Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lasfitri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sekolah anak berusia sekolah SLTP (13-15 tahun) dan SLTA (16-18 tahun) serta menganalisis apakah terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak yang berusia sekolah SLTP dan SLTA antara daerah perkotaan dengan perdesaan di Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Panel Triwulan III Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik (model logit) dengan alat analisis yang dipakai untuk mengolah data yaitu Program SPSS 16.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa partisipasi sekolah anak usia 13-15 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu. Sedangkan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, tempat tinggal (desa-kota), jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu.
Secara statistik daerah tempat tinggal (kota-desa) berpengaruh signifikan terhadap peluang bersekolah bagi anak usia 16-18 tahun. Secara umum permasalahan tidak sekolah lebih banyak dijumpai di daerah perdesaan. Sedangkan di daerah perkotaan, masalah tidak sekolah relatif lebih kecil. Terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun (jenjang SLTA) antara daerah perkotaan dengan perdesaan. Hal ini memperlihatkan terjadinya disparitas pendidikan antara daerah perdesaan dengan perkotaan pada jenjang pendidikan SLTA.

The purpose of this study was to analyze the factors that affect school participation of junior high school-aged children (13-15 years) and senior (16-18 years) and to analyze whether there are differences in the participation of school children aged between junior and senior high school urban areas with rural areas in the province of Jambi. This study uses the data of National Socioeconomic Survey (Susenas) BPS Panel Third Quarter 2012. This study uses logistic regression (logit models) with the analytical tools used to process the data that program SPSS 16.
The estimation results indicate that the participation of school children aged 13-15 years are affected by the number of household members, sex of child, education level of father and education level of mother. While the participation of school children aged 16-18 years are affected by the number of household members, place of residence (rural-urban), sex of the child, education level of father and education level of mother.
Statistically area of residence (urban-rural) significantly affects schooling opportunities for children aged 16-18 years. In general, schools are not the problem more prevalent in rural areas. Whereas in urban areas, the problem is not the school is relatively small. There is a difference in school participation of 16-18 year olds (high school level) between urban and rural areas. This shows the disparity of education between rural and urban areas at high school education level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karnia Nur Aniza
"Educational subsidies are increasing school attendance, but the impact on the child’s working participation is vague. After running for five years, the government of Indonesia changed the regulation of Bantuan Operasional Sekolah (the BOS program or school operational assistance) to eliminate school fees for all elementary and junior secondary schools in 2009. This study intends to estimate the impact of hours of school attendance on children working using the 2009 regulation BOS program as an instrument. The estimation uses data from the fourth and fifth Indonesia Family Life Survey (IFLS) with Fuzzy Regression Discontinuity Design (FRDD) as methodology. The result presents that the children who benefited from the 2009 regulation BOS program spent more hours attending school than non-beneficiaries. However, the increase in school attendance is increasing the time allocation for income-generating and household work, supporting the idea that working and schooling are not perfectly substitutable."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2023
330 JPP 7:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hilmy Noerfatih
"Kehadiran mahasiswa merupakan aspek penting dalam kegiatan perkuliahan. Sistem kehadiran yang banyak digunakan saat ini masih menggunakan kertas, smart card, RFID, dan fingerprint, yang sering kali memerlukan kontak fisik, rentan terhadap manipulasi, atau implementasi yang kompleks. iBeacon dipilih sebagai alternatif karena kemampuannya untuk mendeteksi keberadaan perangkat melalui sinyal Bluetooth Low Energy (BLE), yang memungkinkan pemantauan kehadiran tanpa kontak fisik serta biaya implementasi dan perawatan yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pencatatan dan pemantauan kehadiran siswa otomatis berbasis teknologi iBeacon. Sistem yang dibentuk menggunakan metode pemantauan proximity iBeacon untuk penentuan pola masuk atau keluar mahasiswa. Machine learning (ML) berperan penting dalam mendeteksi pola kehadiran mahasiswa dengan memproses data proximity yang diterima dari iBeacon untuk menentukan status kehadiran. Penelitian ini memberikan rekomendasi peletakan iBeacon serta model yang dapat digunakan, menunjukkan bahwa iBeacon yang diletakkan dengan jarak pemisahan sebesar 5 meter memberikan hasil terbaik. Model Random Forest menunjukkan akurasi tertinggi pada jarak 5 meter dengan akurasi 0.9727, F1-score 0.9731, precision 0.9735, dan recall 0.9727. Model ini juga kemudian diuji coba pada ruangan lain yang memiliki layout dan luas yang serupa, dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Sistem diuji menggunakan beberapa skenario yang mencakup berbagai kemungkinan yang terjadi saat penggunaan aplikasi sistem kehadiran. Selain itu, sistem ini juga menerapkan verifikasi random checking untuk memastikan validitas kehadiran mahasiswa secara acak, yang meningkatkan keakuratan dan mengurangi kemungkinan manipulasi data. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem kehadiran berbasis iBeacon ini mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan kehadiran siswa.

