Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budijono Basuki
"Sebagai sebuah Strategic Bussiness Unit (SBU) Dok Sorong diharapkan mampu untuk mengelola keseluruhan assetnya seoptimal mungkin agar dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besamya bagi perusahaan. Demikian juga dengan kapal dan sarana apung milik Dok Sarong harus dikelola dengan kaidah-kaidah ekonomi yang baik sehingga tidak menjadi beban biaya, melainkan dapat memberikan kontribusi keuntungan yang cukup signifikan bagi perusahaan.
Untuk mengelola kapal dan sarana apung tersebut perlu dilakukan kajian-kajian ekonomi untuk melihat seberapa jauh asset tersebut dapat menghasilkan keuntungan. Kajian ekonomi dilakukan dengan menilai kapal dan sarana apung tersebut sebagai suatu investasi. Kemudian membuat proyeksi arus kas dan menganalisanya dengan metode NPV, IRR dan Payback periods, sehingga dapat diketahui asset mana saja yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk membuat proyeksi arus kas, dilakukan pengumpulan data-data agar dapat memperkirakan besarnya biaya operasi dan pendapatan masing-masing kapal dan sarana apung. Rencana pendapatan diperoleh dari penyewaan kapal.
Setelah mengetahui besarnya NPV, IRR dan Payback Periods, kemudian dibuat analisa altenatif pengelolaan lain yang memungkinkan asset tersebut untuk menghasilkan keuntungan, yaitu dengan menjualnya. Berdasarkan data harga penjualan kapal dengan jenis, kapasitas dan usia yang hampir sama, maka keuntungan penjualan kemudian dibandingkan dengan keuntungan penyewaan.
Setelah dibandingkan ternyata dari 8 (delapan) kapal dan sarana apung yang dianalisa, 6 (enam) diantaranya menunjukkan alternatif penyewaan menghasilkan keuntungan yang lebih besar, yaitu kapal TB. Maru, SV. Permina Supply - 23, HB. Heraika I & II, OB.PB - I & XV. Sementara 2 kapal lainnya yaitu LC. Sangata dan LC. Tanjung Santan, karena NPV yang dihasilkan tidak begitu besar maka alternatif menjual lebih menguntungkan. Hasil kajian ekonomi ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan manajemen Dok Sorong dalam rencana pengelolaan kapal dan sarana apung yang dimilikinya untuk mencapai basil yang paling optimal.

As a Strategic Business Unit (SBU) Dok Sorong is expected to manage all of its assets in such a way as to maximize profits for the company. In addition, vessels and barge owned by Dok Sorong should be managed economically so that they will not become a burdensome but instead could make a significant contribution to the profits of the company.
To manage vessels and barge, it is necessary to perform an economic review to see to what extent such assets can be profitable. This review is performed by way of evaluating vessels and barge in terms of investment potential. Then a cash flow projection is made together with analysis using the NPV, IRR and Payback Period methods from which it can be known which assets are capable of generating profits. To make a cash flow projection, we gather data in order to estimate the amount of operating expenses and revenue of each vessels and barge. Revenue planning is obtained from charter of vessels.
After finding out the result f the NPV, IRR and Payback Period methods, we perform analysis of other alternatives wherever possible to make the assets profitable, i.e. through selling them. Based on selling price, type, capacity and similarity of useful life of the vessels, we compare profits from selling with profits from charter. After such a comparison has been made, we discovered that out of 8 vessels and barge, 6 showed the charter alternative to produce higher profit, i.e. vessels TB Maru, SV Permina Supply-23, HB. Heraika I & II, OB.PB - I & XV; whilst the other two vessels, under the NPV method showed less positive result, so selling alternative is more profitable in the latter case.
The result of this economic analysis is for the consideration of management of Dok Sorong in endeavor to maximum result of vessels and barge owned.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Obay Haqi Rifan Arief
"Di Indonesia, logistik laut menjadi sektor yang diutamakan. Ini disebabkan oleh 40% arus perdagangan Internasional yang melalui Indonesia didominasi oleh 90% moda transportasi laut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian dilakukan untuk menentukan jumlah armada kapal tunda yang beroperasi pada Pelabuhan Tanjung Priok dengan memperhatikan rata-rata waktu keseluruhan dan waktu tunggu kegiatan pelayanan pemanduan dan penundaan. Data penelitian ini diambil berdasarkan data sekunder berupa Laporan Harian Gerak Kapal tahun 2019 dari PT Pelindo (Regional 2). Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi event diskrit menggunakan perangkat lunak Arena Simulasi dengan skenario alternatif pengurangan satu unit kapal yang disewa oleh perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa PT Pelindo telah memiliki pelayanan pemanduan dan penundaan yang baik, serta pengurangan satu unit kapal tunda 1240DK tidak berpengaruh secara signifikan pada kondisi awal perusahaan.

