Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triatmojo Turangga Jaya Sena
Abstrak :
ABSTRAK Film merupakan salah satu media perkembangan fotografi tingkat tinggi, perkembangannya yang pesat mengubah fungsi film itu sendiri. Film kini tidak lagi menjadi produk industri untuk mendapatkan keuntungan bagi instansi tertentu, melainkan telah menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan atau kritik tersirat terhadap isu-isu budaya yang terjadi pada masa itu. Fungsi film tersebut kemudian digunakan oleh Joseph Goebbels sebagai alat propaganda pada saat NAZI berkuasa. Setelah berakhirnya Perang Dunia II banyak sutradara film yang ingin membuat reka ulang peristiwa holocaust dari berbagai sudut pandang. Namun Aaron Kerner (2011:2) menyatakan film-film yang bertemakan sejarah harus direpresentasikan secara akurat dengan menggunakan pendekatan retorikal yang tersedia pada pemain dan pembuat film, dengan tujuan agar tidak terjadi kritik terhadap film. Quentin Tarantino membuat film berjudul Inglourious Basterds, film dengan cerita sejarah alternatif dengan latar belakang perburuan Yahudi saat Perang Dunia II. Film ini menceritakan perlawanan sekelompok Yahudi bernama The Basterds yang memiliki misi untuk membunuh seluruh anggota Nazi dan menghentikan Perang Dunia II. Selama melakukan rencana itu, film ini memperlihatkan bagaimana cara The Basterds membunuh setiap anggota NAZI yang mereka temui dengan cara yang kejam menggunakan tongkat baseball, menguliti kulit kepalanya, hingga ditembak secara membabi buta dalam satu ruangan. Penelitian ini akan melihat bagaimana kemenangan yang diraih oleh Yahudi dalam fim Inglourious Basterds berdasarkan narasi cerita yang disampaikan dengan cara satir. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis film sebagai teks dengan pendekatan semiotik. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pihak minoritas berupaya menjadi pihak yang berdaya terhadap pihak mayoritas tanpa bantuan pihak eksternal untuk meraih kemenangan.
ABSTRACT Film is one of the media for the development of high-level photography, its rapid development changes the function of the film itself. Film is now no longer an industrial product to gain profits for certain agencies, but has become one of the media to convey implied messages or criticism of cultural issues that occurred at that time. The function of the film was later used by Joseph Goebbels as a propaganda tool during Nazi rule. After the end of World War II many film directors wanted to re-create the holocaust from various perspectives. But Aaron Kerner (2011: 2) states films with historical themes must be represented accurately by using rhetorical approaches available to players and filmmakers, with the aim of avoiding criticism of the film. Quentin Tarantino made a film called Inglourious Basterds, a film with alternative historical stories against the background of hunting Jews during World War II. The film tells the resistance of a group of Jews named The Basterds who have a mission to kill all Nazi members and stop World War II. During the plan, the film shows how the Basterds killed every NAZI member they met in a cruel way using a baseball bat, skinned his scalp, and shot blindly in one room. This study will look at how the victory achieved by Jews in the Inglourious Basterds program is based on story narratives delivered in a satirical way. The research method used is film analysis as a text with a semiotic approach. Based on this research, it can be concluded that the minority party seeks to be a powerful party towards the majority without the help of external parties to achieve victory.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Pappilon Halomoan
Abstrak :