Student attendance is a crucial aspect of college activities. The attendance systems widely used today still rely on paper, smart cards, RFID, and fingerprints, which often require physical contact, are prone to manipulation, or involve complex implementation. iBeacon was chosen as an alternative due to its ability to detect the presence of devices through Bluetooth Low Energy (BLE) signals, enabling contactless attendance monitoring and offering lower implementation and maintenance costs. This study aims to develop and implement an automatic student attendance recording and monitoring system based on iBeacon technology. The system employs iBeacon proximity monitoring to determine student entry or exit patterns. Machine learning (ML) plays a crucial role in detecting attendance patterns by processing proximity data received from iBeacons to determine attendance status. This study provides recommendations for iBeacon placement and suitable models, demonstrating that iBeacons placed with a separation distance of 5 meters yield the best results. The Random Forest model shows the highest accuracy at a 5-meter distance with an accuracy of 0.9727, an F1-score of 0.9731, a precision of 0.9735, and a recall of 0.9727. This model was also tested in another room with a similar layout and size, yielding satisfactory results. The system was tested using several scenarios covering various possible situations during the application of the attendance system. Additionally, the system implements random checking verification to ensure the validity of student attendance randomly, increasing accuracy and reducing the possibility of data manipulation. Overall, the findings indicate that the iBeacon-based attendance system can improve the efficiency and accuracy of student attendance recording."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizio Kautsar Heruzy
"Pencatatan kehadiran pelajar di banyak instansi pendidikan masih dilakukan secara manual dan tradisional. Hal tersebut menimbulkan berbagai macam masalah dalam akurasi pencatatan kehadiran pelajar. Hadir adalah aplikasi yang dirancang untuk membantu pengajar, pelajar, dan administrator instansi pendidikan dalam mencatat kehadiran kelas. Sistem dirancang melalui tahap-tahap DSR (design science research), yaitu menganalisis kebutuhan pengguna, pembuatan persona, perancangan desain aplikasi, usability testing, pengembangan aplikasi, dan pengujian aplikasi. Bentuk dari aplikasi Hadir adalah aplikasi mobile yang dapat digunakan menggunakan smartphone dan aplikasi web yang dapat digunakan melalui browser. Hadir menggunakan arsitektur client-server dimana server akan menyediakan dan mengelola data yang diminta oleh client (aplikasi mobile dan web). Setelah merancang dan membangun aplikasi Hadir, pengujian dilakukan melalui UAT dan simulasi kelas. Setelah dievaluasi dan diuji, dapat dinyatakan bahwa aplikasi Hadir dapat bermanfaat dalam pencatatan dan pengelolaan kehadiran pelajar dalam kelas.

