Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Ardita
"ABSTRAK
school refusal merupakan masalah yang serius, dampak jangka pendek meliputi nilai yang buruk, jangka panjang meliputi kesulitan pekerjaan dan ekonomi, serta kemungkinan risiko mengalami gangguan kejiwaan. Sita anak perempuan usia 10 tahun mengalami school refusal didasari oleh kecemasan sehubungan situasi kelas dan pertemanan.teknik pada cognitive behavior therapy (CBT) fokus pada mengubah disfungsi kognitif menjadi pemikiran yang lebih positif dan rasional.

ABSTRACT
school refusal is a serious problem, short-term impacts include poor value, long-term work and economic difficulties, and the possibility of a risk of psychiatric disorders. Sita's 10-year-old daughter experiences school refusal based on anxiety related to class and friendship situations. Techniques in cognitive behavior therapy (CBT) focus on transforming cognitive dysfunction into more positive and rational thinking."
2010
T38571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frilya Rachma Putri
"Latar belakang: Pada saat ini belum terdapat instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi alasan penolakan sekolah oleh anak Sekolah Dasar di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas School Refusal Assesment Scale - Revised (SRAS-R) dalam bahasa Indonesia.
Metode: 100 anak-anak dan 100 orang tua dari SDN Sumur Batu 04 Pagi Kemayoran Jakarta Pusat berpartisipasi dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan untuk menilai konten dan membangun validitas. Uji reliabilitas juga dilakukan dalam penelitian ini. SPSS Windows diterapkan untuk menganalisis seluruh data.
Hasil: Versi SRAS-R Indonesia kuesioner anak (Cronbach s α = 0,836) dan kuesioner orang tua (Cronbach s α = 0,827). Kesahihan isi (content validity) untuk item dan skala juga menunjukkan validitas yang kuat. Analisis komponen utama (PCA) menunjukkan kesesuaian data yang dengan nilai kolerasi yang kecil dari model keempat faktor pada SRAS-R asli. Kesahihan konstruksi (construct validity) menghasilkan 4 komponen yang mewakili kuesioner orangtua dan 3 komponen dalam kuesioner anak.
Kesimpulan: Kesahihan isi (content validity) dan kesahihan konstruksi (construct validity) versi SRAS-R Indonesia telah dikonfirmasi melalui penelitian ini. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, versi SRAS-R Indonesia merupakan instrumen potensial yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi alasan penolakan sekolah pada anak di Indonesia.

Background: Recently there is no instrument to identify the reason for school refusal among primary school students in Indonesia. Therefore, this study aimed to obtain the validity and reliability of School Refusal Assesment Scale-Revised (SRAS-R) in Indonesian language.
Methods: 100 children and 100 parents from Sumur Batu 04 Pagi public elementary school Kemayoran Jakarta participated in the study. Validity tests were conducted to assess the content and construct validity. Reliability test was also conducted in this study. SPSS for Windows was applied to analyze the whole data.
Results: SRAS-R Indonesian version showed an excellent internal consistency for the reliability test in children questionnaire (Cronbach s α = 0.836) and parent questionnaire (Cronbachn s α = 0.827). Content validity for items and scales also indicated a strong validity. Principal component analysis (PCA) indicated poor data suitability from the four-factor models of the original SRAS-R. Construct validity obtained 4 components that represent the parent s questionnaire and 3 components in the children s questionnaire.
Conclusion: Content and construct validity of the SRAS-R Indonesian version is confirmed from this study. Although further research is required, the SRAS-R Indonesian version was found to be a potential instrument in identifying the reason of school refusal in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Masalah-masalah anak di usia sekolah cukup beragam. Salah satu masalah yang berkaitan dengan sekolah di usia ini adalah menolak sekolah (school refusal). Menurut Mash & Wolfe (1999), perilaku menolak sekolah umumnya terjadi pada anak perempuan dan laki-laki dengan usia antara 5-6 tahun dan 10-11 tahun dimana di usia ini anak-anak memasuki sekolah baru. Adapun pengertian dari school refusal mengacu pada kesulitan penyesuaian diri anak terhadap situasi maupun tuntutan di sekolah (Kahn & Nursten dalam Weiner, 1982).
Perilaku menolak sekolah (school refusal) tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat sekolah merupakan faktor penting dalam perkembangan anak. Menurut Fremont (2003), adanya perilaku menolak sekolah secara signifikan memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada kehidupan sosial, emosi, dan perkembangan pendidikan pada anak-anak. Dengan demikian, diperlukan penanganan yang cepat dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari school refusal.
Penelitian ini penelitian kualitatif mengenai psikodinamika terjadinya school refusal pada anak usia sekolah berdasarkan wawancara dan observasi terhadap anak, orangtua serta guru. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai faktor-faktor yang menyebabkan seorang anak menolak sekolah (school refusal) dan bagaimana dinamika yang terjadi antara faktor-faktor tersebut. Diharapkan dengan mengetahui penyebabnya, penanganan terhadap masalah school refusal dapat lebih efektif dan efisien.
Peneliti mendatangi beberapa sekolah untuk mendapatkan data mengenai anak yang memiliki kesamaan dengan karakteristik school refusal. Adapun karakteristik anak yang mengalami school refusal antara lain mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian meminta pulang, pergi ke sekolah dengan menangis dan menempel terus pada figur yang dekat dengan anak, dan adanya keluhan-keluhan fisik seperti pusing, sakit perut, mual dan sebagainya (Piliang, 2004). Setelah itu, peneliti melakukan wawancara yang ditunjang dengan observasi terhadap guru, orangtua dan anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab terjadi school refusal cukup beragam pada masing-masing anak dimana faktor keluarga terutama pola asuh, lingkungan sekolah dan kepribadian anak itu sendiri saling mempengaruhi. Berdasarkan hasil analisis dari kedua subjek, persamaan dari kedua subyek yang diteliti adalah faktor memasuki sekolah baru yang menuntut anak untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru. Memasuki sekolah baru bagi sebagian anak membutuhkan penyesuaian yang lebih lama mengingat di sekolah baru terdapat guru dan teman-teman yang berbeda, kurikulum serta metode yang berbeda juga tuntutan yang berbeda."
[Depok;;, ]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library