Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hirni Melani Puspita Sari
Abstrak :
Bangunan Sekolah Dasar adalah sebuah sarana fisik pendidikan yang ikut mempengaruhi mutu pendidikan. Agar bangunan ini dapat berfungsi secara maksimal, pemerintah membuat sebuah standarisasi yang merupakan patokan dalam merancang sebuah bangunan Sekolah Dasar. Standarisasi ini sifatnya fleksibel, dapat berubah sesuai dengan kurikulum yang saat itu sedang berlaku. Dalam skripsi ini, penulis mengadakan sebuah tinjauan tentang standarisasi bangunan Sekolah Dasar yang ada, berdasarkan kurikulum baru yang akan bedaku, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Fokus pengajaran pada kurikulum ini telah berubah dari guru kepada siswa, sehingga menyebabkan perubahan pada pengelolaan proses kegiatan belajar yang ada dan mempengaruhi kebutuhan ruang dan. sarana lainnya. Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, prinsip-prinsip KBK menuntut diadakannya penyempurnaan pada standarisasi yang ada. Berdasarkan orientasinya, KBK mengharapkan sebuah bangunan Sekolah Dasar dapat menyediakan berbagai pengalaman belajar secara raang, metode dan media. Dengan adanya perbedaan proses pembelajaran pada struktur kurikulum, KBK menghendaki adanya rancangan ruang yang berbeda untuk kelas 1&2 dengan kelas 3-6. Di dalam KBK, belajar diartikan sebagai sebuah kegiatan aktif siswa, sehingga diharapkan penataan perabot di ruangan kelas yang ada dapat menjadikan siswa aktif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Zafira
Abstrak :
Hubungan manusia dan alam sangatlah erat terutama dalam mencapai well-being manusia. Alam merupakan salah satu unsur yang berdampak baik bagi fisik maupun psikis manusia, terutama untuk mencapai ketenangan dan relaksasi. Desain biophilic hadir sebagai pendekatan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, dengan cara menghadirkan unsur alam pada arsitektur yang bertujuan agar tercapainya kualitas ruang yang dibutuhkan. Pada skripsi ini akan lebih berfokus pada penerapan prinsip inside-outside space sebagai salah satu cara pemenuhan kebutuhan tersebut. Prinsip inside-outside berdasarkan desain biophilic dengan sudut pandang interioritas. Menggunakan studi kasus berupa Sekolah Alam, sebuah tempat edukasi yang membutuhkan penerapan prinsip inside-outside space, yang menghubungkan inside dan outside, sehingga dapat meningkatkan kontak antara manusia dan alam. Aktivitas yang terintegrasi dengan alam ini dibutuhkan untuk mendukung masa perkembangan anak usia dini, terutama untuk memenuhi well-being anak. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kesatuan antara elemen alam dengan elemen ruang, dalam mendukung suksesnya penerapan prinsip tersebut.
Human and natural relationships are closely related, mainly for reaching human well being. Nature is one of the elements that affect both the physical and psychological human, especially to achieve tranquility and relaxation. Biophilic design is present as an approach to meet that human needs, by presenting the elements of nature on the architecture that aims to achieve the required quality of space. In this essay will be more focused on applying the principle of inside outside space as one way of fulfilling those needs. The principle of inside outside based on biophilic design with interiority point of view. Using case studies specifically of School of Nature, a place of education that requires the application of the principle of inside outside space connecting between inside and outside, so as to increase the contact between human and nature. This integrated activity with nature is needed to support early childhood development, especially to fulfill the child 39 s well being. This relates to how the unity of the elements of nature with the elements of space, in support of the successful application of the principle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiatmojo Suseno
Abstrak :
Pada mulanya pelaksanaan bantuan untuk pembanguan sekolah diserahkan kepada pihak ketiga untuk melaksanakan pembangunan. Namun ban yak ferjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik sekolah yang berdampak kualitas pembangunan sangat buruk dan tidak sesuai dengan besamya dana. Keadaan ini memunculkan kebijakan pengaluran dana Iangsung ke sekolah. Pala pelaksanaan pembangunan dengan konsep partisipasi masyarakat ada/ah kondisi dimana pihak sekolah dapat melakukan pelaksanaan pembangunan dengan dukungan masyarakat disekitar lokasi pembangunan sekolah dan tanpa melakukan kontrak pada pihak ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kualitas dan waktu dalam proyek pembangunan gedung unit sekolah bare SLTP-MTs. Panelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan pada pelaksanaan kegiatan yang akan berpengaruh kepada keberhasilan kinerja kualitas dan waktu proyek pembangunan sekolah dengan konsep partisipasi masyarakat. Metode penelitian menggunakan instrumen quisioner. Responden terdiri dari personil pelaksana ditingkat sekolah dan konsultan . Hasil penelitian yang dilakukan telah mengidentifkasi faktor dominan yang memperigraruhi kinerja kualifas dan waktu dalam proyek ini adalah sosialisasi dari transparansi pelaksanaan pekerjaan dengan konsep partisipasi masyarakat, serta didukung dengan perencanaan terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi setempat.
