleh Garniers-Fréres di Paris pada tahun
1988. (Villiers de L'Isle-Adam 1968).
4. Halusinasi dan Mimpi, ditulis oleh Heru Suprapto,
diterbitkan di majalah Gadis No: 26 TH VIII di Jakarta pada
tahun 1980 (Suprapto 1985).
5. La Vénu5 d'IiIe, karya Prosper Hérimée, pertama kali
diterbitkan dalan La revue des Deux Mbndes pada tanggal 15
Mei 1837. Teks yang digunakan dalam disertasi ini terdapat
dalam antologi Rbmans et Nouvelles yang diterbitkan oleh
Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée 1951c).
6. Danau Siluman, karya Aryanti, terbit dalam majalah Femina Tahun X No. 32, 1982 (Aryanti 1982)."
1990
D1554
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
"Ada beberapa titik tolak yang menjadi dasar permasalahan kami. Dari awal telah ditekankan bahwa banyak hal yang belum digarap dengan baik dalam kesusastraan Indonesia modern. Teori-teori mengenai sastra Indonesia modern belu banyak ditulis, padahal sebagai alat kerja unsur tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Dalam kutipan artikel yang muncul baru-baru ini, Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia yang Relevan (Esten 1989), kekosongan tersebut dibahas kembali.Semua penulis dalam kumpulan esai tersebut sependapat bahwa kesusastraan Indonesia membutuhkan teori sastra Indonesia modern yang mandiri. Tetapi tidak semuanya sependapat untuk mulai dengan meminjam teori Barat. Banyak yang menolak dengan alasan bahwa setiap kesusastraan memilikipuitikannya masing-masing. Umar Junus, yang telah memperkenalkan beberapa pendekatan modern, seperti strukturalisme dan semiotik, adalah salah satu toko sastrayang menyetujui peminjaman teori Barat.
Dalam pada itu kami melihat bahwa kesusastraan Perancis yang perkembangannya tidak pernah terputus selama ratusan tahun, menawarkan sejumlah teori yang kami butuhkan. Misalnya teori mengenai cerita fantastik dan teori-teori lain untuk membahas dan menafsirkannya denga n cara yang lebih objektif. Selain itu karya-karya fantastik yang disajikan dengan sangat indah patut pula diperkenalkan pada khalayak pembaca dan pengarang Indonesia untuk melihat kemungkinan cara pengolahannya yang kreatif, sungguh-sungguh dan rapi.
Berdaarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian kami dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. membuktikan bahwa keenam cerita pendek yang disebutkan dalam korpus memiliki ciri-ciri cerita fantastik pada tatarn semantik dan struktural.
2. membuktikan bahwa keenam cerita pendek tersebut dapat diklarifikasikn ke dalam cerita fntastique-strange, fantastique pur atau fantastique perveilleux. di balik tujuan untuk mrngidentifikasi subjenis yang terkandung dalam keenam karya tersebut, ada pula tujuan untuk memperlihatkan variasi bentuk cerita fantastik.
3. Memperlihatkan bahwa keenam cerita pendek tetap menunjukkan titil-titik kesamaan ditinjau dari dimensi psikoanalisa.
4. Menjabarkan perbedaan-perbedaan antara keenam cerita yang berlatar belakang dua budaya yang amat berbeda tersebut, untuk melihat kekhasan cerita fantastik Indonesia, atau setidaknya, jalan yang menuju ke arah itu, dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan tujuan itu.
Perlu kiranya ditambahkan, bahwa fokus penelitian berada pada butir (1) dan (2). Butir (3) dan (4) hanya merupakan tambahan, emacam 'hasil sampingan' yang diduga akan diperoleh akibat penelitian yang dilakukan.
1-9 Korpus Penelitian
Membicarakan tiga karya sastra Perancis yang amat terkenal dengan tiga karya Indonesia yang tidak terkenal mungkin dianggap tidak pada tempatnya oleh beberapa ahli sastra. Pada dasarnya karya sastra sebagai ungkapan budaya dari dua negara yang berbeda tidak dapat dibandingkan. Mengenai hal itu dirasa oerlu untuk menegaskan bahwa penelitian ini sepenuhnya bersifat teknis dan sama sekali tidak bertujuan memberi penilaian estetik.
