Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aditya Latief
"Gas Serpih dianggap sebagai salah satu sumber energi yang paling menjanjikan untuk menopang kebutuhan energi dunia. Meskipun begitu, eksplorasi terhadap gas serpih di beberapa negara dinilai masih kurang bekembang dimana hasl ini disinyalir disebabkan karena kurangnya metode dan implementasi teknologi dibandingkan dengan eksplorasi hidrokarbon konvensional. Selain itu, teknologi, metode, dan data yang tersedia di berbagai perusahaan migas saat ini masih terkonsentrasi pada eksplorasi hidrokarbon konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan metode yang berbeda dalam eksplorasi gas serpih dengan memanfaatkan data eksplorasi hidrokarbon konvensional yang ada menggunakan pendekatan data science dan decision analysis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah K-Mean Clustering untuk mengelompokkan batuan berdasarkan karakterisitik yang serupa (TOC, Porosity, Poisson Ratio dan Water Saturation) kemudian dilanjutkan dengan Multi Criteria Decision Analysis untuk menentukan cluster batuan terbaik untuk eksplorasi gas serpih. penelitian ini mengambil Formasi Serpih Banuwati di Cekungan Asri sebagai studi kasus yang dikenal sebagai salah satu batuan induk yang menjanjikan di Indonesia. Berdasarkan penelitian ini, batuan di daerah penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga cluster. Cluster 1 ditetapkan sebagai “High Fractability Cluster”, Cluster 2 ditetapkan sebagai “Water Saturated Cluster” dan Cluster 3 ditetapkan sebagai “High Organic Content Cluster” berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Sementara itu, Cluster 3 ditetapkan sebagai cluster terbaik dengan interval kedalaman 10212 ft – 10412 ft (3113 m – 3174 m) yang dinilai sebagai sweet spot untuk eksplorasi Shale Gas berdasarkan hasil Multi Criteria Decision Analysis style

Shale gas has been regarded as one of the most promising energy sources to sustain the world’s energy demand. However, its exploration is still underdeveloped in several countries due to a lack of methods and technology implementation compared to conventional hydrocarbon exploration. In addition, the technology, methods, and data available in various oil and gas companies are currently still concentrated on conventional hydrocarbon exploration. The purpose of this study is to propose a new comprehensive method in shale gas exploration by utilizing the existing conventional hydrocarbon exploration data using data science and decision analysis approaches. The methods used in this study are K-Mean Clustering to cluster the similar rock characters (TOC, Porosity, Water Saturation, and Poisson Ratio) then continued by Multi-Criteria Decision Analysis to determine the best rock cluster for shale gas exploration. The study takes Banuwati Shale Formation in Asri Basin as a case which is well known as one of the promising source rocks in Indonesia. Based on this study, the rocks in the study area can be classified into three clusters. Cluster 1 is determined as “High Fractability Cluster”, Cluster 2 is determined as “Water Saturated Cluster” and Cluster 3 is determined as “High Organic Content Cluster” based on its physical and chemical properties. Meanwhile, Cluster 3 is determined as the best cluster with 10212 ft – 10412 ft (3113 m – 3174 m) depth interval preferred as the sweet spot for Shale Gas exploration based on Multi-Criteria Decision Analysis result."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Ardiyanto
"ABSTRAK
Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat dan cadangan gas alam
semakin menipis. Indonesia memiliki potensi shale gas yang besar dan perlu di
kembangkan. Pada tesis ini dibahas perbandingkan karakteristik shale gas di
Amerika dan Indonesia. Perbandingan perkembangan shale gas antara lain data
eksplorasi, teknologi, infrastruktur dan sistem kontrak. Perbandingan karakteristik
shale gas dari umur batuan, tipe endapan dan properti batuan menentukan
kesuksesan hydraulic fracturing. Studi shale gas dilakukan di Cekungan Bintuni
yang memiliki potensi Risked GIP 114,3 TCF dan TRR 28,6 TCF. Profil produksi
shale gas menggunakan metode penurunan hiperbolik dan perkiraan biaya
investasi berdasarkan data di Amerika dan Indonesia.
Analisa keekonomian shale gas di Cekungan Bintuni menunjukkan sistem
konsesi lebih menarik dibanding sistem PSC bagi perusahaan. Nilai IRR
maksimal sistem konsesi sebesar 16,57% sedangkan IRR maksimal sistem PSC
dengan porsi bagi hasil 55%:45% sebesar 15,8%. Pemberian insentif Tax Holiday
selama 5 tahun pada sistem PSC porsi bagi hasil 55%:45% pada tipe sumur
penurunan sedang memberikan IRR 14,04% dan pemasukan bagi negara $720
juta selama 20 tahun masa produksi

ABSTRACT
Indonesia’s energy demand increases otherwise natural gas resources
diminish. Indonesia has big shale gas resources and need to be developed. This
thesis compares shale gas in America and Indonesia. Comparation of shale gas
development includes exploration data, technology, infrastructure and contract
system. Comparation of shale gas characteristic such as source rock age,
depositional type and property of rock determine hydraulic fracturing successes.
Shale gas study performed in Bintuni basin with 114,3 TCF Risked GIP and TRR
28,6 TCF. Production profile shale gas using hyperbolic decline curve method and
investment cost based on America and Indonesia data.
Economic analysis of shale gas in Bintuni basin shows that concession
system more attractive than PSC for company. The best IRR concession system
was 16,57% and PSC system was 15,8% on 55%:45% profit split. The present of
tax holiday incentive for 5 years using 55%:45% profit split on medium decline
rate wells results IRR 14,04% and $720 million for Government of Indonesia
during 20 year production lifetime."
Lengkap +
2015
T44502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library