Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paula Beatrix Rusly
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan manusia Iain untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Interaksi ini dimulai sejak ia berada dalam kandungan, dan terus berlanjut sepanjang hidupnya.

Pada mula interaksi ini hanya antara individu dan kedua orang tuanya, tetapi lama kelamaan semakin meIuas. Pada mass usia sekolah interaksinya tidak hanya dengan -orang tua saja, melainkan juga dengan guru dan teman sebayanya. Pada masa ini hubungan dengan teman sebaya memegang peranan yang penting dalam perkernbangan anak, terutama dalam perkembangan sosialnya.

Bentuk hubungan dengan teman sebaya ini ada dua bentuk, yaitu persahabatan dan penerimaan oleh teman sebaya. Kedua hal ini memiliki peranan yang berbeda dalam perkembangan sosial anak. Melalui persahabatan seorang anak dapat mengembangkan rasa percaya dan kesensitifan pada orang Iain, anak juga dapat belajar mengenai hubungan timbal balik. Melalui penerimaan oleh teman sebaya anak dapat belajar mengenai kerja sama., belajar mengkoordinir aktivitasnya, dan.belajar mematuhi aturan dan norma-norma dalam suatu kelompok; [Parker dan Asher, 1993 dalam Sroufe et. al. 1996).

Adanya kesenjangan pengetahuan mengenai bagaimana hubungan antara kedua konsep ini dalam perkembangan sosial anak mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hal ini.

Penelitian ini dilakukan di suatu sekolah dasar di Jakarta pada anak usia 10- 11 tahun. Penelitian ini mecoba mencari ada tidaknya perbedaan kualitas persahabatan antara anak yang memiliki tingkat penerimaan tinggi dan anak yang memiliki tingkat penerimaan rendah. Hal ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur sebagai berikut, Sosiometri Roster-dan Rating, Sosiometri Nominasi, dan Kuesioner Kualitas Persahabatan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling dengan teknik cluster sampling untuk pengambilan sampel siswa usia sekolah. Sampel yang diambil dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu, (1) Kelompok Tingkat Penerimaan Tinggi (TPT), 30 orang, dan (2) Kelompok Tingkat Penerimaan Rendah (TPR) 30 orang.

Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya .perbedaan kualitas persahabatan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Dari hasil analisa keenam aspek kualitas persahabatan juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut, kecuali pada aspek yang terakhir yaitu aspek konflik dan pengkhianatan.

Pada analisa lebih lanjut, yaitu dengan memisahkan kelompok TPR dan TPT berdasarkan jenis kelaminnya, ternyata ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok TPT dan TPR pada anak perempuan. Perbedaan ini muncul pada aspek pertolongan dan bimbingan, dan aspek konflik dan pengkhianatan.

Hasil yang demikian diduga disebabkan oleh peranan faktor budaya, faktor jenis kelamin, adanya social desirability. Diduga faktor-faktor ini bekerja secara simultan sehingga menimbulkan hasilkan hasil yang demikian.

