Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Mulyatari
Abstrak :
Skripsi ini membahas peristiwa-peristiwa yang terjadi di kota Semarang dan sekitarnya, selama masa-masa awal revolusi di Indonesia. Dimulai dari diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sebagai suatu peristiwa pokok dalam sejarah politik modern negara Indonesia. Dan diakhiri pada saat dilancarkannya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Untuk melatarbelakangi periode di atas, dibahas masa akhir pendudukan Jepang. Dimana situasi sosial, ekonomi, dan politik yang buruk pada masa ini memberi andil munculnya revolusi disana. Selain masa Jepang juga dapat diambil manfaatnya, dari hasil perekrutan pemuda-pemuda yang dilakukan oleh Jepang pada masa pemerintahannya. Yang mana ini memberikan Semarang suatu kekuatan rakyat yang siap pakai, disaat revolusi meletus. Dengan merdekanya negara dan bangsa Indonesia, membawa perubahan-perubahan nilai di kalangan rakyat Semarang, yang sangat tampak pada sikap dan sambutan mereka dalam menghadapi saat-saat penting tersebut. Penemuan jatidiri bahwa mereka sekarang adalah bangsa yang bebas merdeka, membawa revolusi di Semarang sebagai suatu masa yang penuh semangat heroisme yang meluap-luap, karena kepercayaan diri yang muiai bangkit, tak ingin dihalang-halangi dan tak mengenal kompromi. Semua keyakinan di atas memberi motivasi yang kuat pada rakyat Semarang dalam menghadapi penindasan-penindasan, baik oleh tentara Jepang, Sekutu (Inggris) maupun Belanda, sampai pertahanan terakhir, saat Agresi Militer Belanda I merampas kota mereka
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kota Semarang selain sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, kotanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, industri, perdagangan, transportasi, pendidikan, pariwisata, dan lingkungan serta permukiman, sehingga pemanfaatan air tanahnya selalu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2004 volume air tanah yang diambil sebesar 6,3 x 10 pangkat 6 m3, dan tahun 2008 sebesar 9,6 x 10 pangkat 6 m3. Ada tiga sektor dalam pemanfaatan air tanah yaitu domestik, industri, serta hotel dan restoran. Kebutuhan air domestik melalui air tanah dangkal sebesar 80%, dan air tanah dalam sebesar 20% yang dilayani oleh PDAM Tirta Moedal dengan jangkauan layanan sebesar 56,1%. Sementara kebutuhan air untuk industri serta hotel dan restoran dengan memanfaatkan air tanah sebesar 90%. Kebutuhan air tanah dari tiga sektor tersebut pada tahun 2010 sebesar 13.53 x 10 pangkat 6 m3, dan tersedianya tinggal 5,26 x 10 pangkat 6 m3, dan pada tahun 2030 akan mengalami defisit air tanah. Untuk mengantisipasi defisit air tanah, dibuat 6 (enam) model konservasi pemanfaatan air tanah, yaitu (a) membatasi tingkat pertumbuhan hotel dari 2% menjadi 1% per tahun dan mengurangi konsumsi air tamu hotel dari 150 L/orang/hari menjadi 120 L/orang/hari, (b) membatasi penggunaan air untuk semua jenis industri yaitu sebesar 20%, (c) mengurangi konsumsi unit air domestik dengan membatasi pertumbuhan penduduk dari 1.67% per tahun diturunkan menjadi 1% per tahun dan mengurangi konsumsi air menjadi dari 150 L/orang/hari menjadi 120 L/orang/hari, (d) meningkatkan kapasitas produksi PDAM yaitu dengan meningkatkan pelayanan kepada penduduk dari 56.1% menjadi 70% dan pengambilan air tanah dibatasi sampai 15%, (e) kombinasi dari model/skenario a, b, c, dan d, serta (f) moratorium pemanfaatan air tanah.
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Machyudiniar Primadiaratih
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulmairi Khiyul
Abstrak :
ABSTRAK
Gelombang pemogokan antara tahun 1910-1920 memaksa pemerintah meninjau kembali kebijaksanaannya. Hubungan yang lebih langsung dengan buruh tampak jelas dalam periode ini. Pada tahun 1919 Gubernur Jendral van Limburg Stirum membentuk komisi untuk kemungkinan standar gaji minimum, mengawasi kondisi buruh, sebagai contoh, menyelidiki tingkat kesejahteraan penduduk di Jawa. Kemudian di akhir tahun 1921, Komisi ini dialihkan ka dalam Kan_toor van Arbeid dengan staf yang lebih besar dan fungsi yang lebih luas. Kemerosotan tingkat kesejahteraan pen_duduk Jawa sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1830, di bawah sistem Tanam Paksa. Di mana tingkat perekonomian kolonial menanjak dengan cepat sementara itu kesejahte_raan penduduk sebaliknya kian merosot.

