Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharsono
Abstrak :
ABSTRAK Fasilitas Ship Building Plant 30.000 dwt. merupakan fasilltas baru, yang dalam pengoperasiannya harus dilakukan dengan perencanaan dan metode yang tepat agar target produksi, mutu hasil produksi, dan keamanan kerja dapat dicapai. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi maka perlu melakukan strategi optimasi, yaitu dengan jalan melakukan simulasi untuk proses pemotongan plat lambung kapal yang menggunakan NC-Machine Cutting pada proses fabrikasi lambung kapal. Dan untuk proses selanjutnya yaitu perakitan komponen-komponen yang dihasilkan oleh bengkel fabrikasi, dapat dilakukan analisa Line of Balance dengan pendekatan Network Planning. Dengan adanya strategi optimasi ini diharapkan pengaturan pelaksanaan pada NC-Machine Cutting dapat diatur sedemikian rupa, sehingga didapat waktu hasil pemotongan yang optimal.
ABSTRACT The Ship Building Plant of 30.000 Dead Weight Tons capacity is a new facility that planned to build the high quality products. The operation of the above stated facility should do properly in according to the suitable methods and plan, so that the high production target, quality, and safety can grab during the production stage. The high productivity of shipyard on the operating stage of this facility needed to apply the optimization strategic, that is the hull steel plate cutting simulation of NC cutting machine on the fabrication stage that continued to produce the hull constraction components on the assembly stage. All of the above stated simulation had done with line balancing analysis the approached with the network planning method. The final simulation had done by reorganizing of NC cutting machine and assembly works on the ship hull construction stages of the above stated can give the optimal cutting time qualitatively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Wijaya
Abstrak :
Dewasa ini banyak galangan yang menyerahkan pembuatan blok suatu kapal kepada pihak sub kontraktor. Bahkan ada lambung kapal yang terdiri dari beberapa blok, dikerjakan oleh beberapa sub kontraktor. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah dalam sinkronisasi tiap blok. Masalah yang utama yaitu perbedaan kualitas, seperti tingkat kepresisian, kecepatan pengerjaan, tingkat kerapihan bentuk blok. Perbedaan kualitas tersebut akan mempengaruhi tingkat produktivitas pembuatan kapal. Jadi untuk dapat meningkatkan produktivitas, diperlukan suatu prosedur yang terencana dari awal sampai akhir. Prosedur tersebut dapat dijadikan sebagai referensi oleh galangan dalam pembuatan kapal yang pada akhirnya digunakan untuk memperkirakan lama waktu ataupun ketepatan dimensi. Data- data referensi tersebut dapat digambarkan sebagai data statistik, yang sering dikenal sebagai Akurasi Kontrol. Dalam skripsi ini penulis hanya menguraikan prosedur untuk mengarahkan diterapkannya sistem akurasi kontrol, yang diharapkan bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Sebagai studi kasus, penulis mencoba membuat simulasi proses fabrikasi blok X sesuai prosedur yang mengarah ke sistem akurasi kontrol. Penulis mencoba menghitung produktivitas, melalui parameter manhour per ton pada tahap fabrikasi blok X. Setelah di simulasikan, didapatkan bahwa akurasi kontrol dapat meningkatkan tingkat produktivitas pembuatan kapal, yang ditandai dengan meningkatnya prosentase indek manhour per ton.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S38079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaki Syahrizar
Abstrak :
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beribu pulau dan lautnya yang luas. Potensi kelautan Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Akan tetapi potensi ini belum tergali dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia kekurangan armada kapal yang memadai. Untuk itu dibutuhkan percepatan pembangunan di bidang industri perkapalan di Indonesia, bertujuan untuk menunjang perkembangan armada angkutan laut nasional, sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan kapal-kapal baru serta reparasi kapal. Salah satu alternatif material pembuatan lambung kapal adalah aluminium. Dalam perancangan Tugas Akhir ini, dirancang suatu tata letak stock yard kapal aluminium dalam kaitannya untuk memenuhi kegiatan bangunan baru kapal. Kapal aluminium memiliki keunggulan dibandingkan kapal baja yang salah satunya adalah materialnya yang relatif ringan serta tahan terhadap karat dari air laut. Perancangan ini meliputi tata letak landasan untuk bangunan baru kapal serta analisis alur material dalam proses produksinya, dengan pertimbangan aspek-aspek yang berkaitan dengan program produksi galangan.
