Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Satya Damayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Ancaman degradasi yang terus tetjadi pada ekosistem lmnun di pesisir Kabupaten Bintan menjadi dasar dilakukannya pengelolaan ekosistem lamun di dua dasa di pesisir Timor Bintan yaitu Desa Maiang Rapat dan Desa Teluk Bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan ekosistem lamun berdasarkan pola konektivitas sistem sosial ekologi yang diukur dengan indikator ekologi, sosial ekonomi, kelembagaan. Penelitian dilakukan dengan metode survei selama bulan Agustus-September 2010 dengan jumlah responden 120 nelayan. lndikator ekologi memperlihatkan fluktuasi persentase tutupan lamun Bintan dari bulan Maret-Juni 2010 dan didominasi oleh spesies Enhalus acoroldes. Kondisi sosial ekonomi masyarakat umumnya adalah nelayan dengan alat tangkap jaring yang masih membutuhkan mata pencaharian altematif untuk menambah pendapatan. Karakteristik kelembagaan nelayan terlihat darl adanya kelompok nelayan di kedua desa namun sebegian besar nelayan tidak aktif di dalam kelompok tersebut.
ABSTRACT
The threat of degradation that continues to occur in sea grass ecosystems in the coastal of Bintan Regency became the basis sea grass ecosystem management in two villages on the eastern coast of Malang Rapat Vlllage and Teluk Bukau Village. This study aims to determine the effectiveness of seagrass ecosystem management based on connectivity patterns of socio-eoological sysrem as measured by indicators of ecological, socio-economic, end institutional. Research conducted by survey during August-September 2010 with the number of respondents 120 fishermen. Ecological indicator shows the percentage fluctuations in sea grass cover from March-1une 2010 and is dominated by species Enhalus acoroides. Socio-economic condition of community generally is fishing with nets fishing gear that still need alternative livelihoods to increase income. Institutional characteristics of fishermen can be seen from the group of fishermen in both villages but most fishermen are not active in the group.
2011
T33709
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Coryelisabety Dianovita
Abstrak :

Ketersediaan jasa ekosistem lamun sangat bergantung pada kondisi biofisik dan dinamika ekosistem terutama dari faktor antropogenik. Ekosistem lamun saat ini sedang mengalami krisis karena semakin terpengaruh oleh perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia di zona pesisir. Ini menghambat kelangsungan ekosistem lamun. Riset ini mengevaluasi indeks kesehatan ekosistem lamun dan menentukan potensi keberlanjutan pemanfaatan jasa ekosistem lamun di pesisir Pulau Panjang, Serang, Banten dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta metode campuran. Studi ini menemukan bahwa Pulau Panjang memiliki keragaman spesies lamun yang cukup tinggi dengan ditemukan 7 spesies lamun termasuk Enhalus acoroides yang cukup mendominasi pesisir pulau. Indeks kesehatan lamun juga cukup tinggi yang berkisar di antara 60 – 70%. Hasil riset juga membuktikan bahwa perilaku masyarakat yang konsumtif memicu pemanfataan jasa ekosistem yang tinggi. Pemanfaatan jasa ekosistem lamun yang tinggi dapat mengecilkan potensi pemanfaatan secara berkelanjutan. Ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang tergolong rendah. Oleh karena itu, sosiasliasi dan pengelolaan atas ekosistem lamun perlu segera diimplementasikan.

 


The existence of seagrass ecosystem services is dependent on biophysical conditions and the dynamics of the ecosystem, especially from anthropogenic factors. Seagrass ecosystems are currently in crisis because they are increasingly affected by changes caused by human activities in the coastal zone. This inhibits the sustainability of the seagrass ecosystem. This research evaluates the health index of seagrass ecosystems and determines the potential for sustainable utilization of seagrass ecosystem services on the coast of Pulau Panjang, Serang, Banten using quantitative approaches and mixed methods. The study found that Panjang Island have a high diversity of seagrass species with 7 seagrass species found, including Enhalus acoroides which dominated the coast. Habitat structure index represents seagrass health that was obtained is quite high which ranges between 60 - 70%. Another result of this research also proves that high consumptive behavior triggers the high utilization of ecosystem services. The utilization of seagrass ecosystems can reduce the potential for sustainable utilization of seagrass ecosystems. This is due to the communities’ low education. Therefore, management of seagrass ecosystems needs to be implemented immediately so that sustainable utilization of seagrass ecosystem services can be actualized.

 