Media massa sebagai regime of looking membentuk penilaian yang didasarkan pada 'yang terlihat'. Hubungan kekuasaan yang terjadi adalah pengaturan tentang bagaimana tubuh harus hadir dan juga dialektika antara tubuh yang hadir dan yang tidak hadir (absence). Konsekuensinya terjadi `normalisasi' dalam representasi. Media massa menentukan siapa yang berada dalam batas `normal' siapa yang kurang normal dan siapa yang melanggar kenormalan. Media massa melakukan kategorisasi terhadap tubuh. Subjek penelitian ini adalah majalah Kawanku, yang merepresentasikan tubuh dan identitas remaja melalui teks berupa artikel maupun foto-foto di dalamnya. Mitos dan ideologi teks tersebut dibaca dengan menggunakan pendekatan semiotika. Melalui metode semiotika ini, akan diungkapkan identitas ideologis yang dibangun dalam penanda-penanda foto maupun tulisan dan juga ideologi apa yang disampaikan melalui representasi tubuh dalam media tersebut. Ada tiga bingkai teori yang juga menjadi titik perhatian masalah ini, yakni: (1) Identitas ideologik. Bagian ini berisi uraian tentang praktik mode of address oleh media. Beberapa pendapat Althusser tentang ideologi yang berbentuk ajakan bagi pembaca untuk masuk dalam sistem makna media massa menjelaskan proses ini. (2) Media sebagai name of the father. Mendiskusikan proses pembentukan identitas dalam media massa dengan menggunakan teori psikoanalisis dari Lacan. Bagian ini adalah eksplorasi lebih jauh identitas ideologis. (3)Tafsir tubuh. Berisi gagasan-gagasan Foucault tentang tubuh dan disiplin. Bagaimana bentuk kekuasaan yang terus berubah dalam menangani tubuh. Mulai dari hukuman fisik sampai psikis. Yang utama adalah proses kategorisasi tubuh dalam berbagai bidang. Kawanku membangun mitos-mitos tentang cantik, remaja, cewek, sehat, yang menuju pada pembentukan ideologi tertentu. Ideologi dengan tujuan naturalisasi makna, penyalahpahaman identitas, dan pembentukan subjek bagi tatanan simbolis majalah tersebut, adalah salah satu bagian dari strategi pengontrolan tubuh. Misrecognition, interpellation dan naturalisation adalah bagian dari strategi pengontrolan dan pendisiplinan terhadap tubuh dan identitas individu. Pengontrolan dan pelatihan membentuk tubuh yang patuh, efisien, efektif dan produktif. Majalah ini mengawasi individu supaya tetap berada dalam bingkai nilai-nilai Kawanku. Penekanan pada suatu bentuk kecantikan tertentu memaksa individu untuk juga membentuk tubuhnya sejalan dengan mitos yang direpresentasikan Kawanku. Dengan pendisiplinan dan pengawasan ini maka roda produksi budaya akan tetap berputar. Tubuh yang sudah siap dan terlatih menjadi komoditi bagi produksi dan konsumsi. Pelatihan dan pengawasan terhadap tubuh yang terus menerus bisa mengantisipasi kekurangan persediaan tubuh. Tubuh menjadi stock dalam proses ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Dwijani Nimpoeno
Abstrak :
Terjemahan beranotasi adalah terjemahan disertai anotasi (catatan) yang mengungkapkan pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Tujuan dibuatnya terjemahan beranotasi ini adalah untuk menerapkan berbagai teori penerjemahan yang telah dipelajari dan mempertanggungjawabkan hasil terjemahan mandiri yang telah dilakukan. Penerjemahan mandiri dilakukan dengan mengingat hakikat penerjemahan yang adalah pengalihan pesan dan dengan mengikuti tahap analisis, pengalihan, dan penyerasian dalam penerjemahan. Metode penerjemahan komunikatif dan idiomatis digunakan agar pesan dapat teralihkan dengan baik. Selain itu, penerjemahan dilakukan dengan mengingat pedoman penerjemahan prosa dan frasa yang berhubungan dengan kebudayaan. Penggalian informasi melalui berbagai situs Internet, kamus, dan buku dilakukan dalam upaya untuk mencari padanan yang tepat. Perbedaan kebudayaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran mengakibatkan kata, istilah, dan ungkapan yang berhubungan dengan kebudayaan tidak dapat diterjemahkan begitu saja. Penjelasan tambahan, parafrase, atau catatan kaki perlu diberikan agar pesan dapat teralihkan dengan baik. Kata dan istilah yang berhubungan dengan keagamaan harus diterjemahkan dengan merujuk pada terjemahan resmi. Jika ada kata yang tak dapat ditelusuri asal-usul dan maknanya, penerjemahan dilakukan dengan berpegang pada konteks. Dengan demikian akan dihasilkan penerjemahan yang baik, wajar, dan tepat.