Indonesia is maritime country with a thousands wide island and sea. The Potency of Indonesian maritime sector is one the biggest in the world. However, this potency is not enough. The problem is Indonesia don?t has much good vessel fleet. So, Indonesia must build many vessel fleets on Indonesia maritime industry, not in foreign shipyard industri. The rises national fleet vessel must be priority by the Indonesian Government to support the development global shipping industry in the world. The one of material alternatif for vessel construction is aluminum. In The designing of this Final Tas, I designed a complete lay-out of aluminum vessel stock yard for build shipyard on shipnewbilding activity. Aluminum vessel has a better special quality than steel vessel. The aluminum vessel material is more lighter and it is more strongess for sea water than steel vessel. In This designing consist of newbuilding ship berth, with analizing the groove of aluminum materials in production process and other support structure, with comparasion the aspect that related with shipyard production program.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muningrum
Abstrak :
Pertumbuhan kapasitas galangan di Indonesia yang tidak secepat pertumbuhan kapal menyebabkan ketidakmampuan galangan memenuhi kebutuhan reparasi dan pembangunan kapal baru. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat akan pemenuhan kebutuhan armada transportasi laut yang baik di indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah Kab.Tanggamus di Prov. Lampung berinisiatif membuat klaster industri perkapalan. Di klaster industry perkapalan kabupaten Tanggamus ini selain direncanakan adanya pembangunan galangan dan fasilitas penunjang klaster perkapalan yang umumnya ada, juga direncanakan konsep baru dimana proses fabrikasi pembuatan kapal yang biasanya dilakukan di galangan, dilakukan ditempat terpisah. Penunjang fabrikasi ini dapat mengakomodasi kebutuhan fabrikasi beberapa galangan. Dengan konsep ini diharapkan dapat dilakukan penghematan pada galangan dalam pengadaan alat serta peningkatan kualitas hasil produksi yang tinggi dapat tercapai dikarenakan pembagian kerja yang spesifik. Adapun tujuan perancangan ini adalah untuk mendapatkan tata letak fabrikasi yang optimal melalui perhitungan luas areal kerja dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada didalamnya. Hasil perancangan berupa layout tata letak fabrikasi penunjang galangan yang optimal serta optimasi luas alokasi ruang sesuai dengan kebutuhan dan alur proses produksi. ...... One of the inhibiting factors to the good marine transportation in Indonesia is the development of shipyard capacity that isn’t as fast as the amount of ships. That factor causes an inability to meet the needs of ship repair and construction of the new ship building. To overcome that problem, Pemda Tanggamus made Tanggamus as the shipbuilding industry cluster. In this cluster, shipyards and other facilities that generally support the cluster will be built. Not only that, a new shipyard fabrication system concept is also planned to be built. In this new shipyard fabrication system, the fabrication work that is usually done in shipyard, is done in separate area. This central fabrication work is designed to be able to accommodate the fabrication work load of shipyards in Tanggamus. Due to the specific division of laboring, a high quality production can be achieved and savings in the procurement of machines is a fact. The goal of this layout design is to obtain an optimum layout design by considering the calculation of the work area and the facility that exist. The output of the design is a layout design and its allocation of the central fabrication work and its supported area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Akbar Abbas
Abstrak :
Dalam Industri maritime, khususnya industri perkapalan, kapal pelayaran rakyat mulai ditinggalkan dikarenakan langkanya kayu, mahalnya biaya pembuatan, dan kualitas kapal yang kurang bersaing. Lambat laun para pedagang mulai bisnis transportasi ini, dan berpindah ke transportasi laut yang lebih modern, dampaknya banyak pihak dan masyarakat pemilik kapal pelayaran rakyat kehilangan bisnisnya dan nilai budaya itu sendiri. Peningkatan Armada Pelayaran Rakyat dianggap dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan kejayaan pelayaran rakyat hingga kejayaan maritim di Indonesia. Pengembangan kapal pelayaran rakyat juga di dukung oleh pemerintah yang ditulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 pasal 47 Tahun 2010 terkait tujuan dan langkah pemerintah dalam mengebangkan kapal pelayaran rakyat.Tulisan ini berisikan perhitungan estimasi biaya pembuatan, perhitungan kelayakan investasi dan periode balik modal.
In the maritime industry, especially the shipping industry, Traditional shipping vessels are being abandoned due to scarcity of wood, the high cost of manufacturing, and the quality of ships that are less competitive. Gradually, the traders began this transportation business, and moved to more modern sea transportation, the impact occurs to many parties and people who owned shipping vessels lost their businesses and cultural values themselves. The development Traditional Shipping Vessels is considered to be one solution to restore the glory of Indonesia maritime. The development of Traditional shipping vessels is also supported by the government written in Government Regulation No. 20 of article 47 - 2010, regarding the goals and steps of the government in developing Traditional shipping vessels.This paper contains a calculation of the estimated cost of manufacture, calculation of investment feasibility and return period.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dormidontov, V.K.