Saran peneliti, untuk masa yang akan datang dapat dilakukan penelitian mengenai kualitas persahabatan pada laki-laki dan perempuan, mengenai hubungan kelekatan dengan persahabatan dan penerimaan oleh teman sebaya. Juga dapat dilakukan penelitian mengenai persahabatan dalam budaya Indonesia, untuk itu diperlukan pengembangan alat ukur kualitas persahabatan yang lebih lanjut lagi dalam budaya Indonesia.
1997
S2545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandya Angelia Nasania
Abstrak :
Anak usia sekolah cenderung kurang mengonsumsi sayur dan buah, padahal perilaku kurang mengonsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit kronis di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada siswa kelas V di 6 SD Negeri terpilih di DKI Jakarta, yaitu SDN Cipinang Muara 08 Pagi, SDN Pejaten Barat 05 Pagi, SDN Menteng 03 Pagi, SDN Kebun Jeruk 02 Pagi, SDN Ciracas 10 Pagi dan SDN Semper Timur 07 Pagi. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 235 anak. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh responden (self-registered questionnaire). Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat 28,1% responden yang mengonsumsi sayur dan 32,8% responden yang mengonsumsi buah masing-masing minimal satu porsi dalam sehari. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kesukaan, keyakinan diri, intensi, contoh teman sebaya, dukungan orang tua, dukungan teman sebaya, kebiasaan makan bersama keluarga, ketersediaan di rumah dan ketersediaan di sekolah dan waktu luang dengan konsumsi sayur, serta jenis kelamin, kesukaan, intensi, dukungan orang tua, kebiasaan makan bersama keluarga dan ketersediaan di rumah dengan konsumsi buah. Faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi sayur adalah contoh teman sebaya, sedangkan faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah adalah ketersediaan di rumah. ......School-age children tend to consume less fruit and vegetables, whereas less consumption of fruits and vegetables may increase the risk of developing chronic diseases in the future. This study aims to determine the factors associated with and the most dominant factor associated with the consumption of vegetables and fruit in Fifth Grade Students at Six Selected Public Elementary Schools in DKI Jakarta, namely SDN Cipinang Muara 08 Pagi, SDN Pejaten Barat 05 Pagi, SDN Menteng 03 morning, Kebun Jeruk SDN 02 Pagi, SDN 10 Pagi Ciracas and SDN Semper Timur 07 Pagi. This research is a quantitative research with cross sectional design study and a total sample of 235 children. Data were collected through questionnaires by respondents themselves (self-registered questionnaire). Data were analyzed using chi-square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The results showed that there are only 28.1% of respondents who eat vegetables and 32.8% of respondents who eat fruit each of at least one serving a day. Statistical analysis showed a significant relationship between liking, self-confidence, intentions, peer modelling, parent support, peer support, the habit of eating with the family, home availability and the availability in schools and leisure time with vegetables consumption, as well as gender, liking, intentions, parent support, the habit of eating with family and home availability with fruit consumption. The dominant factor associated with the vegetables consumption is peer modelling, while the dominant factor associated with the fruit consumption is home availability.;
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeria Allen Friskila
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku sehat pada anak usia sekolah harus diperkenalkan sejak dini agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang sehat. Keluarga memiliki peran dan fungsi penting tempat anak usia sekolah bertumbuh dan berkembang membentuk perilaku. Tujuan penelitian ini untuk menguraikan secara mendalam makna peran dan fungsi keluarga dalam meningkatkan perilaku sehat pada anak usia sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi fenomenologi deskriftif. Hasil penelitian didapatkan tujuh tema, yaitu pengetahuan keluarga tentang perilaku sehat, ragam perilaku sehat pada anak usia sekolah, upaya pembiasaan perilaku sehat, ragam sumber informasi dalam mengoptimalkan perilaku sehat, keterbatasan dalam menerapkan perilaku sehat, harapan keluarga, dan pembiasaan perilaku sehat. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi keperawatan yaitu untuk pengembangan ilmu keperawatan keluarga khususnya perilaku keluarga yang menjadi contoh anak berperilaku sehat.
ABSTRACT
Healthy behaviors in school age children should be introduced early in order to become the next generation a healthy nation. The family has an important role and function of a school age children grow and develop shaping behavior. The purpose of this study to describe in depth the meaning of the role and function of the family in promoting healthy behaviors in school age children. The method used is descriptive phenomenological study. The result showed seven themes, namely family knowledge about healthy behaviors, types of health behavior in school age children, efforts habituation healthy behaviors, types of resources in optimizing healthy behaviors, limitations in implementing healthy behavior, family expectations, and habituation healthy behaviors. The results of this study have implications for nursing is to the development of nursing science communities, especially the behavior of the family is an example of a healthy child behaves.
2017
T47301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudya Tu Zahra Daud Ibrahim
Abstrak :
Pada era saat ini, gadget telah dijangkau oleh semua kalangan termasuk anak usia sekolah. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif kepada anak salah satunya ketidakmampuan untuk berkonsentrasi saat belajar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan intensitas penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar pada anak usia sekolah di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling melibatkan 282 responden dari 3 sekolah dasar terpilih di kota Depok. Instrumen diukur dengan Kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) dan Krawietz Concentration Scale (KCS). Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar pada anak usia sekolah di kota depok (p value = 0.005). Peneliti menyarankan pelayanan kesehatan untuk mulai mensosialisasikan manajemen gadget yang ideal kepada anak-anak usia sekolah. Selain itu, sekolah juga dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dapat digunakan agar siswa dapat menjadi lebih fokus ketika pembelajaran berlangsung. ......In this era, gadgets have become accessible to all groups, including school-age children. The use of gadget can have negative impacts on children, one of which is the inability to concentrate during learning. Therefore, the aim of this research is to identify the relationship between gadget usage intensity and learning concentration among school-age children in Depok. This research uses a cross-sectional research design, cluster random sampling technique involving 282 respondents from 3 selected elementary schools in Depok. The instruments are measured using the Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) questionnaire and the Krawietz Concentration Scale (KCS). The main results of this research indicate a relationship between gadget usage and learning concentration among school-age children in Depok City (p value = 0.005). Researchers suggest that healthcare services begin to socialize ideal gadget management to school-age children. Additionally, schools can provide facilities and infrastructure that can be used so that students can become more focused during learning activities.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Khairunnisa
Abstrak :
Peningkatan atensi terhadap penggunaan Screen Time orang tua maupun anak sudah menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sayangnya, anak usia sekolah saat ini lebih sering beraktivitas dengan hanya menatap layar selama waktu yang lama. Hal itu, membuat anak terpapar layar dengan durasi yang melebihi rekomendasi sehingga menimbulkan efek negatif terhadap tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Screen Time dan mengidentifikasi hubungan lama Screen Time dengan perkembangan sosial. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional pada 285 responden orang tua yang sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode stratified sampling. Instrumen SCREENS-Q untuk mengukur Screen Time dan Strength and difficulties Questionnaire (SDQ) mengukur perkembangan sosial. Hasil penelitian menunjukkan 74,4% anak mengalami Screen Time berlebihan dan terdapat hubungan antara lama Screen Time dengan setiap sub-skala perkembangan sosial (p value <0,05). Peneliti merekomendasikan adanya sosialisasi dan kerjasama pihak tenaga kesehatan dengan orang tua untuk mencari solusi bersama mengatasi permasalahan ini. ......Increasing attention to the use of Screen Time for parents and children has become an integral part of life. Unfortunately, today's school-age children are more active by just staring at the screen for a long time. This causes children to be exposed to screens for a duration that exceeds the recommendations, which has a negative effect on children's development. This study aims to look at the description of Screen Time and identify the relationship between long Screen Time and social development. The study used a cross-sectional approach to 285 parents who fit the inclusion criteria through a stratified sampling method. The SCREENS-Q instrument to measure Screen Time and the Strength and Difficulty Questionnaire (SDQ) to measure social development. The results showed that 74.4% of children experienced excessive Screen Time and there was a relationship between the length of Screen Time and each social development sub-scale (p value <0.05). Researchers recommend socialization and collaboration between health workers and parents to find solutions together to overcome this problem.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Mulyono
Abstrak :
Masalah kesehatan akibat makanan yang tidak aman di Indonesia masih sering terjadi, terutama pada kelompok anak usia sekolah untuk itu dikembangkan sebuah model yang melibatkan pihak sekolah, orang tua dan siswa. Penelitian ini merupakan bagian dari sebuah penelitian besar. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh model kolaborasi guru, siswa, dan keluarga (KOGUSIGA) terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru tentang keamanan makanan pada siswa Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan pre-post test dengan menggunakan kelompok kontrol. Subjek sampel penelitian menggunakan total sampling sebanyak 28 responden guru. Kelompok intervensi diberi perlakuan berupa proses kelompok yang dilakukan selama 10 minggu sebagai implementasi model KOGUSIGA dengan kelengkapan modul untuk guru. Hasil penelitian menunjukkan model KOGUSIGA berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (p= 0,003) dan keterampilan (p= 0,015) guru tentang keamanan makanan pada anak usia sekolah. Model KOGUSIGA diharapkan dapat menjadi program intervensi dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan disarankan perawat kesehatan sekolah menjadi koordinatornya.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanti Maranata
Abstrak :
Kandungan nutrisi dalam sayur dan buah sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan penurunan kemampuan kognitif. Upaya promosi kesehatan anak usia sekolah yang berfokus untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah masih belum bervariasi. Promosi kesehatan yang dilakukan umumnya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan pembagian leaflet. Metode ini ternyata sudah dianggap biasa dan kurang menarik. Metode sosiodrama merupakan salah satu metode yang menggabungkan permainan peran dan aktivitas kelompok. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh metode sosiodrama terhadap konsumsi sayur dan buah anak usia sekolah dasar. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre and post test control group design. Penentuan responden dilakukan dengan simple random sampling. Responden pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing berjumlah 45 orang dengan rentang usia 6-12 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan uji dependent paired t test dan independent t tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara pemberian metode sosiodrama terhadap pengetahuan (p=0,0001), sikap (p=0,002) dan keterampilan konsumsi buah (p=0,057) sedangkan keterampilan konsumsi sayur tidak berpengaruh secara signifikan (p=0,158). Inisiatif dan kreatifitas yang muncul pada metode sosiodrama menjadikan metode ini dapat direkomendasikan sebagai metode pendidikan kesehatan konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah dasar. ......Nutritional content in vegetables and fruit is crucial for primary school-age children’s growth and development. Accordingly, a low vegetable and fruit consumption rate will likely accrue the risk of non-communicable diseases and cognitive ability degeneration. Nevertheless, health promotive attempts which elevate fruit and vegetable consumption in children are monotonous. Old common health promotion methods