Antara tahun 1918-1920, perekonoman tanah Hindia kian merosot. PD I dan malaise yang diakibatkannya menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok mendadak naik. Sudah menjadi jelas bahwa kaum buruhlah yang pertama merasakan akibatnya. Dalam situasi yang serba sulit ini kaum maji_kan tetap tidak mau ambil peduli terhadap tuntutan buruhnya, bahkan para pengusaha-pengusaha besar melakukan kerja sama dan membentuk korporasi. Misalnya kongsi gula (Sugar Syndicate) dengan induk perusahaan Belandanya BB_NISO, sementara usaha-usaha yang sejenis mengikuti jejak di atas. Pemilik penanaman bergabung ke dalam Cultiva_tion Owners, 1918 ada asosiasi para majikan dan onderne-mersraad, dll. Dan tidak mengherankan kalau antara tahun 1918-1920 gelombang pemogokan begitu hebat. Dan skripsi ini mengisahkan tentang perlawanan tersebut.
1990
S12634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalina Hasyyati
Abstrak :
Skripsi ini membahas ornamen hewan yang digambarkan pada bangunan suci klenteng abad XVIII-XIX di Kawasan Pecinan Semarag, dengan fokus pada kajian bentuk, persebaran, dan maknanya. Di dalam kebudayaan masyarakat Cina, hewan dianggap sebagai salah satu unsur yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, unsur hewan menjadi hal yang wajib dihadiri pada bangunan suci klenteng dalam bentuk ornamen. Ornamen sebagai salah satu karya seni manusia dianggap sebagai bentuk penerapan doa dan harapan, sehingga sebagian besar bangunan suci memilikinya dengan makna tersendiri. Selain itu juga dijelaskan persebaran penggunaan ornamen hewan pada klenteng yang terletak di satu kawasan. ......The writing describes the animal ornaments in the Chinese temples on the 18th-19th century in Semarang chinatown area, which are take shape, spread and the meaning as the subject. Animals are one of the very close elements to the human life in the Chinese culture. In this reason, there should be ornaments of the animal elements in the holy Chinese temples. Ornament is one of the human art as the symbol of praying and hope, which makes its own meaning for most of the holy places that has it in the building. It is also explained the spread of the animal elements in the temples in one location.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liem, Thian Joe
Jakarta: Hasta Wahana, 2004
959.8 LIE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Mutiana
Abstrak :
Masuknya Jepang ke Indonesia di awal tahun 1942, membawa perubahan yang cukup banyak bagi rakyat Indonesia. Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut kedatangan Jepang dengan keyakinan bahwa bangsa Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Anggapan seperti ini terjadi karena jauh sebelum bangsa Jepang menguasai Indonesia, orang-orang Jepang telah disebarkan di wilayah Indonesia untuk melakukan propaganda terhadap rakyat Indonesia. Melalui propaganda ini rakyat Indonesia menjadi yakin bahwa Jepang bermaksud baik. Setelah menduduki Indonesia, bangsa Jepang mulai merangkul golongan nasionalis untuk bekerjasama. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar golongan nasionalis yang memiliki kedudukan penting dalam masyarakat dapat membantu pemerintah Jepang untuk memobilisasi rakyat. Selain golongan nasionalis, golongan Islam juga menjadi perhatian pemerintah Jepang. Sikap golongan Islam yang anti Barat membuat pemerintah Jepang ingin bekerjasama dengan golongan ini. Kerjasama dengan golongan Islam dilakukan oleh pemerintah Jepang dengan tujuan penghapusan pengaruh Barat dan mobilisasi rakyat untuk kepentingan perangnya. Kebijakan pemerintah Jepang terhadap golongan Islam sangat lunak. Di masa pendudukannya, pemerintah Jepang rnempcrbolehkan organisasi Islam yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda yaitu Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) tetap ada. Setelah MIAI dibubarkan karena dianggap kurang menguntungkan bagi Jepang, pemerintah Jepang kembali mendirikan salu organisasi bagi umat Islam yaitu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Selain itu, pemerintah Jepang juga mendirikan kantor urusan agama dan mengadakan pelatihan bagi para ulama. Pada masa pendudukan Jepang pula tokoh-tokoh golongan Islam Indonesia menduduki jabatan dalam pemerintahan. Memasuki tahun 1944, pemerintah Jepang mulai mengalami berbagai kekalahan. Hal tersebut kemudian membuat pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Janji tersebut kemudian mulai direalisasikan dengan membentuk Badan Penyclidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keadaan pemerintah Jepang yang semakin terdesak juga membuat pemerinlah Jepang mengizinkan berdirinya organisasi semi militer bagi para pemuda muslimin yaitu Barisan Hizbullah. Organisasi ini secara resmi didirikan pada tanggal 3 Desember 1944. Pada awal pembentukannya, jumlah anggota Barisan Hizbullah dibatasi hanya 14 ribu orang. Kemudian pada bulan Februari 1945, diadakan pelatihan bagi anggota