Moscow:: Mir Publishers, 1966
623.82 DOR s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dino Eka Satria P.
Abstrak :
Sebuah fixed platform biasa dideskripsikan sebagai bangunan yang mempunyai 2 komponen utama, substruktur dan superstruktur. Superstruktur : bisa juga disebut sebagai - bagian atas - yang didukung oleh dek,dimana berada pada struktur jacket yang menyokong struktur tersebut. Bangunan ini mempunyai banyak bagian yaitu tempat untuk peralatan pengeboran, peralatan produksi antara lain turbin gas, generator, pompa, kompressor, kumpulan gas flare, revolving cranes, kapal penyelamat, helipad, tempat tinggal untuk awak dengan fasilitas seperti hotel dan fasilitas untuk makan. Superstrukur beratnya mencapai 40,000 ton. Substruktur : merupakan bentuk seperti jacket baja yang melingkar atau struktur beton yang dipadatakan. Kebanyakan platform dari bangunan lepas pantai yang memproduksi minyak dan gas mempunyai jacket baja meskipun ada sebagian kecil dari platform tersebut memiliki pondasi dari beton. Setiap platform didesain secara unik sesuai dengan keadaan umum dari kondisi ,lokasi, kedalaman air, karateristk tanah, angin, gelombang, dan keadaan laut pada saat itu. Platform yang terbuat dari baja dan beton bias dibuat dikedalaman air mulai dari beberapa meter sampai lebih dar 300 m. ......A fixed platform may be described as consisting of two main components, the substructure and the superstructure. Superstructure: also referred as the 'topsides' supported on a deck, which is fixed (mounted) on the jacket structure. These consist of a series of modules which house drilling equipment, production equipment including gas turbine, generating sets, pumps, compressors, a gas flare stack, revolving cranes, survival craft, helicopter pad and living quarters with hotel and catering facilities. It can weigh up to 40,000 tonnes. Substructure: is either a steel tubular jacket or a prestressed concrete structure. Most fixed offshore oil and gas production platforms have a steel jacket although a small number of platforms have a concrete foundation. Each platform is uniquely designed for the particular reservoir condition, location, water depth, soil characteristics, wind, wave and marine current conditions. Fixed steel and concrete platforms can be built in water depth from a few meters to more than 300 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Adinugraha
Abstrak :
Di era persaingan pasar global dan tidak stabilnya harga material, industri perkapalan nasional harus memiliki suatu keunggulan kompetitif. Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah dengan pengurangan biaya produksi. Dilihat dari sudut pandang desain, suatu pengurangan biaya produksi dapat dilakukan dengan mengoptimalkan bentuk kapal. Pengoptimalan bentuk kapal akan tekait langsung dengan biaya pengadaan material. Penelitian ini bertujuan untuk mencari biaya pengadaan material minimal dari suatu proses optimasi bentuk kapal. Proses yang dilakukan adalah dengan mendesain ulang kapal yang telah ada, dengan menggunakan software Maxsurf Professional. Setelah didapatkan beberapa variasi desain, kemudian dianalisis biaya pengadaan yang paling minimal. Hasil yang didapat menunjukan bahwa, memperpanjang kapal dapat meminimalisir biaya pengadaan.