Recording student’s class attendances in many educational institutions is still done manually and traditionally. This raises various kinds of problems in the accuracy of student attendance records. Hadir is an application designed to assist teachers, students, and administrators of educational institutions in recording class attendance. The system is designed through DSR (design science research) stages, namely analyzing user’s requirements, creating personas, designing application prototype, usability testing, application development, and application testing. Hadir comes in two forms: a mobile application that can be used using a smartphone and a web application that can be used via a web browser. Hadir was built using a client-server architecture where the server will provide and manage the data requested by the client (mobile and web applications). After designing and developing Hadir, testing is carried out through UAT and a class simulation. After being evaluated and tested, it can be stated that Hadir can be useful in helping teachers and administration in recording and managing student attendances in class."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizio Kautsar Heruzy
"Pencatatan kehadiran pelajar di banyak instansi pendidikan masih dilakukan secara manual dan tradisional. Hal tersebut menimbulkan berbagai macam masalah dalam akurasi pencatatan kehadiran pelajar. Hadir adalah aplikasi yang dirancang untuk membantu pengajar, pelajar, dan administrator instansi pendidikan dalam mencatat kehadiran kelas. Sistem dirancang melalui tahap-tahap DSR (design science research), yaitu menganalisis kebutuhan pengguna, pembuatan persona, perancangan desain aplikasi, usability testing, pengembangan aplikasi, dan pengujian aplikasi. Bentuk dari aplikasi Hadir adalah aplikasi mobile yang dapat digunakan menggunakan smartphone dan aplikasi web yang dapat digunakan melalui browser. Hadir menggunakan arsitektur client-server dimana server akan menyediakan dan mengelola data yang diminta oleh client (aplikasi mobile dan web). Setelah merancang dan membangun aplikasi Hadir, pengujian dilakukan melalui UAT dan simulasi kelas. Setelah dievaluasi dan diuji, dapat dinyatakan bahwa aplikasi Hadir dapat bermanfaat dalam pencatatan dan pengelolaan kehadiran pelajar dalam kelas. 

Recording student’s class attendances in many educational institutions is still done manually and traditionally. This raises various kinds of problems in the accuracy of student attendance records. Hadir is an application designed to assist teachers, students, and administrators of educational institutions in recording class attendance. The system is designed through DSR (design science research) stages, namely analyzing user’s requirements, creating personas, designing application prototype, usability testing, application development, and application testing. Hadir comes in two forms: a mobile application that can be used using a smartphone and a web application that can be used via a web browser. Hadir was built using a client- server architecture where the server will provide and manage the data requested by the client (mobile and web applications). After designing and developing Hadir, testing is carried out through UAT and a class simulation. After being evaluated and tested, it can be stated that Hadir can be useful in helping teachers and administration in recording and managing student attendances in class. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Prantini Natalia
"Ketika anak memasuki dunia sekolah, anak mulai dituntut dan kadangkala menuntut dirinya agar selalu berbuat sebaik mungkin dan menyesuaikan dirinya dengan standar tingkah laku tertentu. Standar tingkah laku tersebut dipandang sesuai dengan tuntutan guru/sekolah, orang tua maupun teman. Adakalanya anak tidak dapat memenuhi tuntutan yang dikenakan kepada mereka. Keadaan ini menimbulkan tekanan pada anak dan dapat menjadi pemicu timbulnya masalah dalam kegiatan belajar dan proses belajar anak, antara lain menghindari atau menolak pergi ke sekolah _ Perilaku tersebut digolongkan sebagai School Phobia atau School Refusal (Bakwin & 'Bal-rwin, 1972; Weiner, 1982; Wenar, 1994). Anak yang mengalami School Rehearsal menunjukkan penolakan untuk hadir di sekolah dengan cara mengungkapkan berbagai keluhan fisik dalam upaya menyakinkan orang tua agar dirinya diijinkan tetap tinggal di rumah. Misalnya : sakit kepala, sakit perut, sakit tenggorokan, diare, muntah, dan sebagainya.
