Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hakimah Dharwisyah Ramli
Abstrak :
Penelitian ini didasarkan pada studi eksperimental yang menggunakan tanaman kapulaga sebagai item utama. Jenis tanaman kapulaga yang terpilih adalah dari Malaysia bernama Elettaria cardamomum. Pilihan tertentu dilakukan berdasarkan kriteria pilihan untuk mendapatkan kapulaga terbaik untuk digunakan dalam percobaan ini. Beberapa tes yang dilakukan pada ekstrak benih tanaman ini seperti alkaloid, uji saponin, kromatografi lapis tipis dan uji spektrofotometri. Uji coba dilakukan untuk membuktikan keyakinan kami bahwa kapulaga yang telah digunakan secara luas sebagai bumbu dalam makanan orang Asia juga dapat bermanfaat dalam pengobatan karena telah digunakan sebagai obat tradisional juga. Kami mencoba untuk memastikan adanya alkaloid, saponin dan minyak atsiri di kapulaga sebagai zat yang berharga dalam kedokteran modern. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa minyak atsiri ditemukan di Elettaria cardamomum berdasarkan uji spektrofotometri. Sebaliknya, semua tes lainnya tidak bisa menemukan jejak alkaloid atau saponin di Elettaria cardamomum. Berdasarkan pembahasan, uji alkaloid dan uji saponin dapat menjadi negatif karena faktor eksternal dan internal. Kami tidak bisa menyimpulkan bahwa unsur-unsur ini tidak terdapat dalam Elettaria cardamomum hanya dengan tes ini. Tes canggih lanjut dengan teknologi tinggi harus dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya alkaloid dan saponin. Kami tidak bisa melanjutkan dengan tes lain karena kurangnya dana. Senyawa seperti Olleum foeniculli ditemukan di Elettaria cardamomum. Temuan ini mendukung saran bahwa Elettaria cardamomum mengandung minyak atsiri. ...... This research is based on experimental study that used cardamom plant as the main item. The type of cardamom plant chosen was from Malaysia named Elettaria Cardamomum. Specific selection was done based on our selection criteria to get the best cardamom to be used in this experiment. Few tests were conducted repeatedly on the plant such as alkaloid test, saponin test, thin layer chromatography and spectrophotometry test. The trials were done to prove our belief that cardamom which has been used widely as spices in food among Asians can also be beneficial in medicine since it has been used as traditional medicine too. We tried to ascertain the presence of alkaloid, saponin and volatile oil in cardamom as those substances are valuable in modern medicine. The results obtained showed that the compound of volatile oil was found in Elettaria Cardamomum based on spectrophotometry test. On the contrary, all the other tests couldn`t find any traces of alkaloid nor saponin in Elettaria Cardamomum. Based on the discussion, alkaloid test and saponin test can be negative due to many external and internal factors. We can`t conclude that those elements are absent in Elettaria Cardamomum only by these tests. Further advanced tests with high technology should be done to confirm the absence of alkaloid and saponin. We could not proceed with other tests due to lack of funds. Few compounds of Olleum Foeniculli were found in Elettaria Cardamomum. These findings support the suggestion that Elettaria Cardamomum contains volatile oil.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujuna Abbas
Abstrak :
Gliclazide merupakan obat antidiabetik yang memiliki kelarutan rendah dalam air, sehingga memiliki bioavalaibilitas yang rendah. Pada penelitian ini, digunakan sistem mikroemulsi minyak dalam air o/w untuk meningkatkan kelarutan Gliclazide. Studi solubilisasi dan uji disolusi Gliclazide dalam mikroemulsi menggunakan saponin dari ekstrak daun Kumis Kucing Orthosiphon aristatus Blume Miq sebagai biosurfaktan, telah berhasil dilakukan. Fase minyak yang digunakan adalah Palm Oil. Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan metode titrasi dengan memvariasikan perbandingan surfaktan dan kosurfaktan dan perbandingan minyak terhadap campuran surfaktan-kosurfaktan. Karakterisasi mikroemulsi diamati dengan turbidimeter, mikroskop dan PSA. Solubilisasi dan disolusi Gliclazide diamati dengan UV-Vis dan FTIR. Hasil yang diperoleh yaitu, perbandingan surfaktan terhadap kosurfaktan 8:2 dan perbandingan campuran surfaktan-kosurfaktan 10:1 merupakan kondisi teroptimal. Solubilisasi gliclazide dalam mikroemulsi sebesar 1.6 mg/mL. Uji disolusi dilakukan secara in-vitro, pada pH 1.2 Gliclazide terdisolusi sebanyak 17.49 dalam 2 jam, sedangkan pada media pH 7.4 Gliclazide terdisolusi sebanyak 98.84 dalam waktu 5 jam. ...... Gliclazide is an antidiabetic drug that has a low solubility in water, so it has low bioavailability. To improve the water solubility of gliclazide, used oil in water microemulsion system. In this study, solubilization of gliclazide in microemulsion that emulsified by saponin based surfactants from Cats Whisker Leaf Extract Orthosiphon aristatus Blume Miq has been investigated. The used oil phase is Palm oil. Preparation of microemulsion was conducted by titration method with various ratio of surfactant and co surfactant, and ratio of oil with surfactant co surfactant mixture. Characterization of microemulsion was observed using turbidimeter, microscope, and particle size analyzer PSA . Solubilization and dissolution of Gliclazide was observed by UV Vis spectrophotometer and FTIR spectroscopy. The optimum condition of microemulsion formation was resulted with ratio of surfactant to co surfactant at 8 2, and ratio of surfactant co surfactant mixture to oil at 10 1. The resultof optimum gliclazide solubility in microemulsion system was obtained as 1.6 mg mL. The dissolution test using in vitro method showed dissolution result 17.49 under condition of pH 1.2 within 2 hours, and 98,84 under condition of pH 7.4 within 5 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Chesi Dhea Tania
Abstrak :
Ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia L mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, diantaranya biosurfaktan saponin yang dapat digunakan sebagai emulsifier dalam pembuatan mikroemulsi. Ekstraksi saponin dilakukan dengan teknik maserasi, identifikasi secara fitokimia dan karakterisasi dengan FTIR dan UV-Vis. B-karoten merupakan zat warna alami yang sering digunakan dalam minuman, namunsukar larut dalam air , rentan terhadap suhu dan cahaya. Mikroemulsi dapat meningkatkan solubilisasi dan stabilitas. Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan memvariasikan surfaktan: kosurfaktan Sm dan Sm terhadap minyak. Mikroemulsi yang didapatkan tipe M/A dengan ukuran droplet antara 10-100 nm. Karakterisasi mikroemulsi menggunakan mikroskop, particle size analyzer PSA , dan turbidimeter. Solubilisasi dan stabilisasi?-karoten diamati dengan UV-Vis dan FTIR. Hasil yang diperoleh terbentuk mikroemulsi minyak dalam airyang stabil dengan perbandingan surfaktan terhadap kosurfaktan Sm 8:2 dan perbandingan Sm terhadap minyak adalah 14:1. Solubilisasi B- Karoten dalam mikroemulsi di peroleh sebesar 2 mg/mL dan mikroemulsi dapat meningkatkan stabilisasi terhadap suhu dan cahaya. ......Leaf extract of Morindacitrofilia L. contains several types of secondary metabolites one of them is biosurfactantsaponin which can be used as an emulsifier in microemulsion formation. Saponin extraction was performed with maceration technic, identification by phytochemicaland characterization using FTIR and UV Vis spectrophotometer. Carotene is a natural colorant which frequently used in beverages but it is vulnerable with temperatures and lights. Palm oil was used asoilphase. carotene solubilization in microemulsion increases stabilization. Microemulsion formationwas performed by varying surfactant, co surfactant and oil phase. Microemulsion stabilization was observed using turbidity meter, microscope, and particle size analyzer PSA. carotene solubilization and stabilization in microemulsion system were observed by UV Vis spectrophotometer. Microemulsion particle size were confirmed at 8,25 11,20 nm. The result of stabilized oil microemulsion in water wasobtained with ratio ofsurfactant and co surfactant Sm at 8 2, and ratio of Sm and oil at1 4 1. carotene solubilization in microemulsion system isoptimum obtaine dat 2mg ml.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library