for the purpose are lecturing, discussion, and leaflet distribution. These methods are considered unattractive. As such, the sociodrama method is regarded as one of the methods with which we can integrate role-play into group activities. The objective of this research was to analyze the implications of the sociodrama method for primary school-age children’s fruit and vegetable consumption. The research design used was a quasi-experiment pre- and post-test control group design. The simple random sampling technique was used to select respondents. The treatment and control group had 45 respondents each, aged 6-12 years old. Data were analyzed using the dependent paired t-test and independent t-test. Findings indicate a significant correlation between sociodrama method application and knowledge (p = 0.0001), attitudes (p = 0.002), and skills in fruit consumption (p = 0.057) but no significant correlation between sociodrama method application and skills in vegetable consumption (p = 0.158). The sociodrama method, with its ability to boost initiatives and creativity, was thus a recommended health education method to enhance fruit and vegetable consumption in primary school children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Mutiara Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Storytelling merupakan salah satu alternatif intervensi dalam asuhan atraumatik keperawatan anak di rumah sakit untuk mengurangi efek negatif akibat hospitalisasi. Storytelling dapat diberikan sebagai distraksi terhadap ketakutan anak yang dialami selama dalam perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas storytelling terhadap takut akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi eksperiment dan metode yang digunakan adalah non-equivalent control group pretest-posttest design. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok intervensi 1 (storytelling) dan kelompok 2 yaitu kelompok kontrol dimana jumlah total responden n=32, di RSAB Harapan Kita Jakarta. Pengambilan data responden menggunakan sistem blok yang dilakukan dari bulan Juni sampai Juli 2020. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa intervensi storytelling berpengaruh signifikan terhadap penurunan takut hospitalisasi anak usia sekolah di rumah sakit sebelum dan sesudah pemberian intervensi (P value =0,000 < 0,05). Selain itu juga ada perbedaan bermakna selisih skor takut pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol terhadap skor takut hospitalisasi (P value = 0,000 < ). Storytelling dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan pasien anak di rumah sakit untuk membantu meminimalkan trauma atau takut anak.
ABSTRACT
Storytelling is one of the alternative interventions in pediatric nursing atraumatic care in hospitals to reduce the negativeaffects of hospitalization. Storytelling can be given as distraction to the fears a child experiences during treatment. This study aims to determine the effectiveness of storytelling againts fear due to hospitalization in school- age children in hospital. This study is a quantitative study with a quasi-experimental researchdesign and the method used in non-equivalent control group pretest-posttest design. Subjects in this study consisted of two groups namely the intervention first group (storytelling) and second group namely the control group.The total number of respondens was n=32, at the Harapan Kita Maternity and Children Hospital in Jakarta. Respondent data collection using a block system conducted from June to July 2020. Bivariat analysis results show that storytelling intervention has a significant effect on reducing fear of hospitalization of school-age children in hospitals before and after administration of the intervention (P value =0,000 < 0,05). In addition, there is also a significant deifference between the fear score in the intervention group and the control group (P value = 0,000 < ). Storytelling can be applied in nursing care of pediatric patients in hospitals to help minimize trauma or fear of children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indanah
Abstrak :
Penelitian mendapatkan gambaran "faktor-faktor berhubungan dengan Selfcare Behavior anak usia sekolah dengan talasemia mayor". Penelitian merupakan penelitian cross sectional. Hipotesa yang dibuktikan adalah "Adanya hubungan antara Pengetahuan, Dukungan Sosial, Status Kesehatan, Usia, Jenis Kelamin, Lamanya Sakit dengan Selfcare behavior Anak Usia Sekolah dengan Talasemia Mayor". Sampel penelitian adalah pasien usia sekolah dengan talasemia mayor di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, sejumlah 131 pasien. Instrumen berupa instrument pengetahuan, dukungan sosial, status kesehatan dan instrument selfcare behavior. Hasil menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan, dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang talasemia.
This research to gain the description on "Analysis of Factors That Corelate With Talasemia's Selfcare Bahavior School Age Children With Major Thalassemia at RSUPN. Dr. Cipto Mangukusumo Jakarta 2010". The design of this research was descriptive correlation with cross sectional method. The proven in this research was the relationship between knowledge, social support, health condition, age, gender, long illness with thalassemia's selfcare behavior. The sample were 131 school age patiens with major thalassemia. In the research used to instrument about knowledge, social support, health condition and thalasemia's selfcare behavior. The result indicated that knowledge and social support had significant correlation with thalassemia's selfcare behavior. This research recommend to improve health education about thalassemia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28424
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indanah
Abstrak :
Penyakit thalasemia merupakan kelainan genetik tersering di dunia. Di Indonesia, penyakit ini telah menjadi penyakit yang membutuhkan penanganan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang berhubungan dengan Self-care Behavior pada anak sekolah penderita thalasemia mayor. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilakukan terhadap 131 pasien usia sekolah penderita thalasemia mayor yang berkunjung ke rumah sakit X dari tanggal 1 Mei hingga 10 Juni 2010. Hasil penelitian, dengan menggunakan analisis multivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan mempengaruhi (p= 0,000; α= 0,05; OR= 31,6). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan dan dukungan sosial untuk meningkatkan perilaku perawatan diri penderita thalasemia.
STIKES Muhammadiyah Kudus ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>