Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Jernang (Daemonorops draco (Willd.) Blume) is a dioecious rattan species that produces resin on female individuals. The sex of jernang can only be identified from its inflorescences morphology. Sex survey was conducted in 5 populations of jernang, 3 populations of which in the Bukit Tigapuluh National Park (BTNP), 1 population in the secondary forest in Jambi province and 1 population in the area of rubber plantation in Jambi province. Chi-Squared test on the sex ratio of jernang showed that the ratio of the male to female in their natural habitat (Bengayoan and Tebo, 2 parts of the BTNP ecosystem and the Sepintun secondary forest) was distorted from the normal ratio of 1:1, while the cultivated jernang in Nunusan population (BTNPT) and Mandiangin were not significantly different from the normal sex ratio of 1:1. Female individuals from the cultivated population in the Mandiangin (planted in 1997) has an average number of stems per clump more on individual males (27.12) than females (26.92). The result of this study indicated that the D. draco has a good reproductive strategy and thus suitable for cultivation.
580 BKR 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Hamidatus Saidah
Abstrak :
Penyusutan populasi gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) secara drastis selama 20 tahun terakhir menempatkan gajah sumatra sebagai satwa yang sangat terancam (critically endangered). Informasi mengenai rasio seks, struktur usia, serta sebaran spasial diperlukan sebagai informasi dasar untuk merancang strategi konservasi yang tepat bagi spesies tersebut. Penentuan seks individu gajah dilakukan dengan metode PCR untuk mengamplifikasi daerah SRY1 dan AMELY2 pada kromosom Y dan daerah PLP1 pada kromosom X, menggunakan sampel feses yang dikoleksi secara noninvasif di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung. Data sekunder berupa keliling bolus dan lokasi pengambilan sampel digunakan untuk memperkirakan usia dan sebaran individu gajah. Hasil menunjukan populasi di TNWK didominasi oleh individu muda (43,69%), dengan rasio seks 1:6,36 antara jantan dan betina. Dominansi betina mengindikasikan adanya tekanan seleksi pada individu jantan dewasa, berupa konflik gajah dengan manusia dan perburuan untuk mendapatkan gadingnya. Sementara itu, hasil analisis spasial sampel menunjukan bahwa gajah di TNWK memiliki luas jelajah total 972,87 Km2. Gajah di TNWK cenderung menggunakan area barat taman nasional sebagai area daerah jelajah dan menggunakan padang alang-alang dan hutan sebagai habitatnya. Penyelamatan gajah sumatra di TNWK dapat dilakukan dengan penegakan hukum, perencanaan penggunaan lahan, serta peningkatan patroli di dalam taman nasional sebagai strategi konservasi. ...... Drastic population decline of Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) for the last 20 years puts this endemic subspecies in the IUCN Red List as critically endangered. Information on spatial distribution, age strucutre, and sex ratio are vital to develop an effective conservation management for this species. Sex determination for elephant individual was done using PCR based method to amplify SRY1 and AMELY2 region on Y chromosome, and PLP1 region on X chromosome. A total of 310 fecal samples collected noninvasively from Way Kambas National Park (WKNP) were used for this study. Data on bolus circumference and samples location were analysed to assess age structure and spatial distribution of the elephants in WKNP. Our analyses showed this population is dominated by subadult individu (43,69%), and has biased sex ratio toward female (1:6,36). This skewed sex ratio indicated that adult male under strong selection, which might due to human-elephant conflict and poaching. The elephants preferred alang-alang (Imperata cylindrica) dominated grassland and forest as their habitat, with total home range 972,87 Km2. Accordingly, a comprehensive conservation which involves strong law enforcement, land-use planning, and intensive patrol need to implemented to protect elephant population in WKNP.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Widyanto
Abstrak :
Motif utama orang berimigrasi adalah ekonomi, dengan arus migrasi ke perkotaan, ke daerah yang tidak miskin ataupun ke tempat yang banyak menyediakan kesempatan kerja (Ravenstein, 1885). Kabupaten Tangerang merupakan daerah tujan migran. Salah satu indikasinya adalah pertambahan penduduk akibat migrasi di Kabupaten Tangerang hampir 6 kali lebih besar dibandingkan pertambahan alami (BPS: 1990). Pertambahan penduduk baik yang alami maupun migrasi pada akhirnya mempengaruhi komposisi sex ratio di suatu daerah. Dari 82 kabupaten yang ada di Jawa, sex ratio Kabupaten Tangerang adalah yang tertinggi. Selain itu, juga inerupakan salah satu dari 2 kabupaten yang sex rationya di atas 1000 (didominasi oleh laki-laki). Sehubungan dengan itu, maka yang menjadi masalah adalah: - Daerah mana saja yang menjadi tujuan iniran di Kabupaten Tangerang? - Bagaimana pengaruh pertambahan penduduk terhadap komposisi sex ratio pada daerah tujuan migran di Kabupaten Tangerang? HIPOTESIS: Daerah yang banyak menjadi tujuan migran di Kabupaten Tangerang adalah daerah perkotaan yang tidak miskin dan kesempatan kerja banyak, dimana makin banyak meƱjadi tujuan migran maka sex rationya makin tinggi. BATASAN: Sex ratio adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki per 1000 perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Migran adalah penduduk yang masuk selama tahun 1990 dan dicatat sebagai warga Tangerang. Daerah tujuan migran ditentukan dari proporsi antara banyaknya migrasi masuk dengan migrasi keluar ANALISIS: dilakukan dengan superimposed peta dan diperkuat dengan uji statistik. Sebagai satuan analisisnya adalah kecamatan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library