Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dika Bahrul Ilmi
"ABSTRAK
Sejak tahun 1996, Kementerian Agama telah menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sebagai sarana untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kehadiran TIK tentu mendukung tugas dan fungsi Kementerian Agama, tetapi disisi
lain dapat menimbulkan gangguan jika terpapar ancaman keamanan. Hasil survey
GovCSIRT, memperlihatkan masih terdapat kerentanan pada domain go.id.
Berdasarkan hasil evaluasi indeks KAMI, tingkat kematangan keamanan informasi
Kementerian Agama berada pada level I-I+, belum mencapai tingkat kematangan yang
diharapkan pada level III+. Dalam literatur, faktor manusia dapat menjadi aspek
terlemah dalam area keamanan informasi. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada
aspek manusia dengan melakukan pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi
pegawai Kementerian Agama. Metode yang digunakan dalam pengukuran kesadaran
adalah knowledge, attitude, dan behavior (KAB) dengan 8 area dan 25 sub area
keamanan informasi. Sampel penelitian sebanyak 311 responden yang dipilih secara
kuota. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai
Kementerian Agama berada pada kategori sedang, atau membutuhkan pemantauan dan
perbaikan organisasi. Manajemen kata sandi, penggunaan internet, dan pelaporan
insiden keamanan informasi merupakan tiga fokus area dengan tingkat kesadaran paling
rendah yang perlu mendapat prioritas dalam program kesadaran keamanan informasi.
Hasil analisis juga membuktikan bahwa pengetahuan mempengaruhi secara positif
terhadap sikap dan perilaku pegawai. Dengan demikian program kesadaran keamanan
informasi Kementerian Agama dapat efektif diterapkan dengan meningkatkan
pegetahuan pegawai.

ABSTRACT
Since 1996, Ministry of Religious Affairs (MoRA) has used information and
communication technology (ICT) as a means to provide services to the community. The
presence of ICTs certainly supports MoRA's tasks and functions, but on the other hand
it can cause interference if exposed to security threats. The GovCSIRT survey shows
that there are still vulnerabilities in the go.id domain. Based on the results of the index
KAMI evaluation, the level of information security maturity of the MoRA is at the I-I +
level, not yet reaching the expected maturity level at III +. In the literature, human
factors can be the weakest aspects of the information security area. Therefore, this study
focuses on human aspects by measuring MoRA employee information security
awareness levels. The method used in measuring awareness is knowledge, attitude, and
behavior (KAB) with 8 areas and 25 sub-areas of information security. The study
sample consisted of 311 respondents selected by quota. The results of this study indicate
that the level of information security awareness of MoRA employees is in the medium
category, or requires monitoring and improvement of the organization. Password
management, internet use, and information security incident reporting are the three
lowest focus areas of awareness that need to be prioritized in information security
awareness programs. The results of the analysis also prove that knowledge positively
influences employee attitudes and behavior. Thus the MoRA information security
awareness program can be effectively implemented by increasing employee knowledge."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hardanta Putra Pratama
"ABSTRAK

Tugas Karya Akhir ini membahas tentang Survei keamanan sebagai upaya Quality Control PT. MP pada daerah keamanan terbatas di bandara baru di Indonesia. Upaya pembukaan jalur rute penerbangan operasional di bandara baru ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat didaerah terisolir sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Sebelum suatu bandara dinyatakan memenuhi standar keamanan untuk dijadikan stasiun, PT.MP melakukan survei keamanan terlebih dahulu untuk mengecek kesiapan fasilitas fisik, fasilitas pengamanan dan kompetensi petugas suatu bandara didalam melaksanakan tugas pengamanan. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dengan pendekatan kualitatif dimana metode dalam mencari data adalah dengan melakukan studi dokumen keamanan, peraturan perundang-undangan dan data hasil survei keamanan yang dilakukan oleh petugas Unit Corporate Security PT.MP pada 2 bandar udara baru H.Aroeppala Selayar dan bandar udara Tebelian-Sintang Kalimantan Barat. Analisa terhadap temuan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan pencegahan kejahatan situasional 25 teknik strategi pencegahan kejahatan yang dicetus oleh Clarke. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan survei keamanan bandara baru H.Aroeppala Selayar dan Tebelian-Sintang telah memenuhi beberapa konsep 25 teknik strategi pencegahan untuk menganalisis kerentanan-kerentanan yang dapat berpotensi terjadinya perbuatan melawan hukum didalam penerbangan. Penelitian ini menyarankan perkembangan penelitian selanjutnya untuk menguji efektivitas pelaksanaan program survei keamanan ini dengan menggunakan metode yang jauh lebih komprehensif.



ABSTRACT
This Final Project assignment discusses the implementation of a security survei as an effort to Quality Control program airlines X in security restricted areas at new airports in Indonesia. The effort to open the operational flight route at the new airport aims to improve the social welfare of the people in isolated areas in accordance with national development goals. Before an airport is declared to meet security standards to be used as a station, PT.MP conducts a security survei to check the readiness of physical facilities, security facilities and competencies of officers of an airport in carrying out security duties. Research conducted using a qualitative approach where the method of finding data is by reviewing secondary data from the study of security documents, legislation and security survei data carried out by PT.MP Corporate Security officers at 2 new airports, H.Aroeppala Selayar and Tebelian airport- Sintang West Kalimantan. Analysis of the findings of the data was carried out using a situational crime prevention approach 25 techniques of crime prevention strategies triggered by Clarke. The results of this study indicate that the implementation of a new airport security survei had similar with 25 techniques of crime that can be used to analyze vulnerabilities that can potentially occur against the law in flight. This study suggests the development of further research to examine the effectiveness of the implementation of this security survei program using a far more comprehensive method.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library