Annotated translation is a translation with annotation (notes) to convey the translator's responsibility for the equivalent words chosen. The purpose of this annotated translation is to apply various translation theories studied and to convey the translator's responsibility for the independent translation done. The independent translation was done by taking into consideration that the essence of translating is to transfer the source text?s message and by following the analysis, transfer and restructuring steps in translation. Communicative and idiomatic translation methods were used so that the message can be transferred well. Further, the independent translation was done by baking into consideration the guidelines for translating prose as well as the guidelines for translating phrases related to culture. Gathering information from various Intemet sites, dictionaries, and books was done in order to find the closest natural equivalent. Words, terms, and idioms relating to culture are not to be translated casually. Description, paraphrase or foomote need to be given so that the message can be transferred well. Religious words and terms should be translated by referring to the formal translation. Should there be any words which origin and meaning cannot be traced, then th translation is done by relying on the context. All these efforts will result in good, natural and accurate translation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Santosa
Abstrak :
Tradisi penulisan sastra Indonesia selama ini ternyata bertumpu pada upaya pengarang meramu budaya sendiri dengan pengaruh-pengaruh budaya asing. Bentuk ramuan itu merupakan perpaduan yang harmonis antara budaya sendiri dengan budaya asing.

Tujuan utama penelitian ini mengungkapkan makna kehadiran Nuh dalam puisi Indonesia modern dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis sepuluh sajak dari delapan penyair sastra Indonesia modern. Secara operasional tujuan utama penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut (1) mendeskripsikan sebaran sepuluh sajak Indonesia modern yang menghadirkan Nuh dalam suatu konstelasi sajak Indonesia modern, (2) mengungkapkan makna kehadiran Nuh dalam puisi Indonesia modem; (3) mengungkapkan hubungan intertestual saiak-sajak yang menghadirkan Nuh dalam puisi Indonesia modern dengan kisah Nabi Nuh yang terungkap dalam Alkitab, Al Quran, dan teks-teks lain yang merupakan turunan dari kedua kitab suci itu.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Dalam penelitian sastra ini penulis akan berusaha memaparkan secara sistematis fakta-fakta estetika alau karakteristik sajak-sajak yang menghadirkan Nuh dalam puisi Indonesia modern secara faktual dan cermat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, ditempuh langkah-langkah penelitian berikut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T 9011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfhatin Pratama
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi penggunaan tanda dalam novel grafis Maus karya Art Spiegelman, yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran panoptisme milik Michel Foucault sebagai konsep pengawasan, pendisiplinan, dan pengoreksian masyarakat, secara sadar atau tidak, oleh Rezim Nazi Jerman terhadap tokoh-tokoh Yahudi Polandia yang berada di luar kamp konsentrasi, di dalam kamp konsentrasi, dan saat tokoh utama berada dalam pelarian. Data dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa di bawah Rezim Nazi Jerman kekuasaan panoptisme yang mengawasi, mendisiplinkan, dan mengoreksi orang-orang Yahudi dapat dibuktikan secara total berlangsung di dalam Kamp Konsentrasi dibandingkan dengan di luar Kamp Konsentrasi dan ketika tokoh utama berada dalam pelarian. ......This undergraduate thesis is a study of the use of signs in graphic novel Maus by Art Spiegelman. The purpose of this study is to describe Michel Foucault 39 s panopticism as a concept of surveillance, control, and correction, by the German Nazi Regime to Polish Jewish figures outside the concentration camp, inside the concentration camp, and when the main character was on the escape. The data was analyzed using Ferdinand de Saussure 39 s semiotics theory. The research method that being used is descriptive qualitative method. The results show that under the German Nazi regime the power of panopticism that supervises, controls, and corrects the Jews can be fully demonstrated within the Concentration Camp rather than outside the Concentration Camp and when the main character was on the escape.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Santosa
Bandung : Angkasa , 1993
899.209 PUJ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dewi Rochimah
Abstrak :