At first the distribution of school construction funds were handed over to contractors to carry out the constracs. Mis-management in implementation produced poor quality of the constructions due to reduction of actual funds. This condition introduced new policies for distributing grant to schools. New contracting concept by community participation construction then permitted schools to carry out the construction without involving contractors. The aim of this research is to identify factors influence the success of time and quality performance for construction project of a new SLTP-MTs school building. The research is to understand the dominant factors in the construction process which influences the success of time and quality performance conducted by concept community participation. The methodology of research used was questionnaires. The respondents were personel of Team that build the School and Consultant. The research concluded that main factors which influence the success of time and quality performance for this construction project is socialization an transparencies of this work with concept community participation, and it is support by planning of time schedule.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Rahmadona Efiariza
Abstrak :
Studi ini mengkaji tentang hubungan lingkung bangun sekolah yang telah menerapkan pendidikan lingkungan dan non lingkungan dengan sikap dan perilaku peduli lingkungan siswa. Pembangunan berkelanjutan merupakan solusi dan telah menjadi komitmen bagi masyarakat dunia untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kehancuran karena perilaku manusia. Dalam mempromosikan kelestarian lingkungan, pendidikan lingkungan memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang berwawasan lingkungan. Sekolah Adiwiyata yang merupakan sekolah hijau, sebagai bentuk pendidikan lingkungan, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya, menciptakan ruang pendidikan yang sehat, nyaman, dan berkelanjutan. Sekolah Adiwiyata dinilai dapat meningkatkan sikap dan perilaku lingkungan siswanya, sehingga seharusnya terdapat hubungan antara lingkung bangun dengan sikap dan perilaku peduli lingkungan siswa. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus berganda dengan menggunakan metode observasi dan membagikan kuesioner kepada siswa di sekolah-sekolah yang di observasi. Skala New Ecological Paradigm (NEP) dan skala General Ecological Behavior (GEB) digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku lingkungan siswa. Penelitian ini mengkaji lingkung bangun yang diterapkan pada sekolah-sekolah tersebut. Sebagai hasil, lingkung bangun sekolah diharapkan dapat dianggap sebagai aspek penting dalam membentuk perilaku hijau. ...... This study examines the relationship between school buildings that have implemented environmental education with environmental attitudes and behavior in students. Sustainable development is a solution and has been a commitment to the world community to save the earth from damage and destruction due to human behavior. In promoting environmental sustainability, environmental education plays an important role in creating an environmentally literate society. Adiwiyata School which is a green school, as a form of environmental education is one of the efforts to increase it through energy and resource efficiency, creating a healthy, comfortable, and sustainable educational space. This should improve the student's attitude and behavior so that there should be a relationship between Adiwiyata School buildings and environmental attitudes and behavior. A quantitative approach is used in this study. The research design used was multiple case studies using the observation method and distributing questionnaires to the school's students. A New Ecological Paradigm (NEP) scale and a General Ecological Behavior (GEB) scale are used to measure student's environmental attitudes and behavior. This study will examine the school's built environment applied to those schools. As a result, school's built environmenr is expected to be considered as an important aspect in shaping green behavior.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Rakhmani
Abstrak :
Sekolah Dasar sebagai lingkungan belajar anak harus dirancang sedemikian rupa sehingga membuat kegiatan belajar nyaman bagi anak. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah sekolah dasar agar pada akhirnya memenuhi kenyamanan belajar tersebut. Faktor tersebut antara lain faktor fisik yang terdapat pada lingkungan. Terbatasnya lahan di daerah kota serta meningkatnya jumlah siswa membuat perancangan sekolah dasar semakin rumit. Perancangan tidak hanya dipusatkan pada susunan ruang dan hubungan antar ruang, tetapi juga mempertimbangkan potensi gangguan yang berasal dari lingkungan. Faktor fisik pada lingkungan yang memiliki potensi untuk mengganggu kegiatan belajar harus dipertimbangkan dalam perancangan sekolah dasar di daerah kota dengan lahan terbatas. Akibat dari antisipasi yang dilakukan sebuah sekolah dasar swasta, pada akhirnya berpengaruh terhadap susunan ruang dan wujud bangunan sekolah tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Widjaja Karyanto
Abstrak :