2019
T53498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daud
Abstrak :
ABSTRAK
Padang lamun merupakan ekosistem yang penting karena perannya sebagai tempat berlangsungnya berbagai siklus nutrien, tempat mencari makan, dan berkembang biak berbagai macam biota laut. Peningkatan aktivitas manusia berupa aktivitas perikanan, reklamasi pantai, penambangan pasir, serta perkembangan industri dapat menyebabkan kondisi padang lamun terganggu. Maka dari itu, pemantauan jangka panjang terhadap kondisi lamun merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebagai langkah memahami hubungan antara kondisi padang lamun dengan peningkatan aktivitas manusia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan sebaran lamun di Teluk Banten serta hubungannya dengan aktivitas manusia menggunakan data Sentinel dan Landsat multi temporal dari tahun 2008 hingga 2018. Data Sentinel dan Landsat dikoreksi menggunakan metode depth invarianth index kemudian diklasifikasikanan menggunakan metode Maximum Likelihood dan uji akurasikan dengan data di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengurangan luasan lamun di Teluk Banten dari tahun 2008 sampai 2018 sebesar 74,28 ha akibat meningkatnya aktivitas manusia terutama pada sektor perikanan, penambangan pasir, reklamasi pantai, dan industri.
ABSTRACT
Seagrass meadows are important ecosystem due to their structural and functions role as a place for various nutrient cycles, feeding area, and breeding for a variety of marine species. Increased human activity in the form of increased fishery activities, sand mining, reclamation, and industry is reported causing disturbed seagrass condition. Therefore, spasio-temporal monitoring of the seagrass condition is important to understand the relationship between the seagrass condition and the stresses from human activity. This research was conducted to analyze the change of seagrass distribution in Banten Bay and its relation with human activity using multi temporal Landsat data from 2008 to 2018. Landsat data is processed using Depth Invariant Index method and classified using Maximum Likelihood with field data. The results of this study indicate a reduction of 74,28 ha seagrass area in the Banten Bay from 2008 to 2018 due to increased human activity that consist of increased fishery, sand mining, coastal reclamation, and industry.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risniatin Maya Andini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di Pesisir Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup jumlah spesies lamun, presentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun penelitian dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan metode line transect dan kuadrat sebanyak 54 kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies lamun dari dua famili di Tanjung Luar. Persentase tutupan lamun pada setiap stasiun berkisar 5--61,25. Kerapatan lamun pada setiap stasiun berkisar antara 12--626 tegakan/m2. Frekuensi setiap spesies lamun pada setiap stasiun berkisar antara 5,55--72,22. Thalassia hemprichii memiliki frekuensi rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 50. Nilai indeks keanekaragaman di Tanjung Luar yang termasuk sedang hanya terdapat di stasiun 1 1,62 dan stasiun 2 1,69. Nilai indeks dominansi di Tanjung Luar yang tergolong rendah hanya terdapat di stasiun 2 0,21. Nilai indeks kemerataan yang tergolong tinggi hanya terdapat di stasiun 1 0,83 dan 2 0,87.
ABSTRACT
Research on community structure of seagrass in waters of Tanjung Luar, East Lombok, West Nusa Tenggara, was conducted on May 2017. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station. The location of sampling in 3 stations was determined by purposive sampling. The method of sampling was determined by line transect and quadrat method, totally 54 quadrats. The results showed that there are 7 species of seagrasses from 2 families in Tanjung Luar. Percentage seagrass covering at each station ranged from 5 61,25. Seagrass density at each station ranged from 12 626 tegakanal m2. Frequency each spesies of seagrass at each station ranged from 5,55 72,22. Thalassia hemprichii is the highest frequency 50. The diversity index value in Tanjung Luar was considered as moderate only at station 1 1,62 and station 2 1,69. The dominance index value in Tanjung Luar was low only at station 2 0,21. Evenness index value was considered as high only at station 1 0,83 and station 2 0,87.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, 2017
R 584.9 STA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Kholis, aauthor
Abstrak :
Penelitian komposisi dan keanekaragaman jenis ikan di ekosistem padang lamun dan mangrove di Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten telah dilakukan pada bulan Mei dan November 2015. Metode yang digunakan selama penelitian adalah tangkapan per unit usaha (Catch per Unit of Effort / CPUE) dengan alat tangkap berupa push-net dan serokan ikan. Penangkapan ikan dilakukan ketika kondisi air laut surut. Telah diperoleh 392 sampel ikan yang berasal dari 20 famili dan 50 spesies. Ikan yang didapatkan pada ekosistem mangrove berasal dari 11 famili dan 28 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Istigobius ornatus (19,81 %), sedangkan pada ekosistem padang lamun didapatkan 17 famili dan 38 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Moolgarda sp. (17,13 %). Nilai H?, E, dan D pada kedua ekosistem relatif sama. Hasil tangkapan berdasarkan perbedaan waktu pengambilan sampel menunjukkan perbedaan komposisi spesies ikan yang hadir, khususnya Arothron immaculatus. Nilai indeks kesamaan Jaccard pada kedua ekosistem menunjukkan angka yang rendah (0,32). ...... Research of composition and species diversity of fish fauna in seagrass bed and mangrove ecosystem at Muara Binuangeun, Lebak, Banten had been conducted at May and November 2015. The method used during research was Catch per Unit of Effort (CPUE) with push net and boat net as fishing gear. Fishing was conducted during low tide. In total, 392 fish were captured from 20 family and 50 species. Fish were captured in mangrove ecosystem consist of 11 family and 28 species, with the most abundant species was Istigobius ornatus (19,81 %), and fish captured in seagrass bed ecosystem consist of 17 family and 38 species, with the most abundant species was Moolgarda sp. (17,13 %). H?, E, and D value for both ecosystem seemed relatively not different. But, the catch based on different fishing time displayed different fish composition, especially Arothron immaculatus. Both ecosystem showed low value for similarity index of Jaccard (0,32).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nacorda, Hildie Maria
Leiden: CRC Press/Balkema, 2008
577.694 NAC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library