Disamping itu mereka sering pula mengungkapkan keluhan sehubungan dengan keadaan-keadaan di sekolah yang dirasa tidak nyaman bagi mereka dan membuat mereka menolak ke sekoLah Misalnya : guru yang galak, tugas-tugas terlalu sukar atau terlalu mudah, teman-teman yang tidak menyenangkan, dan lain-lain. (Bakwin & Bakwin, 1972; Weiner, 1982; Wenar, 1994). Pada umumnya School Rejiasal disebabkan oleh dua hal mendasar, yaitu (1) pola asuh orang tua yang menimbulkan kecemasan berpisah (separation anxiety) pada anak, dan (2) adanya peristiwa-peristiwa pencetus yang dapat menimbulkan kecemasan anak untuk berada di sekolah ataupun berada terpisah dari orang tua (Weiner, 1982). Forer Sentence Conquering Test (F SCT) merupakan salah sama alat diagnostik dengan menggunakan teknik proyeksi. Tes ini dapat memberikan int`ormasi-informasi yang kaya bagi keperluan diagnostik (Rabin &. Haworth, 1960). Alat ini telah diadaptasi oleh Prof Dr. Singgih D. Gunarsa, yaitu berupa 60 (enam puluh) kalimat yang belum selesai yang harus dilengkapi oleh subjek dimana ia memiliki kebebasan penuh untuk memberikan jawaban-jawabannya. Kalimat-kalimat yang harus diselesaikan oleh subjek mencerminkan berbagai wilayah (area) kehidupan anak, meliputi : (1) sikap terhadap dan karakteristik dari figur interpersonal (ayah, ibu, laki-laki, perempuan, dan Egur otoritas), (2) harapan atau keinginan anak, (3) penyebab dari perasaan atau tindakan anak, dan (4) reaksi anak terhadap kondisi-kondisi eksternal
Penulis berasumsi bahwa SSCT merupakan salah satu alat asesmen yang penting untuk digunakan dalam' pemeriksaan psikologis terhadap kasus-kasus menolak ke sekolah (School Rejis Sab). Asumsi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa SSCT dapat menggali informasi -informasi yang penting dan relevan bagi permasalahan yang dihadapi subjek, mengingat alat ini berfungsi untuk menggali informasi-informasi yang terkait dengan berbagai wilayah kehidupan anak dalam situasi sehari-hari di lingkungan rumah maupun sekolah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang masih tersedia di Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, tahun 2000-2002. Sampel penelitian adalah data SSCT dari 20 anak usia sekolah (6 - 12 tahun) yang mengalami menolak ke sekolah (School Rejal) Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Profil jawaban SSCT dianalisa dengan mengacu pada kategori pengelompokkan empat wilayah kehidupan anak, dikaitkan dengan faktor-faktor penyebab perilaku menolak ke sekolah. Profil tersebut digambarkan dengan melihat persentase terbanyak dan jawaban subjek pada nomor-nomor (item) yang dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profil SSCT pada anak-anak yang menolak ke sel-colah (school refusal) mencerminkan adanya masalah-masalah yang terkait dengan hfnnrrarz-Irman yang harus dipenuhi anak sehubungan dengan kegiatan belajar, terutama dalam hal prestasi akademik Jawaban-jawaban subjek penelitian ini mencérminkan adanya kecemasan dan kerak zafran anak pada hal-hal yang sifatnya lebih nyata dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan di sekolah dan keadaan-keadaan di sekolah yang dirasa tidak nyaman bagi mereka. Kenyataan ini menunjukkan adanya kondisi-kondisi tertentu yang mempengaruhi emosi anak usia sekolah sehubungan dengan masalah penyesuaian diri mereka terhadap tuntutan-tuntutan di sekolah (Hurlock, 1980). Kondisi-kondisi tersebut dapat menjadi peristiwa-peristiwa pencetus (precipitating events) yang membuat mereka menghindar atau menolak pergi ke sekolah. Dari jawaban-jawaban subyek tidak dapat disimpulkan adanya kecenderungan pola asuh tertentu dari orang tua yang dapat menimbulkan kecemasan berpisah (separation anxiety) pada anak. Hal ini tidak dapat terungkap melalui pernyataan-pernyataan di dalam FSCT yang sifatnya umum, sehingga tidak dapat menggali secara mendalam kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santhakumar, V.
"The central message of this book can be summarized in one sentence: It is still important to create adequate demand for education, especially from certain sections of society, along with improvements in the supply or provision of schooling, if we want to address the known problems in this regard in India. This is evident from the fact that certain socio-economic factors act as significant determinants of not only-non-enrolment, dropouts, irregular attendance-but also inadequate learning in Indian schools. It is also noted that mere growth in income or expansion of economic opportunities need not encourage all sections of parents to use schooling for their children. Hence, demand-side interventions (which may include social interventions beyond the provision of monetary incentives) continue to be important in Indian context. Conventional demand-side interventions like midday meal seem to be ineffective in the current context when unskilled wage rates have increased and a meal at school may not be a serious attraction to send kids to school. Though the Right to Education (RTE) Act can be interpreted as a demand-side intervention since denying education to a child is reckoned as an unconstitutional act there, it may also be not that effective in ensuring quality schooling for all. It does not have an enforcement machinery to see that all children attend school on a regular basis. The book also examines different social interventions attempted in different parts of the world which enabled the creation generation of demand for schooling and draws a few practical lessons.
"
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470344
eBooks  Universitas Indonesia Library