Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Shofwah Nur Athallah
"Zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan internet yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet terutama di kalangan remaja. Remaja berada ditahap perkembangan menuju dewasa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya jika tidak dapat menggunakan internet dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 413 remaja sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kepemilikan gadget, akses ke internet, penggunaan internet harian, media sosial yang digunakan, tempat untuk mengakses internet, mengakses konten seksual, dan tergabung kelompok terkait seksual di media sosial. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengunaan internet. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara akses ke internet, media sosial yang digunakan, dan tempat untuk mengakses internet dengan pengetahuan seksualitas (p-value < 0,05). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara media sosial yang digunakan, mengakses konten seksual, tergabung kelompok terkait seksual di media sosial, dan penggunaan internet dengan perilaku seksual (p-value < 0,05). Peneliti menyarankan untuk mengawasi penggunaan internet pada remaja kepada orang tua, kemudian edukasi dan promosi oleh pelayanan kesehatan terkait pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual.
The Internet has developed rapidly with the increasingly advanced age. This is evidenced by the increase in the number of Internet users, especially among teenagers. Adolescents are in the stage of development towards adulthood. Therefore, it may affect their knowledge and behavior if they cannot use the Internet wisely. This study aims to determine the relationship of Internet use with sexuality knowledge and sexual behavior. This study used a cross-sectional approach on 413 adolescents according to the inclusion criteria through purposive sampling method. The characteristics of the respondents in this study are age, gender, gadget ownership, internet access, daily internet usage, social media used, place of internet access, access to sexual content, and joining sexually related groups on social media. The independent variable in this study is Internet use. The dependent variable in this study is sexuality knowledge and sexual behavior among adolescents. The results showed a significant relationship between access to the internet, social media used, and place to access the internet with sexuality knowledge (p-value <0.05). In addition, the results also showed a significant relationship between social media used, accessing sexual content, joining sexually related groups on social media, and internet use with sexual behavior (p-value <0.05). Researchers suggest to supervise the use of internet in adolescents to parents, then education and promotion by health services related to sexuality knowledge and sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Luh Ayu Candra Utami
"Asertivitas seksual dan sikap persetujuan seksual merupakan faktor protektif terhadap aktivitas seksual non-konsensual. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh gender dalam memoderasi hubungan antara asertivitas seksual (prediktor) dan dimensi sikap persetujuan seksual (kriterion), yakni Asking for Consent First is Important dan Commitment Reduce Asking for Consent. Partisipan merupakan laki-laki (N = 357) dan perempuan (N = 398) pada usia dewasa muda yang pernah atau sedang memiliki hubungan romantis atau hubungan seksual. Asertivitas seksual diukur menggunakan Sexual Assertiveness Questionnaire for Women dan sikap persetujuan seksual diukur menggunakan Sexual Consent Attitude Scale. Analisis yang dilakukan menggunakan teknik PROCESS simple moderation. Hasil analisis moderasi menunjukan bahwa gender tidak memoderasi hubungan antara asertivitas seksual dan kedua dimensi sikap persetujuan seksual, yaitu Asking for Consent First is Important dan (b= -.107, t= -1.78, p>0.05) dan Commitment Reduce Asking for Consent (b= .008, t= .219, p>0.05). Hasil penelitian dapat mendukung pengembangan pendidikan seksual berbasis komunikasi asertif pada laki-laki dan perempuan muda untuk mencegah aktivitas seksual yang non-konsensual.
Sexual assertiveness and sexual consent attitude are protective factors against nonconsensual sex. This research examined the moderating role of gender in the relationship between assertiveness (predictor) and two dimensions of sexual consent attitude; Asking for Consent First is Important and Commitment Reduce Asking for Consent. Participants were young men (N = 357) and women (N = 398) with prior history of romantic or sexual experience. Sexual assertiveness was measured using Sexual Assertiveness Questionnaire for Women and sexual consent attitude was measured using Sexual Consent Attitude Scale. Analysis was conducted using PROCESS simple moderation model. Results show that gender does not moderate the relationship between sexual assertiveness and two dimensions of sexual consent attitude, Asking for Consent First is Important (b= -.107, t= -1.78, p>0.05) and Commitment Reduce Asking for Consent (b= .008, t= .219, p>0.05). Findings support the development of sexual education based on sexual assertiveness communication for young men and women to prevent nonconsensual sex."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library