Skripsi ini menyajikan transliterasi teks Hikayat Sayidina Umar dengan menggunakan metode edisi kritis yang berasal dari satu sumber. Penelitian ini juga membahas perbandingan alur antara teks Hikayat Sayidina Umar dengan Hikayat Abu Samah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan alur di antara kedua teks. Akan tetapi, masih terdapat perbedaan di antara kedua teks yang secara prinsip tidak mengubah inti cerita. Selain itu, pada penelitian ini ditemukan kekhasan penggunaan kosakata dengan dialek Ambon. Hal ini disebabkan naskah ini berasal dari Ambon. ......This undergraduate thesis present the text transliteration Hikayat Sayidina Umar by using methods of critical editions from one source. The study also discusses the comparison between the text flow with Hikayat Abu Samah. The results of this study indicate that there are similarities in the groove between the two text. However, there are still differences between two text which in principle does not change the core story. In addition, the study found the typical use of dialect vocabulary of Ambon. This is due to the manuscript come form Ambon.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Prahara
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang bagaimana cerita dan juga peranan seorang tokoh di dalam naskah Cariyos Ki Betal Jemur. Penelitian ini bertujuan untuk menerbitkan suntingan teks Cariyos Ki Betal Jemur dan menjelaskan peranan tokoh Betal Jemur yang terkandung di dalam cerita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada langkah kerja filologi, yaitu meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, dan alih aksara. Penelitian ini menghasilkan suntingan teks dengan menggunakan edisi standar sebagai asas dalam proses alih aksara. Sedangkan untuk analisis peranan salah seorang tokoh, berdasarkan teori sastra mengenai analisis tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam buku Memahami Cerita Rekaan (1991) oleh Panuti Sudjiman. Dari hasil suntingan teks tersebut diketahui isi cerita dan juga peranan-peranan yang dilakukan oleh Betal Jemur. ......This study discusses about the main story and also the role of a character in the Cariyos Ki Betal Jemur manuscript. The purpose of this study is to publish the text editing of Cariyos Ki Betal Jemur and to describe the role of characters that contained in the story. Methods used in this study refers to the work step philology, wich includes an inventory of manuscripts, manuscripts description, and transliteration. This study produced a text edits by using the standart edition as the basis for the process of transliteration. Whereas for the analysis of the role of one of the characters, based on literary theory of character analysis and character building on Memahami Cerita Rekaan (1991), a book by Panuti Sudjiman. By that text edits can knowing content of the story and also the roles that Betal Jemur has done.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S249
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Leony
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas sebuah analisis dari salah satu cerpen yang ditulis oleh Ru Zhijuan dengan judul Baihe Hua dari segi penokohan dan interaksi antar tokoh. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa cerpen Baihe Hua memiliki kelebihan, yakni kuatnya penggambaran tokoh berserta perwatakannya yang seimbang di antara ketiga tokoh utama, kuatnya penggambaran hubungan persahabatan di antara ketiga tokoh yang terjadi secara kebetulan karena situasi perang, serta penggunaan kata Baihe Hua 百合花sebagai judul cerpen yang merupakan unsur penggerak hubungan persahabatan yang digambarkan di dalamnya.
ABSTRACT
The focus of this research is the analysis of characterization and interaction of characters from one of Ru Zhijuan's short stories, Baihe Hua. This research is qualitative literature study. The data were collected by reading many sources from books. The researcher finds out that Baihe Hua has several strengths. One is the description of three characters and equality in their characterizations. Two is the description of their friendship which is occurred in the battlefield. Three is the usage of Baihe Hua 百合花as a title and one of main trigger of their friendship in entire story.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S292
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melya Febriana Dyah Puspa Wardhani
Abstrak :
Skripsi ini meneliti tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perempuan yang mengarah pada falosentrisme yang direpresentasikan melalui tokoh utama dalam roman Mondscheintarif karya Ildikó von Kürthy. Teori dan konsep yang digunakan dalam skipsi ini adalah patriarki, falosentrisme, dan ginokritik. Tindakan-tindakan yang dapat ditemukan dari analisis adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menarik perhatian para tokoh pria. ......This bachelor Thesis analyses the actions based on phallocentrism done by women which will be represented through the main figure in the novel Mondscheintarif by Ildikó von Kürthy. Theories and concepts used in this Thesis are patriarchy, phallocentrism, and gynocritics. The actions that were found through this analysis were actions which attracted men's attention.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>