Masa kanak-kanak, terutama masa usia prasekolah, yaku usia 2 - 6 tahun merupakan masa yang penting dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Pada masa ini anak-anak berada dalam masa eksplorasi dan selalu mencoba berbagai macam cara dalam mengekspresikan did, baik secara fisik, emosional maupun secara estetik. Maka, proses eksplorasi dan ekspresi did anakanak itu hares bedangsung di tempat yang aman dan nyaman. Di masa usia prasekolah ini, anak-anak memulai pendidikan formal pertamanya di sebuah institusi prasekolah, institusi ini memiliki berbagai macam bentuk, seperti nursery school ,Taman Kanak-kanaklKindergarten, Kelompok bermainlplaygroup, dsb. Pada institusi prasekolah ini, anak-anak belajar melalui permainan kreatif, kontak social dan ekspresi alami. Dengan menekankan pada proses belajar tersebut, dapat terpenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial dan emosional anak. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, lingkungan fisik juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak usia prasekolah. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan institusi prasekolah, atau dengan kata lain adalah bangunan institusi prasekolah, tempat dimana anak usia prasekolah mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam dirinya dengan bimbingan orang dewasa. Lingkungan institusi prasekolah haruslah aman, baik secara psikologis maupun secara fisik agar proses eksplorasi dan ekspresi dalam pendidikan bagi anak usia prasekolah dapat berhasil. Lingkungan yang aman dapat diperoleh dengan sebuah perancangan arsitektur. Diharapkan dengan tulisan ini, perancang bangunan mulai memikirkan aspek keamanan secara khusus dalam merancang sebuah institusi bagi anak-anak usia prasekolah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Madeira
Abstrak :
Sekolah bukan hanya berperan sebagai lembaga pendidlkan formal, namun juga wadah untuk berinteraksi bagi pelajar, khususnya usia remaja. lnteraksi sosial pun merupakan suatu pembelajaran serta sebuah tahap yang penting bagi perkembangan kognitif usla remaja yang mulai beranjak dewasa. Lingkungan di mana interaksi tersebut terjadi dapat berpengaruh pada perilaku dan gejala-gejala sosial yang muncul. Pada remaja, yang menghabiskan sebagian besar wakunya di lingkungan sekolah, tidak jarang perilaku perilaku yang muncul merupakan cerminan lingkungan di mana ia berada atau beradaptasli dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri. Dengan demikian, perilaku sosial yang negatif akan dapat dilacak dari ketidakcocokan indivldu dengan lingkungannya. Lingkungan memiliki arti yang luas. Pemilihan lingkungan sekolah untuk me!acak perilaku-perilaku sosial remaja dilatarbelakangi oleh kedekatan hubungan antara remaja dan !ingkungan seko!ah, di mana mereka mengalami interaksi social yang intensif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grita Anglila
Abstrak :
Anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Pada usia ini, perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungannya baik secara fisik maupun sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah institusi sekolah dasar, dimana anak pada usia 6-12 tahun mulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Anak membutuhkan ruang yang nyaman dan aman di sekolah. Perencanaan lingkungan fisik pada sekolah dasar periu disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga dapat mewadahi aktivitas mereka yang dapat merangsang perkembangannya. Pada lingkungan fisik sekolah dasar, perencanaan tidak hanya ditekankan pada ruang belajar saja, namun juga periu diperhatikan penyediaan ruang luar yang sesuai untuk anak. Ruang luar merupakan salah satu sarana pendukung yang memiliki interaksi dengan ruang belajar formal, sehingga kedua mang tersebut dapat saling mendukung aktivitas anak dalam belajar dan bermain. Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana ruang luar di sekolah dasar dapat berperan bagi aktivitas anak yang dapat merangsang perkembangannya. Pembahasan dalam skripsi ini melalui studi literatur dan studi kasus, dengan meninjau dari aktivitas anak, ruang yang dibutuhkan serta elemen-elemen pendukung ruang luar. Studi kasus yang diambil adalah sekolah alam yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di ruang luar. Dari tinjauan yang dilakukan, teriihat bahwa ruang luar sekolah dasar dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas anak dalam bermain dan belajar. Aktivitas anak yang dilakukan di ruang luar juga mengandung berbagai nilai positif bagi perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional anak. ......School-age children (6-12 years old), develop in physical, cognitive and psychosocial aspects. In this stage, children development influenced by their physical and social enviroment. This physical environment includes the educational institution as a place where children begin to interact and communicate with others. Children need safe and comfortable spaces to support their activities in school. The planning of physical environment in elementary school should suit the children's needs and accommodate activities that stimulate their development. The planning of physical environments in elementary school not only focuses on classrooms, but also the provision of outdoor spaces that are suitable for children. The relation between outdoor spaces and formal learning spaces can support children's activities. This writing discusses how outdoor spaces in elementary school can support children's activities and stimulate their development. Literature and case study are used to explore children's activities, their spaces and supporting elements in outdoor spaces. The case study was conducted in Sekolah Alam that mainly has outdoor activities. The case study indicates that outdoor spaces in elementary school can be used as children's activity spaces in learning and playing. Children's activities in outdoor spaces has positive values in their physical, cognitive, and social emotional development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Sobana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Ridwan Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>