Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Afandi
Abstrak :
Limbah minyak bumi (oily Sludge) merupakan bitumen industri yang berasal dari Lumpur (sludge) pengilangan yang dapat digunakan sebagai bahan baku cat berbitumen yang diharapakan tahan terhadap lingkungan yang mengandung asam, basa, panas, dan air. Untuk mengetahui manfaat sludge tersebut pada aplikasi proses pelapisan material (coating) maka dilakuakan penelitian pada skala laboratorium. Penelitian ini menyangkut pengujian karakteristik bahan cat pelapis pada berbagai komposisi yang antara lain menggunakan bahan-bahan berupa resin, talk, lilin, aspal dan pelarut toluena. Pengujian yang dilakukan antara lain: ketahanan korosi berupa uji kabut garam, curing 150° C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester. Kemampuan lapis-ulang (recoatabilily) dari bahan cat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik. Di samping itu pula ketahanan panasnya dapat ditinbgkatkan secara signifikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar sludge akan meningkatkan ketahanan pelepuhan rata-rata 15 % per 20 gram kenaikan kadar sludge dari 100 gram sampai dengan 120 gr. Namun peningkatan kadar sludge dari 120 gram sampai dengan 140 gram cenderung menurunkan daya rekat sekitar 30% per 20 gram kenaikan kadar sludge. Peningkatan sludge/resin akan menurunkan nilai ketahanan korosi dan pelepuhan. Rasio komposisi minimum sludge : resin yaitu 140:40 menunjukan nilai ketahanan korosi dan nilai ketahanan pelepuhan masing-masing sebesar 8(10 adalah nilai terbaik), sedangkan rasio komposisi maksimum sludge resin yaitu 100: 80 menunjukan nilai ketahanan pelepuhan sebesar 9 (10 adalah nilai terbaik). Ketahanan panas dapat ditingkatkan secara signifikan yaitu sekitar 35% per 20 gram peningkatan resin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan air bersih menyebabkan meningkatnya timbulan air limbah yang harus dikelola oleh IPAL. IPAL Krukut merupakan salah satu contoh IPAL yang beroperasi di Jakarta dengan kapasitas eksisting 8.640 m3/hari. Metode yang dilakukan pada unit pengolahan lumpur dewatering IPAL Krukut perlu dilakukan optimasi untuk meningkatkan kinerja treatment sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis lumpur sebelum dan sesudah proses dewatering, mengevaluasi parameter desain, serta mengoptimasi jenis dan dosis polimer pada proses dewatering. Penelitian ini bersifat terapan menggunakan grab sampling sebagai metode pengambilan sampel air limbah. Kandungan sampel diuji dengan parameter spesific gravity, TSS, pH, COD, BOD, Cd, Fe, Pb, minyak dan lemak, total coliform, fecal coliform dan Ammonia. Eksperimen yang dilakukan adalah Jar Test dan Buchner Funnel Test dengan jenis polimer anionik Dexfloc, PAC dan FeCl3 dengan variasi dosis 5, 15, 25, 35, dan 50 g/L. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas dewatered sludge pada IPAL Krukut memiliki pH 7.5, Fe 31 mg/L, fecal coliform 0,43 × 102, serta tidak mengandung Pb dan Cd. Unit pengolahan lumpur menghasilkan massa solid total 92,43 kg/hari dengan volume 1,5 m3 /hari. Persentase solid capture pada unit dewatering 97,17% dengan dosis polimer 5,517 g/kg solid sehingga efisiensinya belum memenuhi standar. Optimasi dalam proses chemical conditioning lumpur IPAL Krukut dilakukan menggunakan conditioner PAC dengan dosis 13 g/L, FeCl3 dengan dosis 14 gr/L, atau polimer anionik dengan dosis 26 g/L. ......The increased need for clean water causes higher wastewater generation that the WWTP must manage. Krukut WWTP is one of the example of WWTP operated in Jakarta with an 8,640 m3/day existing capacity. The method used in the Krukut WWTP dewatering sludge treatment unit was necessary to optimize to improve the performance of the previous treatment. Therefore, this study aimed to analyze the sludge before and after dewatering, evaluate the design parameters, and optimize the type and dosage of polymer in the dewatering process. This research applied using grab sampling as a method of taking wastewater samples. The sample was tested with parameters specific gravity, TSS, pH, COD, BOD, Cd, Fe, Pb, oil and fat, total and fecal coliform, and Ammonia. The experiments were Jar Test and Buchner Funnel Test with anionic polymer Dexfloc, PAC, and FeCl3 polymer types and doses of 5, 15, 25, 35, and 50 g/L. This study showed the quality of dewatered sludge at the Krukut WWTP had a pH of 7.5, Fe 31 mg/L, fecal coliform 0.43 × 102, and did not contain Pb and Cd. The sludge treatment unit produces a total solid mass of 92.43 kg/day with a 1.5 m3/day volume. The percentage of solid capture in the dewatering unit is 97.17%, with a polymer dosage of 5.517 g/kg solid; thus, the efficiency meets the standard. Optimization in the chemical conditioning process of Krukut WWTP sludge was carried out using a 13 g/L PAC conditioner, 14 g/L of FeCl3, or 26 g/L of anionic polymer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library