Pilihan atas korpus didasarkan pada praduga bahwa karya-karya tersebut mengandung konvensi cerita fantastik sesuai dengan teori Todorov mengenai jenis tersebut. Dengan kata Iain, karya-karya yang dipilih dianggap dapat menjadi ilustrasi teori ahli sastra tersebut yang menekankan bentuk-bentuk yang berbeda dalam dunia oerita fantastik.
Pertimbangan lain adalah segi tema. Pokok permasalahan mimpi dan firasat kematian merupakan tema yang sangat universal dan banyak diolah di Indonesia. Selain itu, tema Venus akan mengingatkan pembaca Indonesia pada Durga.
Karya-karya yang merupakan korpus disertasi ini adalah sebagai berikut:
1. Djolmane, karya Prosper Mérimée tersebut ditulis menjelang kematiannya. Cerita tersebut pertama muncul dalam majalah Moniteur Universel pada tanggal 9, 15, dan 11 Januari 1873. Yang digunakan sebagai korpus dalam disertasi ini terdapat dalam antologi berjudul Romans et Nouvelles yang diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Herimee 1951b.)
2. Kepanjanqannya, ditulis oleh Rijono Pratikto di tahun 1954, diterbitkan dalam majalah Kisah, Tahun II No: 3, 1954, sebuah majalah sastra Indonesia (Pratikto 1954).
3. L'Intersigne, karya Villiers de L'lale-Adam, yang diselesaikan pada tahun 1868, dan diterbitkan untuk pertama kali dalam Revue des Lettres et des Arts. Teks yang digunakan sebagai korpus terdapat dalam Nouveaux Countes Cruels, diterbitkan oleh Garniers-Fréres di Paris pada tahun 1988. (Villiers de L'Isle-Adam 1968).
4. Halusinasi dan Mimpi, ditulis oleh Heru Suprapto, diterbitkan di majalah Gadis No: 26 TH VIII di Jakarta pada tahun 1980 (Suprapto 1985).
5. La Vénu5 d'IiIe, karya Prosper Hérimée, pertama kali diterbitkan dalan La revue des Deux Mbndes pada tanggal 15 Mei 1837. Teks yang digunakan dalam disertasi ini terdapat dalam antologi Rbmans et Nouvelles yang diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée 1951c).
6. Danau Siluman, karya Aryanti, terbit dalam majalah Femina Tahun X No. 32, 1982 (Aryanti 1982)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D717
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yourcenar, Marguerite
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia : Forum Jakarta-Paris, 2007
843 YOU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Khusnia Nuriati
"Cerita pendek yang berjudul Clochette karya Guy de Maupassant adalah korpus dari penelitian ini. Maupassant yang merupakan penulis beraliran realisme, mengangkat tema perempuan yang mendapatkan ketidakadilan dari laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bentuk-bentuk kekuasaan patriarki dalam cerita pendek Clochette serta memperlihatkan subyektifitas Maupassant dalam menulis karya ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan struktural yakni unsur sintagmatik dan paradigmatik, karena penelitian ini lebih membahas mengenai unsur tekstual yakni hubungan kausal alur serta hubungan antar tokoh. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bentuk kekuasaan patriarki pada alur, penokohan, dan narator, namun hal itu dipatahkan oleh sikap resisten Hortense serta diangkatnya citra Hortense oleh tokoh laki-laki dalam cerita ini. Kemudian didukung juga oleh pemikiran Maupassant mengenai perempuan yang dituangkan pada karya-karyanya, yakni mengangkat citra perempuan dengan cara membuat pembaca merasa simpati dengan tokoh perempuan tersebut.

The short story entitled Clochette by Guy de Maupassant is the corpus of this research. Maupassant is a realist author who usually stated the theme of men rsquo;s injustice against women. The purpose of this study is to show the forms of patriarchal domination in Clochette 39;s short story and to show Maupassant 39;s subjectivity. The method used in this research is a qualitative research with a structural approach, that is syntagmatic and paradigmatic elements because this study is more about the textual elements of the causal relationship and the relationship between the characters. The result of this research shows the patriarchal domination forms on plot, characterization, and narrator, but it was sued by Hortense 39;s resistant attitudes and the lifting of Hortense 39;s image by the male character in the story. It is also supported by Maupassant 39;s thoughts on women who poured on his works, namely to lift the image of women by making the reader sympathize with the female character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maupassant, Guy de
"Summary:
This ebook comprises the complete short stories written by French author Guy de Maupassant"
Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi, 2018
844. 91 MAU g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library