Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kirana Andyan Pinasthi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara psychological well-being dan self-perception of aging pada lansia dengan penyakit kronis. Psychological well-being didefinisikan sebagai kesejahteraan yang terdiri dari selfacceptance, personal growth, purpose in life, positive relations with others, environmental mastery, dan autonomy (Ryff & Keyes, 1995), sedangkan self-perception of aging merupakan pandangan individu terhadap penuaan yang mereka alami dan persepsi serta sikap subjektif lansia terhadap penuaan mereka sendiri (Lawton, 1975 dalam Kim, Jang & Chiriboga, 2012). Banyak penelitian sebelumnya yang berasumsi bahwa self-perception of aging merupakan salah satu prediktor dari psychological well-being. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara keduanya pada lansia dengan penyakit kronis, khusunya di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 110 lansia dengan penyakit kronis dengan menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being (RSPWB) dan sub skala Attitudes Toward Own Aging dari Philadelphia Geriatric Center Morale. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara psychological wellbeing dan self-perception of aging (r = 0,203) pada LoS 0,05.
ABSTRACT
This study aims to investigate the relationship between psychological well-being and selfperception of aging on elderly with chronic illness. Psychological well-being is defined as welfare that consists of self-acceptance, personal growth, purpose in life, positive relations with others, environmental mastery, and autonomy (Ryff & Keyes, 1995), whereas selfperception of aging is an individual perspective towards the aging process they experience and the subjective attitude of elderly regarding their own aging process (Lawton, 1975 in Kim, Jang & Chiriboga, 2012). Previous studies assumed self-perception of aging as one of the predictor of psychological well-being, but there is not much of attention to see the correlation between them especially in Indonesian older adults with chronic illness. 110 older adults with chronic illness are involved in this study using Ryff’s Scale of Psychological Well-Being (RSPWB) and Attitudes Toward Own Aging sub scale of Philadelphia Geriatric Center Morale and it is found that psychological well-being and self-perception of aging correlates positively and significantly (r = .203; p<.05).
2015
S59132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diani Paramitha Maharsi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan persepsi diri terhadap penuaan pada lanjut usia. Sebanyak 100 orang lanjut usia berusia 60 tahun keatas yang tinggal di Depok berpartisipasi pada penelitian ini. Religiusitas dalam hal ini meliputi sembilan dimensi, yaitu perilaku religius publik, perilaku religius pribadi, dukungan kelompok keagamaan, coping religius, kepercayaan dan nilai, komitmen religius, pengampunan, pengalaman spiritual harian, dan intensitas religius. Pengukuran religiusitas dilakukan dengan alat ukur Brief Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality yang dibuat oleh Idler, Musick, Ellison, George, Krause, Ory, Pargament, Powell, Underwood, dan Williams (2003), sedangkan persepsi diri terhadap penuaan diukur melalui Attitude Towards Own Aging yang dibuat oleh Liang dan Bollen (1983). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya terdapat hubungan positif yang signifikan pada satu dimensi, yaitu dimensi pengampunan (forgiveness) pada religiusitas dengan persepsi diri terhadap proses penuaan pada lanjut usia. Artinya, semakin individu menunjukkan kesediaan untuk memohon ampun pada Tuhan dan memaafkan orang lain dan diri sendiri, semakin positif pula persepsi terhadap proses penuaannya; begitu pula sebaliknya. Disisi lain, tidak terdapat hubungan yang signifikan pada delapan dimensi lainnya, yaitu dimensi perilaku religius publik, perilaku religius pribadi, dukungan kelompok keagamaan, coping religius, kepercayaan dan nilai, komitmen religius, pengalaman spiritual harian, dan intensitas religius. ......This study examined the relationship between religiosity and self-perception of aging among elderly. 100 elderly living in Depok participated in this study. Religiosity in this study consists of nine dimensions, i.e public religious practices, private religious practices, congregation support, religious coping, belifs and values, religious commitment, forgiveness, daily spiritual experiences, and religious intensity Religiosity was measured by the Brief Multidimensional Measure of Religiosness/Spirituality (Idler, Musick, Ellison, George, Krause, Ory, Pargament, Powell, Underwood, dan Williams, 2003), whereas the self-perception of aging was measured by the Attitude Towards Own Aging scale (Liang & Bollen, 1983). This study shows that there is a significant, positive relationship only on one dimension, which is the forgiveness dimension of religiosity and self-perception of aging among elderly. The result of this study shows that the more willing for an individual to ask for forgiveness from God and to forgive other people and oneself, the more positive participants? perception towards aging; vice versa. On the other hand, the other eight dimensions has no significant relation with self-perception of aging. The dimensions are public religious practice, private religious practices, congregation support, religious coping, beliefs and values, religious commitment, daily spiritual experiences, and religious intensity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library