Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon. Romariana Dewi
"Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam kuman /bakteri, virus, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. IMS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, yang mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan penyakit serius dan kematian. Wanita pekerja seks (WPS) dianggap sebagai kelompok berisiko tinggi untuk tertular infeksi menular seksual (IMS), ada potensi risiko penyebaran IMS lebih lanjut ke populasi umum melalui kontak seksual mereka dengan klien laki-laki heteroseksual dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten dan melalui pasangan seks yang tidak terkait dengan pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian IMS pada WPS di Indonesia tahun 2018/2019. Analisis dilakukan secara univariat dan diuji dengan chi square dan regresi logistik ganda dengan jumlah sampel yang memenuhi syarat sebanyak 5.649 responden dengan data sumber STBP 2018/2019. Dari hasil penelitian diketahui bahwa proporsi kejadian IMS pada WPS sebesar 9.9 % dengan tingkat Konsistensi Penggunaan Kondom sebesar 37,1 %. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsistensi penggunaan kondom dengan kejadian IMS dengan AOR 0.678 (95% CI 0,57-0,81), faktor Lama Kerja (≤5 tahun) dengan AOR 0.74 (95% CI 0.60-0,92) dan Penyuluhan IMS dengan AOR 0,74 (95% CI 0,61-0,89).

Sexually transmitted infections (STIs) are infections caused by a wide variety of germs/bacteria, viruses, parasites and genital lice that are mostly transmitted through sexual intercourse. STIs are a major public health problem worldwide, affecting quality of life and causing serious illness and death. Female sex workers (FSWs) are considered a high risk group for contracting sexually transmitted infections (STIs), there is a potential risk of further spread of STIs to the general population through their sexual contact with heterosexual male clients with inconsistent condom use and through non-work related sex partners. This study is a cross sectional study that aims to determine the determinants of STI incidence among FSWs in Indonesia 2018/2019. The analysis was carried out univariately and tested with chi square and multiple logistic regression with a total of 5,649 eligible samples of respondents with 2018/2019 IBBS source data. From the results of the study, it is known that the proportion of STI incidence in FSWs is 9.9% with a level of Condom Use Consistency of 37.1%. There is a significant relationship between the consistency of condom use with the incidence of STIs with an AOR of 0.678 (95% CI 0.57-0.81), the length of employement (≤5 years) with an AOR of 0.74 (95% CI 0.60-0.92) and STI counseling with an AOR of 0.74 (95% CI 0.61-0.89)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Kurnia Sari
"Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat terkait reproduksi yang sangat berbahaya, menular dan menyebar luas secara global di berbagai Negara. IMS memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan baik pada wanita hamil dan janin maupun wanita yang tidak hamil. Oleh sebab itu pencarian pengobatan yang benar diperlukan guna meminimalkan resiko penularan ibu ke bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan pencarian pengobatan infeksi menular seksual pada wanita usia subur 15 - 49 tahun di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017. Analisis dilakukan secara univariat dan diuji dengan chi square dan regresi logistik ganda dengan jumlah sampel 1963 responden. Hasil dari analisa Proporsi Pencarian Pengobatan IMS pada WUS di Indonesia masih rendah yaitu 30,4 %. Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobtan IMS di Indonesia hanya pendidikan. Saran bagi pemerintah meningkatkan kebijakan mengenai pengetahuan IMS sesuai tingkat pendidikan.

Sexually transmitted infections (STIs) are one of the public health problems related to reproduction that is very dangerous, contagious and widespread globally in various countries. STI has a very bad impact on health both in pregnant women and fetuses and women who are not pregnant. Therefore the search for the right treatment is needed to minimize the risk of mother to baby transmission. This study aims to determine the description of factors associated with seeking treatment for sexually transmitted infections in women of childbearing age 15 - 49 years in Indonesia based on the 2017 IDHS data. The analysis was conducted univariately and tested with chi square and multiple logistic regression with a sample of 1963 respondents. The results of the analysis of the proportion of seeking treatment for STIs among female sex workers in Indonesia are still low 30.4%. The only factor related to the seeking behavior for STI treatment in Indonesia is education. Suggestions for the government to improve policies regarding STI knowledge according to education level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dine Dyan Indriani
"Infeksi Menular Seksual memiliki dampak besar pada kesehatan seksual dan reproduksi di seluruh dunia. Lebih dari 30 bakteri, virus dan parasit yang berbeda diketahui ditularkan melalui kontak seksual, termasuk seks vaginal, anal dan oral. Mayoritas pasien sifilis adalah laki-laki sebesar 54%. Jumlah kasus PIMS pada LSL sebesar 6.997 orang (Kemenkes, 2022). Pada tahun 2023 Jawa Barat memiliki jumlah kasus sifilis sebesar 3.186. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian sifilis yang dikelompokkan menjadi faktor biologis dan demografi, faktor perilaku, faktor health access, dan social environment. Penelitian ini merupakan studi cross sectional menggunakan data sekunder bersumber dari data STBP 2018/2019. Hasil pada penelitian ini adalah 11,33% responden positif sifilis. Responden HIV+ 27%, Hepatitis B+ 5 % dan 0,2% Hepatitis C+, respoden menjual seks 34% dan membeli seks 10%. Sebanyak 78% tidak melakukan pemeriksaan IMS, 56% tidak melakukan pengobatan IMS, 70,1% responden tidak terpapar informasi, dan 65% tinggal bersama pasangan/keluarga. Pada hasil analisis didapatkan faktor yang memiliki pengaruh adalah status HIV ((PR=2,77; 1,815-4,250) dan tingaal bersama teman/pasangan pria/waria (PR= 1,181; 0,555-2,512) dan tinggal sendirian (PR= 2,1; 1,338-3,289) cenderung lebih berisiko menderita sifilis dibandingkan responden yang tingga Bersama keluarga/pasangan Wanita.

Sexually Transmitted Infections have a major impact on sexual and reproductive health worldwide. More than 30 different bacteria, viruses and parasites are known to be transmitted through sexual contact, including vaginal, anal and oral sex. The majority of syphilis patients are men, 54%. The number of PIMS cases among MSM is 6,997 people (Ministry of Health, 2022). In 2023, West Java have a total of 3,186 syphilis cases. This study aims to determine the factors that influence the incidence of syphilis which are grouped into biological and demographic factors, behavioral factors, health access factors, and social environment. This research is a cross sectional study using secondary data sourced from 2018/2019 IBST data. The results of this study were that 11.33% of respondents were positive for syphilis. 27% of respondents were HIV+, 5% Hepatitis B+ and 0.2% Hepatitis C+, 34% of respondents sold sex and 10% bought sex. As many as 78% did not undergo STI testing, 56% did not undergo STI treatment, 70.1% of respondents were not exposed to information, and 65% lived with their partner/family. In the results of the analysis, it was found that the factors that had an influence were HIV status ((PR=2.77; 1.815-4.250) and living with a male/transgender friend/partner (PR= 1.181; 0.555-2.512) and living alone (PR= 2.1 ; 1,338-3,289) tend to be more at risk of suffering from syphilis than respondents who live with their family/partner."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library