Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Sasak language, as classified by mahsun, has four dialects namely dialect a-a, dialect a-a. Each dialects consists of some subdialects. Each dialect varies structurally; that is, in term of its phonological system, morphological system and syntactic system. In a formal discussion on standardization of Bahasa sasak held at kantor bahasa Provinsi NTB in 2009, it is agreed that dialect a-a considered to be standard dialect of bahasa sasak. Thus, this study is aimed at describing some possible difficulties of learning bahasa sasak in the level of phonology, morphology and syntax. This study merely reveals some comparison examples between dialect a-a dan dialect a-a
MBSN 6:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini berjudul bentuk fatis dalam bahasa sasak. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk fatis oleh penutur bahasa sasak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan empiris untuk mengkaji makna bentuk fatis yang digunakan oleh penutur asli bahasa sasak. Informan dipilih dari penutur bahasa sasak dialek ngeno-ngene di desa bagik papan. Selanjutnya, dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara, transkripsi dan analisis teks. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan eksplorasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk fatis dalam penutur bahasa sasak relevan dan sesuai dengan teori tentang komunikasi fatis oleh malinowski dan teori fungsi bahasa interpersonal oleh halliday.
MBSN 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bahasa sasak merupakan salah satu bahasa dengan penutur paling banyak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahasa sasak digunakan oleh etnis sasak sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini masuk dalam kelompok bahasa Bali-Sasak-Sumbawa. Kajian standardisasi bahasa sasak termasuk ejaannya mengunakan pertimbangan lingusitik dan sosiolingustik. Hasilnya, dialek ae memiliki peluang untuk dijadikan ejaan standar. Selain menggunakan pertimbangan linguistik dan sosiolinguistik, dialek ini juga memiliki penutur paling banyak dibandingkan dengan dialek yang lain. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu prinsip kehematan, kejelasan, semangat persatuan, dan integritas sosial. Di lain pihak, unsur-unsur dari dialek lainnya diambil untuk kepentingan standardisasi dan pembelajaran.
MBSN 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marrison, Geoffrey E.
Leiden: KITLV Press , 1999
899.222 09 MAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library