Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faiz Khairul Isbat
"Meluasnya alih fungsi lahan sawah ke non-sawah menyebabkan susutnya lahan pertanian secara progresif sehingga mempengaruhi ketahanan pangan. Mengacu kepada program Sustainable Development Goals(SDGs) oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), terdapat 17 program yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Pemetaan lahan sawah dengan menggunakan penginderaan jauh merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur luas lahan sawah secara lebih detail untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Kecerdasan Buatan (AI) merupakan metode unggul untuk deteksi objek yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Pada penelitian ini dikembangkan metode klasifikasi luas lahan sawah per persil menggunakan metode kecerdasan buatan pada data citra satelit optik Pleiades Satelit Resolusi Sangat Tinggi (CSRST) yang memiliki resolusi sangat tinggi dengan arsitektur U-net untuk mengklasifikasikan lahan sawah dan non-sawah. Citra yang digunakan diambil pada tanggal 2 Juni 2022. Dataset yang digunakan berjumlah 757 citra images dan 757 citra masking dengan ukuran masing-masing 256×256 piksel dengan ukuran 3 channel (RGB). Beberapa parameter tuning diterapkan pada model ini berupa komposisi data 80:20, Learning Rate 1×10-2, dropout layer 0,5, maxpooling layer dan menggunakan fungsi aktivasi ReLU dan softmax. Model yang dibuat memiliki nilai accuracy 0,6085, serta F1 score 0,2438 (kelas non-sawah) dan 0,7359 (kelas sawah), nilai IoU yang didapatkan sebesar 0,1388 (kelas non-sawah), dan 0,5822 (kelas sawah)  dengan mengambil kawasan persawahan di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diperoleh luasan sawah sebesar 1.393 (Ha). Performa ini lebih rendah dibandingkan metode R2U-net dengan Douglas-Peucker Algorithm (DPA) yang menghasilkan niai accuracy 84,15%. Hal tersebut terjadi karena kelas non sawah berupa bangunan dan jalan tidak dapat dideteksi secara akurat pada model yang telah dibuat.

The widespread conversion of rice fields to non-rice fields causes a progressive reduction in agricultural land, thereby affecting food security. Referring to the Sustainable Development Goals (SDGs) program by the United Nations (UN), there are 17 programs that aim to achieve people's welfare. Mapping rice fields using remote sensing is one method that can be used to measure the area of ​​rice fields in more detail to achieve food security in Indonesia. Artificial Intelligence (AI) is a superior method for object detection that can be used to reduce the impact of uncontrolled land conversion. In this research, a method for classifying the area of ​​rice fields per parcel was developed using artificial intelligence methods on Pleiades Very High Resolution Satellite (CSRST) optical satellite image data which has very high resolution with U-net architecture to classify rice fields and non-rice fields. The images used were taken on June 2 2022. The dataset used consisted of 757 images and 757 masking images with a size of 256×256 pixels each with a size of 3 channels (RGB). Several tuning parameters are applied to this model in the form of data composition 80:20, Learning Rate 1×10-2, dropout layer 0.5, maxpooling layer and using ReLU and softmax activation functions. The model created has an accuracy value of 0.6085, and an F1 score of 0.2438 (non-paddy field class) and 0.7359 (rice field class), the IoU values ​​obtained are 0.1388 (non-rice field class) and 0.5822 (rice field class) by taking the rice field area in Manisrenggo District, Klaten Regency, Central Java, we obtained a rice field area of ​​1,393 (Ha). This performance is lower than the R2U-net method with the Douglas-Peucker Algorithm (DPA) which produces an accuracy value of 84.15%. This happens because non-rice field classes in the form of buildings and roads cannot be detected accurately in the model that has been created."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wicaksono
"ABSTRAK
Delta bersifat dinamis dan selalu berubah bentuk akibat interaksi dari sungai dan
laut. Delta Ci Punagara sejak tahun 1972 selalu bertambah luas, sehingga
berpotensi berubah bentuk secara spasial. Tujuan penelitian untuk menganalisis
perubahan spasial delta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan
overlay peta tahun 1972, 1994, dan 2015 terjadi abrasi dan akresi di delta,
sehingga mengubah bentuk delta dari Irreguler menjadi Bird-Foot. Arus dan
gelombang yang sejajar garis pantai menyebabkan abrasi dan menghasilkan
wilayah akresi. Pasang surut yang kecil cenderung membangun pantai.
Peningkatan debit Ci Punagara diikuti peningkatan sedimentasi akibat perubahan
penggunaan tanah terutama menipisnya hutan menyebabkan daratan delta
bertambah luas.

ABSTRACT
and the sea. Delta Ci Punagara since 1972 become broader, potentially deform
spatially. The aim of research to analyze the spatial changes in the delta and the
factors that influence it. Based overlay maps in 1972, 1994 and 2015 occurred in
the delta erosion and accretion, thereby transforming the delta of the irregular
into Bird-Foot. Currents and waves are parallel to the shoreline causing abrasion
and produce accretion region. Small tidal tends to build up the beach. Increased
discharge of Ci Punagara followed by increased sedimentation due to changes in
land use, especially depletion of forests leads expanding inland delta."
2016
S64649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library