In the era of global market competition and unstable material costs, national shipping industry should own competitive advantages. One of examples that could be conducted is to cut the production costs. Considering the designs, a production cost reduction could be done by optimizing the ship shape which is directly related to material supplies cost. This research is aimed to search for minimum supplies cost of materials of an optimal process of the ship shape. The process is to redesign the existing ships by using Maxsurf software. Having got some design variations, the most minimum supplies cost is then analyzed. The result shows that extending the ships could minimalyze the supplies cost.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Januarilham
Abstrak :
Pembangunan suatu kapal memerlukan biaya yang cukup besar. Dari segi disain dan konstruksi harus dipilih yang paling efisien dalam hal kekuatan dan material untuk menekan biaya produksi. Melihat hal tersebut modifikasi disain dapat dijadikan alternatif dengan tetap memperhatikan kekuatan dan waktu pengerjaan. Tujuan skripsi ini adalah untuk membandingkan tegangan dan defleksi pada kapal lurus dengan konstruksi standar dan silang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mendisain kapal dengan konstruksi standar dan silang kemudian dihitung tegangan dan defleksi maksimal dengan simulasi software SAP2000. Setelah dianalisis ternyata tegangan pada konstruksi silang lebih kecil nilainya daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi rata-rata pada konstruksi silang yang lebih besar daripada konstruksi standar. Kapal lurus dengan konstruksi silang dapat dibangun dengan memiliki kekuatan dan distribusi tegangan yang lebih baik daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi yang signifikan. Untuk memiliki tegangan (stress) yang sama maka ketebalan pelat pada konstruksi silang dapat lebih tipis daripada konstruksi standar. ......Ship building needs a lot of costs. Based on the design and construction view, in ship building sector, it needs to select the most efficient strength and material element to press on the production costs. From that view, design modification can become an alternative which is still focusing on the strength and working time. The purpose of this thesis is to compare the stress and deflection in flat hull ship with the standard and cross construction. The method of this research is by designing the ship with the standard and cross construction, then the maximum rate of its stress and deflection is calculated using simulation software SAP 2000. After it has been analyzed, the stress value on cross construction is lower than the standard construction, but it has a higher average deflection value than standard construction. Flat hull ship with cross construction can be built in a better strenght than the standard construction. In order to have the same stress, the plate thickness on cross construction can be thicker than the standard construction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mimtah Faridy
Abstrak :
Perkembangan teknologi dalam pembuatan kapal terus-menerus mengalami kemajuan. Salah satu kemajuan tersebut terdapat pada bidang konstruksi kapal. Kini banyak perusahaan galangan kapal yang menerapkan metode pembuatan kapal dengan tujuan efektifitas dan efisiensi pembuatan kapal. Sehingga didapat waktu pengerjaan konstruksi kapal yang lebih singkat. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan suatu galangan dalam memproduksi kapal, maka galangan tersebut akan semakin mendapatkan banyak keuntungan. Multiyard-Ship Construction merupakan salah satu metode pembuatan kapal dengan melibatkan beberapa galangan yang berada dalam satu manajemen serta lokasi yang berdekatan, sehingga waktu konstruksi yang diperoleh menjadi lebih singkat. Metode tersebut pertama kali diperkenalkan oleh salah satu galangan besar di Jepang, yaitu Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI Shipyards). Metode ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam produksi kapal. Galangan di Indonesia belum banyak menerapkan metode ini, oleh karena itu penulis bermaksud untuk menganalisis simulasi metode ini pada salah satu galangan terbesar di Jakarta, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. Dalam skripsi ini, metode yang dipakai adalah analisis dari sampel kapal yang telah dibangun oleh PT DKB untuk kemudian dianalisis. Sampel yang penulis ambil adalah jenis kapal Oil Tanker 6300 DWT. Batasan analisis yang penulis ambil hanya pada proses konstruksi saja, sehingga dapat dilihat perbedaan lamanya waktu pembuatan kapal antara metode yang diterapkan oleh PT DKB dengan metode multi galangan (Multiyard-Ship Construction). Dari kedua metode tersebut, terdapat perbedaan waktu yang menunjukkan bahwa metode multi galangan mempunyai proses konstruksi lebih cepat. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa metode multi galangan bisa diterapkan untuk memperoleh waktu konsrtuksi yang lebih singkat, sehingga dapat dijadikan sebuah rekomendasi terhadap galangan dalam pembangunan sebuah kapal yang lebih efektif.
Technological developments in shipbuilding continually progressing. One of these advances there are in the field of ship construction. Now many companies are implementing shipyard shipbuilding methods with the aim of effectiveness and efficiency of shipbuilding. Order to get the ship construction time shorter. The faster the time needed to produce a vessels, the shipyard will increasingly gain many advantages. Multiyard-Ship Construction is one of shipbuilding methods involving several shipyards that are in a management as well as sites adjacent, so that construction time is becoming shorter obtained. The method was first introduced by one of the major shipyards in Japan, Ishikawajima-Harima ie Heavy Industries (IHI Shipyards). This method is expected to be an alternative in ship production. Shipyards in Indonesia has not been widely adopted this method, therefore the author intends to analyze the simulation of this method on one of the largest shipyards in Jakarta, namely PT Dok and Perkapalan Kodja Bahari. In this paper, the method is the analysis of the sample vessel has been built by PT DKB for later analysis. Sample the authors take is the type of ship 6300 DWT Oil Tanker. Restriction analysis that the authors take the only course on the construction process, so it can be seen the difference between the duration of shipbuilding methods applied by the PT DKB with multiple methods of shipbuilding (Multiyard-Ship Construction). From both methods, there is a difference of time which shows that the shipyard has multiple methods of construction processes faster. Therefore, it is concluded that multiple methods can be applied to obtain the shipyard konsrtuksi a shorter time, so it can be used as a recommendation to the shipyards in the construction of a ship that is more effective.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>