In Indonesia, marine logistics is in the priority sector. This is due to the fact that 40% of International trade flows through Indonesia are dominated by 90% of sea transportation modes. Based on that, this research is aim to determine the number of tugboat fleets operating at Tanjung Priok Port by paying attention to the average overall time and waiting time for pilotage activities and towage services. This research data was taken based on secondary data in the form of a 2019 Daily Report on Ship Motion from PT Pelindo (Regional 2). The research method used a discrete event simulation using the Simulation Arena software with an alternative scenario of reducing one unit of a ship chartered by the company. The results of this research showed that PT Pelindo already had good pilotage and towage services, and the reduction of one unit of the 1240DK tugboat did not have a significant effect on the initial condition of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yaser M.
"Indonesia merupakan salah satu negara eksportir Crude Palm Oil (CPO) di dunia dan dalam beberapa tahun terakhir volume ekspor CPO Indonesia mengalami peningkatan. Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah Indonesia nomor 80 tahun 2018 yang mewajibkan penggunaan angkutan laut nasional untuk kegiatan ekspor CPO membantu meningkatkan produktifitas industri pelayaran nasional melalui pengadaan armada kapal dan juga akan mengubah model bisnis yang tadinya menggunakan incoterm Free On Board (FOB) menjadi Cost, Insurance and Freight (CIF), dimana model bisnis CIF akan lebih menguntungkan pihak Indonesia sebagai pihak eksportir. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan armada kapal yang memadai. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui kebutuhan perencanaan armada kapal untuk memenuhi kebutuhan ekspor CPO Indonesia rute Dumai-Rotterdam dalam hal jumlah kapal, kapasitas kapal dan kecepatan kapal. Dengan menggunakan metode optimasi linear programming dimana meminimalkan total biaya operasional dan perhitungan menggunakan persamaan yang ada sehingga didapatkan nilai yang optimal. Hasil pada penelitian ini didapatkan rencana armada kapal yang dibutuhkan yaitu jumlah kapal baru sebanyak 4 sampai 6 kapal pada tahun 2019 sampai 2033 dengan kapasitas 20000 DWT dan kecepatan 14,9 knot. Apabila menyewa kapal dibutuhkan yaitu jumlah kapal baru sebanyak 4 sampai 6 kapal pada tahun 2019 sampai 2033 dengan kapasitas 20000 DWT dan kecepatan 11.9 knot. Dilanjutkan dengan initial design dimana berfungsi sebagai acuan estimasi biaya apabila ingin melakukan pengadaan kapal baru.

Indonesia is one of the world's major exporters of Crude Palm Oil (CPO) and in recent years the volume of Indonesia's CPO exports has increased. With the issuance of Indonesian government policy number 80 of 2018 which requires the use of national sea transportation for CPO export activities helps increase the productivity of the national shipping industry through the procurement of a fleet of ships and will also change the business model that used the Free On Board (FOB) to Cost, Insurance and Freight (CIF), where the CIF business model will be more profitable for Indonesia as an exporter. To support this policy an adequate fleet of ships is needed. This study aims to determine the needs of the fleet planning to meet the needs of Indonesia's CPO export Dumai-Rotterdam route in terms of number of ships, ship capacity and speed of the ship. By using linear programming optimization method which minimizes total operational costs and calculations using existing equations so that the optimal value is obtained. The results of this study found that the fleet plan required is the number of new ships of 4 to 6 ships in 2019 to 2033 with a capacity of 20000 DWT and a speed of 14.9 knots. If renting a vessel is needed, namely the number of new vessels of 4 to 6 ships in 2019 to 2033 with a capacity of 20000 DWT and a speed of 11.9 knots. Followed by the initial design which serves as a reference for estimating costs if you want to procure new ships.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library