Barisan Hizbullah di Cibarusa. Peserta latihan Barisan Hizbullah di Cibarusa berjumlah 500 orang. Peserta latihan tersebut merupakan wakil dari tiap-tiap keresidenan yang ada di Jawa. Lama latihannya adalah tiga bulan, terdiri dari latihan jasmani dan rohani. Selesai dari pelatihan di Cibarusa, mereka semua dikembalikan ke daerah asal masing-masing. Kemudian mereka melatih pemuda di daerahnya sehingga terbentuklah organisasi Hizbullah pada tingkat yang terendah yaitu tingkat kelurahan, kecamatan, atau kabupaten. Hal serupa juga dilakukan oleh para alumni latihan Hizbullah Cibarusa yang berasal dari keresidenan Semarang. Dari seluruh wilayah yang ada di keresidenan Semarang, organisasi Hizbullah di kabupaten Demak merupakan yang paling maju jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hal tersebut ditandai dengan terbentuknya batalyon Bintoro Demak yang telah terkoordinasi dengan baik. Balalyon Bintoro merupakan cikal bakal dari terbentuknya Barisan Hizbullah divisi Semarang yang merupakan organisasi Hizbullah pada tingkat keresidenan. Kemudian untuk lebih memudahkan koordinasi, maka Barisan Hizbullah divisi Semarang bergabung dengan divisi Surakarta menjadi divisi Sunan Bonang. Adanya dua kekuatan bersenjata di Indonesia, yaitu TRI di satu sisi dan laskar serta barisan di sisi yang lain membuat pemerintah berkeinginan untuk menggabungkan kedua kekuatan bersenjata ini menjadi satu. Pada tanggal 5 Mei 1947, keluarlah penetapan Presiden yang memutuskan menggabungkan TRI dan laskar serta barisan ke dalam satu organisasi tentara yaitu TNI. Kemudian bergabunglah Hizbullah divisi Sunan Bonang dengan TIi ke dalam Resimen 6 Brigade 24 Divisi IV/Panembahan Senopati.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarso K. Adi
Semarang: Departemen Pendidikan Nasional, 2000
738 YUN k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
G. Ambar Wulan
Abstrak :
ABSTRAK
Transportasi, sebagai alat pengangkutan merupakan sa_lah satu sarana yang panting dalam kehidupan manusia. Transportasi ini akan terus berkembang bergandengan dengan tuntutan kabutuhan manusia yang senantiasa bertambah pula. Pada mulanya orang hanya cukup menggunakan kepala, pungngung, pinggang dan pundaknya sendiri untuk menyelenggarakan transportasi. Keadaan yang lebih maju membuat orang akan terus-menerus mencari cara bagaimana menyelenggarakan transportasi yang cepat dan lancar.

Bertambahnya angkutan yang semakin berat dan banyak meriyebabkan beberapa jenis hewan seperti, kuda, onta dan kerbau mulai dimanfaatkan tenaganya untuk menarik kereta atau gerobak. Lama-kelamaan orang menggunakan rel sebagai jalan khusus bagi kereta atau gerobak tersebut, sehingga keadaan ini telah membantu meringankan beban hewan-hewan dalam menarik angkutannya.

Perkembangan usaha pengangkutan melalui jalan rel menjadi maju terutama setelah ditemukannya mesin uap pada...
1985
S12163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannie Kwartanti Pramita Abadi
Abstrak :
Upacara dan perayaan ulang tahun kedatangan Sam Poo Kong diadakan di kelenteng Sam Poo Kong dan Tay Kak Sie di Semarang, Jawa Tengah. Ini adalah acara terbesar dari kelenteng yang terkenal di Jawa Tengah tersebut. Upacara dan perayaan tersebut diadakan setiap tahun yaitu dua hari terakhir bulan keenam Imlek (sistem penanggalan Cina) yang pada tahun 1992 bertepatan dengan tanggal 28 dan 29 Juli. Kedatangan Sam Poo Kong ke Semarang dianggap sebagai hal besar yang patut untuk dikenang dan dirayakan, maka tidaklah mengherankan kalau acara itu berlangsung dengan sangat meriah. Antusiasme masyarakat khususnya para penganut kepercayaan kepada Sam Poo Kong untuk hadir dalam acara tersebut sangat besar. Mereka datang dengan berbagai motivasi seperti menyampaikan terima kasih, meminta berkah, mohon kesembuhan kepada Sam Poo Kong dan sebagainya, atau karena tradisi memperingati dan merayakan hari kedatangan Sam Poo Kong setiap tahun.Upacara dan perayaan yang berlangsung begitu meriah adalah perwujudan keyakinan yang dalam terhadap Sam Poo Kong. Sate Poo Kong yang dianggap sebagai orang yang berjasa besar dijadikan dewa, dipuja, disembah oleh banyak orang dari beragam keyakinan khususnya para penganut kepercayaan kepada Sam Poo Kong. Hal ini didasarkan pada keyakinan masyarakat Cina bahwa orang-orang yang sudah meninggal bisa melindungi dan memberi berkah kepada mereka. Untuk menguraikan dan menganalisis topik tersebut di atas, saya menggunakan penelitian kepustakaan dan lapangan. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terlibat. Hasil penelitian membuktikan kebenaran dari teori-teori yang saya pakai bahwa upacara dan perayaan tersebut merupakan suatu perwujudan dari kegiatan religius. Hasil yang diperoleh juga membuktikan bahwa hipotesis yang saya ajukan kurang tepat yaitu orang yang datang ke tempat beribadat (kelenteng), pasti memiliki tujuan, bukan hanya sekedar kebiasaan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library